Anda di halaman 1dari 7

Khutbah I

‫ِ أحمشسحهدد أحمن حل لاحلْسحه إلنل اس حومحسحدهد ل‬،‫ِ حوأحمفحهحمحنساَ لبحشسسلرميحعلة الْننلبسلي الْحكريسلم‬،‫ل اللْذّي حهحداحناَ دسدبحل الْلسسلحلم‬ ‫ل مالْححممدد ل‬
‫مالْححممدد ل‬
َ‫صيَل و حسليَمم حوبسساَلرمك حعلحسسى‬ ‫ِ الْللدهنم ح‬،‫ِ حوأحمشحهدد أحلن حسيَيحدحناَ حوحنلبنيحناَ دمححنمددا حعمبددهد حو حرسودلْه‬،‫ِ دذّو مالْحجللل حوالمكرام‬،‫حشلريك حلْه‬
‫ِ أوصسسيكم و نفسسسي‬،‫ فياَيهاَ الخإوان‬:‫ِ أماَ بعد‬،‫صحاَلبله حوالْنتاَلبعيحن لبإِمحساَلن إحلْىَ حيمولم الْيَدين‬ ‫حسيَيلدناَ دمححلمدّد وعلىَ الْه وأ م‬
‫ِ بسسسم اسس‬،‫ أعوذّ باَل من الْشسسيطاَن الْرجيسسم‬:‫ِ قاَل ا تعاَلْىَ في الْقران الْكريم‬،‫بتقوى ا وطاَعته لْعلكم تفلحون‬
‫صللمح حلْدكمم أحمعحماَحلْدكمم حوحيمغلفمر حلْدكسسمم دذّدنسسوحبدكمم حوحمسسمن‬
‫ِ دي م‬،‫ حياَ أحييحهاَ الْنلذّيحن آححمدنوا انتدقوا ا حودقودلْوا حقمودل حسلديددا‬:‫الْرحماَن الْرحيم‬
َ‫ديلطلع ا حوحردسوحلْده حفحقمد حفاَحز حفمودزا حعلظيدما‬

‫ صدق ا الْعظيم‬.‫ا ححنق دتحقاَلتله حولح حتدممودتنن إللن حوأحمندتمم دممسللدمموحن‬


‫وقاَل تعاَلْىَ حياَ احييحهاَ الْنلذّميحن آحمدنموا انتقدموا ح‬

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Setiap tahun pada bulan Desember ada satu hari yang disebut Hari Ibu. Hampir
setiap negara di dunia ini memiliki Hari Ibu yang peringatannya dilaksanakan pada
hari yang berbeda satu sama lain. Di Indonesia Hari Ibu diperingati setiap tanggal
22 Desember. Di negara-negera Eropa dan Amerika, peringatan Hari Ibu jatuh
pada hari Minggu kedua bulan Mei. Sementara di negara-negara Arab, seperti,
Mesir, Iraq, Saudi Arabia, dan sebagainya Hari Ibu jatuh pada tanggal 21 Maret.

Dari data tersebut, dapat kita ketahui bahwa di setiap budaya atau bangsa,
seorang ibu diakui memiliki peran sangat penting dalam hidup ini. Adanya
peringatan Hari Ibu di seluruh dunia menunjukkan adanya kesadaran bersama
untuk mengakui sekaligus menghargai jasa-jasa ibu. Jauh sebelum dunia
menetapkan perlunya peringatan Hari Ibu, Rasulullah SAW telah meletakkan
dasar-dasar teologis bahwa seorang ibu diakui sangat mulia sebagaimana
ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatakan dari Anas bin Malik RA:
‫ت أحمقحدالم ال دنمحهاَ ل‬
‫ت‬ ‫الْحجنندة حتمح ح‬

“Surga itu di bawah telapak kaki ibu.”

Hadits tersebut menegaskan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan yang sangat
mulia hingga seolah-olah surga yang begitu indah dan agung saja tidak lebih
tingggi daripada seorang ibu karena diibaratkan berada di bawah telapak kakinya.
Kita semua tahu bahwa telapak kaki adalah bagian paling bawah atau rendah dari
organ manusia. Namun maksud hadits ini adalah bahwa tidak mungkin seorang
anak bisa masuk surga tanpa ketundukan kepada seorang ibu.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Rasulullah SAW mengisyaratkan agar bakti kepada ibu tiga kali lebih besar
daripada kepada ayah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Abi Hurairah RA:

‫حممن أححيق الْناَس لبدحمسن ح‬


‫ ثسسم‬: ‫ِ قسساَل‬،‫ أيمك‬: ‫ ثم حممن ؟ قاَل‬: ‫ِ قاَل‬،‫ أيمك‬: ‫ ثم حممن ؟ قاَل‬: ‫ِ قاَل‬،‫ أيمك‬: ‫صحاَبتي ؟ قاَل‬
‫ أدبوك‬: ‫حممن ؟ قاَل‬

“Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulillah SAW. Orang itu bertanya
kepada Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak kami sikapi
dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah
itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi
menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi. Nabi kemudian menjawab, kemudian
ayahmu."
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa perbandingan bakti kita kepada ibu
dan ayah adalah 3 : 1 atau 75 persen : 25 persen. Pertanyaan yang muncul
kemudian, atas dasar apa Rasulullah SAW mengisyaratakan perbandingan seperti
itu. Pertanyaan ini dapat kita temukan jawabannya dalam surat Luqman, ayat 14,
dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ك إللْحني املْحم ل‬
‫صيدر‬ ‫صميحناَ امللمنحساَحن لبحوالْلحدميله حححملحمتده أ ديمده حومهدناَ حعلحىىَ حومهدّن حولف ح‬
‫صاَلْدده لفي حعاَحمميلن أحلن امشدكمر للْي حولْلحوالْلحدمي ح‬ ‫حوحو ن‬

“Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapa;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah payah dan menyapihnya
dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada ibu-bapakmu. Hanya
kepada-Ku lah kembalimu.”

Dari ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam kaitannya dengan proses
kejadian dan kelahiran manusia ke bumi ini, terdapat 4 fase penting. Fase pertama
adalah fase yang melibatkan partisipasi dari ayah dan ibu dimana peran ayah
sangat menentukan. Dalam fase ini, sel telur sang ibu tidak mungkin terbuahi
tanpa pertemuannya dengan seperrma sang ayah. Dengan kata lain tugas alamiah
seorang laki-laki atau ayah adalah membuahi sel telur perempuan atau ibu
sehingga terjadi kehamilan yang bentuk awalnya berupa gumpalan darah yang
dalam Al Qur’an, Surat ke 96, ayat 2 disebut sebagai ‘alaq sebagaimana ayat
berikut:

‫حخإلححق المنحساَحن لممن حعلحدّق‬

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”


Ayat di atas menegaskan bahwa proses awal terjadinya manusia adalah gumpalan
darah. Hanya pada fase awal inilah seorang laki-laki memainkan peran alamiah
satu-satunya yang tidak mungkin digantikan oleh perempuan karena sel telur
hanya bisa dibuahi oleh sperma. Maka bisa dimengerti bakti seorang anak kepada
ayah dibadingkan dengan ibu adalah 1 : 3 karena dalam 3 proses berikutnya
seorang ayah sudah tidak terlibat lagi. Masing-masing dari ketiga proses ini
sepenuhnya dilakukan oleh ibu dengan susah payah dan penuh risiko. Hal ini
berbeda sama sekali dengan proses awal atau fase pertama yang penuh dengan
kenikmatan tanpa risiko berarti.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Setelah selesainya proses pertama, yakni pembuahan sel telur oleh sperma, maka
proses berikutnya atau kedua adalah kehamilan. Dalam proses ini, seorang ibu
harus mengandung si janin dalam kandungan selama rata-rata 9 bulan. Selama 9
bulan ini, tidak ada partisipasi ayah sama sekali karena organ laki-laki memang
tidak dirancang untuk bisa mengandung seorang bayi. Hingga kini pun tidak ada
teknologi yang bisa membuat laki-laki berpartisipasi atau mengambil alih tugas
mengandung. Bayi tabung pun juga tidak bisa dikembangkan dalam organ laki-laki
karena faktanya laki-laki memang tidak memiliki rahim.

Dalam fase mengandung ini, seorang ibu mengalami kesusahan demi kesusahan
yang didalam Al Qur’an digambarkan sebagai ‫ وهناَ علىَ وهن‬, yakni keadaan susah
payah dan lemah yang dari hari ke hari bukannya makin ringan tetapi makin berat.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,


Setelah proses kedua selesai, disusul proses ketiga yang merupakan puncak dari
proses kehamilan, yakni proses melahirkan. Lagi-lagi dalam proses melahirkan ini
tidak ada keterlibatkan seorang ayah. Seorang ibu harus berjuang sendiri untuk
bisa melahirkan dengan selamat, baik selamat bagi dirinya sendiri maupun bayi
yang dilahirkannya. Tugas ini ber-risiko tinggi karena secara langsung berkaitan
dengan keselamatan jiwa. Tentunya telah sering kita dengar beberapa perempuan
meninggal saat melahirkan. Dalam proses melahirkan ini, sang ayah juga tidak
bisa berbuat banyak untuk meringankan beban sang ibu. Seringkali terjadi, sang
ayah tak sanggup dan tak tega menyaksikan sang ibu sedang berjuang melahirkan
karena penderitaan yang dialaminya sangat berat dengan nyawa sebagai
taruhannya. Seringkali pula, sang ayah hanya bisa menangis penuh kekhawatiran
sambil berdoa mudah-mudahan sang ibu bisa melahirkan dengan selamat.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Setelah proses ketiga selesai, disusul proses keempat, yakni menyusui. Dalam
proses menyusui ini, sang ibu harus berhati-hati dan selalu menjaga diri sebaik
mungkin karena apa yang terjadi pada dirinya bisa berdampak langsung pada si
bayi. Sang ibu harus sanggup berjaga menahan kantuk, baik siang maupun malam.
Ketika si bayi haus dan lapar dan membutuhkan ASI, seorang ibu harus selalu siap
memberikannya. Dalam tugas ini, sang ayah juga tidak bisa berbuat banyak untuk
meringankan beban sang ibu. Berbagai resiko, baik fisik maupun non-fisik pun,
juga sering dihadapi para ibu yang sedang menyusui.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Al-Qur’an memberitakan masa menyusui adalah dua tahun sebagaimana bunyi


ayat:
‫وفصاَلْه في عاَمين‬

“Dan menyapihnya dalam usia dua tahun.”

Masa dua tahun menyusui dengan ASI adalah ideal terutama bagi ibu-ibu yang
memang memiliki kesempatan untuk itu. Tetapi bagi mereka yang memiliki
masalah tertentu, maka setidaknya selama 6 bulan pertama dapat
mengusahakannya sebab selama itu ASI bersifat eksklusif. Ini merupakan standar
internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya
tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua
energi dan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru,
serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Mengingat beratnya tugas ibu, yakni tiga hal penting yang terdiri dari:
mengandung, melahirkan dan menyusui, maka bisa dimengerti mengapa Nabi
Muhammad SAW mengisyaratkan agar hormat dan bakti kepada ibu lebih besar
daripada kepada ayah. Sebagaimana saya uraikan di atas, perbandingannya adalah
3 : 1. Perbandingan ini masuk akal dan adil.

‫ أعسسوذّ بسساَل مسسن الْشسسيطاَن‬: ‫ِ وأدخإلناَ وإياَكم فسسي زمسسرة عبسساَده الْمسسؤمنين‬،‫جعلناَ ا وإياَكم من الْفاَئزين المنين‬
‫ باَرك ا لْي ولْكم فسسي الْقسسران‬.‫ ياَيهاَ الْذّين امنوا اتقوا ا وقولْوا قول سديدا‬:‫ِ بسم ا الْرحمن الْرحيم‬،‫الْرجيم‬
‫الْعظيم ونفعني وإياَكم بماَ فيه من الياَت والْذّكرالْحكيم‪ ِ،‬وتقبل مني ومنكم تلوته انه هو الْغفور الْرحيم‪ ِ،‬وقسسل‬
‫رب اغفر وارحم وانت خإيرالْراحمين‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫الْحمد ل الْحمد ل الْذّي أكرمناَ بدين الْحق الْمبين‪ ِ،‬وأفضلناَ بشريعة الْنبي الْكريم‪ ِ،‬أشهد أن ل الْه إل ا وحده‬
‫ل شريك لْه‪ ِ،‬الْملك الْحق الْمبين‪ ِ،‬وأشهد أن سيدناَ ونبيناَ محمدا عبده و رسولْه‪ ِ،‬سيدالنبياَء والْمرسلين‪ ِ،‬الْلهم‬
‫صل و سلم وباَرك علىَ نبيناَ محمد وعلىَ الْه وصحبه والْتاَبعين ومن تبعهم بإِحساَن إلْىَ يوم الْدين‪ ِ،‬أمسساَ بعسسد‪:‬‬
‫فيأيهاَ الْناَس اتقوا ا‪ ِ،‬وافعلوا الْخإيرات واجتنبوا عن الْسيئاَت‪ ِ،‬واعلمسسوا أن اسس يسسأمركم بأمربسسدما فيسسه بنفسسسه‪ِ،‬‬
‫فقاَل عز من قاَئل‪ :‬إن ا وملئكته يصلون علىَ الْنبىَ‪ ِ،‬ياَ أيهاَ الْذّين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسسسليماَ‪ .‬الْلهسسم‬
‫صلل علىَ سيدناَ محمد و علىَ آل سيدناَ محمسسد‪ .‬الْلهسسم اغفسسر لْلمسسؤمنين والْمؤمنسساَت والْمسسسلمين والْمسسسلماَت‬
‫الحياَء منهم والموات انك سميع قريب مجيب الْدعوات‪ ِ،‬وغاَفر الْذّنوب انك علىَ كل شيئ قدير‪ .‬ربناَ اغفسسر‬
‫لْناَ ذّنوبناَ ولخإوانناَ الْذّين سبقوناَ باَليماَن ول تجعل في قلوبناَ غل لْلذّين آمنوا ربناَ إنسسك رءوف رحيسسم‪ ِ،‬ربنسساَ‬
‫آتناَ في الْدنياَ حسنة وفي الخإرة حسسسنة وقنسساَ عسسذّاب الْنسساَر‪ .‬والْحمسسد لسس رب الْعسساَلْمين‪ .‬عبسساَدا‪ ِ،‬إن اسس يسسأمر‬
‫باَلْعدل والحساَن وإيتاَء ذّي الْقربىَ وينهىَ عن الْفحشاَء والْمنكر والْبغي يعظكم لْعلكم تسسذّكرون‪ .‬فسساَذّكروا اسس‬
‫الْعظيم يذّكركم واشكروه علىَ نعمه يزدكم ولْذّكرا اكبر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai