Laporan Akhir Sekmod Dan Imbas Jurnal PDF
Laporan Akhir Sekmod Dan Imbas Jurnal PDF
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 mengamanatkan setiap Satuan
Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu
pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penjaminan
dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan
pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan. Agar pelaksanaan program dapat berjalan
dengan baik perlu dilakukan koordinasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Akhirnya kami berdo’a, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |1
BAB I penerapan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
PENDAHULUAN (SPME) sesuai tugas dan kewenangannya, akan
memperkuat upaya satuan pendidikan dalam
A. Latar Belakang memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu
Peraturan Pemerintah Republik sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
Indonesia Nomor 32 tahun 2013 mengamanatkan
Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal
setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan
Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Lembaga
nonformal wajib melakukan penjaminan mutu
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),
pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut
memprogramkan pengembangan sekolah model
bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar
dan sekolah imbas implementasi Sistem
Nasional Pendidikan (SNP). Penjaminan dan
Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Program ini
peningkatan mutu pendidikan merupakan dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan
tanggungjawab satuan pendidikan yang harus pendidikan yang akan menjadi model penerapan
didukung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah penjaminan mutu pendidikan secara mandiri,
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi
dengan kewenangan masing-masing. Pada level satuan pendidikan lain (disebut sekolah imbas)
Pemerintah Pusat penjaminan dan peningkatan dalam menerapkan penjaminan mutu pendidikan,
mutu pendidikan dilaksanakan oleh Kementerian sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi
Pada level Pemerintah Daerah oleh Dinas seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. pendidikan di sekolah, memiliki kesatuan hati,
tekad, pendapat, dan tujuan, untuk melangkah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
bersama-sama memajukan pendidikan dalam
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dalam
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah memberi
rangka mencapai atau melampaui Standar Nasional
rambu-rambu, bahwa peningkatan mutu pendidikan Pendidikan (SNP).
dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan,
terencana, dan sistematis dengan kerangka waktu B. Dasar Hukum
dan target capaian yang jelas. Setiap satuan 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
pendidikan beserta seluruh komponen didalamnya tentang Sistem Pendidikan Nasional
memiliki tanggung jawab dalam penjaminan dan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
peningkatan mutu pendidikan, serta memiliki pola 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
pikir bahwa mutu dan kepuasan pelanggan adalah Republik Indonesia Nomor 4301);
prioritas utama (budaya mutu). Oleh karena itu 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
untuk melaksanakan penjaminan mutu, sekolah tentang Standar Nasional Pendidikan
perlu melibatkan seluruh komponen satuan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41,
pendidikan (whole school development approach) Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496)
untuk bersama-sama memiliki budaya mutu, yaitu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
kesadaran kolektif seluruh ekosistem satuan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
pendidikan untuk mendorong terjadinya proses Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
pencapaian dan peningkatan mutu yang tiada henti, 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |2
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2. Pola pengimbasan penerapan penjaminan
28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah sehingga
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah seluruh sekolah mampu menerapkan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri
C. Tujuan pada tahun 2019
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan D. Hasil yang Diharapkan
standar nasional pendidikan serta menciptakan Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan. program pengembangan sekolah model dan
sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan
2. Tujuan Khusus Mutu Internal (SPMI) adalah :
Tujuan Program Pengembangan Sekolah Model 1. Sekolah dapat menerapkan penjaminan mutu
dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem pendidikan secara mandiri;
Penjaminan Mutu Internal (SMPI) antara lain
2. Sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai
mengembangkan :
Standar Nasional Pendidikan (SNP);
1. Sekolah model sebagai percontohan sekolah
3. Sekolah memiliki budaya mutu.
berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP)
melalui penerapan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |3
BAB II seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara
PELAKSANAAN KEGIATAN sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya
mutu tumbuh dan berkembang secara mandiri pada
sekolah tersebut. Sekolah model memiliki tanggung
Sekolah model adalah sekolah yang
jawab mengimbaskan praktik baik penerapan
ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan
penjaminan mutu pendidikan kepada lima sekolah di
Mutu Pendidikan (LPMP) untuk menjadi sekolah
sekitarnya, sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya
acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam
disebut dengan sekolah imbas. Desain Program
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara
Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi
mandiri, melalui implementasi Sistem Penjaminan
SPMI LPMP D.I. Yogyakarta seperti Gambar 2.1.
Mutu Internal (SPMI). Sekolah model menerapkan
Gambar 2.1. Desain Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta
Rakor Sekolah Model (KEG I) Rakor Penyaluran Bantuan Sekolah Model Rakor Sekolah Model (KEG II)
Sosialiasi Program Sosialisasi program (model dan Imbas) Evaluasi Program
Penentuan sasaran (Model Penjelasan teknis bantuan operasional Persiapan Bimteks dan
dan Imbas) Penandatanganan MoU Monev
Penyaluran bantuan operasional
Penentuan Fasilitator Daerah
Menentukan TPK Workshop Sekolah
(Pendamping) Model
Gambar 2.1. menunjukkan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal terdiri dari kegiatan koordinasi dan sosialisasi, persiapan petugas pendamping program,
workshop SPMI bagi sekolah model dan sekolah imbas, pemberian dana stimulan pengembangan SPMI bagi sekolah
model, serta kegiatan pendampingan pengembangan SPMI di sekolah model dan sekolah imbas melalui
pembimbingan dan monitoring.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |2
A. Rapat Koordinasi Sekolah Model Ke-1 : 3. Penentuan calon petugas pendamping
Koordinasi dan Sosialisasi Program Sekolah pengembangan sekolah model dan imbas SPMI.
Model dan Sekolah Imbas Implementasi 4. Harmonisasi dan sinkronisasi Program
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Penjaminan Mutu Pendidikan, khususnya dalam
Kegiatan ini dilaksanakan untuk Pengembangan Sekolah Model Implementasi
mensosialisasikan kepada pemerintah daerah serta Sistem Penjaminan Mutu Internal,
stakeholder pendidikan di D.I.Yogyakarta terkait 5. Menjaring peran serta seluruh stakeholders
penerapan penjaminan mutu pendidikan dengan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta
mengembangkan sekolah model dan pola dalam Penjaminan Mutu Pendidikan melalui Tim
pengimbasannya. Seluruh pedoman, petunjuk Jejaring Penjaminan Mutu Pendidikan.
pelaksanaan, dan modul yang telah disusun oleh tim Rakor dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal
penjaminan mutu pendidikan pusat disampaikan 23 Agustus 2016 dihadiri oleh peserta dari LPMP D.I.
dalam kegiatan sosialisasi. Tujuan kegiatan ini adalah Yogyakarta serta 21 (dua puluh satu) orang dari Dinas
untuk : Dikpora DIY, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY,
1. Sosialisasi dan Sinkronisasi Program Badan Akreditasi Sekolah D.I. Yogyakarta, Kanwil
Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah KEMENAG D.I. Yogyakarta. Tabel II-1 menyajikan
Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu rekapitulasi jumlah peserta yang hadir dari luar LPMP
Internal (SPMI). D.I. Yogyakarta.
2. Penentuan calon sasaran sekolah model dan
sekolah imbas SPMI.
Tabel II-1. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi Sistem
Penjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 dari Unsur Dinas Pendidikan DIY, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY,
Kanwil Kemenag DIY, Badan Akreditasi DIY, dan BAPPEDA DIY.
(a) (b)
Gambar 2.2. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), 23 Agustus 2016. Gambar (a) Kepala LPMP D.I.
Yogyakarta, Dr. Subiyantoro, M.Pd, memaparkan materi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan sesuai Permendikbud
28 Tahun 2016. Gambar (b) Peserta serius mengikuti koordinasi.
1. Sekolah Model dan Sekolah Imbas 100 sekolah imbas. Sebagai tindak lanjut koordinasi,
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu masing-masing Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Internal (SPMI) menyampaikan usulan sekolah model dan sekolah
Tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta melaksanakan imbas. Tabel II-2 s.d.Tabel II-4 menyajikan daftar
Program Pengembangan Sekolah model dan Sekolah sekolah model dan sekolah imbas untuk masing-
Imbas Implementasi SPMI bagi 20 sekolah model dan masing wilayah Kabupaten/Kota.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |3
Tabel II-2. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Kabupaten Bantul.
NAMA SEKOLAH
NO JENJANG
SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS
SD NEGERI 2
1 SD 1 SD 1 PADOKAN
PADOKAN
2 SD WINONGGO
3 SD MUH. SENGGOTAN
4 SD KANISIUS KEMBARAN
5 SD 1 KASIHAN
SMP NEGERI 1
2 SMP 1 SMP 2 SEWON
SEWON
2 SMP 3 SEWON
3 SMP 4 SEWON
4 SMP MUH. SEWON
5 SMP AL MA'ARIF BAMBANGLIPURO
SMA NEGERI 1
3 SMA 1 SMAN 1 Sedayu
KASIHAN
2 SMAN 1 Sewon
3 SMAN 1 Jetis
4 SMAN 1 Pajangan
5 SMAN 3 Bantul
SMK NEGERI1
4 SMK 1 SMKN 1 Pandak
SEWON
2 SMKN 2 Sewon
3 SMK Muh Imogiri
4 SMK Al Munawir Krapyak
5 SMK Pelita Buana
Tabel II-3. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |4
NAMA SEKOLAH KAB/KOTA
NO JENJANG
SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS
2 SMP N 4 Yogyakarta
3 SMP N 6 Yogyakarta
4 SMP N 12 Yogyakarta
5 SMP Muhammadiyah 2 Yk
7 SMA SMA N 6 Yogyakarta 1 SMA N 4 Yogyakarta
2 SMA N 5 Yogyakarta
3 SMA N 7 Yogyakarta
4 SMA N 10 Yogyakarta
5 SMA N 11 Yogyakarta
8 SMK SMK N 5 Yogyakarta 1 SMK N 1 Yogyakarta
2 SMK N 3 Yogyakarta
3 SMK N 4 Yogyakarta
4 SMK N 6 Yogyakarta
5 SMK N 7 Yogyakarta
Tabel II-4. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |5
2. Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Tingkat pemerintah daerah melaksanakan penjaminan mutu
Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD) pendidikan. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari
Permendikbud nomor 28 tahun 2016 rapat koordinasi dibentuk tim PMP daerah yang terdiri
tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan dari tim fasilitator daerah pengembangan sekolah
Menengah pasal 9 dan 10 mengamanatkan untuk model SPMI dan Sekretariat Tim Penjaminan Mutu
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, Daerah. Tabel II-5 danTabel II-6 memperlihatkan
pemerintah daerah wajib membentuk Tim Penjaminan personalia fasilitator daerah dan sekretariat
Mutu Pendidikan. Tim ini bertugas membantu penjaminan mutu pendidikan.
Tabel II-5. Fasilitator Daerah Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tim ini bertugas
memberikan pembimbingan dan pendampingan pada sekolah model dalam mengembangkan Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI).
NAMA FASILITATOR
NO NAMA SEKOLAH MODEL UNSUR KAB/KOTA
DAERAH
1 SD 2 PADOKAN Tutik Saptiningsih, M. Pd Pengawas Sekolah Kab. Bantul
SubiyatiI, M. Pd Struktural Dinas
2 SMP N 1 SEWON Drs. Waluyo, M. Pd Pengawas Sekolah
Drs. Suyatno, M. Si Struktural Dinas
3 SMAN 1 Kasihan Kun Purwanto, M.Pd. Pengawas Sekolah
Suhirman, M.Pd. Struktural Dinas
4 SMKN 1 Sewon H. Sudarman, SIP, M.Pd. Pengawas Sekolah
Sarwa Wibawa, SIP, M.Pd. Struktural Dinas
5 SD Wonosari Baru Drs. Subiyono, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Gunungkidul
Tijan, S.Sos, MM Struktural Dinas
6 SMPN 1 Karangmojo Drs. Sarjono, M.Pd. Pengawas Sekolah
Sumarto, S.Pd, MM Struktural Dinas
7 SMAN 2 Wonosari Drs. Mujiman, MM Pengawas Sekolah
Dra. Indah Parmanawati,
Struktural Dinas
M.Pd.
Drs. Purwoko Lembono,
8 SMKN 2 Wonosari Pengawas Sekolah
M.Pd
Sukito, S.Pd, M.M Struktural Dinas
SD N Giwangan
9 Mardi, M.Pd Pengawas Sekolah Kota Yogyakarta
Yogyakarta
Dra. Anita Sri Madumurti,
Struktural Dinas
MM
10 SMP N 8 Yogyakarta Rudi Darmawan, M.Pd Pengawas Sekolah
Hasyim, M.Acc Struktural Dinas
Drs. Bambang Supriyono,
11 SMA N 6 Yogyakarta Pengawas Sekolah
MM
Drs. Rochmat, M.Pd Struktural Dinas
12 SMK N 5 Yogyakarta Paryoto, MT, M.Pd Pengawas Sekolah
Ngatini, S.Pd,MM Struktural Dinas
13 SD Model Dra. Mugi Rahayu, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Sleman
Drs. Subardi, M.Pd. Struktural Dinas
14 SMPN 1 Godean Drs. Sudarwanto, M.Pd. Pengawas Sekolah
Drs. Bambang Joko
Struktural Dinas
Gambiro, SH, SE, M.Pd.
15 SMAN 1 Kalasan Drs. Sutarto, MM Pengawas Sekolah
Dra. Sri Wartini, M.Pd. Struktural Dinas
Drs. Warjianoko Ponco
16 SMKN 1 Godean Pengawas Sekolah
Wasana, M.Hum
Drs. Ery Widaryana, MM Struktural Dinas
17 SD Negeri Brosot Dra. Siti Hibanah, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Kulon Progo
Dra. Tri Rahayuningsih Struktural Dinas
18 SMPN 4 Wates Surgiyantoro, S.Pd, M.Pd. Pengawas Sekolah
Sarjana, SE Struktural Dinas
19 SMA N 1 Wates Drs. Agus Heri Budi Wiyono Pengawas Sekolah
Dra. Henry Tatik Widayati Struktural Dinas
20 SMKN 1 Pengasih Agus Priyantoro, M.Pd. Pengawas Sekolah
Subardi, S.Pd. Struktural Dinas
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |6
Tabel II-6. Sekretariat Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tim ini bertugas melakukan harmonisasi dan koordinasi pelaksanaan penjaminan
mutu pendidikan.
Jabatan/Unit Kerja
No Nama Wilayah
Dinas Sekretariat PMP
Kepala Disdikpora Kab.
1 Arif Haryono, SH. Penanggungjawab Kab. Sleman
Sleman
2 Halim Sutono, SH. Dinas Dikpora Kab. Sleman Koordinator
3 St. Haenry D, SH. Dinas Dikpora Kab. Sleman Anggota
4 Fajar Taufiq Dinas Dikpora Kab. Sleman Anggota
5 Missa Serriawati, SS. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
6 Dwi Wahyu Ratna H, M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
7 Drs. Sudodo, MM. Kepala Disdikpora Kab. GK Penanggungjawab Kab. G. kidul
8 Sri Andari, M.Pd. Kabid TK-SD Dikpora Kab. GK Koordinator
9 Drs. Kusmanto Kabid PLP Dikpora Kab. GK Anggota
Kabid DIKMEN Dikpora Kab.
10 Sukito, MM. Anggota
GK
11 Dr. Arwan Rifa'i, M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
12 Mustari, M.Si. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
Kepala Dinas Dikdas Kab.
13 Drs. Totok Sudarto, M.Pd. Penanggungjawab Kab. Bantul
Bantul
14 Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd. Kasi PMS LPMP DIY Koordinator
15 Supri Hastuti, MM. Dinas Dikdas Kab. Bantul Anggota
16 Slamet Pamuji, M.Pd. Kabid SD Dikdas Kab. Bantul Anggota
Hengky Fitriansyah, S.Si.,
17 LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
M.Pd.
18 Nurul Hidayati, MM. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
Drs. Masharun Ghozali, Kepala Dinas Dikmenof
19 Penanggungjawab
MM. Bantul
20 Sukarjo, M.Pd. Kabid Dinas Dikmenof Bantul Koordinator
Ristiani Musyarofah, S.Sos.,
21 LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
M.Pd.
22 Nasuha Abdul Aziz, M.Eng. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
23 Afiat Danifudin, S.Sos. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
24 Slamet Lestariningsih LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
25 Drs. Sumarsana, M.Si. Kepala Disdik Kab. KP Penanggungjawab Kab. K. Progo
26 Sumadi Dinas Pendidikan Kab. KP Koordinator
27 EM. Satya Rahadi K, S.Pd. Dinas Pendidikan Kab. KP Anggota
28 Tri Wasono Dinas Pendidikan Kab. KP Anggota
29 Tri Maryunanto, SH. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
30 Ni Ketut Daswati, S.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
Drs. Edy Heri Suasana,
31 Kepala Disdik Kota YK Penanggungjawab Kota YK
M.Pd.
Budi Santosa Asrori, SE.,
32 Kabid Disdik Kota YK Koordinator
M.Si.
33 Dra. Suhartati Kabid Disdik Kota YK Anggota
Drs. Sugeng Mulyo Subono,
34 Kabid Disdik Kota YK Anggota
M.Pd.
35 Dody Arianto, ST., M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
36 Dwi Widiyanti, M.Hum. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
37 Dr. Subiyantoro, M.Pd. Kepala LPMP DIY Penanggungjawab Provinsi DIY
38 Triana Purnamawati, MM. Dinas Dikpora DIY Koordinator
39 Janiari, S.Pd. Dinas Dikpora DIY Anggota
40 Sinta Ari Dewi, S.IP. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
Satyanto Budi Raharjo,
41 LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
M.Acc.
42 Anita Nurrokhmah, SE. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan adalah : B. Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu
a. melakukan pembinaan, pembimbingan, Pendidikan (SPMP) bagi Tim Penjaminan
pendampingan, dan supervisi terhadap satuan Mutu Pendidikan (PMP) Daerah
pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Program Pengembangan Sekolah Model
Dikdasmen di satuan pendidikan;
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ini
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan
SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan;
pendidikan yang akan menjadi model penerapan
c. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan. penjaminan mutu pendidikan secara mandiri,
sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan
pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |7
mutu pendidikan. Agar pelaksanaan program dapat memfasilitasi satuan pendidikan mengembangan
berjalan dengan baik perlu adanya pendampingan, sistem penjaminan mutu pendidikan internal (SPMI).
pembimbingan, dan pembinaan kepada satuan Sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan
pendidikan sehingga dibentuk tim Penjaminan Mutu pemahaman peserta terhadap:
Pendidikan (PMP) di tingkat daerah. Tim PMP daerah a. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
beranggotakan pengawas sekolah maupun unsur b. Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan
dinas pendidikan lainnya selaku institusi pembina c. Standar Nasional Pendidikan
sekolah. Untuk meningkatkan kapasitas tim PMP d. Konsep dan strategi pelaksanaan Sistem
daerah dalam penjaminan mutu pendidikan, pada Penjaminan Mutu Internal
tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta melaksanakan e. Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan
kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim f. Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu
PMP daerah. Pelatihan dirancang sefleksibel mungkin g. Pelaksanaan pemenuhan dan peningkatan
baik dari sisi materi maupun metode pelatihan kualitas pengelolaan sekolah
sehingga dapat diikuti oleh semua peserta dari h. Pelaksanaan Pemenuhan dan peningkatan
berbagai level. Oleh karena itu, ruang lingkup kualitas pembelajaran sekolah
pelatihan tidak hanya tersampaikannya substansi i. Penyusunan rencana dan pelaksanaan evaluasi
yang harus diterima oleh peserta pelatihan namun pelaksanaan penjaminan mutu internal
juga termasuk keterampilan yang harus dimiliki oleh Peserta workshop adalah fasilitator daerah calon
peserta setelah mengikuti pelatihan untuk pendamping pengembangan sekolah model SPMI,
menjalankan peran dan fungsi masing-masing dalam terdiri dari unsur pengawas dan struktural dinas
penerapan penjaminan mutu internal di sekolah. dengan jumlah 40 (empat puluh) orang dari 5
Tujuan umum pelatihan SPMP bagi Tim kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa
PMP Darah adalah untuk meningkatkan kapasitas tim Yogyakarta. Materi yang diberikan oleh narasumber
Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) daerah dalam seperti dalam Tabel II-7 di bawah ini.
Tabel II-7. Deskripsi Materi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan bagi Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |8
No Materi Deskripsi Materi
membuat dokumen rencana evaluasi
Penyusunan rencana dan
12 menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan dan
pelaksanaan evaluasi
peningkatan mutu sesuai rencana
menyusun rencana tindak lanjut pendampingan pengembangan sekolah model
SPMI : Workshop SPMI dan Pendampingan
13 Rencana Tindak Lanjut
menyusun usulan tindak lanjut pemberdayaan tim PMP daerah kepada Dinas
Pendidikan Kab/Kota
Tes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi pelatihan sebelum dan
14 Pre Test dan Post Test
setelah pelatihan
Setelah mengikuti workshop peserta diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang
diajarkan, sehingga memiliki kompetensi untuk melaksanakan pendampingan pengembangan SPMI pada sekolah
model.
Gambar 2.2. Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim PMP daerah. Gambar (a) Sesi
pemaparan materi oleh narasumber. Gambar (b) Peserta serius mengikuti kegiatan dan melaksanakan diskusi
kelompok
Tabel II-8. Deskripsi Materi Workshop Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun
2016
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |9
No Materi Deskripsi Materi
menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah
diskusi untuk memahami kondisi pendidikan
3 Standar Nasional Pendidikan menjelaskan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standar
nasional pendidikan
menemu kenali prinsip penyelenggaraan pendidikan dari peraturan
perundang-undangan.
menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.
menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan di
Indonesia
4 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan menjelaskan cara untuk memenuhi standar nasional pendidikan melalui
PMP.
menjelaskan tentang pengertian, tujuan, fungsi, dan komponen PMP.
menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam pemenuhan SNP.
menyusun daftar peran para pihak dalam penjaminan mutu pendidikan
5 menggambarkan siklus penjaminan mutu internal
Konsep Sistem Penjaminan Mutu menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI
Internal menjelaskan definisi dan tujuan masing-masing tahapan dalam siklus dengan
benar
6 prosedur dan mekanisme pemetaan mutu/EDS.
Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan
praktek memfasilitasi pelaksanaan pemetaan mutu di satuan pendidikan
7 Penyusunan Rencana Pemenuhan menyusun rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu EDS
Mutu praktik memfasilitasi proses penyusunan rencana pemenuhan mutu
8 Pelaksanaan pemenuhan dan menjelaskan mekanisme pemenuhan mutu satuan pendidikan.
peningkatan kualitas pengelolaan menggambarkan teknik dalam membangun partisipasi dalam menyusun
dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS
Praktik menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS
9 Pelaksanaan pemenuhan dan Prasedur Pelaksanaan Pembelajaran sesuai Standar Proses.
peningkatan kualitas pembelajaran Model dan strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
sekolah Praktek merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
10 Penyusunan rencana dan pelaksanaan membuat dokumen rencana evaluasi
evaluasi menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan dan
peningkatan mutu sesuai rencana
11 Rencana Tindak Lanjut menyusun rencana tindak lanjut pendampingan pengembangan sekolah
model SPMI : Workshop SPMI dan Pendampingan
menyusun usulan tindak lanjut pemberdayaan tim PMP daerah kepada Dinas
Pendidikan Kab/Kota
12 Pelaksanaan Komitmen Menjelaskan peran dan fungsi seluruh komponen satuan pendidikan dalam
implementasi SPMI
Penandatangan komitmen implementasi SPMI
13 Pre Test dan Post Test Tes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi workshop, sebelum
dan setelah mengikuti workshop
Workshop Sekolah Model dilaksanakan bekerjasama Penjaminan Mutu Pendidikan, sebagai fasilitator/
dengan Dinas Pendidikan dengan memberdayakan narasumber, serta sekretariat tim penjaminan mutu
tim Penjaminan Mutu Pendidikan tingkat Pemerintah pendidikan sebagai pelaksana kegiatan .
Daerah (Tim PMP-PD) yang telah mengikuti pelatihan
(a)
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 10
(b)
(c)
Gambar 2.3. Dokumentasi Kegiatan Workshop Sekolah Model. (a) SesiPembukaan dan Pemaparan materi Workshop
Sekolah Model Kab. Gunungkidul. Tampak Drs. Sudodo, MM, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Gunungkidul hadir
padaacara pembukaan, serta Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Dr. Subiyantoro, M.Pd, menyampaikan materi tentang
Kebijakan Kemendikbud tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal (b) sesi kerja kelompok dan diskusi peserta
Workshop Sekolah Model Kab. Gunungkidul. Gambar (c) Pemaparan materi dan diskusi kelompok pada Workshop
Sekolah Model Kab. Bantul
Workshop diikuti oleh 120 (seratus dua 6. Perbaikan proses pembelajaran mulaidari bedah
puluh) orang peserta dari 20 (dua puluh) sekolah dokumen perencanaan pembelajaran, dan
model jenjang SD, SMP, SMA, SMK. Masing-masing supervisi pembelajaran
sekolah model mengirimkan 6 (enam) orang terdiri 7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
dari kepala sekolah, guru, operator dapodik, dan pemenuhan mutu
komite sekolah. Workshop Sekolah Model mampu Rencana implementasi SPMI yang disusun oleh
meningkatkan pemahaman peserta tentang satuan pendidikan akan dijadikan acuan oleh Tim
implementasi Sistem Penjaminan mutu Internal, dari PMP-PD ketika melaksanakan pendampingan dan
konsep sampai dengan tahapan siklus SPMI dari pembimbingan pengembangan SPMI di sekolah
pemetaan mutu satuan pendidikan berdasarkan model.
Standar Nasional Pendidikan, identifikasi masalah
D. Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan
mutu, analisis akar masalah, penyusunan rencana
Sekolah Model
pemenuhan mutu (baik bidang manajemen
Seperti telah disebutkan pada bagian
pengelolaan sekolah maupun pelaksanaan
sebelumnya, sebagai tindak lanjut workshop sekolah
pembelajaran), serta penyusunan rencana dan
model, masing-masing sekolah model telah menyusun
pelaksanaan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu
rencana pengembangan Sistem Penjaminan Mutu
internal. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
Internal (SPMI) mulai dari kegiatan sosialisasi SPMI,
pelaksanaan workshop antara lain proses transfer
pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan,
materi dari narasumber/fasilitator daerah kepada
pemetaan mutu sekolah, bedah RKAS, maupun
peserta belum sepenuhnya dipahami sehingga
perbaikan proses pembelajaran. Untuk mendukung
diperlukan pendalaman secara teori dan praktik dalam
kegiatan ini, LPMP D.I. Yogyakarta memberikan
pelaksanaan pendampingan di sekolah model. Pada
bantuan stimulan sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh
akhir kegiatan workshop, setiap sekolah model
juta rupiah) kepada masing-masing sekolah.
menandatangani komitmen untuk mengembangkan
Rapat koordinasi penyaluran bantuan
SPMI, serta menuangkannya dalam bentuk rencana
sekolah model dilakukan untuk mensosialisasikan dan
implementasi SPMI yang memuat kegiatan :
mengkoordinasikan strategi implementasi Sistem
1. Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Penjaminan Mutu Internal pada sekolah model. Pada
dan Sistem Penjaminan Mutu Internal kepada
kegiatan ini dilakukan :
seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait
a. Pemaparan desain kegiatan sekolah model dan
seperti komite sekolah dan pengawas sekolah.
sekolah imbas SPMI
2. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
b. Penjelasan tata cara penggunaan dan
(Tim PMP)
pertanggungjawaban dana stimulan bantuan
3. Pemetaan mutu sekolah berdasarkan Standar
implementasi pengembangan sekolah model
Nasional Pendidikan (SNP)
sesuai dengan panduan Petunjuk Teknis
4. Penyusunan rencana pemenuhan mutu, mulai dari
Bantuan Pemerintah Pengembangan Sekolah
analisis permasalahan sampai dengan
Model Penjaminan Mutu Pendidikan yang
penyusunan program sekolah
disusun oleh Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.
5. Bedah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
c. Pemaparan tahapan pengembangan sekolah
(RKAS) yaitu kegiatan me-review untuk
model penjaminan mutu pendidikan sesuai
melakukan revisi RKAS jika memungkinkan atau
dengan Panduan Pelaksanaan Pendampingan
menginventaris kegiatan untuk penyusunan RKAS Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan
tahun mendatang
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 11
yang disusun oleh Dirjen Dikdasmen Yogyakarta dengan dihadiri oleh 20 orang kepala
Kemendikbud sekolah model. Sesudah menerima bantuan
d. Penelitian proposal penggunaan bantuan implementasi ini, sekolah model mulai
sekolah model mempersiapkan diri untuk mengembangkan Sistem
e. Penandatanganan naskah perjanjian Penjaminan Mutu Internal. Suasana rapat koordinasi
penggunaan bantuan. seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.4 .
Rapat koordinasi ini dilaksanakan pada tanggal 07
Oktober 2016 bertempat di Ruang Rapat 2 LPMP D.I.
Gambar 2.4. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan Sekolah Model. Gambar (a)
Drs.Taufan Agus Hanafi, M.Pd., selaku Pejabat Pembuat Komitmen LPMP D.I. Yogyakarta, menjelaskan tata
cara penggunaan dan pertanggung jawaban dana bantuan sekolah model. Gambar (b) Dra. Titi Sulistiyani,
M.Pd, Kepala Seksi PMS LPMP D.I. Yogyakarta, menjelaskan desain kegiatan sekolah model dan sekolah
imbas implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) beserta tahapan pengembangannya.
E. Rapat Koordinasi Sekolah Model Ke-2 : dapat berjalan dengan baik, perlu dilaksanakan rapat
Koordinasi dan Persiapan Kegiatan koordinasi untuk persiapan monitoring, bimbingan
Pendampingan (Bimbingan Teknik dan teknis, dan program pengimbasan SPMI kepada
Monitoring) Pengembangan SPMI sekolah imbas. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1
Pemberian bantuan stimulan bagi sekolah (satu) hari pada tanggal 14 Oktober 2016 bertempat di
model diharapkan mampu mendorong LPMP D.I. Yogyakarta, dengan mengundang pejabat
Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal struktural dinas pendidikan kab/kota/provinsi,
(SPMI) di sekolah model. Untuk mengawal pengawas sekolah dan unsur LPMP D.I. Yogyakarta
penggunaan dana bantuan tersebut serta membantu yang tergabung dalam Tim Penjaminan Mutu
sekolah mengembangkan SPMI, LPMP D.I. Pendidikan Tingkat Daerah (Tim PMP-PD).
Yogyakarta merancang kegiatan pendampingan Rekapitulasi peserta yang hadir pada kegiatan
melalui monitoring dan bimbingan teknis bagi sekolah tersebut seperti disajikan dalam Tabel II-9.
model oleh tim PMP daerah. Agar kegiatan tersebut
Tabel II-9. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi Sistem
Penjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 : Pesiapan Monitoring, Bimbingan Teknis, dan Pengimbasan Program
dari Unsur Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY.
No Unit Kerja Jumlah Peserta Keterangan
1 Disdikpora Kab. Sleman 6 orang
2 Disdik Kota Yogyakarta 4 orang
Peserta yang hadir adalah Tim PMP daerah yang
3 Dikmenof Kab. Bantul 3 orang menyampaikan materi dalam wokshop Sekolah Model
4 Dikdas Kab. Bantul 4 orang Implementasi SPMI yang akan mendampingi sekolah
model dalam mengembangkan SPMI
5 Disdikpora Kab. Gunungkidul 8 orang
6 Disdik Kab. Kulon Progo 3 orang
Jumlah 28 orang
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 12
kepentingan di dalam maupun luar sekolah implementasi SPMI, yang akan dilakukan melalui dua
model. tahap kegiatan, yaitu :
2. Hasil yang Diharapkan dari pelaksanaan 1. Pelibatan sekolah imbas dalam proses
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 13
Suasana rapat koordinasi dan pembekalan petugas pendamping pengembangan dan pengimbasan SPMI tanggal 14
Oktober 2016 seperti di perlihatkan dalam Gambar 2.5.
(a) (b)
(c)
Gambar 2.5. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Persiapan Pendampingan dan Pengimbasan
Implementasi SPMI. Gambar (a) Kepala LPMPD.I.Yogyakarta, Dr.Subiyantoro, M.Pd. didampingiolehDra. Titi
Sulistiyani, M.Pd, Kasi PMS LPMP D.I.Yogyakarta, membuka dan menyampaikan pengarahan pada peserta
rakor. Gambar (b) Dr. Arwan Rifa’i, M.Pd dan Dwi Widiyanti, M.Hum, menyampaikan penjelasan teknis
pelaksanaan pendampingan. Gambar (c) Peserta serius memperhatikan penjelasan dan melaksanakan diskusi
kelompok.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 14
Secara ringkas siklus SPMI tersebut seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 Pasal 5 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
Mengacu pada Gambar 2.6 pemetaan mutu dijadikan masukan untuk menyusun program
pendidikan harus menghasilkan dokumen Evaluasi pemenuhan mutu berikutnya.
Diri Sekolah berupa profil kinerja sekolah dalam Pendampingan Pengembangan SPMI di
mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan sekolah model tahun 2016 yang dilakukan oleh LPMP
(SNP) (profil mutu). Berdasarkan dokumen profil mutu D.I. Yogyakarta bekerja sama dengan Tim
ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi Penjaminan Mutu Pendidikan Pemerintah Daerah
permasalahan mutu serta mencari penyebab (Tim PMP-PD) baru difokuskan pada tahap pemetaan
permasalahan, kekuatan, dan kelemahan sekolah mutu dan penyusunan rencana pemenuhan mutu.
dalam mengimplementasikan SNP. Berdasarkan hasil Pelaksanaan pemenuhan mutu hanya dilakukan pada
analisis ini disusun rekomendasi program dan perbaikan proses pembelajaran melalui kegiatan
kegiatan untuk mengatasi permasalahan sebagai review dokumen perencanaan pembelajarandan
masukan dan pertimbangan dalam menyusun pendampingan pembelajaran melalui kegiatan
perencanaan dan pengembangan sekolah. Sekolah supervisi. Kegiatan pendampingan meliputi kegiatan
melakukan evaluasi/audit untuk melihat dan menillai sosialisasi SPMI, pemetaan mutu sekolah,
pelaksanaan program pemenuhan mutu. Apabila penyusunan rencana pemenuhan mutu,
sekolahsudah mampu mengimplementasi seluruh pengembangan proses pembelajaran, supervisi
SNP maka sekolah dapat menyusun standar pembelajaran, serta monitoring dan evaluasi
melebihiSNP, namun apabila bila tidak, hasil audit implementasi SPMI dengan strategi kegiatan
pendampingan seperti disajikan dalam Gambar 2.7.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 15
KEGIATAN PENDAMPINGAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN SPMI DI SEKOLAH MODEL
(MONITORING DAN BIMBINGAN TEKNIS)
Sosialisasi SPMI
Monitoring Pelaksanaan
Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
Pemenuhan Mutu
Gambar 2.7. Desain Pendampingan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Melalui
Kegiatan Monitoring dan Bimbingan Teknis oleh Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 16
3. Metode Pendampingan sekolah terkait apa yang harus dilakukan dan
Metode yang digunakan disesuaikan kebutuhan bagaimana cara melakukannya diserahkan
pendampingan dan kondisi sekolah. Pendamping sepenuhnya kepada masyarakat.
melibatkan disarankan digunakan pada kondisi benar. Diskusi juga dilakukan untuk
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 17
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
memetakan kondisi dan kegunaan profil Sekolah) fasilitator dari
kinerja sekolah dalam mutu sekolah b. Hasil analisis Tim PMP-PD
mengimplementasikan 2. menentukan SWOT
SNP indikator mutu
2.2. Sekolah trampil berdasarkan SNP.
melakukan analisis SWOT 3. menyusun atau
(Strength, Weakness, memilih instrumen
Opportunity and Threat – EDS yang sesuai
Kekuatan, Kelemahan, dengan indikator
Peluang dan Ancaman) dalam SNP yang
yang berisi potensi telah ditentukan
keunggulan berikut sebelumnya
faktor-faktor 4. menyusun gambaran
penghambat baik kondisi sekolah
internal maupun sesuai indikator dan
eksternal sekolah data yang terkumpul.
2.3. Sekolah mampu 5. melakukan analisis
mengidentifikasi akar SWOT
permasalahan dalam 6. mengidentifikasikan
pemenuhan SNP masalah yang
muncul dari analisis
SWOT.
7. menentukan akar
permasalahan dari
setiap masalah
utama yang
ditemukan.
8. menyusun dokuman
hasil pemetaan mutu
Tabel II-11.b. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) Tahun 2016 (Lanjutan).
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 18
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
4 Pengembangan 3.1. Meningkatkan mutu 1. Menyiapkan instrumen a. Instrumen Fasilitasi
Proses perencanaan, review dan telaah RPP supervisi RPP dan
Pembelajaran pelaksanaan dan 2. Melaksanaan telaah RPP b. RPP yang telah Bimbingan
supervisi pembelajran 3. Menyiapkan instrumen direview dari
3.2. Review perangkat supervisi pembelajaran c. Instrumen Fasilitator
perencanaan supervisi Tim PMP-PD
pembelajaran (RPP) pembelajaran
3.3. Penyiapan perangkat
supervisi pembelajaran
Tabel II-12. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).
Kemudahan Akses
5.00
Kompetensi Lulusan
4.00 Layanan pelanggan
dan Penilaian
3.00
2.00
Organisasi Sekolah Kepemimpinan
1.00
0.00
Lingkungan Fisik dan
Hubungan
Sarana prasarana
Masyarakat
Pembelajaran
Proses Belajar
Guru dan Karyawan
Mengajar yang Efektif
Peserta Didik
Gambar 2.8. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 19
Hasil pemetaan mutu pada Tabel II-12 dan Gambar melihat hasil pemetaan untuk setiap komponen
2.8, berdasarkan nilai capaian masing-masing seperti contoh pada Tabel II-13 dan II-14.
komponen maka dapat diidentifikasi prioritas Hasil pemetaan pada Tabel II-13
komponen layanan pendidikan yang masih perlu memperlihatkan pengelolaan sekolah pada aspek
untuk ditingkatkan yaitu hubungan masyarakat, melakukan penelitian untuk menjaring keinginan
proses belajar mengajar yang efektif, organisasi pelanggan internal dan eksternal secara teratur dan
sekolah, guru dan karyawan, kompetensi lulusan dan menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri
penilaian dan seterusnya. Untuk melihat aspek-aspek merupakan aspek yang perlu diperbaiki.
yang memiliki nilai capaian rendah, sekolah dapat
Tabel II-13. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) pada Komponen Hubungan
Masyarakat.
NO KOMPONEN CAPAIAN PREDIKAT
I Publikasi dan pemasaran 2.50 Kurang (Below Average)
1 Memiliki strategi pemasaran yang tepat 3.00 Rata-Rata (Average)
Melakukan penelitian untuk menjaring keinginan pelanggan
2 2.00 Kurang (Below Average)
internal dan eksternal secara teratur
II Hubungan Masyarakat 3.00 Rata-Rata (Average)
1 Menjaga hubungan baik dengan seluruh stakeholder 3.00 Rata-Rata (Average)
2 Meminta masukan dari stakeholder secara teratur 3.00 Rata-Rata (Average)
3 Menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri 2.00 Kurang (Below Average)
Menjalin kemitraan dengan lembaga selain dunia usaha dan
4 4.00 Baik (Good)
industri (seperti puskesmas, kepolisian, PGRI dsb)
Keterangan Predikat :
Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75
Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75
Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75
Tabel II-14. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) pada Komponen Proses
Belajar Mengajar yang Efektif.
Hasil Pemetaan pada Tabel II-14 menunjukkan hampir seluruh aspek penyelenggaraan proses pembelajaran masih
berada pada predikat rata-rata, bahkan pada aspek monitoring dan evaluasi masih berada pada predikat kurang.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 20
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
Gambar 2.9. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal di SMA
Negeri 2 Wonosari. Gambar (a) Tambak Fasilitator dari Tim Penjaminan Mutu Daerah, IndahPermanawati, M.Pd
dan Petugas Monev dari LPMP D.I.Yogyakarta, Mustari, M.Si, mendampingi sekolah melakukan pemetaan mutu
implementasi Standar Nasional Pendidikan. Gambar (b) dan (c) masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil pemetaan. Gambar (d) Tim Penjaminan Mutu SMA Negeri 2 Wonosari, Donna, M.Pd, melakukan supervisi
pelaksanaan program pemenuhan mutu pada bidang pembelajaran. Gambar (e) Kegiatan Pemetaan Mutu di
SMP Negeri 5 Wates. Gambar (f) dan (g) Kegiatan Sosialisasi SPMI. Gambar (h) Fokus Group Discussion
Kegiatan Analisis Hasil Pemetaan dan Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu.
2. Identifikasi Masalah Mutu/Analisis SWOT peluang, dan tantangan untuk setiap indikator mutu
Setelah ditemukan aspek-aspek mutu yang yang perlu ditingkatkan. Tabel II-15 dan Tabel II-16
perlu ditingkatkan berdasarkan hasil pemetaan mutu, menyajikan contoh hasil pemetaan mutu implementasi
sekolah melakukan analisis untuk mengidentifikasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1
permasalahan, akar masalah, kekuatan, kelemahan, Karangmojo, Gunungkidul.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 21
Tabel II-15.a. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul untuk Standar Proses.
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
PROSES Penguatan Sebagian guru Guru kurang kompeten Kekuatan : Instrumen
penggunaan belum dalam menerapkan Semua guru sudah Evaluasi
Pendekatan menggunakan pendekatan saintifik mengikuti pelatihan Penerapan
saintifik pendekatan Pendekatan saintifik kurtilas minimal pola 54 Manajenen
saintifik memerlukan jam. Mutu
Metode perencanaan yang lebih Memiliki 5 orang Terpadu
ceramah masih rumit/detil Istruktur Nasional Implementasi
mendominasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. SNP,
PBM memerlukan penyiapan Kepala sekolah Pengamatan
bahan ajar yang kompleks mendorong guru untuk PBM
Proses belajar dengan berkembang. (supervisI
model yang sesuai Kelemahan PBM)
dengan pendekatan Sebagian guru kurang
saintifik membutuhkan bersemangat untuk
waktu yang lebih lama memperbaiki proses
pembelajaran dengan
menggunakan
pendekatan saintifik,
model dan metode
pembelajaran yang
lebih baik.
Ketersediaan anggaran
untukpengadaan bahan
ajar terbatas.
Peluang
Memberdayakan IN
internal sebagai factor
pendorong perbaikan
PBM.
Mengundang nara
sumber terkait dari
eksternal untuk
melaksanakan
diklat/workshop.
Ancaman
PBM berlangsung
membosankan.
Kualitas lulusan kurang
mandiri.
Lulusan kurang memiliki
motivasi melanjutkanke
PT, karena rasa ingin
tahunya rendah.
Tabel II-15.b. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 1 Karangmojo,
Gunungkidul untuk Standar Proses (lanjutan)
INDIKATOR
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT SUMBER DATA
MUTU
PROSES Penguatan Sebagian guru Guru kurang kompeten Kekuatan : Instrumen
penggunaan belum dalam menerapkan Semua guru sudah Evaluasi
Pendekatan menggunakan pendekatan saintifik mengikuti pelatihan Penerapan
saintifik pendekatan Pendekatan saintifik kurtilas minimal pola 54 Manajenen
saintifik memerlukan perencanaan jam. Mutu
Metode yang lebih rumit/detil Memiliki 5 orang Terpadu
ceramah masih Pendekatan Saintifik Istruktur Nasional Implementasi
mendominasi memerlukan penyiapan Kurikulum 2013. SNP,
PBM bahan ajar yang kompleks Kepala sekolah Pengamatan
Proses belajar dengan mendorong guru untuk PBM
model yang sesuai dengan berkembang. (supervisI
pendekatan saintifik Kelemahan PBM)
membutuhkan waktu Sebagian guru kurang
yang lebih lama bersemangat untuk
memperbaiki proses
pembelajaran dengan
menggunakan
pendekatan saintifik,
model dan metode
pembelajaran yang
lebih baik.
Ketersediaan anggaran
untukpengadaan bahan
ajar terbatas.
Peluang
Memberdayakan IN
internal sebagai factor
pendorong perbaikan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 22
INDIKATOR
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT SUMBER DATA
MUTU
PBM.
Mengundang nara
sumber terkait dari
eksternal untuk
melaksanakan
diklat/workshop.
Ancaman
PBM berlangsung
membosankan.
Kualitas lulusan kurang
mandiri.
Lulusan kurang memiliki
motivasi melanjutkanke
PT, karena rasa ingin
tahunya rendah.
Proses Mendorong Guru belum Beban kerja guru minimal Kekuatan Instrumen
peserta didik memfasilitasi, 24 jp. Sekolah menjadi pilot EPMM
mencari tahu mendorong Jumlah kelas yang project kurtilas. Asesor
peserta didik diampu. Kelemahan : Supervisi.
untuk mencari Waktu tatap muka Sebagian guru kurang
dan terbatas. bersemangat menerapkan
menemukan model dan metode
konsep/prinsip/ pembelajaran yang
prosedur. mendorong
Tabel II-15.c. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 1 Karangmojo,
Gunungkidul untuk Standar Proses (lanjutan)
INDIKATOR
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT SUMBER DATA
MUTU
Proses Mendorong Guru kurang peserta didik menemukan,
peserta didik siap tapi lebih suka langsung
mencari tahu melaksanakan member konsep.
PBM dengan
model yang Peluang
sesuai Ada potensipada guru dari
(Discovery sisi kompetensi dan etos
Learning, PBL, kerja.
PjBL)
Ancaman
Jika tidak ada
penghargaan yang
adil/sebanding perbaikan
proses akan terhenti pada
kondisi stagnan.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 23
Tabel II-16.a. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Sarana dan Jumlah dan Belum memiliki Sekolah Kelebihan Pengamatan
Prasarana kondisi Pusat Layanan mempunyai Ruangan ada yang belum
sarana Informasi secara layanan informasi dimaksimalkan
pendidikan terpadu (service namun belum Kelemahan
sesuai Center) terpadu Belum ada petugas khusus
standar Memerlukan Belum ada
petugas dan ruang alat/perabot/komputer khusus
khusus Belum dianggarkan
Peluang
Ada ruang yang belum
dimaksimalkan
Ada petugas
Ancaman
Belum ada anggaran
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Sarana dan Jumlah dan Belum mempunyai Belum ada ruang Kelebihan Pengamatan
Prasarana kondisi Ruang Tamu yang tamu khusus yang Ada ruangan yang belum
sarana representatif layak dimaksimalkan (Joglo)
pendidikan Kelemahan
sesuai Ruangan belum representatif
standar Belum dianggarkan
Belum ada petugas khusus
penerima tamu
Peluang
Ada ruang yang kurang optimal
(Joglo)
Ada petugas
Ancaman
Belum dianggarkan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 24
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
setiap kelas setiap kelas untuk Belum ada layar/Wall Scren
proses Projector
pembelajaran Belum dianggarkan
sehingga Peluang
penggunaan LCD Sudah ada LCD Proyektor
belum maksimal Ancaman
Belum dianggarkan
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Sarana dan Jumlah dan Kursi panjang Perlunya kursi Kelebihan Pengamatan
Prasarana kondisi disetiap depan panjang disetiap Mempunyai kelas yang banyak
sarana kelas untuk depan kelas untuk Kelemahan
pendidikan beristirahat dan beristirahat dan Belum mempunyai tempat
sesuai bersantai belum bersantai siswa duduk bersantai didepan ruang
standar ada kelas
Belum dianggarkan
Peluang
Ada ruang
Ancaman
Belum dianggarkan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 25
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
warga sekolah Kelemahan
disetiap sudut Slogan masih sedikit
(ruang Belum nampak
guru/karyawan, Belum dianggarkan
kamar mandi/toilet, Peluang
lorong kelas, sudut Ada ruang
sekolah, lapangan, Ancaman
halaman depan Belum dianggarkan
sekolah, dll
Tabel II-16.d. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Sarana dan Jumlah dan Website sekolah Perlunya Kelebihan Pengamatan
Prasarana kondisi belum ada pembuatan webside Punya SDM memadai
sarana sekolah sebagai Kelemahan
pendidikan sarana komunikasi, Belum dianggarkan
sesuai publikasi, dan Belum ada petugas khusus
standar transparansi publik Peluang
Ada ruang
Ancaman
Belum dianggarkan
Kursi Taman Perlunya taman Kelebihan Pengamatan
belum ada yang asri dilengkapi Punya taman yang luas dan asri
tempat duduk santai Kelemahan
sebagai wahana Belum ada tempat duduk di
rekreasi , relaksasi taman
dan belajar Belum dianggarkan
Peluang
Ada ruang/taman yang bagus
dan luas
Ancaman
Belum dianggarkan
Toilet dan kamar Banyak tolitet siswa Kelebihan Pengamatan
mandi belum layak yang tidak layak Toilet /kamar kecil siswa
dengan indikator banyak
pintu rusak, gelap Toilet / kamar kecil guru
dan kotor jumlahnya memadai
Kelemahan
Kurang bersih
Kurang terawat
Belum dianggarkan
Peluang
Punya tolitet/kamar kecil yang
banyak
Ancaman
Belum dianggarkan
Tempat Wudlu Tempat wudlu Kelebihan Pengamatan
belum layak Sebelah barat Mempunyai Masjid yang luas
masjid belum layak, dan representatif
belum nyaman Secara aktif digunakan oleh
dilihat warga sekolah untuk beribadah
Kelemahan
Tempat wudlu sebelah barat
masjid belum layak
Tempat wudlu sebelah utara
masjid belum terawat dengan
baik dan pemakaiannya tidak
maksimal
Belum dianggarkan
Peluang
Ada tempat wudlu
Ancaman
Belum dianggarkan
Tabel II-16.e. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Sarana dan Jumlah dan Meja kursi Lab Meja dan kursi Kelebihan Pengamatan
Prasarana kondisi Multimedia tidak komputer pada Lab Punya Lab multimedia yang
sarana layak Multimedia banyak bagus
pendidikan yang rusak Jumlah Komputer memadai
sesuai Kelemahan
standar Meja kursi rusak
Belum dianggarkan
Peluang
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 26
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Mempunyai lab Multimedia
Ancaman
Belum dianggarkan
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Sarana dan Jumlah dan Lapangan Lapangan lompat Kelebihan Pengamatan
Prasarana kondisi lompat jauh jauh sudah ada Mempunyai lapangan Lompat jauh
sarana belum standar namun tidak Kelemahan
pendidikan standar Lapangan belum standar
sesuai Belum dianggarkan
standar Peluang
Ada ruang
Ancaman
Belum dianggarkan
Ruang Ruang Kelebihan Pengamatan
pamer/pajang pamer/pajang Hasil kreatifitas ketrampilan siswa
hasil karya hasil karya banyak
siswa/piala siswa/piala belum Kelemahan
belum ada ada sebagai Tidak ada ruang untuk apresiasi
wahana apresiasi Belum dianggarkan
hasil karya Peluang
/prestasi siswa Banyaknya hasil ketrampilan siswa
Ancaman
Belum dianggarkan
Ruang OSIS Ruang OSIS belum Kelebihan Pengamatan
belum digunakan Aktifitas kegiatan OSIS tinggi
representatif maksimal karena Ada ruang OSIS tetapi belum
perabotnya yang dimaksimalkan penggunaannya
kurang Kelemahan
Perabot ruang OSIS kurang memadai
Belum dianggarkan
Peluang
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 27
INDIKATOR SUMBER
STANDAR MASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
MUTU DATA
Ada ruang
Ancaman
Belum dianggarkan
Ruang Kepala Ruangan Kepala Kelebihan Pengamatan
Sekolah belum Sekolah belum Kegiatan Kepala Sekolah yang padat ,
representatif representatif, termasuk menerima tamu
kurang luas Seringnya Rapat koordinasi terbatas
diruang Kepala Sekolah
Kelemahan
Ruangan yang sempit
Belum dianggarkan
Peluang
Ada ruang
Ancaman
Belum dianggarkan
Ruang Waka Ruang Waka Kelebihan Pengamatan
belum belum Kegiatan Waka yang padat
representatif representatif, Kelemahan
kurang luas dan Ruang yang sempit
terlalu jauh Terlalu jauh dengan ruang kepala
dengan ruang sekolah
Kepala Sekolah Belum dianggarkan
Peluang
Ada ruang
Ancaman
Belum dianggarkan
Tabel II-17.a. Prioritas Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1 Karangmojo.
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
Pelatihan motivasi guru Pelatihan karakter building gurudan V
Pelatihan motivasi dan karakter murid
siswa.
Pelatihan guru. - Pelatihan guru untuk meningkatkan V
pembelajaran yang kreatif dan
inovatif sehingga kemampuan
prosedural dan metakognitif siswa
meningkat.
Program pelatiahan soal. - Latihan siswa dalam bentuk soal V
analisis.
Lomba siswa - Lomba penulisan essay V
Pelatihan kreatifitas siswa - Pelatihan siswa untuk meningkatkan V
kreatifitas, inovasi dan produktifitas
siswa.
Lomba siswa - Lomba kreatifitas dan inovasi siswa V
berupa hasil produknya.
Meningkatkan penguasaan guru Rapat Kerja Sekolah (RAKER) V
terhadap kurikulum sekolah.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 28
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
Meningkatkan kinerja. kemampuan.
Pembinaan, Reward, punishment
Membuat ruang sebagai Pusat Penyiapan Petugas V
layanan Informasi (service Center) Telephone
Komputer
Tabel II-17.b. Prioritas Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1 Karangmojo
(lanjutan).
Tabel II-17.c. Prioritas Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,
Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1 Karangmojo
(lanjutan).
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 29
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
maksimal 2 kali setahun
Menyusun skala prioritas anggaran yang FGD penentu kebijakan pengelola V
berimbang antara fisik dan non fisik anggaran dan
koordinatorpengguna anggaran
Setelah disusun prioritas program dan kegiatan yang akan dimasukkan dalam Rencana Kegiatandan
berdasarkan tingkat kepentingan (urgensi), Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri 1
kemampuan sumber daya yang dimiliki sekolah, Karangmojo. Tabel II-18 menyajikan rencana
kemudian disusun usulan program pemenuhan mutu pemenuhan mutu tahun 2017.
Tabel II-18.a. Rencana Program Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1
Karangmojo, Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1
Karangmojo.
KEBUTUHAN SUMBER
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUME
BIAYA DAYA
1 Guru kurang memahami Meningkatkan RAKER 1 ls Rp. 8.000.000 BOS
kurikulum sehingga kurang penguasaan guru
memberikan keseimbangan terhadap kurikulum
antara pengembangan sikap, sekolah.
pengetahuan dan ketrampilan.
2 Guru belum memiliki Meningkatan Workshop 1 ls
NS : 12 jpl x Komite
kompetensi yang memadai Kompetensi Guru Peningkatan 32 jpl
Rp 100.000 =
tentang penerapan SMA Negeri 1 Kompetensi Guru Rp 1.200.000
pendekatan saintifik, model- Karangmojo Agenda kegiatan : Konsumsi :
model pembelajaran saintifik Pendekatan 3x 65 x Rp
sehingga sebagian guru tidak saintifik 25.000 =
memiliki semangat Model – model Rp 4.875.000
memperbaiki proses Pembelajaran ATK :
pembelajaran yang Pengembangan 65 x Rp
mendorong peserta didik RPP 25.000 = Rp
mencari tahu dari berbagai 1.625.000
sumberbelajar. Total Rp
7.700.000,00
Tabel II-18.b. Rencana Program Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1
Karangmojo, Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1
Karangmojo (lanjutan)
KEBUTUHAN SUMBER
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUME
BIAYA DAYA
3 Sebagian guru belummemiliki Peningkatankemamp Raker penyusunan 1 ls Rp .8000.000 BOS
kemampuan menyusun soal uan guru rancangan penilaian
ulangan model HOT menyusunsoal model yang efektif dan
HOT efisien
siswa kurang mampu
menyelesaikan soal ulangan Raker / workshop
model HOT penyusunan
Soal model HO
4 Belum terpenuhinya tenaga - Meningkatkan Pendidikan dan Rp 3.000.000 komite
kependidikan yang kompeten kualifikasi TK ke latihan.
di bidangnya jenjang yang lebih
tinggi sesuai job
description yang
dibutuhkan.
- Meningkatkan
kinerja.
5 Belum mempunyai Layar LCD Membeli Layar LCD 1. Pembelian layar 21 layar 42.000.000 Komite/
(Waall Scren Proyector) di (Waall Scren LCD BOS
setiap kelas Proyector) di setiap 2. Tenaga pelaksana
kelas pemasangan
Website sekolah belum Mengoptimalkan Penyempurnaan 1 Web 3.000.000 Komite/
optimal Website Sekolah Webside BOS
Ruang OSIS belum Perbaikan Ruang OSIS Pembelian perabot 1 set 10.000.000 Komite/
representatif meja kursi untuk 20 BOS
orang
6 Belum semua elemen Mengadakan Rapat kerja sekolah 66 guru Sudah BOS
sekolah mengetahui program Sosialisasi progam 17 TU dianggarkan
kerja sekolah. Sekolah. di Standar isi
BOS
Sebagian tenaga pendidik Mengadakan Raker / Raker / Pembinaan / 66 guru Sudah
belum memberikan umpan sosialisasi / Briefing dianggarkan
balik yang yang maksimal. Pembinaan . di RKAS
(Standar isi)
Layanan informasi kepada - Menunjuk petugas Dibuatkan SK Kepala 6 orang BOS
pelanggan belum optimal khusus layanan Sekolah x 8 Jam Sudah
Belum ada petugas khusus informasi. dianggarkan
layanan informasi. di RKAS
- Perluasan ruang (Sarpras) BOS
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 30
KEBUTUHAN SUMBER
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUME
BIAYA DAYA
Ruang layanan informasi layanan informasi. Rehap ruang layanan 3m x
sempit. informasi. 6m = 18 Sudah
2
- Pengadaan sarana m dianggarkan
Sarana ruang layanan ruang layanan di RKAS
informasi tidak representatif. informasi. Pembelian mebeler 1 Kabinet (sarpras) BOS
1 stel
- Memotivasi guru meja Sudah
Belum semua guru untuk tamu dianggarkan
memanfaatkan web sekolah menggunakan Web di RKAS
secara aktif Sekolah secara aktif Pelatihan IT tentang 66 (sarpras) BOS
Web. orang
guru Sudah
dianggarkan
di RKAS
(Standar
Proses)
Tabel II-18.c. Rencana Program Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1
Karangmojo, Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1
Karangmojo (lanjutan)
KEBUTUHAN SUMBER
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUME
BIAYA DAYA
7 Penetapan anggaran dalam Membuat/menyusun Raker rencana angaran
RKAS belum sesuai dengan usulan dari masing- dari masing-masing
volume kegiatan yang akan masing penanggungjawab
Rp.
dilaksanakan dalam 1 tahun penanggungjawab /coordinator 1
1000.000,-
pelajaran / akademik pengguna anggaran pengguna anggaran
berikut waktu
pelaksanaan kegiatan
Mekanisme penggunaan Penyusunan Workshop
anggaran belum diatur secara mekanisme penyusunan Rp.
1
optimal penggunaan anggaran mekanisme 2000.000,-
secara optimal penggunaan anggaran
Biaya Kegiatan yang tertera di Menyusun perubahan FGD penentu
RKAS tidak mencukupi / penyesuaian kebijakan pengelola
operasional kegiatan anggaran pada anggaran dan
pertengahan coordinator pengguna Rp.
1
anggaran atau pada anggaran (Waka) 1000.000,-
waktu yang
diperlukan maksimal
2 kali setahun
Anggaran komite Menyusun skala FGD penentu kebijakan
berkonsentrasi pada prioritas anggaran pengelola anggaran Rp.
1
pembangunan fisik yang berimbang dan koordinator 1000.000,0
antara fisik - non fisik pengguna anggaran
(a) (b)
Gambar 2.10. Gambar (a) Aris Feriyanto, S.Pd, Instruktur Nasional Kurikulum 2013 dari SMA Negeri 1 Wonosari
sedang menyampaikan materi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Gambar (b) Kegiatanpembekalan
Tim Supervisi Guru/Assesor PKG SMA Negeri 2 Wonosari. Nampak dalam Gambar, Mujiman,M.M Pengawas
Pembina SMA Negeri 2 Wonosari sedang memberikan materi tentang supervisi pembelajaran dan penilaian
kinerja guru.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 31
G. Wokshop Pengembangan Sistem Penjaminan struktural dinas pendidikan kab/kota dan pengawas
Mutu Internal (SPMI) bagi Sekolah Imbas sekolah) dan tim penjaminan mutu dari sekolah model
Kegiatan pendampingan sekolah model sebagai pemateri/narasumber.
diharapkan dapat memberikan pengalaman Workshop disusun dengan dengan pola
penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), 32 jam pelatihan dengan materi mencakup konsep,
serta diperoleh praktik-praktik baik (good practices) kebijakan, strategi implementasi penjaminan mutu
penerapan siklus SPMI yang akan diimbaskan pada pendidikan internal di satuan pendidikan, serta praktik
sekolah imbas. Kegiatan Workshop Pengembangan baik implementasi SPMI baik praktik baik
SPMI bagi sekolah imbas dilaksanakan untuk pengembangan SPMI maupun praktik baik
mengimbaskan pengalaman (praktik baik) pengelolaan pembelajaran. Struktur Program
pengembangan dan implementasi SPMI di sekolah Workshop i disajikan dalam Tabel II-19 dan Tabel II-
model kepada sekolah imbas, dengan cara 20 di bawah ini.
melibatkan Tim Penjaminan Mutu Daerah (pejabat
Tabel II-19. Struktur Program Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi
Sekolah Imbas Tahun 2016 untuk Kelas Manajemen : Praktik Baik Pengelolaan Manajemen Sekolah untuk
Mendukung Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
Tabel II-20. Struktur Program Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi
Sekolah Imbas Tahun 2016 untuk Kelas Akademik : Praktik Baik Pengelolaan Pembelajaran
Workshop SPMI bagi sekolah imbas ini dilaksanakan untuk membekali sekolah imbas tentang strategi
pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan praktik baik SPMI di sekolah model. Ruang lingkup
materi yang disampaikan disajikan dalam Tabel II-21.
Tabel II-21.a. Deskripsi Materi Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi
Sekolah Imbas
Isu-isu Kritis Terkait Mutu 2.1 Menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berdasarkan
2 standar nasional pendidikan.
Pendidikan
2.2 Menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 32
NO MATERI DESKRIPSI MATERI
masing-masing : terutama dalam bidang pengelolaan (manajemen sekolah)
Workshop SPMI bagi sekolah imbas dalam Tabel II-22. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
dilaksanakan pada tanggal 14 s.d. 24 November 2016 LPMP bekerjasama dengan sekolah model dan
dengan jadwal dan jumlah peserta seperti disajikan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 33
sekretariat penjaminan mutu pendidikan di masing- masing Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
Tabel II-22. Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan, Tempat, dan Jumlah Peserta Workshop SPMI Bagi Sekolah Imbas di
Provinsi D. I. Yogyakarta Tahun 2016
JUMLAH
No ANGKATAN WILAYAH WAKTU PELAKSANAAN TEMPAT
PESERTA
Kab. Gunungkidul 14 – 17 Nov 2016 SMK N 2 Wonosari 80 orang
15 – 18 Nov 2016 SMP N 1 Godean
Kab. Sleman 79 orang
1 Angkatan 1 15 – 18 Nov 2016 SMA N 1 Kalasan
15 – 18 Nov 2016 SMP N 8 Yogyakarta
Kota Yogyakarta 78 orang
14 – 17 Nov 2016 SMA N 6 Yogyakarta
Dinas Dikdas & Dikmen
Kab. Bantul 21 – 24 Nov 2016 79 orang
2 Angkatan 2 Bantul
Kab. KulonProgo 21 – 24 Nov 2016 SMA N 1 WATES 80 orang
Jumlah Peserta 396 orang
Keterangan : Jumlah peserta yang diundang sebanyak 400 orang, peserta yang hadir sejumlah 396 orang.
Pada akhir kegiatan workshop, setiap sekolah 5. Bedah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
menandatangani komitmen untuk mengembangkan (RKAS) yaitu kegiatan me-review untuk
SPMI, serta menuangkannya dalam bentuk rencana melakukan revisi RKAS jika memungkinkan atau
implementasi SPMI yang memuat kegiatan : menginventaris kegiatan untuk penyusunan
1. Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan RKAS tahun mendatang
dan Sistem Penjaminan Mutu Internal kepada 6. Perbaikan proses pembelajaran mulai dari bedah
seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait dokumen perencanaan pembelajaran, dan
seperti komite sekolah dan pengawas sekolah. supervisi pembelajaran
2. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan 7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
(Tim PMP) pemenuhan mutu
3. Pemetaan mutu sekolah berdasarkan Standar Rencana implementasi SPMI yang disusun oleh
Nasional Pendidikan (SNP) satuan pendidikan akan dijadikan acuan oleh Tim
4. Penyusunan rencana pemenuhan mutu, mulai Pendamping dari Sekolah Model dan LPMP D.I.
dari analisis permasalahan sampai dengan Yogyakarta ketika melaksanakan pendampingan dan
penyusunan program sekolah pembimbingan pengembangan SPMI di sekolah
imbas.
(a) (b)
Gambar 2.11. Gambar (a Pembukaan Workshop Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di salah satu
Kabupaten/Kota. Gambar (b) Peserta kegiatan Workshop Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di salah satu
Kabupaten/Kota
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 34
mutu sekolah, dan penyusunan rencana pemenuhan evaluasi/audit dan peningkatan standar diharapkan
mutu yang didampingi. Kegiatan pelaksanaan dilakukan sekolah secara mandiri. Tabel II-23
rencana mutu (perbaikan pengelolaan sekolah dan menyajikan deskripsi pelaksanaan masing-masing
peningkatan proses pembelajaran), serta kegiatan pendampingan.
Tabel II-23.a. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) Tahun 2016 pada Sekolah Imbas.
Tabel II-23.b. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) Tahun 2016 (Lanjutan).
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
3 Penyusunan 3.6.Sekolah trampil 3. menentukan indikator b. Hasil revisi Fasilitasi dan
Program melakukan keberhasilan program dan usulan Bimbingan dari
Pemenuhan perencanaan untuk dan kegiatan yang RKAS. LPMP DIY dan
Mutu (lanjutan) mengatasi direncanakan sekolah. Tim PMP dari
permasalah sesuai 4. menetapkan target Sekolah Model
dengan skala output setiap program
prioritas (Lanjutan) dan kegiatan yang
direncanakan sekolah.
5. mengidentifikasi
penanggung jawab,
sasaran dan pihak yang
terlibat dalam kegiatan .
6. melakukan kajian RKAS
yang ada disekolah
berdasarkan hasil
pemetaan dan
perencanaan.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 35
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
7. Membahas bersama
untuk mengidentifikasi
revisi program dan/atau
kegiatan dalam RKAS
(jika memungkinkan)
atau menginventaris
kegiatan untuk
penyusunan RKAS
tahun mendatang
berdasarkan prioritas.
Berdasarkan deskripsi pelaksanaan kegiatan b. Hasil pemetaan sekolah (Profil Mutu Sekolah)
pendampingan padaTabel II-23 maka dokumen hasil berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
kegiatan pendampingan adalah : c. Hasil analisis pemasalahan mutu dan analisis
a. Surat Keputusan Kepala Sekolah Tentang SWOT
Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Sekolah d. Dokumen review RKAS, dan
sesuai dengan permendikbud nomor 28 tahun e. Dokumen rencana pemenuhan mutu, yaitu
2016 dan kebutuhan sekolah. program dan kegiatan peningkatan mutu yang
akan diusulkan dalam RKAS tahun berikutnya.
(a) (b)
Gambar 2.12. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di SMA Negeri 1
Semin, Gunungkidul. Gambar (a) Kepala SMAN 2 Wonosari, Drs. Leladi Budhie Mulya, M.Pd, sedang Memaparkan
praktik baik (good practices) implementasi SPMI di SMAN 2 Wonosari. Gambar (b) Kegiatan pemaparan hasil
pemetaan mutu dan rencana pemenuhan mutu di SMA N 1 Semin. Tampak pendamping dari SMAN 2 Wonosari
memberikan masukan perbaikan, didampingi oleh Kepala SMAN 1 Semin dan pendamping dari LPMP D.I.
Yogyakarta.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.13. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di SMA Negeri 1
Karangmojo. Gambar (a) dan (b) Kegiatan pemetaan mutu dan penyusunan rencanapemenuhan mutu. Gambar (c)
Presentasi hasil pemetaan mutu dan rencana pemenuhan mutu. Gambar (d) Pendamping dari Sekolah Model, SMA
Negeri 2 Wonosari, Dra. RR Yayuk Sri Rahayu, menanggapi dan memberikan masukan terhadap hasil pemetaan dan
rencana pemenuhan mutu yang disusun.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 36
I. Diseminasi Program Sekolah Model : Potret mensosialisasikan permendikbud 28 tahun 2016,
Sekolah Model praktik baik imlementasi SPMI di sekolah model, serta
Program Pengembangan Sekolah Model dan menyusun strategi percepatan implementasi SPME
Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan dan SPMI di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan
Mutu Internal (SPMI) dirancang untuk dilaksanakan di LPMP D.I. Yogyakarta pada 19 s.d 21
mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang Desember 2016 dalam bentuk seminar dan diskusi.
akan menjadi model penerapan penjaminan mutu Narasumber dan pemateri adalah perwakilan dariTim
pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan PMP-PD, kepala sekolah model, serta fasilitator dari
sebagai model bagi satuan pendidikan lain yang akan LPMP D.I. Yogyakarta. Agar pengimbasan
menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal implementasi SPMI ke seluruh sekolah dapat berjalan
(SPMI). Sekolah model diharapkan dapat dengan cepat maka peserta yang hadir dalam
mengimbaskan pelaksanaan penjaminan mutu kegiatan ini terdiri dari pejabat struktural dinas
sehingga SPMI sesuai dengan Permendikbud 28 pendidikan provinsi/kabupaten/kota, koordinator
Tahun 2016 dapat segera di implementasikan oleh pengawas sekolah dari masing-masing dinas
seluruh sekolah di DaerahIstimewa Yogyakarta. pendidikan, serta penjabat struktural Kanwil
Diseminasi Program Sekolah Model melalui KEMENAG Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
kegiatan potret sekolah model, dilaksanakan untuk rincian seperti tercantum dalam Tabel II-24.
Tabel II-24. Rekapitulasi Peserta Kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 melalui Kegiatan Potret Sekolah Model.
Tabel II-26. Pemateri pada Kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 melalui Kegiatan Potret Sekolah Model.
Seperti telah disebutkan kegiatan ini percepatan implementasi SPMI dan SPME di Daerah
dirancang untuk mempercepat implementasi SPMI Istimewa Yogyakarta. Untuk mendukung pencapaian
sesuai tuntutan Permendikbud 28 tahun 2016, tujuan tersebut, materi yang dipaparkan seperti
mensosialisasikan praktik baik implementasi SPMI di disajikan dalam Tabel II-27.
sekolah model, serta untuk menyusun strategi
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 37
Tabel II-26. Materi Paparan dalam Kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 melalui Kegiatan Potret Sekolah Model.
NO MATERI PEMATERI
Kebijakan Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi D.I. Yogyakarta
1 Drs. Suraya
tentang penjaminan mutu pendidikan
Sosialisasi Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Sistem
2 Dr. Subiyantoro, M.Pd.
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Konsep dan Strategi Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
3 Drs. Rochmat, M.Pd
(SPMI) di Satuan Pendidikan
Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas SPMI LPMP
4 Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd.
D.I. Yogyakarta Tahun 2016
Wiwik Indriyani, S.Pd, M.Si
Praktik baik Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Drs. Isdarmoko, M.Pd., M.Par
5
Sekolah Model Agung Miyana, S.Pd.
Drs. Andar Jumailan, MM
Diskusi dan Tindak Lanjut : Penyusunan Strategi Pengembangan SPMI
9 Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd.
masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 38
Gambar 2.13. Dokumentasi Kegiatan Diseminasi Program Sekolah Model : Potret Sekolah Model. Gambar (a)
Drs.Suroyo, Kabid Perencanaan dan Standarisasi Dikpora DIY sedang memaparkan materi, (b) Pemaparan
Materi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, oleh Dr. Sugiyanta, M.Pd. Gambar (c) Pemaparan Konsep dan
Strategi Pengembangan SPMI oleh Drs. Rochmat, M.Pd, Gambar (d, e, f) Pemaparan materi Praktik Baik
Implementasi SPMI di Sekolah Model, Gambar (g) Diskusi Penyusunan Strategi Percepatan Implementasi SPME
dan SPMI, Gambar (H) Peserta serius mengikuti kegiatan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 39
BAB III sekolah model maupun sekolah imbas. Hal ini
KESIMPULAN, HAMBATAN, DAN karena pembekalan fasilitator nasional maupun
REKOMENDASI panduan teknis yang disusun oleh Satuan
Tugas Penjaminan Mutu Pendidikan belum
A. Kesimpulan memuat secara jelas tahapan dan dokumen-
Berdasarkan pemaparan Program dokumen yang diperlukan pada kegiatan audit
Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas mutu.
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal 4. Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pemerintah
(SPMI) LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2016 yang Daerah (Tim PMP-PD) yang dibentuk belum
diberikan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai efektif untuk mendukung implementasi Sistem
berikut : Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
1. Program sekolah model dan sekolah imbas Menengah. Hal ini sangat disayangkan karena
Sistem Penjaminan Mutu Internal dapat keberhasilan pengembangan Penjaminan Mutu
berjalan dengan baik. Seluruh rangkaian Pendidikan, baik penjaminan mutu eksternal
kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana (SPME) maupun penjaminan mutu internal
mulai dari kegiatan sosialisasi program, (SPMI) sangat dipengaruhi oleh komitmen
koordinasi pelaksanaan program, penentuan sekolah dan pemangku kepentingan yang
sekolah model dan sekolah imbas, terlibat sesuai dengan tugas,fungsi dan
pembentukan Tim Penjaminan Mutu kewenangan masing-masing mulai dari
Pendidikan-Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD), persiapan, pelaksanaan sampai dengan
Peningkatan Kapasitas Tim PMP-PD dalam evaluasi dan pelaporan.
penjaminan mutu pendidikan, Workshop Sistem B. Hambatan
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi Sekolah Meskipun Program Pengembangan
Model dan Sekolah Imbas, Pendampingan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi
Pengembangan SPMI pada Sekolah Model, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) LPMP D.I.
Pengimbasan Praktik-Praktik Baik (Good Yogyakarta Tahun 2016 dapat berjalan dengan
Practices) Implementasi SPMI kepada Sekolah baik, namun masih terdapat hambatan yaitu :
Imbas, serta diseminasi program sekolah 1. Adanya revisi dan penyesuaian anggaran
model dan sekolah imbasi mplementasi SPMI secara berulang (lebih dari satu kali) pada saat
kepada seluruh stakeholder pendidikan di pelaksanaan program.
Daerah Istimewa Yogyakarta melalui kegiatan 2. Petunjuk teknis dan panduan program masih
potret sekolah model. menimbulkan pemahaman yang beragam dan
2. Fasilitasi dan pendampingan yang diberikan belum diterima saat kegiatan di LPMP sudah
mampu menginspirasi sekolah dimulai.
mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu 3. Aplikasi Pemetaan Mutu Pendidikan beberapa
Internal terutama pada tahap sosialisasi SPMI, kali mengalami update disaat sekolah sudah
pembentukan Tim Penjaminan Mutu menggunakan aplikasi tersebut sehingga
Pendidikan di Satuan Pendidikan, pemetaan menimbulkan berbagai kendala teknis.
mutu sekolah, penyusunan rencana Disamping itu, output hasil pemetaan mutu
pemenuhan mutu dan peningkatan mutu, pendidikan menggunakan aplikasi PMP (profil
perencanaan pembelajaran dan supervisi mutu sekolah) tidak bisa langsung diperoleh
pembelajaran. Namun demikian, fasilitasi oleh sekolah, sehingga tidak dapat digunakan
pelaksanaan rencana pemenuhan mutu hanya untuk mendukung kegiatan pengembangan
dapat dilakukan untuk kegiatan review RPP sekolah model SPMI.
dan supervisi pembelajaran. 4. Pelatihan Fasilitator Nasional (fasnas)
3. Tahapan monitoring, evaluasi dan audit internal pengembangan SPMI baru dilaksanakan pada
belum dapat dilaksanakan secara optimal oleh bulan Juni 2016 mengakibatkan Program
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 52
pengembangan SPMI di sekolah model dan dalam menjamin mutu pendidikan dengan
sekolah imbas belum sesuai dengan frame melibatkan unsur pemerintah daerah di luar
waktu dalam petunjuk teknis yang disusun oleh dinas pendidikan seperti Badan Akreditasi dan
Satgas PMP Ditjen Dikdasmen Kemendikbud (± BAPPEDA.
6 bulan). 4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
5. Panduan teknis yang disusun oleh Satgas PMP memberdayakan fasilitator pendamping yang
Ditjen Dikdasmen Kemendikbud belum telah dilatih di LPMP D.I. Yogyakarta,
menjelaskan dan memberikan contoh dokumen khususnya pengawas sekolah untuk melakukan
SPMI (dokumen Kebijakan, Dokumen pembinaan SPMI di sekolah binaan masing-
Standar,dan Dokumen Formulir) sebagaimana masing.
disebutkan dalam Permendikbud No. 28 Tahun 5. Kegiatan-kegiatan pendukung program yang
2016 pasal 11 ayat 1 point b. Disamping itu, dilaksanakan oleh Direktorat jenderal
panduan teknis yang disusun juga belum Dikdasmen Kemendikbud, seperti Koordinasi
mengaitkan dengan beberapa peraturan lain Program, Pelatihan Fasilitator Nasional (fasnas)
tentang layanan publik, seperti Peraturan pengembangan SPMI, maupun pemetaan mutu,
Menteri PAN dan RB no 35 tentang Pedoman dilaksanakan lebih awal sehingga rangkaian
Penyusunan Standar Operasional Prosedur kegiatan sesuai dengan frame waktu dalam
Administrasi Pemerintahan. petunjuk teknis yang disusun oleh Satgas PMP
6. Belum adanya Panduan/Surat Ditjen Dikdasmen Kemendikbud
Edaran/PetunjukTeknis Dirjen Dikdasmen 6. Panduan teknis yang disusun oleh Satgas PMP
Kemendikbud yang menjembatani kaitan hasil Ditjen Dikdasmen Kemendikbud menjelaskan
SPMI dengan pelaksanaan SPME sebagaimana dan memberikan contoh dokumen SPMI
termuat dalam pasal 3 ayat 4 Permendikbud No. (dokumen Kebijakan, Dokumen Standar,dan
28 tahun 2016. Dokumen Formulir) sebagaimana disebutkan
dalam Permendikbud No. 28 Tahun 2016 pasal
C. Rekomendasi 11 ayat 1 point b. Disamping itu, panduan teknis
Pengembangan sekolah model dan yang disusun juga perlu mengaitkan dengan
sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan
beberapa peraturan lain tentang layanan publik,
Mutu Internal (SPMI) yang telah dilakukan
seperti Peraturan Menteri PAN dan RB no 35
sebaiknya ditindaklanjuti dengan :
tentang Pedoman Penyusunan Standar
1. Kesepakatan kerjasama antara pemerintah Operasional Prosedur Administrasi
daerah dan LPMP untuk menjalankan
Pemerintahan.
pengembangan sekolah model dan
7. Direktorat Jenderal Dikdasmen Kemendikbud
pengimbasan dalam rangka penjaminan mutu
diharapkan menerbitkan Panduan/Surat
pendidikan di daerahnya.
Edaran/PetunjukTeknis untuk mendorong kaitan
2. Komitmen penyediaan anggaran peningkatan
dan sinkronisasi imlementasi SPMI dengan
mutu pendidikan oleh pemerintah daerah.
pelaksanaan SPME sebagaimana termuat
3. Pembentukan tim penjaminan mutu pendidikan
dalam pasal 3 ayat 4 Permendikbud No. 28
daerah untuk membantu pemerintah daerah
tahun 2016.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 53
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 |0