Abstrak
Pemodelan tingkat kekeringan yang akan dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan metode Palmer Drouht
Severity Index (PDSI) yakni menggabungkan dua parameter biofisik, karakteristik iklim dan tanah. Dari
hasil simulasi untuk beberapa titik observasi di Kalimantan Barat diperoleh bahwa pola tingkat kekeringan
tetap mengikuti pola curah hujan tiap daerah hal ini dapat dilihat pada tingkat korelasinya yang cukup
tinggi (r >0,7), kecuali untuk daerah Supadio mempunyai tingkat korelasi yang rendah (r < 0,7).
Sedangakan kategori kekeringan di semua daerah pengamatan didominasi dalam kategori normal walaupun
nilainya sangat bervariasi.
Kata kunci : Curah hujan, tekstur tanah, evapotranspirasi, lahan basah, lahan kering
27
28 JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 27-36
keselamatan penerbangan dan kegiatan vegetasi. Air hujan yang jatuh ke permukaan
nelayan. Intensitas curah hujan yang cukup tanah akan meresap ke dalam tanah melalui
tinggi ini, terutama dipengaruhi oleh proses infiltrasi yang akan meningkatkan
daearahnya yang berhutan tropis yang lebat kelembaban tanah.
dan disertai dengan kelembaban udara yang
tinggi. Intensitas hujan yang tinggi biasanya Tekstur Tanah
saling mempengaruhi terhadap kecepatan Keadaan tekstur tanah berpengaruh
angin [1,2]. terhadap pengolahan tanah. Berdasarkan
besarnya tekstur tanah di 7 Kabupaten/Kota di
Karakteristik Tanah Kalimantan Barat Kalimanatan Barat dapat dibedakan menjadi
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat tiga jenis, yaitu:tekstur halus, tekstur sedang
kehalusan tanah yang terjadi karena dan tekstur kasar, dapat dilihat pada tabel di
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan bawah ini:
fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung
pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari Tabel 1 Tekstur Tanah di Kabupaten/Kota di titik
ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir Pengamatan
Daerah Halus Sedang Kasar Gambut Rawa Lainnya
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu
Sintang 161.19 881.86 1.120.450 78.937 - -
2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002
mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm Paloh 105.07 495.397 39.000 70.298 - -
(penggolongan berdasarkan USDA). keadaan
tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap Kota
7.86 2.920 - 1.100 - -
Pontianak
keadan sifat-sifat tanah yang lain seperti
struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas Ketapang 880.60 1.987.700 712.600 627.500 750 11.700
dan lain-lain.
Melawi - 1.064.400 - - - -
Sifat-sifat fisik tanah merupakan faktor
Kapuashulu 1.453.4 1.075.000 455.800 322.50018.000 3.100
utama yang menentukan cepat lambatnya
tanaman menderita kekeringan. Sifat-sifat fisik Pontianak 514.37 305.442 6.400 383.374 - -
tanah diantaranya porositas dan permeabilitas.
Jenis tanah yang mempunyai porositas yang Sumber: Kalimantan Barat Dalam Angka, 2008
lebih besar tidak selalu disertai oleh
permeabilitas yang lebih baik. Sebagai Kajian Indikator Kekeringan
contohnya adalah lempung, dimana lapisan Akhir-akhir ini semakin sering didengar
lempung mempunyai porositas yang sangat tentang terjadinya bencana kekeringan di
besar, tetapi permeabilitasnya adalah kecil beberapa tempat di wilayah Indonesia. Hal ini
karena ruang-ruangnya sangat kecil. Oleh dapat terjadi akibat adanya perbedaan curah
karena itu, lapisan lempung mempunyai hujan di beberapa tempat yang selalu berubah
kemampuan menyimpan air yang rendah, dan dari waktu ke waktu, serta pengaruh radiasi
akan mengalami tingkat kekeringan yang lebih matahari di tempat tersebut.
cepat. Sebenarnya adalah sangat sulit untuk
Tanah yang berasal dari bahan aluvium memberi batasan yang tegas terhadap
yang terdiri dari pasir, kerikil, lumpur, sisa kekeringan ini. Sebab kekeringan mempunyai
tumbuhan. Menyebar di kanan dan kiri sungai konotasi yang berbeda-beda di berbagai
Kapuas dan sungai Melawi, endapannya belahan bumi dan pengertiannya pun berbeda
berupa endapan liat, lumpur dan organik. pula menurut para ahli meteorologi, hidrologi,
kondisi topografi ini menyebabkan air banyak pertanian dan pakar ekonomi.
tertahan atau tergenang dan menyebabkan Kekeringan adalah suatu peristiwa
kelembaban tanah. Kelembaban tanah sangat berkurangnya curah hujan yang cukup besar
berperan dalam penyediaan air tanah, yaitu air dan berlangsung lama yang dapat
yang jatuh langsung dari curah hujan ke mempengaruhi kehidupan tanaman dan hewan
permukaan tanah adalah mekanisme air tanpa pada suatu daerah tertentu serta akan dapat
menyebabkan berkurangnya cadangan air
Estimasi Kekeringan Lahan Untuk Beberapa Wilayah Di Kalimantan Barat ….……..(A.Ihwan) 29
normal, (iv) deret hari kering semakin gambaran pada kita berkaitan dengan potensi
panjang[3]. tanah menyimpan air dan melepaskannya
untuk tanaman [3,6].
Metode Palmer Drouht Severity Index Kedua parameter iklim dan tanah
(PDSI) tersebut dijadikan dasar dalam penentuan
Untuk kekeringan pertanian dinilai dari tingkat kekeringan di suatu tempat. Salah satu
metode Palmer Drouht Severity Index (PDSI). metode yang sering dingunakan dalam
Telah banyak penelitian tentang karakteristik penentuan tingkat kekeringan adalah metode
curah hujan antar musim dan antar tahun yang Palmer Drouht Severity Index (PDSI). Metode
dilakukan di wilayah Indonesia. Oldeman PDSI ini pertama kali kembangkan oleh
(1980) secara sistematik telah membuat zonasi Palmer pada tahun 1965. PDSI merupakan
wilayah curah hujan bulanan berdasarkan indeks kekeringan meteorologi, dimana
tingkat kecukupan air bagi pengolahan dan metode ini berdasar pada data curah hujan,
tanam padi serta palawija lainnya di Indonesia suhu udara dan ketersediaan kandungan air
termasuk Pulau Kalimantan. Namun wilayah dalam tanah. Nilai PDSI mempunyai rentang
hujan bulanan yang dibuat oleh Oldeman dari -4 sampai +4 bergantung pada tingkat
belum mempertimbangkan kondisi tanah dan kekeringannya, seperti terlihat pada Tabel 2
masih menggunakan data-data periode di berikut ini :
bawah tahun 1980-an sehingga jika digunakan
sekarang sudah tidak valid lagi karena secara Tabel 2 Nilai PDSI dan Klasisfikasinya
gradual iklim mengalami perubahan (climate Nilai PDSI Klasifikasi
change) dan penyimpangan (climate 4.0 ke atas Terlampau basah
deviation). 3.0 sampai 3.99 Sangat basah
Ada dua karakteristik biofisik yang 2.0 sampai 2.99 basah
menjadi kunci penetapan wilayah rawan -1.99 sampai 1.99 normal
kekeringan yaitu, karakteristik iklim dan tanah. -2.0 sampai -2.99 kering
Iklim berperana penting dalam ketersediaan -3.0 sampai -3.99 Sangat kering
dan kehilangan air di dalam tanah dan -4.0 ke bawah Terlampau kering
tanaman. Serta tanah berperan sebagai media Sumber : [7]
penyimpan dan penyalur air bagi kebutuhan
tanaman. Oleh karena itu data iklim yang 2. Metode Penelitian
representatif terhadap ruang dan waktu sangat Data iklim harian diperoleh dari Badan
diperlukan untuk mendapatkan kerapatan data Meteorologi dan Geofisika (BMG) berupa data
yang memadai baik terhadap ruang maupun curah hujan dan data suhu udara untuk tujuh
terhadap waktu. Data iklim/cuaca (curah hujan titik pengamatan di wilayah Kalimantan Barat.
dan suhu) yang diperoleh dari hasil observasi Informasi sifat fisik tanah yang diperlukan
digunakan sebagai data pendukung dalam adalah kandungan bahan organik, tekstur,
penentuan tingkat kekeringan yang terjadi di struktur, permeabilitas dan kemampuan tanah
Kalimantan Barat beserta dengan data memegang air. Data tersebut merupakan data
karakteristik. sekunder yang diperoleh dari Instansi
Sementara itu untuk mendapatkan Departemen Pertanian Profinsi Kalimantan
informasi sifat fisik yang terkait dengan Barat. Data tersebut tersusun dalam bentuk
kemampuan tanah menyimpan air, terutama peta dengan skala 1:25.000 yang didampingin
untuk mengetahui jenis tanah dan untuk oleh buku legenda dan keterangan simbol.
tingkat kebutuhan air tanaman, maka perlu Estimasi Tingkat Kekeringan pada setiap
dilakukan survei tanah detail sampai pada sifat daerah pengamatan
penciri fisik tanah tersebut, seperti kandungan Nilai PDSI didasarkan pada prinsip
bahan organik, tekstur, struktur, permeabilitas kesetimbangan antara suplai dan pemenuhan
dan kemampuan tanah memegang air. uap air dan diperoleh secara historis keadaan
Karakteristik fisik tanah ini memberi
Estimasi Kekeringan Lahan Untuk Beberapa Wilayah Di Kalimantan Barat ….……..(A.Ihwan) 31
kering disuatu tempat. Secara matematis nilai tiga jenis, yaitu tekstur halus, tekstur sedang
PDSI diperoleh dari [5,7]: dan tekstur kasar.
Cara yang dilakukan untuk menduga air
PDSI i 0,897.PDSI i 1 Zi / 3 .......... (3) tanah tersedia adalah dengan menghitung luas
vegetasi penutup di setiap luasan polygon
Dengan tertentu, dimana kedalaman profil tanah yang
dihitung dalam penelitian ini dibagi menjadi
PDSIi = nilai PDSI pada bulan ke-i dua bagian. Lapisan atas yang merupakan
PDSIi-1 = nilai PDSI Bulan sebelumnya (ke- i-1) lapisan yang biasa di usahakan untuk pertanian
Zi = indeks anomali kelembaban diperkirakan mempunyai kedalaman rata-rata
sekitar 20 cm. Sedangkan lapisan kedua
Di dalam penelitiannya mengenai indeks ditentukan berdasarkan zona perakarannya.
kekeringan menggunakan bantuan konsep Namun, untuk tanaman semusim kedalaman
neraca air. Dalam prinsip kerjanya Palmer zona perakarannya diperkirakan tidak lebih
menggunakan permodelan dua lapisan tanah, dari satu meter.
yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang Dengan menggunakan bantuan tabel
masing-masing mempunyai kapasitas air pendugaan air tersedia, berdasarkan atas
tersedia lapisan tanah atas dan lapisan tanah kombinasi tipe tanah dan vegetasi penutup dari
bawah. Konsep ini berdasarkan pada pengetian Thorthwaite dan Mather (1975), maka akan
bahwa lengas tidak dapat hilang dari lapisan dapat diketahui kapasitas air tersedia pada
tanah bawah sebelum lengas di lapisan atasnya setiap kedalaman lapisan tanah. Hal ini dapat
habis. dilihat pada daftar tabel di bawah:
Untuk perhitungan indeks kekeringan
ini, data-data yang diperlukan sebagai Tabel 3. Pendugaan Jumlah Air Tersedia
masukan adalah data curah hujan (P), serta Berdasarkan Kombinasi Tekstur Tanah dan
data suhu udara (T) yang digunakan untuk vegetasi penutup
menghitung harga evavotranspirasi potensial Air Zona Lengas tanah
(PE). Nilai potensial juga digunakan untuk Tekstur tanah tersedia perakara tertahan
menghitung limpasan (RO), pengisian air ke (mm/m) n (m) (mm)
Dari langkah-langkah di atas, maka parameter curah hujan beserta suhu udara
akan didapatkan harga indeks kekeringan (evapotranspirasi) dihubungkan dengan
berdasarkan persamaan 3 di atas suatu daerah karakteristik tanah dan vegetasi yang ada di
yang berdasar pada konsep bahwa curah tujuh titik penelitian.
hujan yang dibutuhkan untuk mencapai
Tabel 4 menujukkan tingkat
keadaan normal pada suatu periode tertentu
kemampuan tanah menahan air atau tingkat
disuatu tempat ditentukan oleh rata-rata iklim
ketersediaan air dalam tanah, yang dipengaruhi
dan kondisi cuaca selama periode yang telah
oleh tekstur tanah dan vegetasi yang ada di di
ditentukan.
atasnya, dalam penelitian ini terlihat bahwa
vegetasi ketujuh titik pengamatan masih
didominasi oleh hutan, dan alang-alang
(semak-semak) hal i8ni dilihat dari
persentasenya lebih tinggi dibandingkan
dengan tataguna lahan yang lain hal ini
mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah
tersebut sebagian besar belum dijamah oleh
penduduk menjadi lahan
pertanian/perkebunan, jenis vegetasi tersebut
memepengaruhi ketersediaan air dalam tanah
dimana system perakaran setiap vegetasi
berbeda-beda. Sedangakan jenis tekstur
tanahnya sangat bervariasi dari bertekstur
kasar samapi halus namun dari ketujuh
wilayah penelitian didominasi jenis tekstur
lempung berdebu dan liat.
Untuk lapisan-lapisan tanah, secara teori
lapisan atas digunakan lapisan yang biasa
digunakan sebagai lahan pertanian yang
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian kedalamannya sebesar 20 cm. Sedangkan
untuk lapisan kedua diperoleh dari zona
3. Hasil dan Pembahasan perakaran vegetasinya, sehingga analisis
lapisan kedua ini terdapat dua parameter yang
Analisis Pola Curah Hujan digunakan yakni jenis tekstur tanahnya dan
jenis vegetasi yang menutupi area penelitian,
Dari data curah hujan bulanan ketujuh
dimana tutpan vegetasi yang digunakan adalah
titik stasiun pengamatan menpunyai pola yang
vegetasi yang dominan pada wilayah
beda-beda, jika dihubungkan pola curah hujan
penelitian tersebut. Dengan dasar table
yang ada di wilayah Indonesia maka stasiun
karakteristik tanah dan vegetasi maka
Paloh dapat dikategorikan dalam pola Monsun,
diperoleh nilai AWCs (ketersedian air lapisan
pola monsoon ini mempunyai satu puncak
pertama) dan AWCu (ketersediaan air lapisan
curah hujan yakni pada bulan Desember,
kedua).
Januari dan Februari, sedangak keenam stasiun
Semakin halus/liat tekstur tanahnya
pengamatan yang lain mempunyai pola
maka AWCs-nya akan mempunyai nilai lebih
equatorial, dengan puncak maksimum curah
besar dibandingkan dengan AWCu hal ini
hujannya terdapat dua periode yakni setelah
disebabkan karena kemampuan tekstur tanah
peristiwa eqinoks yakni pada bulan April-Mei
yang halus menahan air lebih besar
dan September-Oktober.
dibandingkan dengan tekstur tanah yang lebih
Pola dan Tingkat curah hujan ini akan kasar. Nilai ketersedian air baik dilapisan atas
berpengaruh pada tingkat kekeringan yang maupun lapisan bawah juga berpengaruh pada
akan dibahas pada bagian berikutnya. Dimana tingkat kekeringan di wilayah pengamatan,
Estimasi Kekeringan Lahan Untuk Beberapa Wilayah Di Kalimantan Barat ….……..(A.Ihwan) 33
disamping tingkat curah hujan dan Nilai indek kekeringan yang tertinggi adalah
evapotranspirasi. 2,76 terjadi pada bulan November dan yang
terendah adalah -4,72 terjadi pada bulan
Analisis Tingkat Kekeringan Februari. Secara umum kategorinya tingkat
Pada Tabel 5 menunjukkkan bahwa kekeringan pada taraf Normal kecuali pada
pada umumnya tingkat kekeringan bulanan bulan Februari yakni kategori kering. Nilai
yang terjadi pada semua titik pengamatan estimasi dari tingkat kekeringan dapat dilihat
adalah Normal. Walaupun beberapa wilayah pada persamaan liniernya y = 0,417x – 3,25,
untuk bulan-bulan tertentu terdapat tingkat hal ini menandakan bahwa jika nilai curah
kekeringan yang ekstrim (terlampau basah dan hujan berubah sebesar 1 mm akan
terlampau kering) hal ini diduga akibat adanya menyebabkan terjadinya perubahan tingkat
fenomena atmosfer di wilayah Indonesia (El- kekeringan sebesar 0,417.
Nino/La-Nina dan Dipole Mode). Berikut ini
adalah gambar tentang grafik tingkat
kekeringan untuk ketujuh titik pengamatan
yang telah diolah berdasarkan metode indeks
palmer
daerah ini bervariasi yakni dari kering sampai ketujuh daerah pengamatan dapat dikatakan
sangat basah walaupun yang dominan adalah bahwa pola tingkat kekeringan tetap mengikuti
kategori normal. Estimasi dari tingkat pola curah hujan tiap daerah hal ini dapat
kekeringan dapat dihitung dengan dilihat pada tingkat korelasinya yang cukup
menggunakan persamaan linier y = 0,552x – tinggi, kecuali untuk daerah Supadio
4,803, hal ini menandakan bahwa jika nilai mempunyai tingkat korelasi yang rendah.
curah hujan berubah sebesar 1 mm akan Sedangakan kategori kekeringan di semua
menyebabkan terjadinya perubahan tingkat daerah pengamatan didominasi dalam kategori
kekeringan sebesar 0,552. normal walaupun nilainya sangat bervariasi.
Daftar Pustaka
Tabel 4 Hasil Perhitungan Karakteristik Tanah untuk Tujuh Wilayah di Kalimantan Barat
Jenis tanah Lap Air tersedia
Daerah/
Tata Guna Lahan air tersedia tanah
Wilayah Tekstur AWCs AWCu
(mm/m) atas (m)