Kanker Kelenjar Liur
Kanker Kelenjar Liur
35
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
PROTOKOL PENATALAKSANAAN
TUMOR / KANKER KELENJAR LIUR
I. PENDAHULUAN
Neoplasma kelenjar liur ialah neoplasma jinak atau ganas yang berasal dari sel
epitel kelenjar liur Liur
kelenjar liur major : - glandula parotis
- glandula submandibula
- glandula sublingual
kelenjar liur minor : kelenjar liur yang tersebar dimukosa traktus aerodigestivus
atas (rongga mulut, rongga hidung, faring,laring) dan sinus
paranasalis
B. Epidemiologi
36
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
Kelenjar liur major yang paling sering terkena ialah glandula parotis yaitu 70-
80%, sedangkan kelenjar liur minor yang paling sering terkena terletak pada
palatum. Kurang lebih 20-25% dari tumor parotis, 35-40% dari tumor
submandibula, 50% pari tumor palatum, dan 95-100% dari tumor glandula
sublingual adalah ganas. Insiden tumor kelenjar liur meningkat sesuai dengan
umur, kurang dari 2% mengenai penderita usia < 16 tahun
Pleomorphic adenoma lebih sering diderita pasien usia rata rata 40 tahun,
perempuan lebih banak daripada laki-laki. Warthin tumor lebih sering diderita
oleh laki-laki, 10% terjadi bilateral, sering pada kutub bawah parotis.
Tumor jinak
plemorphic adenoma ( mixed benign tumor)
monomorphic adenoma
papillary cystadenoma lymphomatosum (Warthin’s tumor)
Tumor ganas
mucoepidermoid carcinoma
acinic cell carcinoma
adenoid cystic carcinoma
adenocarcinoma
epidermoid carcinoma
small cell carcinoma
lymphoma
Malignant mixed tumor
Carcinoma ex pleomorphic adenoma (carcinosarcoma)
37
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
A. Laporan
B. Patologi Standard
Yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari spesimen operasi
meliputi :
tipe histologis tumor
derajat diferensiasi (grade)
pemeriksaan TNM untuk menentukan stadium patologis (pTNM)
T = Tumor primer
ukuran tumor
adanya invasi kedalam pembuluh darah/limfe
radikalitas operasi
N = Nodus regional
ukuran k.g.b
jumlah k.g.b yang ditemukan
level k.g.b yang positip
jumlah k.g.b yang positip
invasi tumor keluar kapsul k.g.b
adanya metastase ekstranodal
M = Metastase jauh
TNM Keterangan S T N M
T
Tx Tumor primer tak dapat I T1 N0 M0
ditentukan T2 N0 M0
T0 Tidak ada tumor primer
T1 Tumor < 2cm, tidak ada ekstensi II T3 N0 M0
ekstraparenkim
T2 Tumor >2cm-4cm, tidak ada III T1 N1 M0
ekstensi ektraparenkim T2 N1 M0
T3 Tumor >4cm-6cm, atau ada IV T4 N0 M0
ekstensi ekstraprenkim tanpa T3 N1 M0
terlibat n.VII T4 N1 M0
T4 Tumor >6cm, atau ada invasi ke Tiap N2 M0
n.VII/dasar tengkorak T N3 M0
Tiap Tiap M1
T N
Tiap
T
Nx Metastase k.g.b tak dapat
ditentukan
38
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
A. Pemeriksaan Klinis
1. Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau
keluarganya tentang :
a.) Keluhan
1. Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter, tidak nyeri,
di pre/infra/retro aurikula (tumor parotis), atau di
submandibula (tumor sumandibula), atau intraoral (tumor
kelenjar liur minor)
2. Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis
atau submandibula)
3. Paralisis n. fasialis, 2-3% (pada keganasan parotis)
4. Disfagia, sakit tenggorok, gangguan pendengaran (lobus
profundus parotis terlibat)
5. Paralisis n.glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus,
pleksus simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
6. Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
b.) Perjalanan penyakit ( progresivitas penyakit)
c.) Faktor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher, ekspos
radiasi)
d.) Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil
pengobatannya
e.) Berapa lama kelambatan
39
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
2. Pemeriksaan fisik
a.) Status general
Pemeriksaan umum dari kepala sampai kaki, tentukan :
1. penampilan (Karnofski / WHO)
2. keadaan umum
adakah anemia, ikterus, periksa T,N,R,t, kepala, toraks,
abdomen, ekstremitas,vertebra, pelvis
3. apakah ada tanda dan gejala ke arah metastase jauh (paru,
tulang tengkorak, dll)
b.) Satus lokal
1. Inspeksi (termasuk inraoral, adakah pedesakan tonsil/uvula)
2. Palpasi (termasuk palpasi bimanual, untuk menilai
konsistensi, permukaan, mobilitas terhadap jaringan sekitar)
3. Pemeriksaan fungsi n.VII,VIII,IX,X,XI,XII
c.) Status regional
Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher
ipsilateral dan kontralaeral. Bila ada pembesaran tentukan
lokasinya, jumlahnya, ukuran terbesar, dan mobilitasnya.
1. X foto polos
X foto madibula AP/Eisler, dikerjakan bila tumor melekat tulang
Sialografi, dibuat bila ada diagnosa banding kista parotis /
submandibula
X foto toraks , untuk mencari metastase jauh
2. Imaging
CT scan/ MRI, pada tumor yang mobilitas terbatas, untuk
mengetahui luas ekstensi tumor lokoregional. CT scan perlu
dibuat pada tumor parotis lobus profundus untuk mengetahui
perluasan ke orofaring
Sidikan Tc seluruh tubuh, pada tumor ganas untuk deteksi
metastase jauh.
C. Pemeriksaan Laboratorium
D. Pemeriksaan Patologi
1. FNA
Belum merupakan pemeriksaan baku.
Pemeriksaan ini harus ditunjang oleh ahli sitopatologi handal yang
khusus menekuni pemeriksaan kelenjar liur.
2. Biopsi insisional
40
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
3. Biopsi eksisional
1. pada tumor parotis yang operabel dilakukan parotidektomi
superfisial
2. pada tumor submandibula yang operabel dilakukan eksisi
submandibula
3. pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operabel
dilakukan eksisi luas ( minimal 1 cm dari batas tumor)
1. Diagnosis utama
a. Diagnosis klinis dari kelainan kelenjar liur
b. Untuk keganasan, sebutkan stadiumnya
2. Diagnosis komplikasi
3. Diagnosis sekunder (co-morbiditas)
V. PROSEDUR TERAPI
Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah pembedahan. Radioterapi
sebagai terapi ajuvan pasca bedah diberikan hanya atas indikasi, atau diberikan
pada karsinoma kelenjar liur yang inoperabel. Kemoterapi hanya diberikan
sebagai ajuvan, meskipun masih dalam penelitian, dan hasilnya masih belum
memuaskan.
A. Tumor Primer
1. Tumor operabel
41
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
b. Terapi tambahan
2. Tumor inoperabel
a. Terapi utama
b. Terapi tambahan
Kemoterapi :
42
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
1. Terapi utama
A. Operabel : deseksi leher radikal (RND)
B. Inoperabel : radioterapi 40 Gy/+kemoterapi preoperatif,
kemudian dievaluasi
- menjadi operabel RND
- tetap inoperabel radioterapi dilanjutkan sampai 70Gy
2. Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy
Parotidektomi superfisial
43
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
Potong beku
Jinak Ganas
Potong beku
Stop RND
Eksisi gld.submandibula
Potong beku
Jinak Ganas
44
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
Potong beku
Stop RND
Eksisi luas
Potong beku
Jinak Ganas
Stop Radikalitas
Stop Re-eksisi
(N) POSITIP
operabel inoperabel
45
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
radioterapi
sisa (+) sisa (-) lokoregional
+
diseksi leher (sitostatika)
radikal (RND)
T (-) T (+) +
radioterapi
lokoregional
M POSITIP
sitostatika
+
paliatif (bila perlu):
operasi (trakeotomi,gastrostomi)
radioterapi
medikamentosa
46
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
TUMOR RESIDIF
47
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
KEPUSTAKAAN :
1. Batsakis JG. Tumors of the head and neck: Clinical and pathological
tumors, In: Nyhus LM, aker RJ. (eds)., Mastery of surgery vol I, 2rd. Ed.,Boston,
3. Espat J, Carew JF, Shah JP. Cancer of head and neck, In: Bland KI, Daly JM,
48
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
4. John ME, Kaplan MJ. Surgical therapy of tumours of the salivary glands. In:
Tumors, Philadelphia, WB Saunders Co; 1987: Million RR, Cassisi NJ. Major
salivary gland tumors. A commentary on the second edition. Cancer 1992; 70:
379-85
10. Woods JE. Surgical management of inlammatory and neoplastic diseases of the
parotid gland, In: Nyhus LM, aker RJ. (eds)., Mastery of surgery vol I, 2rd.
12. Sobin L H & Wittekind Ch (ed), TNM Classification of Malignant Tumours, 6th ed,
49
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Kelenjar Liur
886-906
14. Laramore G E, Coltrera M D, Hunt K J, Tumors of the Head and Neck, in Rubin P,
50