GANGGUAN SISTEM
IMUN & HEMATOLOGI
LIMFOMA NON-HODGKIN
Kelompok 2
Novi Andriani
Opa Maulana
Roni Apriyana
ANATOMI SISTEM
LIMFATIK
Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh
yang memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah
tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah
cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan
limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh
tubuh melalui pembuluh limfatik. Yang membentuk sistem
limfatik dan cairan yang mengisi pembuluh ini disebut limfe.
Pembuluh Limfe
Kelenjar Limfe
Limfa
Tymus
Limfoma Non Hodgkin (LNH) merupakan sekumpulan besar keganasan primer kelenjar
getah bening dan jaringan limfoid ekstra nodal, yang dapat berasal dari limfosit B,
limfosit T, dan sel NK (Natural killer). Saat ini terdapat 36 entitas penyakit yang
dikategorikan sebagai LNH dalam klasifikasi WHO.
Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem
kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa dari limfoma ini
berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar
dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan
penyakit Hodgkin.
ETIOLOGI
LIMFOMA NON HODGKIN
Imunodefisiensi
Diketahui sekitar 25% kelainan herediter langka yang berhubungan dengan terjadinya
LNH
Agen Infeksius
Epstein-Barr Virus (EBV DNA) ditemukan pada 95% limfoma Burkit endemik, dan lebih
jarang ditemukan pada limfoma Burkit sporadik. Karena tidak pada semua kasus
limfoma Burkit ditemukan EBV
Limfoma non Hodgkin agresif kadangkala dikenal sebagai limfoma non Hodgkin
tumbuh cepat atau level tinggi.karena sesuai dengan namanya, limfoma non
Hodgkin agresif ini tumbuh dengan cepat. Meskipun nama agresif
kedengarannya sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan respon sangat
baik terhadap pengobatan. Meskipun pasien yang penyakitnya tidak berespon baik
terhadap standar pengobatan lini pertama, sering berhasil baik
dengan kemoterapi dan transplantasi sel induk. Pada kenyataannya, limfoma non
Hodgkin agresif lebih mungkin mengalami kesembuhan total daripada limfoma non
Hodgkin indolen.
KLASIFIKASI
LIMFOMA NON HODGKIN
Limfoma non Hodgkin indolen
STADIUM INTERPRETASI
Stadium I Terserang satu kelenjar limfe pada daerah tertentu atau ekstra
limfatik
Stadium II Terserang lebih dari satu kelenjar limfe di daerah di atas
diafragma dengan atau tanpa ekstra limfatik
Stadium III Terserang kelenjar limfe diatas dan di bawah diafragma atau
disertai limfoma ekstra limfatik, limpa atau keduanya.
Stadium IV Tersebar menyeluruh pada organ ekstra limfatik dengan atau
tanpa melibatkan kelenjar limfe.
KLASIFIASI
LIMFOMA NON HODGKIN
Penentuan stadium merupakan salah satu pola penting dalam manajemen LNH
yang bertujuan untuk mengetahui status penyakit dan memilih pengobatan yang
relevan serta memudahkan evaluasi hasil terapi. Klasifikasi yang populer digunakan
adalah klasifikasi menurut Arnn Arborr (1971) sebagai berikut:
STADIUM INTERPRETASI
Stadium I Terserang satu kelenjar limfe pada daerah tertentu atau ekstra
limfatik
Stadium II Terserang lebih dari satu kelenjar limfe di daerah di atas
diafragma dengan atau tanpa ekstra limfatik
Stadium III Terserang kelenjar limfe diatas dan di bawah diafragma atau
disertai limfoma ekstra limfatik, limpa atau keduanya.
Stadium IV Tersebar menyeluruh pada organ ekstra limfatik dengan atau
tanpa melibatkan kelenjar limfe.
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
PATHWAY
LIMFOMA NON HODGKIN
MANIFESTASI KLINIK
LIMFOMA NON HODGKIN
Gejala yang sering ditemukan pada penderita limfoma pada umumnya non-spesifik,
diantaranya:
1. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan
2. Demam 38 derajat, lebih dari 1 minggu tanpa sebab yang jelas
3. Keringat malam banyak
4. Cepat lelah
5. Penurunan nafsu makan
6. Pembesaran kelenjar getah bening tanpa adanya rasa sakit
7. Gangguan pencernaan dan nyeri perut
8. Nyeri tulang
9. Bengkak pada wajah dan leher dan daerah-daerah nodus limfe yang terkena.
10. Limphadenopaty
11. Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak nyeri di leher, ketiak atau pangkal paha
(terutama bila berukuran di atas 2 cm); atau sesak napas akibat pembesaran kelenjar getah
bening mediastinum maupun splenomegali.
12. Tiga gejala pertama harus diwaspadai karena terkait dengan prognosis yang kurang baik,
begitu pula bila terdapatnya Bulky Disease (KGB berukuran > 6-10 cm atau mediastinum
>33% rongga toraks).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorik, dan Patologi Anatomik. Pemeriksaan:
1. Anamnesis Umum
Pembersaran kelenjar getah bening (KGB) atau organ
Malaise umum
Berat badan menurun >10% dalam waktu 3 bulan
Demam tinggi 38C selama 1 minggu tanpa sebab
Keringat malam
Keluhan anemia (lemas, pusing, jantung berdebar)
Penggunaan obat-obatan tertentu
Khusus:
Pemeriksaan
- Penyakit autoimun (SLE, Sjorgen, Rheuma)
- Kelainan dara
Pemeriksaan
- Penyakit autoimun (SLE, Sjorgen, Rheuma)
- Kelainan dara