Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interprestasinya. Hasil

penelitian disajikan berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal

dan tes akhir pukulan pada pemain softball. Berikut ini disajikan mengenai

deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Hasil Tes Pukulan Bola Softball

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Pukulan Bola Softball

Hasil Hasil
Tes N Mean SD
Terendah Tertinggi

Pre-test 20 8 31 20,35 5,324

Post-test 20 17 38 25,75 5,240

Tabel di atas merupakan deskripsi hasil tes pukulan bola softball, di mana

dalam tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan saat sebelum dan

setelah diberi perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.

40
35
30
25
pre-test
20
post-test
15
10
5
0
min maks mean std

Gambar 4.1 Rangkuman Data Hasil Penelitian Pukulan

37
38

Gambaran umum hasil pukulan pada pemain softball pada unit kegiatan

mahasiswa softball UNNES tahun 2017, dapat dilihat kategori data empirik

dengan teknik perhitungan menggunakan komputer. Data hasil sebelum dan

sesudah latihan menggunakan pembebanan lengan diungkap dengan

menggunakan perhitungan sebagai berikut.

Range = data maksimal-data minimal

Maksimal = skor maksimal x banyaknya uji coba pukulan = 5x10 = 50

Minimal = skor minimal x banyaknya uji coba pukulan = 0x10 = 0

Range = 50 – 0 = 50

Panjang kelas interval = 16,67 ≈ 17

Gambaran kategori pukulan sebelum dan sesudah latihan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Kategori Hasil Pukulan Softball

Skor Kategori

0 -≤ 17 Kurang

17 ≤ 33 Cukup

33 -≤ 50 Baik

Berdasarkan kategori di atas, maka gambaran distribusi pukulan pemain softball

pada unit kegiatan mahasiswa softball UNNES tahun 2017 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pukulan Pemain Softball pada unit kegiatan

mahasiswa softball UNNES tahun 2017

Pre-Test Post-Test

Kategori f (orang) Persen f (orang) Persen (%)

(100%)

Kurang 6 30% 1 5%

Cukup 14 70% 18 90%


39

Baik 0 0% 1 5%

Jumlah 20 100% 20 100%

Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui distribusi frekuensi pukulan pemain

softball pada unit kegiatan mahasiswa softball UNNES tahun 2017, diketahui

bahwa sebelum pembebanan lengan bola, hasil pukulan pemain sofball dengan

kategori kurang sebesar 6 responden memiliki pukulan dengan kategori cukup

sebesar 14 dan 0 responden memiliki pukulan dengan kategori baik. Hasil

pukulan mengalami peningkatan kemampuan. Pada pemain dengan

pembebanan lengan diketahui sebesar 1 responden memiliki kemampuan

pukulan pada kategori kurang, sebesar 18 dalam kategori cukup dan sebesar 1

responden memiliki kemampuan pukulan pada kategori baik. Untuk lebih

jelasnya dilihat pada Gambar 4.2.

450%

400%

350%

300%

250% pre-test

200% post-test

150%

100%

50%

0%
kurang cukup baik

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pukulan Pemain Softball


40

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian Hasil Power Lengan

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Power Lengan

Hasil Hasil
Tes N Mean SD
Terendah Tertinggi

Pre-test 20 377 490 421,30 7,79

Post-test 20 380 495 431,20 7,03

Tabel di atas merupakan deskripsi hasil power lengan, di mana dalam

tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan saat sebelum dan setelah diberi

perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.

500
450
400
350
300
pre-test
250
post-test
200
150
100
50
0
min maks mean std

Gambar 4.3 Rangkuman Data Hasil Penelitian Power Lengan Softball

Gambaran umum hasil power lengan pada pemain softball pada unit

kegiatan mahasiswa softball UNNES tahun 2017, dapat dilihat kategori data

empirik dengan teknik perhitungan menggunakan komputer. Kategori hasil

sebelum dan sesudah latihan menggunakan pembebanan lengan diungkap

dengan menggunakan perhitungan menurut M. Sajoto (1981:81) sebagai berikut.


41

Gambaran kategori power lengan sebelum dan sesudah latihan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Kategori Hasil Power lengan Softball

Kriteria Skor

Baik Sekali 792- ke atas

Baik 671-791

Sedang 426-670

Cukup 305-425

Kurang 0-204

Berdasarkan kategori di atas, maka gambaran distribusi power lengan pemain

softball pada unit kegiatan mahasiswa softball UNNES tahun 2017 sebagai

berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Power lengan Pemain Softball pada unit kegiatan

mahasiswa softball UNNES tahun 2017

Pre-Test Post-Test

Kategori Persen
f (orang) f (orang) Persen (%)
(100%)

Baik Sekali 0 0% 0 0%

Baik 0 0% 0 0%

Sedang 9 45% 10 50%

Cukup 11 55% 10 50%

Kurang 0 0% 0 0%

Jumlah 0 0% 0 0%

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui distribusi frekuensi power lengan

pemain softball pada unit kegiatan mahasiswa softball UNNES tahun 2017,

diketahui bahwa sebelum pembebanan lengan bola, hasil power lengan pemain
42

sofball dengan kategori baik sekali sebesar 0 responden, memiliki power lengan

dengan kategori baik sebesar 0 responden, memiliki power lengan dengan

kategori sedang sebesar 9 responden memiliki power lengan dengan kategori

cukup sebesar 11 responden dan 0 responden memiliki power lengan dengan

kategori kurang. Hasil power lengan mengalami peningkatan kemampuan. Pada

pemain dengan pembebanan lengan diketahui pemain sofball dengan kategori

baik sekali sebesar 0 responden, memiliki power lengan dengan kategori baik

sebesar 0 responden, memiliki power lengan dengan kategori sedang sebesar

10 responden memiliki power lengan dengan kategori cukup sebesar 10

responden dan 0 responden memiliki power lengan dengan kategori kurang.

Untuk lebih jelasnya dilihat pada Gambar 4.4.

50%

45%

40%

35%

30%
pre-test
25%
post-test
20%

15%

10%

5%

0%
kurang cukup sedang baik baik sekali

Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Power Lengan Pemain Softball


43

4.1.3 Hasil Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka akan dilakukan uji persyaratan

analisis yang meliputi uji normalitas sampel dan uji homogenitas varians

populasi.

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Hasil Pukulan

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji liliefors. Hasil uji

liliefors secara lengkap dapat dilihat pada lampiran ..., sedangkan rangkuman

pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Pukulan

No Kelompok Data N P 𝛼 Kesimpulan

1 Pre-test 20 0,20 0,05 Berdistribusi normal

2 Post-test 20 0,20 0,05 Berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa untuk semua kelompok data

lebih besar dibandingkan dengan harga alfa atau taraf signifikasi 0,05 atau

probabilitas (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari semua

kelompok sampel berdistribusi normal.

4.1.3.2 Uji Normalitas Data Hasil Power Lengan

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji liliefors. Hasil uji

liliefors secara lengkap dapat dilihat pada lampiran ..., sedangkan rangkuman

pada Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Pukulan

No Kelompok Data N P 𝛼 Kesimpulan

1 Pre-test 20 0,20 0,05 Berdistribusi normal

2 Post-test 20 0,20 0,05 Berdistribusi normal


44

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa untuk semua kelompok data

lebih besar dibandingkan dengan harga alfa atau taraf signifikasi 0,05 atau

probabilitas (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari semua

kelompok sampel berdistribusi normal.

4.1.3.3 Uji Homogenitas Varians Populasi Pukulan

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2 pada pukulan bola softball. Uji homogenitas

bertujuan untuk mengetahui perbedaan tersebut benar-benar merupakan

perbedaan nilai rata-rata. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji

levene. Hasil uji homogenitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran

...Rangkuman hasil uji varians populasi pada pukulan bola softball seperti pada

Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Varians Populasi pada Pukulan 𝛼 = 0,05

Levene statistic df 1 df 2 Sig

.018 1 38 .895

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa nilai atau tingkat signifikasi atau

nilai probabilitas di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

4.1.3.4 Uji Homogenitas Varians Populasi Power Lengan

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2 pada power lengan. Uji homogenitas bertujuan

untuk mengetahui perbedaan tersebut benar-benar merupakan perbedaan nilai

rata-rata. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji levene.

Rangkuman hasil uji varians populasi pada pukulan bola softball seperti pada

Tabel 4.10 sebagai berikut.


45

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Varians Populasi pada Power Lengan 𝛼 = 0,05

Levene statistic df 1 df 2 Sig

.443 1 38 .509

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa nilai atau tingkat signifikasi atau

nilai probabilitas di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

4.1.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji

apakah pernyataan yang dikemukan dalam perumusan hipotesis dapat diterima

atau ditolak.

4.1.4.1 Pengujian Hipotesis pada Pukulan Bola Softball

Setelah diadakan penaksiran terhadap hasil analisis data seperti di atas,

maka pengujian hipotesis dalam penelitian mengenai pukulan bola softball

sebagai berikut.

Tabel 4.11. Uji Perbedaan Pretest dan Post Test Pukulan Bola Softball

Pair 1

pre test-post test

Paired differences Mean -5,400

Std. Deviation 5,519

Std.Error Mean 1,234

95% Confidence Lower -7,983

Interval of the Upper -2,817

difference

T -4,375

Df 19
46

Sig (2-tailed) .000

Hasil analisis statistik uji beda di atas, di peroleh nilai t hitung sebesar -

4,375 dengan probabilitas sebesar 0,000 di mana p < 0,05, maka hipotesis

diterima yaitu ada perbedaan antara hasil pukulan pemain bola softball sebelum

dan sesudah diberi pembebanan lengan. Hal ini berarti bahwa kelompok sampel

sebelum diberi pembebanan lengan dalam penelitian ini memiliki hasil pukulan

yang berbeda dengan sesudah diberi pembebanan lengan.

Peningkatan hasil pukulan pada pembebanan lengan dapat diketahui

dengan melihat selisih nilai mean akurasi pukulan pada kedua latihan. Adapun

nilai perbedaan peningkatan hasil akurasi pukulan dalam persen kelompok

sebelum dan sesudah diberi pembebanan lengan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.12 Presentase Peningkatan Hasil Akurasi Pukulan Bola Softball

Tes Skor T hitung Signifikasi

Mean Pre-Test 20,35

Mean-Post 25,75 -4,375 0,05

Peningkatan 5,40

Perhitungan di atas, diketahui bahwa dengan pembebanan lengan

pemain softball mengalami peningkatan hasil pukulan sebesar 5,40. Jadi hasil

pukulan diperoleh lebih tinggi setelah diberikan pembebanan lengan.

4.1.4.2 Pengujian Hipotesis pada Power Lengan

Setelah diadakan penaksiran terhadap hasil analisis data seperti di atas,

maka pengujian hipotesis dalam penelitian mengenai power lengan sebagai

berikut.

Tabel 4.13. Uji Perbedaan Pretest dan Post Test Power lengan

Pair 1
47

pre test-post test

Paired differences Mean -9,900

Std. Deviation 10,578

Std.Error Mean 2,365

95% Confidence Lower -14,850

Interval of the Upper -4,50

difference

T -4,186

Df 19

Sig (2-tailed) .001

Hasil analisis statistik uji beda di atas, di peroleh nilai t hitung sebesar -

4,186 dengan probabilitas sebesar 0,001 di mana p < 0,05, maka hipotesis

diterima yaitu ada perbedaan antara hasil power lengan sebelum dan sesudah

diberi pembebanan lengan. Hal ini berarti bahwa kelompok sampel sebelum

diberi pembebanan lengan dalam penelitian ini memiliki hasil power lengan yang

berbeda dengan sesudah diberi pembebanan lengan.

Peningkatan hasil power lengan pada pembebanan lengan dapat

diketahui dengan melihat selisih nilai mean akurasi power lengan pada kedua

latihan. Adapun nilai perbedaan peningkatan hasil akurasi powerlengan dalam

persen kelompok sebelum dan sesudah diberi pembebanan lengan adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.14 Presentase Peningkatan Hasil Akurasi Power lengan

Tes Skor T hitung Signifikasi

Mean Pre-Test 421,30


-4,186 0,05
Mean-Post 431,20
48

Peningkatan 10,10

Perhitungan di atas, diketahui bahwa dengan pembebanan lengan

pemain softball mengalami peningkatan hasil power lengan sebesar 10,10. Jadi

peningkatan hasil power lengan diperoleh lebih tinggi setelah diberikan

pembebanan lengan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perbedaan Hasil Pukulan Sebelum dan Sesudah Latihan Pembebanan

Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Memukul merupakan salah satu teknik dalam softball yang dilakukan oleh

regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan

oleh pitcher. Dalam permainan softball keterampilan memukul bola mencakup

kecekatan, kecakapan dan keahlian dalam mengantisipasi lemparan bola picher

dan memukul dengan tepat sesuai dengan arah sasaran dan berhasil mencapai

base sehingga menghasilkan nilai. Ketrampilan memukul bola dalam permainan

softball merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan

keberhasilan suatu regu dalam pertandingan.

Analisis deskripsif Hasil pukulan softball sebelum diberi pelatihan,

menunjukkan rentang skor antara 8 sampai dengan 31 dengan rata-rata sebesar

20,35 dan standar deviasi sebesar 5,324. Hasil pukulan sesudah diberi pelatihan

berada pada skor 14 sampai 38 dengan rata-rata sebesar 25,75 dan standar

deviasi sebesar 5,63. Hasil terendah pada saat sebelum diberi pelatihan dengan

sesudah diberi pelatihan mengalami peningkatan, hasil tertinggi sebelum diberi

pelatihan dengan sesudah diberi pelatihan mengalami penurunan. Hasil analisis

statistik uji beda, diperoleh nilai t hitung sebesar -4,375 dengan probabilitas

sebesar 0,001 dimana p<0,05, maka hipotesa diterima yaitu ada perbedaan
49

antara hasil pukulan pemain softball sebelum diberi pelatihan lepas tangkap bola

dengan hasil pukulan sesudah diberi pelatihan dengan latihan pembebanan. Hal

ini menunjukkan bahwa dilihat dari nilai rata-rata hasil pukulan dan hasil uji beda

diketahui bahwa hasil pukulan sampel sebelum diberi pelatihan pembebanan

memiliki hasil pukulan yang berbeda dengan sesudah diberi pelatihan

pembebanan.

Teknik memukul terdapat satu gerak yang kompleks, karena didalamnya

diperlukan koordinasi dan pengamatan, pengambilan keputusan untuk memukul,

kecepatan dan kekuatan untuk memukul lemparan pitcher dengan kecepatan

yang belum diketahui, sehingga setiap pemain softball dituntut harus selalu

mengembangkan ketrampilan, yang diperlukan untuk memukul bola.

4.2.2 Perbedaan Power Lengan Sebelum dan Sesudah Latihan Pembebanan

Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Analisis deskripsif Hasil power lengan sebelum diberi pelatihan, menunjukkan

rentang skor antara 377 sampai dengan 490 dengan rata-rata sebesar 421,30

dan standar deviasi sebesar 7,79. Hasil power lengan sesudah diberi pelatihan

berada pada skor 380 sampai 495 dengan rata-rata sebesar 431,20 dan standar

deviasi sebesar 7,03. Hasil terendah pada saat sebelum diberi pelatihan dengan

sesudah diberi pelatihan mengalami peningkatan, hasil tertinggi sebelum diberi

pelatihan dengan sesudah diberi pelatihan mengalami penurunan. Hasil analisis

statistik uji beda, diperoleh nilai t hitung sebesar -4,186 dengan probabilitas

sebesar 0,001 dimana p<0,05, maka hipotesa diterima yaitu ada perbedaan

antara power lengan pemain softball sebelum diberi pelatihan pembebanan

dengan hasil pukulan sesudah diberi pelatihan dengan latihan pembebanan. Hal

ini menunjukkan bahwa dilihat dari nilai rata-rata hasil pukulan dan hasil uji beda
50

diketahui bahwa hasil pukulan sampel sebelum diberi pelatihan pembebanan

memiliki hasil pukulan yang berbeda dengan sesudah diberi pelatihan

pembebanan.

4.2.3 Efektif Latihan Pembebanan Terhadap Power Lengan dan Hasil

Pukulan Softball Pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Unnes 2017

Pukulan sangat dibutuhkan dalam permainan softball. Oleh karena itu

seorang pemain softball harus memiliki ketrampilan yang baik dalam hal pukulan.

Kusworo dalam Hadi,dkk (2010) menyebutkan untuk mencapai prestasi yang

baik atlet harus memiliki kekuatan, daya tahan, kecepatan, power atau daya

ledak, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, dan kecepatan reaksi.

Dalam olahraga softball teknik memukul memerlukan salah satu unsur yaitu

power disamping itu juga koordinasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa pukulan dan power lengan rata-rata masih kurang, setelah diberi

perlakuan pelatihan melalui latihan lepas tangkap bola ternyata kemampuan

pukulan dan power lengan Mahasiswa Ilmu Keolahragaan mengalami

peningkatan.

Hasil pukulan dan power lengan rata-rata sebelum diberi perlakukan latihan

pembebanan masih banyak yang masuk dalam kategori kurang. Hal ini

mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah memperoleh latihan

dengan latihan pembebanan. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan latihan

pembebanan ternyata mempengaruhi hasil pukulan dan power lengan softball

Mahasiswa Ilmu Keolahragaan.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Bompa (2003:29), yang

menyatakan bahwa latihan memerlukan banyak waktu untuk kerja dari setiap

atlet, dengan volume dan intensitas latihan yang terus meningkat serta
51

melakukan pengulangan-pengulangan dalam beberapa waktu. Dengan latihan

yang bervariasi ini diharapkan dapat mengatasi suasana latihan monoton yang

dapat menimbulkan kebosanan, tanpa dapat mengakibatkan pengaruh yang

sama dari hasil latihan. Oleh karena itu, seorang pelatih harus merencanakan

program latihan secara matang.

Latihan pembebanan memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil

pukulan pemain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode latihan

pembebanan efektif untuk meningkatkan kemampuan hasil pukulan dan power

lengan softball Mahasiswa Ilmu Keolahragaan, hal ini karena melalui metode

latihan pembebanan bisa saja dimungkinkan melalui latihan pembebanan power

pemain akan lebih terasah dan terlatih. Latihan pembebaban menuntut pemain

untuk menggunakan power yang lebih untuk melakukan pukulan, sehingga jika

dilatih secara terus menerus akan menghasilkan power yang besar, karena saat

latihan mendapat beban dari luar, dan pada saat melakukan pukulan tanpa

beban power yang keluar lebih besar. Hasil perhitungan diketahui bahwa latihan

pembebaban mengalami peningkatan hasil pukulan sebesar 5,40% dan

mengalami peningkatan power lengan sebesar 10,10 %. Jadi peningkatan hasil

pukulan dan power lengan diperoleh dengan menggunakan latihan pembebanan.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini diupayakan agar dapat memperoleh data yang akurat dari

penentuan sampel, langkah-langkah penelitian sampai dengan pelaksanaan

latihan lepas tangkap bola agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah dan mempunyai manfaat untuk waktu yang akan datang. Namun dengan

demikian dengan adanya keterbatasan baik yang bersifat teknis maupun non

teknis,menyebabkan penelitian ini terdapat kekurangan-kekurangan.


52

Keterbatasan-keterbatasan yang timbul pada saat penelitian dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1) Keterbatasan waktu bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan latihan

softball, mengingat hampir 75% waktu dihabiskan untuk kegiatan akademis.

2) Kesungguhan antara subyek yang satu dengan yang lainnya dalam

melakukan latihan mulai dari awal sampai akhir latihan sulit diprediksi,

sehingga melemahkan tingkat obyektivitas dari data yang masuk.

2.1 Kelemahan Penelitian

1) Tidak ada jaminan bahwa treatmen pembebanan adalah satu-satunya faktor

atau bahkan faktor utama yang menimbulkan perbedaan antara pretest dan

posttest, karena dalam program latihan tim softball ada program latihan lain

untuk meningkatkan power lengan dan hasil pukulan softball selain program

latihan pembebanan dalam penelitian ini.

2) Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa ada peningkatan

power lengan dan hasil pukulan softball. Hasil power lengan sebelum diberi

perlakuan pembebanan sebesar 421,30 dan hasil pukulan rata-rata sebelum

diberi perlakukan latihan lepas tangkap bola sebesar 20,35. Hal ini

mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah memperoleh latihan

dengan pembebanan. Skor power lengan setelah diberi perlakuan

pembebanan sebesar 431,30 dan skor pukulan rata-rata setelah latihan

pembebanan sebesar 20,76. Walaupun ada pengaruh peningkatan power

lengan dan hasil pukulan softball dalam penelitian ini, namun hasil penelitian

ini kurang bisa dijadikan acuan dalam latihan peningkatan power lengan dan

hasil pukulan softball karena dalam penelitian ini tidak ada kelompok
53

pembanding, sehingga belum tentu treatmen ini lebih baik dibanding latihan

lainnya.

3) Dengan menggunakan desain penelitian ini kita tahu bahwa ada efek terlatih

pada waktu sampel melakukan posttest, sehingga penelitian ini jelas bisa

memberikan pengaruh hasil pukulan karena hanya menggunakan 2 varibel,

jadi kemungkinan besar treatmen yang dilakukan akan memberikan dampak

atau pengaruh pada hasil setelah dilakukan perlakuan atau treatmen.

4) Repetisi pada treatmen menggunakan durasi waktu, sehingga setiap sampel

tidak ada batasan harus berapa kali repetisi dalam melakukan treatmen lepas

tangkap bola. Setiap sampel akan berbeda satu sama lain repetisi karena

menggunakan durasi waktu.

5) Tidak adanya kelompok kontrol dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai