Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN SISTEM
IMUN & HEMATOLOGI
LIMFOMA NON-HODGKIN

Kelompok 2
Novi Andriani
Opa Maulana
Roni Apriyana
ANATOMI SISTEM
LIMFATIK
Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh
yang memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah
tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah
cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan
limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh
tubuh melalui pembuluh limfatik. Yang membentuk sistem
limfatik dan cairan yang mengisi pembuluh ini disebut limfe.

Pembuluh Limfe
Kelenjar Limfe
Limfa

Tymus

Sum Sum Tulang


FISIOLOGI SISTEM
LIMFATIK

Pembuluh limfatik mengumpulkan cairan berlebih atau


cairan limfe dari jaringan sehingga memungkinkan aliran
cairan segar selalu bersirkulasi dalam jaringan tubuh.

Merupakan pembuluh untuk membawa kembali kelebihan


protein didalam cairan jaringan ke dalam aliran darah.

Nodusmenyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan bahan-


bahan berbahaya.

Nodus memproduksi limfosit baru untuk sirkulasi

Pembuluh limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi


nutrisi yang telah dicerna, terutama lemak.
LIMFOMA NON HODGKIN
Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH,
dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke
tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. Sekadar gambaran, angka
kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga
menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi
pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Sedangkan pada Limfoma Hodgkin (DH)
relative jarang dijumpai, hanya merupaka 1 % dari seluruh kanker.

Limfoma Non Hodgkin (LNH) merupakan sekumpulan besar keganasan primer kelenjar
getah bening dan jaringan limfoid ekstra nodal, yang dapat berasal dari limfosit B,
limfosit T, dan sel NK (Natural killer). Saat ini terdapat 36 entitas penyakit yang
dikategorikan sebagai LNH dalam klasifikasi WHO.

Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem
kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa dari limfoma ini
berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar
dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan
penyakit Hodgkin.
ETIOLOGI
LIMFOMA NON HODGKIN
Imunodefisiensi
Diketahui sekitar 25% kelainan herediter langka yang berhubungan dengan terjadinya
LNH

Agen Infeksius
Epstein-Barr Virus (EBV DNA) ditemukan pada 95% limfoma Burkit endemik, dan lebih
jarang ditemukan pada limfoma Burkit sporadik. Karena tidak pada semua kasus
limfoma Burkit ditemukan EBV

Paparan Lingkungan dan Pekerjaan


Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan risiko tinggi adalah petemak
sefta pekerja hutan dan peftanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan
pelarut organik.

Diet dan Paparan Lainnya


Risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani,
merokok. dan yang terkena paparan ultraviolet.
KLASIFIKASI
LIMFOMA NON HODGKIN

Limfoma non Hodgkin agresif

Limfoma non Hodgkin agresif kadangkala dikenal sebagai limfoma non Hodgkin
tumbuh cepat atau level tinggi.karena sesuai dengan namanya, limfoma non
Hodgkin agresif ini tumbuh dengan cepat. Meskipun nama agresif
kedengarannya sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan respon sangat
baik terhadap pengobatan. Meskipun pasien yang penyakitnya tidak berespon baik
terhadap standar pengobatan lini pertama, sering berhasil baik
dengan kemoterapi dan transplantasi sel induk. Pada kenyataannya, limfoma non
Hodgkin agresif lebih mungkin mengalami kesembuhan total daripada limfoma non
Hodgkin indolen.
KLASIFIKASI
LIMFOMA NON HODGKIN
Limfoma non Hodgkin indolen

Limfoma non Hodgkin indolen kadang-kadang dikenal sebagai limfoma non


Hodgkin tumbuh lambat atau level rendah. Sesuai dengan namanya, limfoma non
Hodgkin indolen tumbuh hanya sangat lambat. Secara tipikal ia pada awalnya
tidak menimbulkan gejala, dan mereka sering tetap tidak terditeksi untuk
beberapa saat. Tentunya, mereka sering ditemukan secara kebetulan, seperti
ketika pasien mengunjungi dokter untuk sebab lainnya. Dalam hal ini, dokter
mungkin menemukan pembesaran kelenjar getah bening pada pemeriksaan fisik
rutin. Kadangkala, suatu pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah, atau
suatu sinar-X, dada, mungkin menunjukkan sesuatu yang abnormal, kemudian
diperiksa lebih lanjut dan ditemukan terjadi akibat limfoma non Hodgkin. Gejala
yang paling sering adalah pembesaran kelenjar getah bening, yang kelihatan
sebagai benjolan, biasanya di leher, ketiak dan lipat paha. Pada saat diagnosis
pasien juga mungkin mempunyai gejala lain dari limfoma non Hodgkin. Karena
limfoma non Hodgkin indolen tumbuh lambat dan sering tanpa
menyebabkan stadium banyak diantaranya sudah dalam stadium lanjut saat
pertama terdiagnosis.
KLASIFIKASI
LIMFOMA NON HODGKIN
Penentuan stadium merupakan salah satu pola penting dalam manajemen LNH
yang bertujuan untuk mengetahui status penyakit dan memilih pengobatan yang
relevan serta memudahkan evaluasi hasil terapi. Klasifikasi yang populer digunakan
adalah klasifikasi menurut Arnn Arborr (1971) sebagai berikut:

STADIUM INTERPRETASI
Stadium I Terserang satu kelenjar limfe pada daerah tertentu atau ekstra
limfatik
Stadium II Terserang lebih dari satu kelenjar limfe di daerah di atas
diafragma dengan atau tanpa ekstra limfatik
Stadium III Terserang kelenjar limfe diatas dan di bawah diafragma atau
disertai limfoma ekstra limfatik, limpa atau keduanya.
Stadium IV Tersebar menyeluruh pada organ ekstra limfatik dengan atau
tanpa melibatkan kelenjar limfe.
KLASIFIASI
LIMFOMA NON HODGKIN
Penentuan stadium merupakan salah satu pola penting dalam manajemen LNH
yang bertujuan untuk mengetahui status penyakit dan memilih pengobatan yang
relevan serta memudahkan evaluasi hasil terapi. Klasifikasi yang populer digunakan
adalah klasifikasi menurut Arnn Arborr (1971) sebagai berikut:

STADIUM INTERPRETASI
Stadium I Terserang satu kelenjar limfe pada daerah tertentu atau ekstra
limfatik
Stadium II Terserang lebih dari satu kelenjar limfe di daerah di atas
diafragma dengan atau tanpa ekstra limfatik
Stadium III Terserang kelenjar limfe diatas dan di bawah diafragma atau
disertai limfoma ekstra limfatik, limpa atau keduanya.
Stadium IV Tersebar menyeluruh pada organ ekstra limfatik dengan atau
tanpa melibatkan kelenjar limfe.
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
MANIFESTASI KLINIK
LIMFOMA NON HODGKIN
Gejala yang sering ditemukan pada penderita limfoma pada umumnya non-spesifik,
diantaranya:
1. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan
2. Demam 38 derajat, lebih dari 1 minggu tanpa sebab yang jelas
3. Keringat malam banyak
4. Cepat lelah
5. Penurunan nafsu makan
6. Pembesaran kelenjar getah bening tanpa adanya rasa sakit
7. Gangguan pencernaan dan nyeri perut
8. Nyeri tulang
9. Bengkak pada wajah dan leher dan daerah-daerah nodus limfe yang terkena.
10. Limphadenopaty
11. Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak nyeri di leher, ketiak atau pangkal paha
(terutama bila berukuran di atas 2 cm); atau sesak napas akibat pembesaran kelenjar getah
bening mediastinum maupun splenomegali.
12. Tiga gejala pertama harus diwaspadai karena terkait dengan prognosis yang kurang baik,
begitu pula bila terdapatnya Bulky Disease (KGB berukuran > 6-10 cm atau mediastinum
>33% rongga toraks).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorik, dan Patologi Anatomik. Pemeriksaan:
1. Anamnesis Umum
Pembersaran kelenjar getah bening (KGB) atau organ
Malaise umum
Berat badan menurun >10% dalam waktu 3 bulan
Demam tinggi 38C selama 1 minggu tanpa sebab
Keringat malam
Keluhan anemia (lemas, pusing, jantung berdebar)
Penggunaan obat-obatan tertentu
Khusus:

Pemeriksaan
- Penyakit autoimun (SLE, Sjorgen, Rheuma)
- Kelainan dara

penunjang - Penyakit infeksi (Toxoplasma, Mononukleosis,Tuberkulosis, Lues,


dsb)
- Keadaan defisiensi imun5
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorik, dan Patologi Anatomik. Pemeriksaan:
1. Anamnesis Umum
Pembersaran kelenjar getah bening (KGB) atau organ
Malaise umum
Berat badan menurun >10% dalam waktu 3 bulan
Demam tinggi 38C selama 1 minggu tanpa sebab
Keringat malam
Keluhan anemia (lemas, pusing, jantung berdebar)
Penggunaan obat-obatan tertentu
Khusus:

Pemeriksaan
- Penyakit autoimun (SLE, Sjorgen, Rheuma)
- Kelainan dara

penunjang - Penyakit infeksi (Toxoplasma, Mononukleosis,Tuberkulosis, Lues,


dsb)
- Keadaan defisiensi imun5
2. Pemeriksaan Fisik
Pembesaran KGB
Kelainan/pembesaran organ (hati/limpa)
Performance status: ECOG atau WHO/Karnofsky
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Biopsi eksisional atau core biopsy
- Biopsi KGB dilakukan cukup pada 1 kelenjar yang paling representatif, superfisial, dan perifer. Jika terdapat
kelenjarsuperfisial/perifer yang paling representatif, maka tidak perlu biopsi intra abdominal atau intratorakal.
Kelenjar getah bening yang disarankan adalah dari leher dan supraclavicular, pilihan kedua adalah aksila dan pilihan
terakhir adalah inguinal.Spesimen kelenjar diperiksa:
b. Laboratorium
- Rutin
Hematologi:
Darah Perifer Lengkap (DPL) : Hb, Ht, leukosit,trombosit, LED, hitung jenis
Gambaran Darah Tepi (GDT) : morfologi sel darah
Analisis urin : urin lengkap
Kimia klinik:
SGOT, SGPT, Bilirubin (total/direk/indirek), LDH, protein total, albumin-globulin
Alkali fosfatase, asam urat, ureum, kreatinin o Gula darah sewaktu
Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, P
HIV, TBC, Hepatitis C (anti HCV, HBsAg)
Khusus
Gamma GT
Serum Protein Elektroforesis (SPE) o Imunoelektroforesa (IEP)
Tes Coomb
B2 mikroglobulin
c. Aspirasi Sumsum Tulang (BMP) dan biopsi sumsum tulang dari 2 sisi spina illiaca dengan hasil spesimen
minimal panjang 1.5 cm, dan disarankan 2 cm.
d. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk melihat apakah Limfoma telah
melibatkan sumsum tulang.
Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PET scan, biopsi sumsum tulang dan
pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter
mendiagnosis Limfoma. Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna yaitu :
Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar.
Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum suntik. Ini kadang-kadang
dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan.
Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk melihat apakah Limfoma telah
melibatkan sumsum tulang.
e. Radiologi
f. Konsultasi THT
g. Cairan tubuh lain (Cairan pleura, cairan asites, cairan liquor serebrospinal)
h. Konsultasi jantung
PENATALAKSANAAN
LIMFOMA NON HODGKIN
Radioterapi
Kemoterapi
Transplantasi sumsum tulang dan transplantasi sel induk merupakan terapi
baru dengan memberikan harapan kesembuhan jangka panajang.
Kemoterapi dosis tinggi dengan rescue memakai peripheral blood stem cell
transplantasi.
Terapi dengan imunomodulator
Targeted therapy
KOMPLIKASI
LIMFOMA NON HODGKIN
Penekanan terhadap organ khususnya jalan nafas, usus dan saraf
Mudah terjadi infeksi, bisa fatal
Akibat efek samping pengobatan :
Aplasia sumsum tulang
Gagal jantung oleh obat golongan antrasiklin
Gagal ginjal oleh obat sisplatinum
Neuritis oleh obat vinkristin
PENCEGAHAAN
LIMFOMA NON HODGKIN
Tidak ada pedoman untuk mencegah limfoma Non Hodgkin karena
penyebabnya tidak diketahui. Super lutein merupakan herbal
antikanker no 1 yang direkomendasikan oleh 6600 dokter di
dunia. Kemampuannya sebagai herbal antikanker tidak dapat
dipungkiri lagi. Kandungan lycopene, beta caroten dan alpha
carotene merupakan karotenoid yang berfungsi sebagai
antioksidan yang sangat baik untuk regenerasi sel-selyang telah
mati dan menghambat radikal bebas dalam tubuh. karotenoid
tersebut juga mampu menghambat dan membunuh mutasi sel-sel
kanker ini.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
LIMFOMA NON HODGKIN

Anda mungkin juga menyukai