2. Jika demam lebih dari 1 minggu, kemungkinan bisa demam berdarah dengue,
berdasarkan data dari kepala dinas kesehatan kabupaten Cirebon. Pada awal 2015
januari-februari, DBD telah memakan korban hingga 61 orang, kebanyakan terutama
pada anak-anak balita. Salah satu penyebabnya adalah terlambatnya penderita dibawa
kerumah sakit atau puskesmas dari pihak keluarga.
Kemungkinan bisa demam tifoid atau demam malaria (Dinkes Kab Cirebon)
7. Feses yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh seperti
cucian beras tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
(Massachusetts medical society 2007 : getting serious aout cholera)
8. Mekanisme terjadinya bau busuk pada feses dapat terjadi adanya malabsorbsi
karbohidrat dan protein sehingga produk yang tidak terserap tersebut difermentasikan
oleh bakteru yang ada didalam usus dan timbul bau busuk. Kemudian malabsorbsi
lemak yang menjadikan feses erminyak dan berbau busuk. Sindrom malabsorbsi ini
dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang berkaitan dengan digestival
intraluminal, abnormalitas sel mukosa primer, penurunan area permukaan usus halus,
obstruksi limfatik dan infeksi. Septi insufisiensi pancreas, penyakit crohn dll.
kemudian hal lain yang membuat feses berbau busuk adalah infeksi saluran cerna
terutama oleh bakteri giardia lambisais, clostridium difficle, E coli, salmonella, shigella
dan rotavirus/Norwalk virus lainnya.
(Yamada . Principles of clinical gastroenterology 2008)
10. Diare sekretorik adalah feses cair akibat peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
usus halus, akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri seperti oksin
E.Coli dan vibrio cholera atau rotavirus.
(buku ajar diare PMPD 1999)
11. Feses yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh seperti
cucian beras tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
(Massachusetts medical society 2007 : getting serious aout cholera)
12. Asi eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif, bayi hanya diberi ASI saja , tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa
tambahan makanan seperti pisang, papaya, bubur suu, biscuit nasi dan tim. Selama 6
bulan. Keuntungan ASI eksklusif adalah mengurangi perdarahan setalah melahirkan,
mengurangi terjadinya anemia, mengecilkan rahi, murah, praktis, member kepuasan
bagi ibu. (Departmen Kesehatan Republik Indonesia)
13. Aku sayang kamu monaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa :*
14. Singkatan BCG adalah Bacille Calmette Guerin
(Kamus kedokteran Dorland)
15. Vaksin BCG. Indikasi yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
tuberculosis (TBC) dimana vaksin BCG tidak mencegah infeksi TBC tetapi mengurangi
resiko TBC berat seperti meningitis, TBC tulang. Efek proteksi timbul 8-12 minggu
setelah penyuntikan.
Jadwal pemberian:
Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan pada umur ≤2 bulan
Apabila diberikan >3 bulan harus terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin (mantoux)
Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji tuberkulin negatif)
Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama 9 tahun
Efek samping
- Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
- Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah
penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm
- Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher.
Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, bisaanya akan sembuh sendiri
Indikasi kontra
- Reaksi uji tuberkulin > 5 mm
- Sedang menderita HIV atau resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat
pengobatan kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
- Anak menderita gizi buruk
- Menderita demam tinggi
- Menderita infeksi kulit yang luas
- Pernah/masih menderita TBC
- Kehamilan
Proteksi
- Mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi
- Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
- Mencegah TB berat 60-80%
Fase pertusis :
- Stadium kataral : 1-2 minggu Gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas
predominan à rinore, “conjuctival injection”, lakrimasi, batuk ringan, panas tidak begitu
tinggi. Pada stadium ini bisaanya diagnosis pertussis belum dapat ditetapkan.
- Stadium paroksismal : 2-4 minggu Jumlah dan berat batuk bertambah. Khas, ada
ulangan 5-10 batuk kuat selama ekspirasi yang diikuti oleh usaha inspirasi masif yang
mendadak yang menimbulkan “whoop” ( udara dihisap secara kuat melalui glotis yang
sempit). Mukanya merah atau sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi,
salivasi dan distensi vena leher selama serangan. Episode batuk-batuk yang paroksimal
dapat terjadi lagi sampai obstruksi “mucous plug” pada saluran nafas menghilang. Pada
stadium paroksismal dapat terjadi petekia pada kepala dan leher atau perdarahan
konjungtiva. Emesis sesudah batuk dengan paroksimal adalah cukup khas sehingga
anak dicurigai menderita pertussis walaupun tidak ada “whoop”. Anak tampak apatis dan
berat badan menurun. Serangan-serangan dapat dirangsang dengan menguap, bersin,
makan, minum, aktivitas fisik atau malahan sugesti. Diantara serangan penderita
tampak sakit minimal dan lebih enak. “Whoop” dapat tidak ditemukan pada beberapa
penderita terutama bayi-bayi muda.
- Stadium Konvalesens : 1-2 minggu Episode paroksimal batuk dan muntah sedikit demi
sedikit menurun dalam frekuensi dan beratnya. Batuk dapat menetap untuk beberapa
bulan. Pemeriksaan fisik umumnya tidak informatif. Pada stadium paroksismal dapat
terjadi petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva. Pada beberapa
penderita terjadi ronki difus.
(Law, Barbara J. Pertussis. Kendig’s : Disorders of Respiratory Tract in Children.
Philadelphia, USA. WB Saunders, 1998)
18. Nama lain pertusis adalah whooping cough atau batuk rejan atau batuk 100 hari
(Buku kuliah IKA FKUI )
19. Causa difteri adalah corynebacteriu diptheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan
ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah
terkontaminasi oleh bakteri ini. Bakteri ini berkembang biak pada sekitar selaput lender
mulut atau tengorokan dan menyebabkan peradangan. (Buku kuliah IKA FKUI 1999)
20. Pseudomembran difteri terdiri atas toksin yang diproduksi bakterinya, sel-sel darah putih
yang mati dan bahan lainnya yang membentuk selaput tebal berwarna abu abu
(medicastore.com)
1. Grade 1 : ringan
- masa inkubasi > 14 hari
- periode onset > 6 hari
- trismus positif tetapi tidak berat
- sukar makan dan minum tetapi disfagia tidak ada
- kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari
2. Grade 2 : sedang
- Masa inkubasi 10-14 hari
- Periode onset 3 hari atau kurang
- Trismus dan disfagia ada
- Kekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tanpa dispnoe dan sianosis
3. Grade 3 : Berat
- Masa inkubasi <10 hari
- Periode onset 3 hari atau kurang
- Trismus dan disfagia berat
- Kekakuan umum dan gangguan pernapasan asfiksia, ketakutan, keringat banyak,
takikardi.
24. Karena dari penelitian diberikan saat usia 9 bulan, bisaanya antibody campak yang
diturunkan dari ibu masih bertahan sampai 9 bulan. Imunisasi campak diberikan saat
usia 9 bulan , karena sampai dengan umur 6 bulan bayi masih membawa kekebalan,
dalam hal ini berupa antibody IgG yang ditransfer transplasental. Kemudian antibody
bawaan ini menurun, namun masih dapat mempertahankan dari serangan campak.
Kalau diberikan imunisasi campak sebelum 9 bulan dikhawatirkan tidak efektif. Karena
imunisasi akan dinetralkan oleh antibody yang dari ibunya
(Trias dan Imunologi dasar FKUI 2006)
26. Tujuan injeksi dilakukan dipaha adalah untuk memudahkan dalam memantau reaksi
injeksi seperti kemerahan, bengkak, alergi. Selain itu pada bagian paha memiliki masa
otot yang lebih banyak sehingga seandainya terjadi suatu reaksi inflamasi maka daerah
otot paha akan mempunyai ruang lebih luas untuk menyerap dan mengatasi reaksi
inflamasi.
Alasan tidak melakukan injeksi pada bagian bokong (gluteal) karena memiliki banyak
jaringan lemak daripada masa ototnya. Karena dijaringan lemak tidak banyak
mengandung pembuluh darah kapiler untuk mengabsorbsi vaksin yang disuntikkan
didaerah tersebut. Sehingga absorbsi lambat dan sebagian vaksin akan dinonaktifkan
oleh enzim dari jaringan lemak. Akibatnya vaksin akan lama tertimbun disana dan
mudah menyebabkan abses vaksinasi dan menyebabkan KIPI pasca vaksinasi
(Buku imunisasi Indonesia)
27. Alat pengukur dimulai dari diatas telinga. dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutup alis mata (diatas supraorbital), diatas telinga kedua dan bagian kepala yang
menonjol (tulang oksiput) tarik kencang sampai kedua ujung meteran bertemu diangka 0
(Buku ajar pedoman keperawatan anak)
28. Kelainan bentuk kepala :
- Craniosynostosis : kelainan berupa penutupan sambungan tulang kepala yang
terlalu dini sehingga menjadi microsephali
- Kraniotabes : perlunakan tabula eksterna tulang tengkorak. Seperti menekan bola
pingpong, akan cekung jika ditekan. Abnormal pada pasien rakitis, sifilis
- Osteoptrosi : tulang marmer, tulang kepala menjadi lebih tebal
- Makrosefali : kelapa lebih besar dari ukuran normal. Penyebab paling sering adalah
hidrosfalus
- Megalensefali : kepala lebih besar dari ukuran normal, dahi lebar, diikuti kelainan
morfologik dan neurologic
- Mikrosefali : kepala leboh kecil dari ukuran normal
(Buku ajar diagnosis fisis pada anak Cv Sagungseto 2003)
29. Lokasi pemeriksaan suhu tubuh manusia
- Rectum
- Oral
- dahi
- aksila
- membrane timphani
- Eshopagus (sekitar leher ke dada)
- Kandung kemih (Urin)
- Arteri pulmonary
- Kulit
(Buku ajar Fisika kedokteran 1996)
Stimulus : gumpalan kapas, kertas atau kain yang ujungnya diusahakan sekecil mungkin
Stimulus : ujung yang tajam dari ujung swab stick yang patah , jarum atau peniti, ujung
tumpul C. Pemeriksaan Rasa Suhu
Stimuls : air es (10-200 c) untuk rasa dingin dan untuk rasa panas dengan air panas (40-
500 c).
Tes lain rasa gerak dan sikap adalah tes tunjuk hidung dan tes tumit-lutut serta tes
Romberg
Stimulus : Tekanan menggunakan jari tangan pemeriksa atau benda tumpul pada kulit
Stimulus : dengan jalan memencet otot atau tendon, menekan serabut syaraf yang
terletak dekat permukaan, memencet testes atau biji mata.
Rasa interoseptif ialah perasaan dari visera (organ dalam tubuh), yaitu rasa yang hilang
timbul dari organ-organ internal. Pasien mungkin mengemukakan gangguan perasaan
berupa rasa nyeri, mules, atau kembung. Nyeri visceral difus, tidak tegas lokalisasinya.
Perasaan somestesia luhur ialah perasaan yang mempunyai sifat deskriminatif dan sifat
tiga dimensi. digunakan istilah rasa gabungan Mencakup rasa ; rasa diskriminasi,
barognesia, stereognosia, topostesia, grafestesia
I love you