Anda di halaman 1dari 7

7 Cara Sederhana Agar Kegiatan Ukm Berjalan Maksimal

Dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas tentunya kita memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran kegiatan UKM puskesmas.
Melihat tujuan mulia diatas tentunya kerjasama tim di puskesmas sangat diperlukan menimbang semua
sektor terkait di dalam elemen-elemen pokok kegiatan puskesmas.

Konsultasi dan arahan serta bimbingan dari pimpinan puskesmas menjadi penting karena ini adalah bagian
dari motivasi pimpinan kepada pelaksana yang nantinya akan melaksanakan kegiatan tersebut di lapangan.
Apapun kegiatan itu perencanaan adalah satu tolak ukur keberhasilan.

Berikut 7 cara sederhana menurut Saya agar kegiatan UKM dapat berjalan secara maksimal dilapangan :

1. Mengiventarisir semua kegiataan yang masuk dalam pokja UKM. Dalam perannya pokja UKM
terbagi dalam 2 bagian ( permenkes 75 tahun 2014 ). Ada yang esensial dan pengembangan.
Sebaiknya inventarisir dahulu kegiatan yang esensial barulah yang pengembangan. Diantaranya
yang esensial adalah Promkes, Kesling, KAI dan IKB, Gizi, Pencegahan dan pengendalian penyakit
dan UKM pengembangan : upaya yang sifatnya inovatif dan / bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan sesuai prioritas masalah pelayanan dan potensi sumber daya di wilayah
kerjanya.

2. Membagi habis tugas yang ada sesuai dengan kapasitas dan kemampuan pengelola program.
Tidak ada satu orang pelaksana pun dalam pokja UKM yang tidak kebagaian tugas dalam
menyelesaikan kegiatan UKM. Semua staf mendapat tugas yang sesuai dengan program dan
kapasitas tanggung jawabnya. Ini memang sedikit sulit menimbang di beberapa puskesmas masih
kekurangan SDM. Tetapi setidaknya bisa mensiasati dengan frekuensi waktu dan jadwal kegiatan
yang berimbang.

3. Membuat jadwal kegiatan sesuai dengan agenda dalam rencana kegiatan induk puskemas.
Jadwal kegiatan menjadi penting mengingat kelompok sasaran kita adalah masyarakat dengan
beragam aktifitas. Penjadwalan disesuaikan dengan sasaran yang ada. Misal, untuk sasaran ibu-ibu
bisa dilakukan pada sore hari seperti kelas ibu hamil. Untuk sasaran penyuluhan bisa dilaksanakan
pada malam hari ( seperti yang dilakukan di Puskesmas Kelapa Kabupaten Bangka Barat ). Pola
penjadwalan ini juga tentunya di buat serinci mungkin sampai pada tempat dan siapa PJ nya.

4. Informasikan ke masyarakat ( bukti sosialisasi ). Setelah jadwal dibuat lalu sampaikan jadwal
tersebut kepada sasaran yang akan dituju berikut dengan kontak person PJ UKM nya. Karena bila
terjadi perubahan jadwal akan dengan mudah mengkonfirmasi nya. Teknis informasi jadwal ini bisa
melalui surat kemudian sarankan di tempel pada papan pengumuman desa atau kantor desa
setempat. Gunakan sistem informasi radio untuk disiarkan secara berkala.

5. Laksanakan kegiatan sesuai arahan program. Dalam pelaksanaan kegiatan apapun tentunya ada
kerangka acuan dan SOP nya. Maka kerjakan sesuai dengan petunjuknya. Pun bila dilapangan
terjadi hal-hal diluar panduan sebaiknya di kondisikan semaksimal mungkin sesuai jalur. Catat
semua kendala dalam pelaksanaan guna dibahas dalam evaluasi kegiatan.

6. Rekap semua bukti pelaksanaan pokja UKM ( dokumentasikan ). Setelah kegiatan berjalan.
Dokumentasikan semuanya secara menyeluruh. Seperti bila ada pertemuan hendaknya dilengkapi
dengan surat undangan ( siapkan pula bukti tanda terima undangan ), daftar hadir, notulen rapat,
jadwal agenda tentatif dan foto-foto kegiatan. Ini sebagai bukti otentik guna memenuhi elemen
penilaian yang ada.

7. Evaluasi pelaksanaannya. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi. Sebetulnya evaluasi
masih masuk dalam rangkaian kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari kegiatan pokoknya. Bahas
semua kendala yang timbul dan langsung temukan solusi efektifnya guna perbaikan pelaksanaan
kegiatan yang akan datang.

Demikianlah cara sederhana dan sistematis agar pelaksanaan kegiatan UKM dapat berjalan semaksimal
mungkin. Memang paparan ini sepertinya mudah tetapi dalam aplikasinya tentunya mengalami kendala.
Setidaknya sudah menjadi tolak ukur yang sistematis, tersusun dan terarah guna efektifitas kegiatan UKM.
Dibawah ini adalah cuplikan diskusi saya dengan saudari Yessi Gusmiati. Beliau adalah penanggung jawab
UKM dalam tim mutu akreditasi di Puskesmas Sekar Biru Kabupaten Bangka Barat. Salah satu prestasi
beliau adalah Juara Lomba Tenaga Kesehatan Masyarakat Teladan Tingkat Nasional Tahun 2014. Berikut
petikan diskusinya.

Apa Pendapat Saudara Tentang Akreditasi ?

Akreditasi adalah Sebagai Acuan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama
dengan badan jaminan kesehatan.

Seberapa penting akreditasi puskesmas, menurut saudara ?

Sangat Penting menurut saya karena dengan adanya akreditasi puskesmas itu dapat meningkatkan mutu
yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen mutu dan pelayanan dan program bukan hanya sekedar
sertifikat akreditasi.

Apa hasil yang diharapkan dari akreditasi puskesmas ?

Dengan adanya akreditasi diharapkan pelayanan kesehatan yang ada ditingkatkan ditingkat dasar dapat
diberikan secara maksimal serta pelayanan yang baik dimasyarakat bisa menjadi lebih baik dan sesuai
dengan yang diinginkan dan memenuhi standar kenyamanan bagi pasien serta usaha preventif dan promotif
dapat menurunkan angka kesakitan.

Apakah memberikan efek yang baik ? pandangan Saudara ?

Ya, dengan adanya penilaian akreditasi ini khususnya dipuskesmas kami dapat mengetahui dan memahami
manajemen dalam pengelolaan yang sesuai ,dan juga puskesmas kami jadi lebih terpacu untuk terus
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dengan cara menjalankan manajemen yang standar baik dari
manjaemen puskesmas, upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan.

Apa Posisi Saudara dalam TIM Akreditasi Puskesmas ?

Posisi saya dalam Tim Akreditasi Puskesmas adalah sebagai ketua Pokja UKM.

Bagaimana Saudara Menjaga Kinerja TIM UKM ?

Cara Menjaga kinerja Tim UKM :

 Menginventarisir Semua Kegiatan Yang Masuk dalam Pokja UKM


 Membagi habis tugas yang ada sesuai kapasitas dan kemmpuan Pengelola Program
 Membuat Jadwal Kegiatan Sesuai Agenda dalam Rencana Kegiatan Puskesmas
 Berkomunikasi dengan Masyarakat ( bukti Sosialisasikan )
 Laksanakan Kegiatan Sesuai Arahan Program
 Rekap Semua bukti pelaksanaan kegiatan UKM
 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Apa Kendala dalam menyiapkan dokumen ?

Kendala nya :

 Waktu yang sangat singkat dalam mempersiapkan dokumen akreditasi.


 Tenaga yang masih kurang dan sebagian apatis
 Keuangan dan Anggaran seperti biaya ATK dan Print Out Dokumen dan SOP

Apa Kendala dalam implementasi UKM ?

Kendalanya :

 Ada Sebagaian Pegawai yang apatis acuh tak acuh saat menuju keperubahan yang lebih baik
 Tidak Disiplin

Apa Tips saudara dalam menyelesaikan dokumen dan impelementasinya :

1. Banyak Membaca dan Pahami dengan teliti standar, kriteria, serta pokok pikiran dari kriteria
2. Pokok pikiran menunjukan inti penilaian dari kriteria
3. Setelah memahami pokok pikiran lanjut ke kriteria dan lanjutkan keelemen penilaian .
4. Tiap elemen penilaian perhatikan dokumen telusr dan sasaran telusur
5. Untuk dokumen yang disiapkan sebaiknya dijalankan dahulu
6. Proses menjalankan bersinergi antara dokumen dan prosesnya untuk implementasinya

Pembahasan BAB 4.1 Kebutuhan Akan Upaya Kesehatan Masyarakat Di Analisis.

Pada tulisan saya sebelumnya tentang cara identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat sudah membahas
berbagai cara konvensional terapan yang dapat digunakan untuk memenuhi elemen penilaian tersebut.
Sebagai tambahan secara garis besar beberapa instrumen yang dapat di gunakan untuk identifikasi tersebut
diantara nya adalah :

1. Wawancara. Tim UKM puskesmas dapat mewawancari sasaran sesuai dengan kebutuhan. Tentunya
quisionernya sudah di siapkan terlebih dahulu sehingga memudahkan pada saat wawancara.
Mengingat sasaran mungkin tidak memiliki banyak waktu.
2. Pengamatan. Mengamati apa sebetulnya kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Contoh, jam buka
puskesmas pukul 8:00 WIB tetapi calon pasien sudah berkumpul pada pukul 7:30 WIB. Ini dapat di
tarik kesimpulan bahwa sebetulnya masyarakat ingin puskesmas buka jam pelayanan lebih pagi.
3. Angket. Dengan menyebarkan angket dengan metode pertanyaan yang sudah dibuatkan oleh tim
puskesmas.
4. Fokus diskusi. Meluangkan waktu untuk sambil berdiskusi dengan masyarakat pada acara-acara
tertentu. Dengan membawa pesan spesial tentang apa yang mereka inginkan dari puskesmas.
5. Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan. pendekatan dan metode yang memungkinkan
masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan
perencanaan dan kebijakan secara nyata.

Yuk kita bahas satu persatu bagaimana menyelesaikan elemen penilaian 1 – 7 yang ada pada Bab 4.1.

>4.1.1.1 Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, kelompok masyarakat dan individu
yang merupakan sasaran kegiatan.Berikut ini cara menyelesaikannya : puskesmas melakukan berbagai
kegiatan guna mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat seperti yang sudah saya sebutkan di
atas. Ingat pada telusurnya bahwa kegiatan ini harus dilakukan karena yang di nilai adalah proses
melakukan identifkasinya. Nanti yang akan di tanya adalah kepala puskesmas, PJ UKM, tokoh masyarakat
dan masyarakat itu sendiri. Dokumen : Sebelum melakukan kegiatan identifikasi tersebut hendaknya di
buatkan SOP nya dan ini yang menjadi dokumen penilaian.

>4.1.1.2 Identifikasi kebutuhan masyarakat dan harapan masyarakat, kelompok masyarakat dan individu
yang merupakan sasaran kegiatan dilengkapi dengan kerangka acuan, metode dan instrumen, cara analisis
yang di susun oleh PJ UKM. Dokumen : ada 3 dokumen yang harus disiapkan.

 Kerangka acuan. Buat kerangka acuan dengan format yang benar. Buat sedetail mungkin apa yang
nanti akan dikerjakan.
 Metode. Dengan metode apa yang nanti akan dikerjakan. Kalau metodenya angket maka siapkan
dokumen angkatnya, bila metode wawancara maka siapkan dokumen wawancaranya.
 Instrumen analisis. ini adalah cara untuk melakukan analisisnya. Dokumennya adalah hasil dari
metode yang dikerjakan. Bisa berupa rekapan hasil wawancara.

> 4.1.1.3 Hasil identifikasi di catat dan di analisis sebagai masukan untuk penyusunan kegiatan. Dokumen :
rekapitulasi hasil identifikasi tadi yang sudah di buatkan matrik/tabel. Saran masukan sasaran sudah di
bahas satu persatu dan di label. Serta sudah ada draft rencana kegiatan UKM terkait hasil identifikasi
tersebut.

>4.1.1.4 kegiatan tersebut di tetapkan oleh kepala puskesmas bersama dengan PJ UKM puskesmas dengan
mengacu pada pedoman hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, kelompok masyarakat dan
individu sebagai sasaran kegiatan UKM. Dokumen : daftar kegiatan kerja UKM puskesmas di tetapkan
oleh kepala puskesmas. Ini bisa dibuat dalam bentuk matrik dan di tandatangani oleh kepala puskesmas.

> 4.1.1.5 Kegiatan-kegiatan tersebut di komunikasikan kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun
individu yang menjadi sasaran. Dokumen : kegiatan yang sudah di tetapkan tadi di informasikan kepada
sasaran. Bisa melalui surat resmi ke desa atau LSM atau sasaran ( lampirkan bukti expedisi suratnya dan
tanda terima suratnya bila dilakukan via surat ). Bisa juga dilakukan pada rapat-rapat tingkat desa atau
kecamatan ( lampirkan notulen rapat nya yang menyebutkan kalau puskesmas menyampaikan hal tersebut
pada forum-forum itu ).

>4.1.1.6 kegiatan-kegiatan tersebut di komunikasikan dan di koordinasikan kepada lintas sektor terkait
sesuai dengan pedoman pelaksanaan kegiatan UKM. Dokumen : membuat SOP koordinasi dan komunikasi
lintas sektor dan lintas program.
>4.1.1.7 kegiatan kegiatan tersebut disusun dalam rencana kegiatan untuk tiap UKM puskesmas. Dokumen
: penetapan oleh kepala puskesmas tentang kegiatan untuk tiap UKM puskesmas. Bisa dalam bentuk matrik
dan tabel di tandatangani oleh kepala puskesmas.

ara Strategis Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Masyarakat

Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas terutama dalam kegiatan UKM ( Usaha
Kesehatan Masyarakat ) tentunya mengacu pada panduan atau pedoman yang sudah ada pada masing –
masing program UKM sesuai dengan kebijakan program tersebut. Kegiatan yang dilakukan yang objeknya
masyarakat atau pelanggan guna memacu peran serta masyarakat. Disamping mengacu pada pedoman yang
sudah ada. Puskesmas tentunya harus berinovasi untuk mendapatkan masukan yang lebih rasional untuk
menciptakan kegiatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran program –
programnya.

Pada instrumen penilaian akreditasi puskesmas hal diatas tertuang dalam BAB IV standar 4.1 kriteria 4.1.1
dan elemen penilaian 1 sampai 7.

Dalam hal menampung masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat hendaknya puskesmas menggunakan
berbagai metode aspiratif untuk mengkompilasinya. Berikut beberapa metode strategis untuk mengatasi hal
tersebut :

1. Memanfaatkan rapat – rapat perangkat desa yang dilaksanakan pada setiap desa pada wilayah kerja
puskesmas tersebut.
2. Mengikuti rapat dengar pendapat yang biasanya dilaksanakan di tingkat kecamatan dimana setiap
kepala desa berkumpul pada acara tersebut.
3. Memanfaatkan temu kader kesehatan.
4. Kotak saran juga dapat di gunakan untuk menampung aspirasi masyarakat ( dengan membuat SOP ).
5. Melakukan survey aspirasi kebutuhan masyarakat ( bisa dilakukan dengan metode terbuka atau
metode tertutup dengan sudah kita siapkan pertanyaannya ).
6. Temu pamong dan tokoh masyarakat dalam acara adat juga dapat di manfaatkan dengan meminta
waktu khusus.
7. Grup diskusi internal yang memanfaatkan komunitas – komunitas kecil dalam masyarakat.

Hasil identifikasi tersebut di catat dan di rangkum serta di analisis sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
puskesmas.

Semakin banyak puskesmas menampung aspirasi masyarakat maka semakin dapat mendekati harapan dan
kebutuhan masyarakat. Puskesmas dapat mengidentifikasi secara rasional dan mengkomparasinya dengan
anggaran dan pedoman yang sudah ada. Tentunya tidak semua kebutuhan masyarakat dapat di penuhi oleh
puskesmas, skala prioritas menjadi tolak ukur dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.

Setelah rangkuman hasil identifikasi kebutuhan masyarakat tersebut di analisis oleh tim puskesmas dan di
dapati prioritas kegiatannya selanjutnya kepala puskesmas menetapkan kegiatan tersebut dalam rencana
kerja puskesmas yang nantinya akan di sinkronkan dengan anggaran puskesmas baik itu bersumber dari
APBD maupun dari sumber lain seperti BOK dan CSR.

Langkah selanjutnya adalah puskesmas menginformasikan kegiatan – kegiatan tersebut ke masyarakatnya


berikut jadwal kegiatan, sasaran, waktu pelaksanaan dan implikasi dari kegiatan tersebut.
Mau Kaji Banding Akreditasi Puskesmas ?, Berikut Tahapannya

Dalam akreditasi puskesmas kegiatan kaji banding diperlukan sebagai kesempatan untuk belajar dari
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Admen, UKM dan UKP puskesmas di puskesmas yang lain dan
dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan kinerja masing-masing puskesmas.

Sebelum kaji banding dalam akreditasi sebaiknya teman-teman menyiapkan instrumen kaji banding
puskesmas, rencana pelaksanaan kaji banding, kerangka acuan kaji banding. Ada baiknya juga dilakukan
evaluasi internal sebagai acuan bagian mana saja yang akan diperbaiki nanti. Saya coba mendeskripsikan
hal tersebut untuk memudahkan teman-teman dalam pelaksanaannya nanti.

1. Rencana pelaksanaan kaji banding. Dalam perencanaan pelaksanaan kaji banding puskesmas
sebaiknya memperhatian beberapa hal berikut :

 Target puskesmas kita apa dalam hasil penilaian akreditasi nanti.


 Topografi yang mirip ( misalnya dari segi budaya, demografi, wilayah )
 Ini berfungsi untuk mengukur berapa besar biaya nanti yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan
kahi banding tersebut.
 Tentukan waktu yang tepat termasuk administrasinya ( surat tugas, surat permohonan kaji banding
ke puskesmas yang di tuju, nota dinas bila perlu, stake holder terkait bila memungkinkan ).
Rencanakan waktu sebaik mungkin. Bila memungkinkan semua penanggung jawab bab dapat ikut
serta sehingga dapat mempelajari secara menyeluruh.

2. Kerangka acuan kaji banding. Membuat kerangka acuan sesuai petunjuk yang sudah ada.
3. Instrumen kaji banding. Adalah alat bantu yang akan di gunakan pada saat kaji banding misalnya (
ceklist wawancara, kamera, quisioner, bahan persentasi, diskusi personal dan observasi ).

Setelah pelaksanaan kaji banding dilakukan. Tugas selanjutnya adalah

1. Laporan kaji banding. Tim akreditasi membuat laporan perjalanan dinas yang isi nya memuat
tentang apa saja yang dikerjakan pada saat kaji banding ( misalnya, diskusi apa saja, diterima siapa,
hal apa saja yang di dapat dan akan diterapkan di puskesmas ).
2. Rencana perbaikan. Membuat rencana dan time line pelaksanan perbaikan setelah kajibanding.
3. Laporan pelaksanaan perbaikan. Setelah implementasi perbaikan dilaksanakan. Di buatkan
laporan perbaikan. Di sisi mana saja yang sudah di perbaiki atau diperbaharui sesuai dari hasil kaji
banding tersebut.
4. Hasil evaluasi kaji banding. Membuat laporan matrik hasil evaluasi kaji banding.
5. Hasil evaluasi perbaikan kaji banding. Setiap kegiatan di evaluasi perbaikannya sehingga terukur
arah perubahannya ( membuat matrik evaluasi perbaikan kaji banding dapat melibatkan tim auditor
).
Contoh Upaya Meminimalisasi Resiko Kegiatan UKM Terhadap Lingkungan

Pembaca yang budiman. Sejatinya kita semua sudah faham bahwa kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana
UKM di lapangan tentunya punya resiko terhadap lingkungan dimana kegiatan tersebut dilaksanakan (
tercantum dalam Bab 5 kriteria 5.1.5 ). Maka diperlukan identifikasi oleh tim UKM puskesmas sebagai
upaya langkah-langkah pencegahan atau minimalisasi resiko pelaksanaan kegiatan tersebut ( baca 7
strategi agar kegiatan UKM berjalan maksimal ).

Mari kita bahas contoh kegiatan apa saja yang mempunyai resiko terhadap lingkungan. Sebelumnya
dibawah ini 9 dampak resiko kegiatan di kapangan. Diantara resiko tersebut adalah :

1. Gangguan kondisi fisik


2. Kebisingan
3. Suhu
4. Kelembaban
5. Pencahayaan
6. Cuaca
7. Bahan beracun
8. Limbah medis
9. Sampah infeksius

Dari semua kegiatan tim UKM di puskesmas beberapa diantaranya yang memiliki resiko terhadap
lingkungan, misalnya kegiatan foging fokus, pertolongan persalinan, pemeriksaan sputum TB Paru,
abatisasi, Indoor Residual Spraying, imunisasi, Mass Fever Survey, Mass Blood Survey, pemeriksaan
spesimen sample HIV dan pemeriksaan sediaan filariasis.

Saya coba membahas secara keseluruhan dari elemen penilaian 5.1.5. Sebagai contoh kasus saya ambil
kegiatan foging fokus. Foging fokus adalah kegiatan dimana dilakukan pengasapan secara fokus pada lokus
atau lokasi tertentu guna membunuh nyamuk dewasa yang di curigai masih berada di sekitar rumah kasus
DBD dan berpotensi sebagai penular DBD ke warga lain. Bahan aktif yang digunakan adalah insektisida.
Bahan campuran insektisida inilah yang menimbulkan resiko lingkungan pada saat pelaksanaan foging
fokus. Misalnya tertumpahnya sebagian insektisida di lapangan dan asap. Yuk kita bahas satu persatu dalam
elem penilaiannya:

1. Hasil identifikasi resiko terhadap lingkungan dan masyarakat akibat pelaksanaan kegiatan
UKM. Disini Penanggung jawab UKM dan tim melakukan identifikasi. Kegiatan apa saja yang
memiliki resiko tersebut. Sebagai contoh sudah saya jelaskan diatas.

2. Hasil analisis resiko. Dari identifikasi tadi kemudian tim UKM menganalisis dampak apa saja yang
akan timbul dari kegiatan tersebut. Jadi dibuatkan matrik tabel saja. Di analisis satu persatu sesuai
dengan hasil identifikasi. Disini yang saya ambil contoh adalah foging fokus. Jadi di bahas apa saja
dampak yang terkait pelaksanaan foging fokus, sasaran, luas area, siapa saja yang beresiko, resiko
apa saja yang akan timbul dan dampak paling buruknya apa saja. Dibuatkan matrik tabel.

3. Rencana pencegaha dan minimalisasi resiko. Dari hasil analisis selanjutnya di buatkan lagi matrik
rencana pencegahan. Sesuai contoh diatas berarti dibuatkan rencana mengurangi dampak. Terkait
foging fokus misalnya,

1. Petugas menggunakan alat pelindung diri.


2. Memberitahukan ke lokasi bahwa akan dilakukan foging fokus setengah jam sebelum foging
dilakukan.
3. Meminta warga mengosongkan rumahnya. Termasuk orang tua renta dan bayi atau orang sakit.
4. Menutup makanan dan tempayan air.
5. Memperhatikan arah angin.
6. Mempersiapkan wadah pencampuran insektisida.
7. Membawa alat pemadam kebakaran mini.

4. Rencana upaya pencegahan resiko dan minimalisasi resiko dengan bukti pelaksanaan. ini
dapat dituangkan dalam rapat internal puskesmas atau rapat lintas sektor terkait. Dituangkan dalam
notulen rapat. Kalau terkait foging bisa juga dilakukan dibuat ceklist apa saja yang telah dilakukan
dan di tandatangani oleh RT atau kepala desa setempat. Berikut juga dokumentasi foto.

5. Hasil evaluasi terhadap upaya pencegahan dan minimalisasi resiko. setelah pelaksanaannya di
evaluasi kembali apakah masih ada dampak yang menggangu atau sudah berkurang.
6. Bukti pelaporan dan tindaklanjut. Dibuatkan laporan saja sesuai dengan apa yang sudah
dilaksanakan.

Dari uraian diatas saya hanya membahas salah satu saja kegiatan UKM dilapangan beserta resiko nya
terhadap lingkungan. Untuk kegiatan lainnya mungkin bisa disesuaikan dengan mengacu pada contoh yang
sudah saya buat.

Anda mungkin juga menyukai