Anda di halaman 1dari 10

SOAL DOK BAM Mona Purwitasari - 1102011168

1. Apakah perbedaan diare kronik dan diare persisten ?


2. Jika seseorang menderita demam lebih dari 1 minggu, bagaimana yang saudara
pikirkan ? (terutama di Cirebon)
3. Apakah anamnesis yang ditanyakan pada kasus diatas ?
4. Kenapa bisa terjadi pitting edema ?
5. Sebutkan tipe demam ( ada 9 ) !
6. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan feses ? (makro dan mikro)
7. Bagaimana bau feses pada penderita kolera ?
8. Apakah causa bau busuk pada feses ? jelaskan patofisiologinya !
9. Siapakah penemu rotavirus ?
10. Apa yang dimaksud dengan diare sekretorik ?
11. Bagaimana bau tinja kolera ?
12. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?
13. Jelaskan jenis-jenis atau tipe pertumbuhan menurut IDAI ?
14. Apakah singkatan dari BCG ?
15. Jelaskan prosedur lokasi dan dosis vaksin BCG ?
16. Apakah penyebab pertusis ?
17. Sebutkan fase pertusis dan gejala klinisnya !
18. Apakah nama lain dari pertusis / whoopih cough ?
19. Apakah casua difteri ?
20. Apakah komponen yang membentuk pseudomembran pada difteri ?
21. Bagaimana sifat kuman C. Tetani
22. Sebut dan jelaskan grade tetanus !
23. Apakah nama lain campak ?
24. Kenapa imunisasi campak pada umur 9 bulan ?sedangkan kekebalan dari ibu 6 bulan.
25. Diamana lokasi injeksi vaksin hepatitis B pada anak dan bayi ?
26. Mengapa tidak dilakukan di bokong ?
27. Jelaskan cara mengukur lingkar kepala yang benar !
28. Sebut dan jelaskan kelainan bentuk kepala !
29. Sebutkan tempat pemeriksaan suhu pada manusia !
30. Apa singkatan dari NCHS ?
31. Apa saja yang dinilai dari suara mur-mur ?
32. Apa saja Kelainan bentuk pada dada ?
33. Jelaskan definisi suara pernapasan bronchial memanjang
34. Bagaimana cara pemeriksaan sensibilitas anggota gerak pada ekstremitas ?
35. Bagaimana prosedur pemeriksaan kadar gula darah ?
36. Kenapa diberikan AB pada kasus ini ? d.kronik gizi marasmus kwarsiorkor
JAWABAN

1. Perbedaan diare kronik dan diare persisten


Diare kronik keluarnya tinja cair yang hebat yang berlangsung paling sedikit 2 minggu.
Ada 2 kategori diare kronik, yaitu diare osmotic dan diare sekretorik. (buku ajar IKA
nelson vol.2)
Sedangkan diare persisten adalah suatu kondisi yang sama namun disertai dengan
berat badan menurun atau sukar naik (Walker-smith et al)
Menurut international child health review collaboration, diare persisten adalah peralihan
antara diare akut menuju diare kronik tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari
atau lebih dengan dehidrasi berat.

2. Jika demam lebih dari 1 minggu, kemungkinan bisa demam berdarah dengue,
berdasarkan data dari kepala dinas kesehatan kabupaten Cirebon. Pada awal 2015
januari-februari, DBD telah memakan korban hingga 61 orang, kebanyakan terutama
pada anak-anak balita. Salah satu penyebabnya adalah terlambatnya penderita dibawa
kerumah sakit atau puskesmas dari pihak keluarga.
Kemungkinan bisa demam tifoid atau demam malaria (Dinkes Kab Cirebon)

3. Anamnesisnya tanyakan tentang :


- Kebisaaan makanan dan minumannya, lingkungan sekitar, riwayat sebelumnya
- Waktu kejadian demam (pagi siang malam) dan naik turunnya demam
- Apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun, mencret, muntah, sesak
napas, perdarahan,
- Apakah timbulnya mendadak, remiten, intermiten, kontinu
( Buku ajar diagnosis fisis pada anak Martondang et al)

4. Pitting edema terjadi karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler, berkurangnya


protein plasma dan peningkatan tekanan hidrostatik yang disertai dengan retensi
natrium dan aur dan peningkatan tekanan koloid osmotic dalam jaingan sehingga
edema akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari. Baru jelas
terlihat setelah terjadinya retensi cairan sebanyak 4.5 kg dari berat badan normal
selama mengalami edema ( Syarifuddin,2001)
5. Tipe demam
- Demam kontinyu
- Demam remitten
- Demam intermitten
- Demam hektik atau septic
- Demam Quotidian
- Demam double quotidian
- Demam relapsing atau periodic
- Demam rekuren
- Demam bifasik
(Clinical manual of fever in children el radhi 2009 et al)
6. Pemeriksaan feses makro mencakup; jumlah, warna, bau, konsistensi, lender, parasit,
nanah, sisa makanan dan darah
Pemerksaan feses mikro mencakup ; eritrosit, leukosit, parasit, protozoa, telur cacing,
epitel, Kristal, makrofag, sel ragi, jamur
(buku penuntun laboratorium klinik, Gandasoebrata, 2009 )

7. Feses yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh seperti
cucian beras tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
(Massachusetts medical society 2007 : getting serious aout cholera)

8. Mekanisme terjadinya bau busuk pada feses dapat terjadi adanya malabsorbsi
karbohidrat dan protein sehingga produk yang tidak terserap tersebut difermentasikan
oleh bakteru yang ada didalam usus dan timbul bau busuk. Kemudian malabsorbsi
lemak yang menjadikan feses erminyak dan berbau busuk. Sindrom malabsorbsi ini
dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang berkaitan dengan digestival
intraluminal, abnormalitas sel mukosa primer, penurunan area permukaan usus halus,
obstruksi limfatik dan infeksi. Septi insufisiensi pancreas, penyakit crohn dll.
kemudian hal lain yang membuat feses berbau busuk adalah infeksi saluran cerna
terutama oleh bakteri giardia lambisais, clostridium difficle, E coli, salmonella, shigella
dan rotavirus/Norwalk virus lainnya.
(Yamada . Principles of clinical gastroenterology 2008)

9. Profesor Ruth Bishop, Australia


(Australia BBC news)

10. Diare sekretorik adalah feses cair akibat peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
usus halus, akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri seperti oksin
E.Coli dan vibrio cholera atau rotavirus.
(buku ajar diare PMPD 1999)

11. Feses yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh seperti
cucian beras tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
(Massachusetts medical society 2007 : getting serious aout cholera)

12. Asi eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif, bayi hanya diberi ASI saja , tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa
tambahan makanan seperti pisang, papaya, bubur suu, biscuit nasi dan tim. Selama 6
bulan. Keuntungan ASI eksklusif adalah mengurangi perdarahan setalah melahirkan,
mengurangi terjadinya anemia, mengecilkan rahi, murah, praktis, member kepuasan
bagi ibu. (Departmen Kesehatan Republik Indonesia)
13. Aku sayang kamu monaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa :*
14. Singkatan BCG adalah Bacille Calmette Guerin
(Kamus kedokteran Dorland)
15. Vaksin BCG. Indikasi yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
tuberculosis (TBC) dimana vaksin BCG tidak mencegah infeksi TBC tetapi mengurangi
resiko TBC berat seperti meningitis, TBC tulang. Efek proteksi timbul 8-12 minggu
setelah penyuntikan.

Cara pemberian dan dosis vaksin :


Yaitu vaksin dilarutkan dulu dengan 4 cc pelarut, vaksin yang dilarutkan harus dibuang
dalam 3 jam, dosis pada bayi < 1 tahun 0,05 ml sedangkan pada anak > 1 tahun 0,10
ml. Vaksin ini disuntikan secara intracutan pada daerah lengan kanan atas (insertio
musculus deltoideus).
Vaksin disimpan pada suhu 2-8ᴼC, tidak boleh beku dan tidak boleh terkena sinar
matahari
Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat dari 3 jam

Jadwal pemberian:
Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan pada umur ≤2 bulan
Apabila diberikan >3 bulan harus terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin (mantoux)
Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji tuberkulin negatif)
Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama 9 tahun

Efek samping
- Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
- Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah
penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm
- Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher.
Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, bisaanya akan sembuh sendiri

Indikasi kontra
- Reaksi uji tuberkulin > 5 mm
- Sedang menderita HIV atau resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat
pengobatan kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
- Anak menderita gizi buruk
- Menderita demam tinggi
- Menderita infeksi kulit yang luas
- Pernah/masih menderita TBC
- Kehamilan

Proteksi
- Mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi
- Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
- Mencegah TB berat 60-80%

(Departemen IKA FKUI. Buku ajar Intisari imunisasi 2013)


16. Penyebab utama pertusis adalah terinfeksi B. Pertusis, insiden terutama terjadi pada
anak atau bayi yang belum di imunisasi (Buku kuliah IKA FKUI 1999)
17. Manifestasi klinik :
- masa inkubasi pertusis rata-rata 7 hari (6-20 hari).
- Penyakit dapat dibagi dalam 3 stadium :
*kataral *paroksismal *konvalenses
Penyakit umumnya berlangsung selama 6-8 minggu.
- Manifestasi klinik tergantung dari etiologi spesifik, umur dan status imunisasi.
Penderita-penderita yang berumur <> 2 tahun. Jarang timbul panas diatas 38,4°C pada
semua golongan umur.
- Penyakit disebabkan B. parapertussis dan B. bronkiseptika lebih ringan dan juga lama
sakitnya lebih pendek.

Fase pertusis :
- Stadium kataral : 1-2 minggu Gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas
predominan à rinore, “conjuctival injection”, lakrimasi, batuk ringan, panas tidak begitu
tinggi. Pada stadium ini bisaanya diagnosis pertussis belum dapat ditetapkan.
- Stadium paroksismal : 2-4 minggu Jumlah dan berat batuk bertambah. Khas, ada
ulangan 5-10 batuk kuat selama ekspirasi yang diikuti oleh usaha inspirasi masif yang
mendadak yang menimbulkan “whoop” ( udara dihisap secara kuat melalui glotis yang
sempit). Mukanya merah atau sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi,
salivasi dan distensi vena leher selama serangan. Episode batuk-batuk yang paroksimal
dapat terjadi lagi sampai obstruksi “mucous plug” pada saluran nafas menghilang. Pada
stadium paroksismal dapat terjadi petekia pada kepala dan leher atau perdarahan
konjungtiva. Emesis sesudah batuk dengan paroksimal adalah cukup khas sehingga
anak dicurigai menderita pertussis walaupun tidak ada “whoop”. Anak tampak apatis dan
berat badan menurun. Serangan-serangan dapat dirangsang dengan menguap, bersin,
makan, minum, aktivitas fisik atau malahan sugesti. Diantara serangan penderita
tampak sakit minimal dan lebih enak. “Whoop” dapat tidak ditemukan pada beberapa
penderita terutama bayi-bayi muda.
- Stadium Konvalesens : 1-2 minggu Episode paroksimal batuk dan muntah sedikit demi
sedikit menurun dalam frekuensi dan beratnya. Batuk dapat menetap untuk beberapa
bulan. Pemeriksaan fisik umumnya tidak informatif. Pada stadium paroksismal dapat
terjadi petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva. Pada beberapa
penderita terjadi ronki difus.
(Law, Barbara J. Pertussis. Kendig’s : Disorders of Respiratory Tract in Children.
Philadelphia, USA. WB Saunders, 1998)

18. Nama lain pertusis adalah whooping cough atau batuk rejan atau batuk 100 hari
(Buku kuliah IKA FKUI )
19. Causa difteri adalah corynebacteriu diptheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan
ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah
terkontaminasi oleh bakteri ini. Bakteri ini berkembang biak pada sekitar selaput lender
mulut atau tengorokan dan menyebabkan peradangan. (Buku kuliah IKA FKUI 1999)

20. Pseudomembran difteri terdiri atas toksin yang diproduksi bakterinya, sel-sel darah putih
yang mati dan bahan lainnya yang membentuk selaput tebal berwarna abu abu
(medicastore.com)

21. Sifat clostridium tetani


Anaerob obligat yang hanya tumbuh tanpa adanya okigen.
Tidak mampu mmergunakan oksigen sebagai akseptor hydrogen terakhir
Berspora bulat terminal dan besar dalam bentuk anaerob
Tidak berkapsul dan bergerak aktif
Menghasilkan 2 eksotoksin (tetanolysin dan tetanospasmin)
Berbentuk drumstick
Spora yang terbentuk sangat resisten terhadap fenol dan agen kimia lainya
(Buku ajar mikrobiologi kedokteran 2007)

22. Grade tetanus dibagi menjadi :


- Tetanus ringan : trismus > 3cm, tidak disertai kejang umum walau dirangsang
- Tetanus sedang : trismus < 3cm dan disertai kejang umum bila dirangsang
- Tetanus berat : trismus < 1cm dan disertai kejang umum yang spontan

Menurut cole dan youngman (1969) membagi tetanus umum atas :

1. Grade 1 : ringan
- masa inkubasi > 14 hari
- periode onset > 6 hari
- trismus positif tetapi tidak berat
- sukar makan dan minum tetapi disfagia tidak ada
- kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari
2. Grade 2 : sedang
- Masa inkubasi 10-14 hari
- Periode onset 3 hari atau kurang
- Trismus dan disfagia ada
- Kekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tanpa dispnoe dan sianosis
3. Grade 3 : Berat
- Masa inkubasi <10 hari
- Periode onset 3 hari atau kurang
- Trismus dan disfagia berat
- Kekakuan umum dan gangguan pernapasan asfiksia, ketakutan, keringat banyak,
takikardi.

( wegwood et al, infectious of children, 1982)


23. Nama lain campak adalah measles, morbilli, rubeola, masern , mislingar
(WHO dan Buku ajar IKA Nelson)

24. Karena dari penelitian diberikan saat usia 9 bulan, bisaanya antibody campak yang
diturunkan dari ibu masih bertahan sampai 9 bulan. Imunisasi campak diberikan saat
usia 9 bulan , karena sampai dengan umur 6 bulan bayi masih membawa kekebalan,
dalam hal ini berupa antibody IgG yang ditransfer transplasental. Kemudian antibody
bawaan ini menurun, namun masih dapat mempertahankan dari serangan campak.

Kalau diberikan imunisasi campak sebelum 9 bulan dikhawatirkan tidak efektif. Karena
imunisasi akan dinetralkan oleh antibody yang dari ibunya
(Trias dan Imunologi dasar FKUI 2006)

25. Injeksi Hepatitis B intramuskukar pada vatus anterolateral femoris


(Departemen IKA FKUI. Buku ajar Intisari imunisasi 2013)

26. Tujuan injeksi dilakukan dipaha adalah untuk memudahkan dalam memantau reaksi
injeksi seperti kemerahan, bengkak, alergi. Selain itu pada bagian paha memiliki masa
otot yang lebih banyak sehingga seandainya terjadi suatu reaksi inflamasi maka daerah
otot paha akan mempunyai ruang lebih luas untuk menyerap dan mengatasi reaksi
inflamasi.
Alasan tidak melakukan injeksi pada bagian bokong (gluteal) karena memiliki banyak
jaringan lemak daripada masa ototnya. Karena dijaringan lemak tidak banyak
mengandung pembuluh darah kapiler untuk mengabsorbsi vaksin yang disuntikkan
didaerah tersebut. Sehingga absorbsi lambat dan sebagian vaksin akan dinonaktifkan
oleh enzim dari jaringan lemak. Akibatnya vaksin akan lama tertimbun disana dan
mudah menyebabkan abses vaksinasi dan menyebabkan KIPI pasca vaksinasi
(Buku imunisasi Indonesia)
27. Alat pengukur dimulai dari diatas telinga. dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutup alis mata (diatas supraorbital), diatas telinga kedua dan bagian kepala yang
menonjol (tulang oksiput) tarik kencang sampai kedua ujung meteran bertemu diangka 0
(Buku ajar pedoman keperawatan anak)
28. Kelainan bentuk kepala :
- Craniosynostosis : kelainan berupa penutupan sambungan tulang kepala yang
terlalu dini sehingga menjadi microsephali
- Kraniotabes : perlunakan tabula eksterna tulang tengkorak. Seperti menekan bola
pingpong, akan cekung jika ditekan. Abnormal pada pasien rakitis, sifilis
- Osteoptrosi : tulang marmer, tulang kepala menjadi lebih tebal
- Makrosefali : kelapa lebih besar dari ukuran normal. Penyebab paling sering adalah
hidrosfalus
- Megalensefali : kepala lebih besar dari ukuran normal, dahi lebar, diikuti kelainan
morfologik dan neurologic
- Mikrosefali : kepala leboh kecil dari ukuran normal
(Buku ajar diagnosis fisis pada anak Cv Sagungseto 2003)
29. Lokasi pemeriksaan suhu tubuh manusia
- Rectum
- Oral
- dahi
- aksila
- membrane timphani
- Eshopagus (sekitar leher ke dada)
- Kandung kemih (Urin)
- Arteri pulmonary
- Kulit
(Buku ajar Fisika kedokteran 1996)

30. NCHS singkatan dari National Centers for Health Statistic)


(IDAI, Kamus kedokteran Dorland)

31. Yang dinilai suara murmur :


- Lokasi : daerah katup tempat bising paling jelas
- Kerasnya (intensitas) : dengan skala 1-6
- Frekuensi (nada) : rendah, sedang dan tinggi
- Kualitas : tiupan, kasar parau menderu
- Saat terdengarnya : sistol atau diastolik
- Penyebaran : ke tempat lainbising dapat didengar

(Barbara Erickson, auskultasi bunyi dan bising jantung)

32. Kelainan bentuk dada :


- Barrel chest : bentuk dada menyerupai barrel karena hasil hiperinflasi paru
- Funnel chest : dada corong, adanya gangguan perkembangan tulang paru yang
menyebabkan depresi ujung bawah sternum
- Pigeon chest : dada merpati, karena pergeseran yang menyebabkan lengkungan
keluar pada sternum dan tulang iga
- Khyposcoliosis : elevasi scapula dan spina berbentuk huruf S
- Kiposis : meningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae toracalis
- Skoliosis : melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral disertai rotasi vertebra
(Buku ajar pemeriksaan fisik bates)
33. Suara pernapasan bronchial memanjang menunjukkan
34. 1. PEMERIKSAAN SENSIBILITAS EKSTEROSEPTIF

A. Pemeriksaan Rasa Raba

Stimulus : gumpalan kapas, kertas atau kain yang ujungnya diusahakan sekecil mungkin

B. Pemeriksaan Rasa Nyeri

Stimulus : ujung yang tajam dari ujung swab stick yang patah , jarum atau peniti, ujung
tumpul C. Pemeriksaan Rasa Suhu

Stimuls : air es (10-200 c) untuk rasa dingin dan untuk rasa panas dengan air panas (40-
500 c).

2. PEMERIKSAAN SENSIBILITAS DALAM / PROPIOSEPTIF

A. Pemeriksaan Rasa Gerak dan Rasa Sikap

Pasien memejamkan mata Kemudian pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas


pasien,

Tes lain rasa gerak dan sikap adalah tes tunjuk hidung dan tes tumit-lutut serta tes
Romberg

B. Pemeriksaan Rasa Getar

Stimulus : garputala 128 Hz

C. Pemeriksaan Rasa Raba Kasar ( Rasa Tekan)

Stimulus : Tekanan menggunakan jari tangan pemeriksa atau benda tumpul pada kulit

D. Pemeriksaan Rasa Nyeri Dalam

Stimulus : dengan jalan memencet otot atau tendon, menekan serabut syaraf yang
terletak dekat permukaan, memencet testes atau biji mata.

3. PEMERIKSAAN SENSIBILITAS INTEROSEPTIF

Rasa interoseptif ialah perasaan dari visera (organ dalam tubuh), yaitu rasa yang hilang
timbul dari organ-organ internal. Pasien mungkin mengemukakan gangguan perasaan
berupa rasa nyeri, mules, atau kembung. Nyeri visceral difus, tidak tegas lokalisasinya.

4. PEMERIKSAAN RASA SOMESTESIA LUHUR

Perasaan somestesia luhur ialah perasaan yang mempunyai sifat deskriminatif dan sifat
tiga dimensi. digunakan istilah rasa gabungan Mencakup rasa ; rasa diskriminasi,
barognesia, stereognosia, topostesia, grafestesia

(Lumbantobing,S.M. (2012). Neurologi klinik : Pemeriksaan Fisik dan Mental)


35. Karena aku sayang kamu
36. Karena aku sangat sayang kamu

*Sayaaang maaf ya kalo ada yang typo sama ngga rapih.


*Sumbernya valid semua koook tenaang hehehhe
*Semoga bermanfat yaa

Stase anak A Yaaa aaamiiin ya Allah

I love you

Anda mungkin juga menyukai

  • Dwefcedcew
    Dwefcedcew
    Dokumen2 halaman
    Dwefcedcew
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Casdcdscd
    Casdcdscd
    Dokumen13 halaman
    Casdcdscd
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Referat Thya
    Referat Thya
    Dokumen21 halaman
    Referat Thya
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Fwefcedvs
    Fwefcedvs
    Dokumen1 halaman
    Fwefcedvs
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen34 halaman
    Bab I
    Mutiara Sandia Oktoviana
    Belum ada peringkat
  • Tabel Jsdkasd
    Tabel Jsdkasd
    Dokumen1 halaman
    Tabel Jsdkasd
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Kfhdfs
    Kfhdfs
    Dokumen6 halaman
    Kfhdfs
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • HDFDJFHD
    HDFDJFHD
    Dokumen9 halaman
    HDFDJFHD
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • 11 - 245manifestasi Klinis Sindrom Behcet
    11 - 245manifestasi Klinis Sindrom Behcet
    Dokumen4 halaman
    11 - 245manifestasi Klinis Sindrom Behcet
    amirda
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen22 halaman
    Referat THT
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • SKRIPSI
    SKRIPSI
    Dokumen51 halaman
    SKRIPSI
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Revisi PH 6
    Revisi PH 6
    Dokumen139 halaman
    Revisi PH 6
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Referat Obgyn
    Referat Obgyn
    Dokumen23 halaman
    Referat Obgyn
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • 9 Fishbone KIAfix
    9 Fishbone KIAfix
    Dokumen1 halaman
    9 Fishbone KIAfix
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Indonesia
    Indonesia
    Dokumen16 halaman
    Indonesia
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Preskas Obgyn
    Preskas Obgyn
    Dokumen22 halaman
    Preskas Obgyn
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Indonesia
    Indonesia
    Dokumen16 halaman
    Indonesia
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Persetujuan
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • PHBS Kel. 7
    PHBS Kel. 7
    Dokumen16 halaman
    PHBS Kel. 7
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen26 halaman
    1
    laudyaFeb
    100% (1)
  • Laporan Pengmas Kel 5
    Laporan Pengmas Kel 5
    Dokumen18 halaman
    Laporan Pengmas Kel 5
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Pre Survey I - II
    Pre Survey I - II
    Dokumen7 halaman
    Pre Survey I - II
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • PR Dokbam
    PR Dokbam
    Dokumen27 halaman
    PR Dokbam
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat
  • Gambaran Radiologis
    Gambaran Radiologis
    Dokumen9 halaman
    Gambaran Radiologis
    laudyaFeb
    Belum ada peringkat