Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN MENGENAI
MUAL DAN MUNTAH

Disusun Oleh

Neng Elsa Resa Anggaresta


Novi Andriani Rizki Apriyani
Nuri Nur P Roni Apriyana
Opa Maulana Soffi Ariwanti
KASUS 6
Nn.X adalah salah satu mahasiswi tingkat 1 STIKes Bhakti Kencana yang
akan mengikuti study tour ke Fakultas Keperawatan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta. Nn.X sangat senang mengikuti kegiatan tersebut
karena merasa bisa refreshing sejenak dari rutinitas perkuliahan yang
sangat padat. Perjalanan ke yogya memakan waktu 12 jam. Di tengah
perjalanan yang banyak tikungan dan jalan yang berlubang-lubang,
Nn.X merasa pusimg dan mengeluh muntah. Pembimbing rombongan
study tour memberikan minyak kayu putih untuk mengurangi keluhan
Nn.X. Karena perjalanan masih panjang an kondisi jalan yang masih
banyak tikungan dan berlubang-lubang membuat Nn.X muntah. Muntah
yang dikeluarkan Nn.X encer seperti susu berwarna kekuningan. Saat
Nn.X diperiksa, keluar keringat berlebih, denyut jantung cepat dan
hypersalivasi. Nn.X mengeluarkan muntah sampai 4 kali.
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkanya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan
pencampuran) dengan enzim

Sistem pencernaan pada manusia hampir


sama dengan sistem pencernaan hewan
lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus,
dan mengeluarkan kotorannya melewati
anus.
INJESTI
PENCERNAAN MEKANIK

PENCERNAAN KIMIAWI

PENYERAPAN
PENYINGKIRAN
Lapisan Mukosa

Lapisan Submukosa

Lapisan Otot

Lapisan Serosa
CAVUM ORIS (MULUT)
FARING
ESOFAGUS (KERONGKONGAN)
GASTER (GASTER)
INTESTINUM MINOR (USUS HALUS)
INSTESTINUM MAYOR (USUS BESAR)
REKTUM
ANUS
CAVUM ORIS
Mulut adalah pintu masuk makanan. Di dalam mulut terdapat lidah, rongga mulut, kelenjar ludah, dan
gigi. Jadi fungsi mulut bermacam-macam yaitu menghancurkan makanan, mencerna makanan, mengecap
rasa makanan, dan membantu menelan makanan. Di dalam mulut terjadi pencernaan mekanis (dengan gigi
dan lidah) dan pencernaan kimiawi (dengan ludah yang mengandung enzim ptialin). Berikut adalah
gambar anatomi mulut beserta bagian-bagiannya. Mulut terdiri dari:
Langit-langit
Gigi
Gusi
Tulang langit-langit
Pembuluh darah dan saraf langit-langit
Amandel
Lidah
Anak lidah
FARING

Faring merupakan organ penghubung antara rongga


mulut dengan kerongkongan atau esofagus. Makanan
yang telah dicerna akan masuk kerongkongan melalui
proses deglutisi melewati faring. Faring juga
merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan
saluran respirasi. Disebut juga sebagai pangkal
esophagus. Di bagian dalam faring terdapat
amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar
limpa yang mengandung limposit.
ESOFAGUS
Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: i (dibaca:
oeso) yang berarti membawa dan (dibaca:
phagus) yang berarti memakan atau kerongkongan
adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut
ke dalam lambung atau ventrikulus dengan panjang
sekitar 20 25 cm. Makanan berjalan melalui
esofagus dengan menggunakan proses peristaltik .

Kerongkongan adalah penghubung antara mulut dan


lambung. Kerongkongan disebut juga esofagus.
Kerongkongan berbentuk tabung dan terdapat otot.
Otot pada kerongkongan berfungsi untuk membawa
makanan dari mulut ke lambung dengan
menggunakan gerak peristaltik.
LAMBUNG

Lambung adalah organ pencernaan yang berfungsi


untuk mencerna berbagai zat-zat makanan. Letak
lambung berada di bawah sekat rongga badan. Di
dalam lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan
menggunakan enzim pepsin, enzim renin, enzim lipase,
dan asam lambung (HCl). Lambung terdiri dari tiga
bagian utama yaitu kardiak, fundus, dan pilorus. Di
ujung bagian atas lambung yang berbatasan dengan
kerongkongan terdapat sfingter yang berfungsi untuk
menjaga makanan agar tidak keluar dari lambung dan
dimuntahkan kembali. Sedangkan di bagian bawah yang
berbatasan dengan usus dua belas jari disebut sfingter
pilorus.
INTESTINUM MINOR (USUS HALUS)

Usus halus adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Disini juga terjadi proses pencernaan
kimiawi dengan bantuan enzim tripsin, enzim disakarase, enzim erepsin, dan enzim lipase. Sari-
sari makanan diserap melalui jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Seluruh sari makanan kecuali
asam lemak dan gliserol diangkut melalui vena porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak
dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa. Di usus halus juga terdapat duodendum (usus
dua belas jari), jejunum, dan ileum.

Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :
Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus.
Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m
Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodenum
dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya
sekitar 7 m.
Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan
intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan.Panjangnya sekitar 1 m.
INTESTINUM MAYOR

Usus besar adalah usus yang terbesar. Fungsi usus besar adalah untuk memilah kembali
hasil pencernaan. Disini terjadi penyerapan air dengan jumlah yang terbesar daripada
organ lain dan terjadi proses pembusukan sisa-sisa makanan dengan bantuan bakteri.
Struktur usus besar terdiri dari:
Usus buntu
Kolon asedens (kolon naik)
Kolon transversum (kolon datar)
Kolon desendens (kolon turun)
Rektum
REKTUM & ANUS

Rektum/rectum/poros usus merupakan bagian


terakhir dari usus besar. Terletak dibawah kolon
sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di
depan os sakrum dan os koksigis. Proses yang
terjadi di colon adalah adanya pencernaan secara
biologis dengan bantuan bakteri Escherichia coli
yang bertugas untuk membusukkan
makanan,membentuk vitamin K dan
menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat
pathogen. Sisa makanan yang telah dibusukkan
akan dibentuk menajdi feces dan akan masuk
dalam rectum.
ANUS

Anus atau dubur adalah penghubung antara


rektum dengan lingkungan luar tubuh. Di
anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi
untuk membuka dan menutup anus. Fungsi
utama anus adalah sebagai alat pembuangan
feses melalui proses defekasi (buang air
besar). Di anus terdapat otot sphinkter,
rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter
adalah untuk membuka atau menutup anus.
Sedangkan fungsi rektum adalah untuk
menyimpan feses sementara waktu.
APA ITU MUAL DAN MUNTAH ?
Mual sering kali di artikan sebagai keinginana
untuk muntah atau gejala yang dirasakan
ditenggerokan dan di daerah sekitar lambung,
yang menandakan kepada seseorang bahwa ia
akan segera muntah. (Sukandar, 2008: 378).

Muntah adalah aktivitas/kontraksi langsung


otot perut, dada dan GI yang mengarah ke
pengeluaran kuat isi perut melalui mulut.
Muntah adalah aksi dari mengosongkan
lambung secara paksa dan merupakan suatu
cara perlindungan alamiah dari tubuh.
ETIOLOGI MUAL & MUNTAH
Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktifan pusat muntah di
otak. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk
mengeluarkan zat yang merugikan. Muntah dapat disebabkan
karena makan atau menelan zat iritatif atau zat beracun atau
makanan yang sudah rusak. Beberapa orang mungkin
mengalami mual dan muntah saat mengendarai perahu, kereta,
pesawat ataupun mobil. Muntah bisa terjadi selama kehamilan
terutama di pagi hari. Banyak obat-obatan terutama obat anti
kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti morfin, dapat
menyebabkan mual dan muntah. Penyumbatan usus akan
menyebabkan mual dan muntah karena makanan berbalik arah
dari sumbatan tersebut. Iritasi atau peradangan lambung, usus
atau kantung empedu juga dapat menyebabkan muntah. Juga
masalah psikis terkadang dapat menimbulkan muntah. Perlu di
ingat bahwa mual dan muntah merupakan tanda dari suatu gejala
bukan suatu penyakit.
LANJUTAN
Gangguan GI track/Gastritis akut
Penyebab dari pusat (sinyal-sinyal dari otak)
Terkait dengan penyakit lain yang jauh dari
lambung
Obat-obat dan perawatan medis
Kehamilan
MEKANISME MUAL & MUNTAH
TANDA DAN GEJALA MUAL & MUNTAH
Tanda dan gejala mual muntah bervariasi
dari ringan menjadi kompleks. Gejala
Mual dan muntah merupakan gejala yang
sulit digambarkan.Orang yang menderita
mual biasanya tidak akan mengalami rasa
sakit, hanya saja mereka akan merasa
kurang nyaman pada pada bagian dada,
perut bagian atas, dan pada bagian belakang
tenggorokan. Gejala mual juga dikaitkan
dengan dengan beberapa gangguan
seperti sakit kepala, muntah, pusing, ringan,
diare, sakit perut.
FASE-FASE MUAL & MUNTAH
Nausea (mual)

Retching
(maneuver awal untuk muntah)

Regurgitasi/Emesis
(pengeluaran isi lambung/usus
ke mulut)
MACAM-MACAM MUNTAH

Mabuk Darat

Penyebabnya diperkirakan bahwa gesekan dalam kendaraan merangsang secara


berlebihan. Labirin dibagian dalam telinga dan juga pusat muntah melaui CTZ (Ch
emoreceptor Trigger Zone) atau terjadi pertentangan antara mata dengan indera pe
rasa yang sebenarnya harus bekerja sama dengan organ keseimbangan ( labirin ),
yang pada mabuk darat ( jalan ) memegang peranan esensial.

Muntah Kehamilan

Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-6 dan ke-14 dari masa kehamil
an akibat kenaikan pesat dari HCG ( Human Chorion Gonadotropin). Gejalanya p
ada umumnya tidak hebat dan hilang dengan sendirinya maka sedapat mungkin ja
ngan diobati, agar tidak mengganggu perkembangan janin.
LANJUTAN

Muntah Akibat Sitostatika


Disebabkan oleh rangsangan langsung dari CTZ (Chemoreceptor Tri
gger Zone) stimulant dan retroperistaltik dan pelepasan sitokronik di
saluran lambung-usus.

Muntah Akibat Radioterapi dan Pasca Bedah Muntah post-op


eratif
Terjadi untuk sebagian besar tergantung dari anestetika yang diguna
kan dan jenis pembedahan. Yang digunakan terutama adalah zat-zat
antagonis DA dan antagonis serotonin.
LANJUTAN

Muntah Darah (Hematemesis)


Muntah darah merupakan suatu kondisi yang mengancam keselamat
an seseorang.Muntah darah ini disebabkan oleh menelan darah saat
mimisan atau batuk akut, atau benar-benar muntah darah.Hemateme
sis atau muntah darah biasanya menunjukkan adanya pendarahan sal
uran gastrointestinal (pencernaan).
DAMPAK & KOMPLIKASI

Dehidrasi / tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi ini akan berimplikasi


hipovolemik pada tubuh, kulit kering / pecah- pecah, penurunan kesadara
n, serta sianosis.
Asidosis metabolic, akibat kekurangan H+ pada lambung
Kerusakan gigi akibat tergerus asam lambung ( perimylolisis )
Lemahnya perut, gangguan pandangan, pendengaran, dll.
PENATALAKSANAAN

Tujuan Terapi :
Tujuan keseluruhan dari terapi adalah untuk mencegah atau menghilangkan mual dan m
untah; dan seharusnya tanpa timbulnya efek samping atau efek yang tidak dikehendaki s
ecara klinis. (Sukandar, 2008).
Pasien dengan keluhan ringan, mungkin berkaitan dengan konsumsi makanan dan min
uman, dianjurkan menghindari masuknya makanan
Intervensi non farmakologi diklasifikasikan sebagai intervensi perilaku termasuk relak
sasi, biofeedback, self-hypnosis, distraksi kognitif dan desensitisasi siseimatik. Munta
h psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi psikologik.
Terapi Farmakologi
PRINSIP-PRINSIP
Seringkali mual dan muntah berkaitan dengan suatu infeksi usus yang dapat sembuh sendiri atau keban
yakan makan atau minum alkohol. Keadaan-keadaan ini tidak memerlukan pengobatan spesifik.
Mual dan muntah yang menetap dihubungkan dengan stasis lambung. Stasis lambung menyebabkan pe
rlambatan absorpsi dari emetik-emetik atau obat-obat lain yang diberikan secara per-oral, ini merupaka
n salah satu sebab mengapa anti-emetik diberikan per-injeksi.
Bila muntah menetap, maka obat-obatan yang diberikan melalui oral akan hilang percuma jika pasien
muntah.
Dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam-basa harus diobati secara tepat. Cairan intraven
a harus diberikan pada kasus-kasus yang mengalami dehidrasi, yaitu cairan garam isotonik dengan tam
bahan kalium.
Kasus-kasus mual dan muntah akibat pemberian obat dapat diatasi dengan memberikan obat tersebut b
ersama makanan atau dengan pemberian anti-emetik seperti metoklopramid secara teratur.
LANJUTAN.
Retching yaitu muntah tanpa isi yang dikeluarkan, lebih mengganggu daripada itu sendiri. Keadaan ini
dapat diatasi dengan memberikan sedikit cairan, air garam,atau susu, dalam interval yang teratur
Antasid efektif pada mual menetap yang diinduksi oleh obat, karena dapat meningkatkan laju pengoson
gan lambung.
Semua pasien yang mendapat anti-emetik harus diperingatkan akan kemungkinan terjadinya sedasi. Pas
ien-pasien ini harus diingatkan untuk berhati-hati jika mengemudi, menjalankan peralatan yang berbah
aya dan lain-lain.
Pada kasus-kasus mual dan muntah yang berat dan menetap, pengalaman klinismenunjukkan bahwa pe
mberian kombinasi anti-emetik cukup efektif. Hal iniagaknya disebabkan oleh fakta bahwa anti-emetik
tersebut bekerja pada reseptor yang berbeda.
Pasien-pasien dengan penyebab muntah yang bersifat mekanik, seringkali tidak berespons terhadap anti
-emetik. Fenotiazin tidak berguna dalam mengobati mabuk perjalanan, sementara obat-obatan antikolin
ergik dan antihistamin tampaknya dapat berefek ( Walsh, 1997 ).
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai