Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Rematik (Rheumatoid Arthritis)


Sub Pokok Bahasan : Diit & terapi penderita rematik
Sasaran : Lansia penderita rematik
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Desember 2017
Waktu : 10.00 s.d. 10.45 (45 Menit)
Tempat : BPSTW Ciparay
Pemateri : Roni Apriyana
Fasiliator : Devi Widyaningsih
Diyawati K.F.
Imell Dheany
Novianti Lestari
Siti Nurjanah

A. Tujuan Institusional (TI)


1. Tujuan Institusional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit lansia penderita rematik mampu
melakukan diit rematik dan mengetahui penanganan saat nyeri timbul dengan benar dan
tepat.
2. Tujuan Institusional Khusus ( TIK)
a. Lansia penderita rematik dapat menjelaskan definisi rematik dengan benar.
b. Lansia penderita rematik menyebutkan tanda dan gejala rematik dengan benar.
c. Lansia penderita rematik dapat memilih diit untuk penyakit rematik dengan tepat.
d. Lansia penderita dapat mendemonstrasikan salah satu terapi untuk mengatasi nyeri
rematik sesuai SOP.

B. Sub Pokok Bahasan


1. Definisi rematik
2. Penyebab rematik
3. Tanda dan gejala rematik
4. Macam-macam Diit untuk pasien rematik
5. Macam-macan terapi untuk penderita rematik
C. Materi Pengajaran
Terlampir

D. Strategi Intruksional
1. Menggunakan Video terapi rematik
2. Model diit makanan untuk pasien rematik
3. Menjelaskan materi penyuluhan dengan bahasa yang jelas dan intonasi yang sesuai
4. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
5. Memberikan reward atau hadiah kepada peserta yang bertanya
6. Melakukan diskusi untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta penyuluhan

E. Media Pengajaran
1. Infokus
2. Leaflet
3. Model/contoh makanan diit rematik
4. Laptop

F. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu Metode Media
Penyuluhan Penyuluhan
Pra kegiatan a. Menyiapkan
perlengkapan
media
b. mengatur ruangan
c. menyiapkan daftar
hadir
Kegiatan a. Mengucapkan a. Menjawab 10 Ceramah Infokus
pembuka salam salam Menit Diskusi
b. Memperkenalkan b. menyepakati
diri kontrak waktu
c. Menjelaskan c. memperhatikan
maksud dan tujuan
penyuluhan
d. Melakukan
kontrak waktu
e. Apersepsi
Menjelaskan a. Menjelaskan a. Menyimak 30 Ceramah - Infokus
Materi pengertian rematik b. Memperhatikan Menit Diskusi - Laptop
b. Menjelaskan c. Menjawab Demonstrasi - Contoh
penyebab rematik Pertanyaan makana
c. Menjelaskan tanda d. Memberikan n diit
dan gejala rematik pendapat rematik
d. Bertanya tentang e. Memberikan - Leaflet
materi yang sudah pertanyaan
disampaikan
e. Menjekaskan
macam-macam
diit untuk pasien
rematik
f. Menjelaskan
macam-macan
terapi untuk
mengatasi nyeri
rematik
g. Memberi
kesempatan untuk
bertanya
Kegiatan a. Menyimpulkan a. Memperhatikan 5 Ceramah
Penutup materi yang telah b. menanyakan Menit
disampaikan materi yang
b. Menanyakan belum dipaham
seputar materi c. Menjawab
yang telah salam
diberikan
c. Menganjurkan
mencari referensi
lain untuk
menguatkan
pengetahuan
d. Mengucapkan
salam penutup
H. Denah Penkes
1. Peserta diposisikan dengan membentuk setengah lingkaran atau leter U
2. Fasilitator berada diantara para peserta
3. Penyuluh berada didepan tengah peserta penyuluhan

I. Evaluasi
1. Menjelaskan definisi rematik
2. Menyebutkan 2 dari beberapa penyebab rematik
3. Menyebutkan 2 dari 9 tanda dan gejala rematik
4. Menyebutkan makanan yang termasuk kedalam diit rematik
5. Melakukan kompres hangat atau dingin saat nyeri rematik timbul

J. Referensi
 Asikin, Muhammad.2012. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta : Erlangga.
 http://www.tribunnews.com/kesehatan/2010/06/08/kompres-panas-untuk-
melancarkan-darah-dan-cegah-rematik
 https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/5-makanan-untuk-nyeri-rematik/
 http://www.alodokter.com/pilihan-makanan-untuk-pengidap-rematik-asam-urat

Rheumatoid Arthritis (Rematik)

A. Definisi
Artritis Reumatoid atau Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun
sistemik. Rheumatoid Artritis merupakan salah satu kelainan multisistem yang etiologinya
belum diketahui secara pasti dan dikarateristikkan dengan destruksi sinovitis. Penyakit ini
merupakan peradangan sistemik yang paling umum ditandai dengan keterlibatan sendi
yang simetris. Penyakit ini merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi
sendi yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi (poliartritis). (Symmons,
2006)
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi
pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan
peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya
mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-
struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan,
bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.
B. Penyebab
Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun
banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. penyakit ini belum dapat
dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai faktor
termasuk kecendrungan genetik bisa memengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor
yang berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan), dan lingkungan
(Noer S, 1996).
Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat dipastikan, tetapi
jelas ada interaksi factor genetik dengan faktor lingkungan. Namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), factor metabolik dan
infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
C. Tanda Dan Gejala
1. Nyeri persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan
terbatas, kekakuan berlangsung selama kurang lebih 30 menit dan dapat berlanjut
sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoarthritis
yang baisanya tidak berlangsung lama.
2. Perlahan-lahan bagian yang terkena akan membengkak, panas, merah dan lemah.
3. Pembengkakakn sendi yang meluas dan simetris.
4. Poliarthritis simetris sendi perifer : semua sendi dapat terserang, panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang, dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil pada
tangan, kaki, dan pergelangan tangan. Meskipun sendi yang lebih besar juga sering kali
terkena.
5. Arthritis erosif. Peradangan sendi yang kronis dapat menyebabkan erosipada tepi tulang
dan ini dapat dilihat pada foto rontgen.
6. Deformitas di antaranya pergeseran ulnar, deviasi jari, sublukasi metacarpophalangeal
joint (MCP), deformitas boutenniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar
kemungkinan juga dapat terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun
ekstensi. Sendi kemungkinan akan mengalami ankilosis disertai kehilangan
kemampuan gerak yang total.
7. Nodul rheumatoid merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 klien dewasa.
Kasus ini sering kali menyerang bagian siku (bursa solecranon) atau sepanjang
permukaan esktensor lengan bawah, serta bentuknya oval atau bulat dan padat.
8. Ciri khas arthritis rheumatoid yaitu bersifat kronis.
9. Lemas, demam,berat badan menurun, anemia, anoreksia, serta badan terasa nyeri dan
kaku.

D. Diit Rematik
1. Yang Dianjurkan
a. Ikan berminyak
Beberapa jenis ikan yang kaya akan asam lemak omega-3, dapat
mengurangi protein C-reaktif (CRP) dan interleukin-6, dua protein peradangan
dalam tubuh Anda. Omega-3 juga mengurangi kolesterol “jahat” (LDL) dan
trigliserida. Tingginya kadar kolesterol LDL dan trigliserida (lemak dalam darah)
membuat Anda berisiko lebih tinggi untuk penyakit jantung. Adanya rematik juga
membuat risiko penyakit jantung lebih mungkin, jadi Anda ingin
mempergunakan setiap kesempatan yang ada untuk menjaga kesehatan jantung
Anda.
Para ahli merekomendasikan setidaknya 3 sampai 4 ons ikan, dua kali
seminggu. Ikan kaya omega-3-termasuk salmon, tuna, mackerel, dan herring.
Namun begitu, salmonlah yang memiliki kandungan omega-3 tertinggi di antara
semua ikan berminyak, yaitu 2 gram per 3 ons porsi. Panggang, tim, atau bakar
ikan, apapun sesuai kreativitas Anda dalam mengolah ikan jangan digoreng untuk
melestarikan kandungan lemak sehatnya.
b. Buah dan sayur berwarna-warni
Makan buah-buahan dan sayuran warna-warni adalah cara sederhana
untuk memastikan Anda mendapatkan semua nutrisi yang Anda butuhkan. Bahan
kimia alami yang memberi warna pada buah-buahan dan sayuran adalah
antioksidan kuat, yang mendukung sistem kekebalan tubuh dan dapat membantu
melawan peradangan. Makan setidaknya 1 ½ sampai 2 cangkir buah dan 2-3
cangkir sayuran setiap kali waktu makan Anda. Variasikan piring makan Anda
dengan berbagai macam jenis beri blueberry, ceri, blackberry, stroberi yang
mengandung senyawa anthocyanin untuk membantu mengurangi frekuensi
serangan asam urat, juga kentang, terong, kale dan brokoli, cabe dan paprika,
nanas, buah-buahan sitrus (jeruk, grapefruit, lemon, limau), semangka, wortel,
hingga keluarga bawang (bawang putih, bombay, bawang perai).
Penelitian menunjukkan bahwa mendapatkan asupan vitamin dalam
jumlah yang tepat dapat mencegah peradangan dan menjaga kesehatan sendi pada
penderita rematik.
c. Minyak zaitun
Minyak zaitun mengandung lemak tak jenuh tunggal yang baik bagi
kesehatan jantung, antioksidan dan oleocanthal, suatu senyawa yang dapat
menurunkan peradangan dan nyeri. Oleocanthal dalam minyak zaitun
menghentikan produksi bahan kimia yang menyebabkan peradangan, protein C-
reaktif (CRP). Obat antiperadangan (NSAID)
seperti aspirin dan ibuprofen bekerja melawan peradangan dengan membatasi
produksi bahan kimia yang sama.
Pilih minyak zaitun extra virgin yang mempertahankan lebih banyak
nutrisi daripada jenis lainnya, karena jenis ini melalui lebih sedikit tahapan
pemprosesan dan penyulingan. Minyak zaitun adalah pengganti yang sehat dan
lezat untuk lemak jenuh dan trans. Lemak jenuh ditemukan dalam makanan
seperti susu, mentega, es krim, dan daging merah berlemak. Lemak trans
ditemukan dalam banyak makanan panggangan yang diproses.
d. Teh hijau
Para peneliti di University of Maryland dan Rutgers University
menemukan bahwa gejala arthritis yang ditemukan pada tikus lab berangsur
membaik dengan pesat setelah peneliti menambahkan teh hijau ke dalam air
mereka selama satu sampai tiga minggu, dilansir dari Everyday Health. Teh hijau
diperkaya dengan polifenol, antioksidan yang dipercaya dapat mengurangi
peradangan dan memperlambat kerusakan tulang rawan. Studi juga menunjukkan
bahwa antioksidan lain dalam teh hijau yang disebut epigallocatechin-3-gallate
(EGCG) menghadang produksi molekul penyebab kerusakan sendi pada
penderita rematik. Akan tetapi, teh hijau juga mengandung porsi kecil vitamin K,
yang dapat menangkal pengenceran darah. Maka dari itu, penting untuk
mendiskusikan penggunaan teh hijau dengan dokter Anda sebelum
menambahkannya ke rejimen pengobatan alternatif rematik Anda.
e. Rempah-rempah (ketumbar, jahe, kunyit)
Para peneliti di All Institute of Medical Sciences di New Delhi percaya
bahwa ketumbar dapat membantu meringankan gejala rematik. Menurut
penelitian mereka, yang diterbitkan dalam Indian Journal of Medical Research,
dua kelompok tikus dengan gejala mirip rematik disuntikkan dengan steroid dan
bubuk ketumbar. Setelah 21 hari, kedua kelompok menunjukkan perbaikan,
namun tikus yang disuntikkan dengan ketumbar memiliki penurunan
pembengkakan dan peradangan yang lebih dramatis daripada tikus yang disuntik
steroid.
Kunyit mengandung curcumin, yang telah terbukti mengurangi
peradangan hingga tingkat sel. Para peneliti di University of California melihat
enam percobaan manusia yang melibatkan kunyit dan menyimpulkan bahwa
rempah ini adalah agen antiperadangan yang aman dan efektif.
Jahe telah lama dikenal karena kemampuannya untuk menenangkan
masalah perut. Seperti kunyit, jahe juga mengandung bahan kimia yang bekerja
seperti obat antiperadangan untuk rematik. Para peneliti di Jepang menemukan
bahwa tikus dengan gejala mirip arthritis membaik dengan cepat ketika diberi
ekstrak jahe merah kering. Catatan: Jahe dapat menyebabkan pengenceran darah.
Jadi, jika Anda mengambil obat pengencer darah seperti Coumadin (warfarin),
diskusikan dengan dokter Anda sebelum menambahkan jahe ke dalam rencana
pengobatan rematik Anda.

2. Yang Tidak Dianjurkan


Rematik (Rheumatoid Arthritis) adalah penyakit yang menyebabkan radang
dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku dan bengkak pada sendi. Bagian yang
paling sering terkena rematik yaitu tangan, pergelangan tangan, kaki dan lutut. Akan
tetapi, rematik juga bisa menjalar kebagian lain seperti bagian pinggul dan lutut yang
dapat mengakibatkan si pengidap sulit untuk berjalan, berlutut, membungkuk, dan
bahkan berdiri.
Pengidap rematik lebih banyak kepada wanita dibandingkan pria, dengan
tingkat usia 20-40 tahun. Penyebab rematik pun beragam, mulai dari asam urat, faktor
usia, osteoporosis, mengonsumsi alkohol dan bahkan bisa terjadi akibat dehidrasi.
Apabila seseorang telah mengalami rematik, sebaiknya pengidap harus memiliki
pantangan rematik dengan cara menghindari konsumsi beberapa makanan pemicu
rematik tersebut. Berikut adalah 5 makanan pantangan rematik yang harus dihindari:
a. Jeroan
Jeroan merupakan makanan yang diambil dari dalaman hewan yang terdiri
dari usus, hati, ampela, jantung, otak dan lainnya. Jeroan ini memang memiliki
rasa yang lezat, terlebih lagi jika diolah dengan cara di sop dengan menggunakan
santan.
Akan tetapi jeroan merupakan makanan pantangan rematik, yang apabila
si pengidap memakannya akan memicu kambuh dan nyeri sakit di bagian yang
terserang. Selain dapat memicu rematik, jeroan juga menyebabkan penyakit lain
seperti jantung, hipertensi, obesitas dan komplikasi penyakit lainnya.
b. Santan
Makanan pantangan rematik yang kamu harus hindari adalah santan.
Memang santan akan menjadikan makanan bertambah lezat dan menjadi gurih.
Akan tetapi santan mengandung zat purin yang tinggi dan kaya akan zat kolesterol.
Jadi segala makanan yang mengandung santan, sebaiknya tidak boleh dikonsumsi
atau menjadi pantangan rematik. Kandungan zat purin pada santan menjadi
pemicu sendi menjadi sakit bagi pengidap rematik, dan juga asam urat.
f. Kacang, gandum, dan biji-bijian
Konsumsi kacang dan biji-bijian utuh misalnya beras merah, gandum,
oats, sereal, kacang merah, kacang pinto, almond, walnut, pistachio diperkaya
oleh serat yang dapat membantu Anda menurunkan kadar protein C-reaktif (CRP),
tanda peradangan dalam tubuh. Selain itu, kacang dan biji-bijian utuh juga
dipersenjatai oleh lemak tak jenuh tunggal, protein, asam folat, magnesium, zat
besi, zinc, dan kalium semua terkenal akan manfaatnya bagi kesehatan jantung,
otot, dan sistem kekebalan tubuh. Gandum juga mengandung selenium, senyawa
antioksidan antiperadangan. Beberapa penderita rematik memiliki tingkat
selenium yang rendah dalam darah mereka.
Keuntungan lain dari makan biji-bijian utuh adalah bahwa bahan pangan
ini memiliki serat mengenyangkan, yang memudahkan Anda untuk mengelola
nafsu makan Anda. Produk biji-bijian utuh dapat membantu Anda tetap pada
berat badan yang sehat sehingga Anda tidak memiliki tekanan ekstra pada sendi
Anda.
c. Seafood
Seafood merupakan makanan yang lezat, sebab rasanya yang gurih dan
bisa diolah ke dalam berbagai jenis masakan. Sayangnya, bagi pengidap penyakit
rematik. Seafood dapat memicu munculnya gejala rematik dan membuat
kambuh. Seafood yang harus dihindari adalah berbagai jenis kepiting dan udang.
d. Sayuran
Sayuran memang sangat menyehatkan untuk tubuh, di dalam sayuran
banyak sekali jenis vitamin dan mineral yang bagus jika dikonsumsi tubuh.
Sayangnya terdapat beberapa jenis sayuran yang menjadi pantangan, untuk
pengidap asam urat dan juga rematik. Alasannya adalah di dalam sayuran tersebut
terdapat zat puring yang tinggi, sehingga dapat memicu sendi yang sakit. Adapun
sayuran yang menjadi pantangan rematik adalah bayam, jamur, kembang kol,
kangkung, dan sawi.
e. Daging Kambing
Sate kambing rasanya yang lezat, apalagi jika di olah dengan cara disatai
atau di tongseng. Daging kambing dengan lemak menjadi pantangan orang yang
memiliki penyakit seperti hipertensi, kolesterol, dan rematik. Zat purin yang
tinggi menjadikan daging kambing sering menjadi pantangan bagi orang yang
memiliki penyakit tersebut.

Itulah 5 makanan pantangan rematik yang harus dihindari, sebab masing-


masing dari makanan tersebut memiliki zat purin yang tinggi pemicu rematik.
Penyakit rematik memang tidak bisa disembuhkan secara instan, dibutuhkan
pengobatan yang intens agar rematik dapat sembuh. Salah satu cara mengobati
rematik memang dengan melakukan pantangan makanan.
Melakukan pantangan makanan, bukan berarti kamu tidak bisa
mengonsumsi semua jenis makanan. Ada juga makanan yang memang dianjurkan
bagi pengidap rematik, seperti jahe, apel, kunyit, minyak zaitun, nanas, bawang
putih, produk olahan susu, ikan dan makanan lainnya yang mengandung protein.

E. Terapi Nyeri Penderita Rematik


Arthritis Reumatoid merupakan salah satu penyakit rematik yang paling sering
diderita orang usia lanjut dan anak muda. Bagi yang mengalami penyakit ini tentu sulit
menjalani kegiatan sehari-hari dengan adanya nyeri, deformitas sendi dan mungkin sudah
menyerah serta menggunakan kursi roda.
1. Konsultasikan penyakit arthritis reumatoid kepada dokter ahli reumatologi. Hal ini
sangat penting untuk menentukan pengobatan mana yang tepat. Apabila sudah
mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan
indikasi.
2. Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau
lainnya.
3. Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk
menjaga mobilitas. Saat menggerakkan sendi otomatis sudah menjaga sendi menjadi
kuat dan fleksibel
4. Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan menggunakan tongkat
pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki. Dengan
menggunakan sepatu yang cocok menopang tubuh mengurangi nyeri dan jatuh.
5. Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah
kelelahan dan nyeri.
6. Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai
hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Dianjurkan makan makanan
yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
7. Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan
nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. Kompres panas
dapat menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan
kompres dingin dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat
membantu mengurangi rasa nyeri.
Nyeri sendi merupakan suatu keluhan yang sering terjadi, terutama pada
orang yang sudah lanjut usia. Pada dasarnya,keluhan ini disebabkan oleh berbagai
hal. seperti pengapuran sendi (osteoartritis), penyakit rematik (rheumatoid arthritis),
artritis asam urat (gout arthritis), dan artritis akibat infeksi (septic arthritis).
Secara garis besar, ada dua jenis terapi yang perlu dilakukan oleh para
penderita nyeri sendi. Pertama, terapi menggunakan obat dan yang kedua adalah
terapi tanpa obat.
Kompres merupakan salah satu terapi tanpa obat yang kerap disarankan oleh
dokter pada penderita nyeri sendi. Namun hingga saat ini masih terdapat kontroversi
mengenai jenis kompres terbaik. Sebagian dokter menyarankan kompres dingin
sementara sebagian lainnya menyarankan kompres hangat.
Pada dasarnya, baik kompres hangat maupun kompres dingin bermanfaat
untuk mengurangi nyeri sendi. Hanya saja, tujuan penggunaan kompres tersebut
berbeda.
Kompres dingin lebih tepat digunakan pada sendi dengan tanda peradangan
seperti merah dan bengkak. Sementara kompres hangat lebih tepat digunakan pada
penderita nyeri sendi tanpa gejala peradangan.
Jika Anda mengalami nyeri sendi yang disertai gejala peradangan seperti pada
penyakit rematik, artritis asam urat, dan artritis akibat infeksi, pilihlah kompres
dingin untuk mengurangi gejala. Sementara itu, jika Anda mengalami nyeri sendi
tanpa gejala peradangan seperti pada pengapuran sendi, pilihlah kompres hangat
untuk mengurangi gejalanya.

Anda mungkin juga menyukai