Anda di halaman 1dari 9

Survey Akreditasi Puskesmas : Persiapkan Hal-hal berikut

dengan matang
by MPUTRAKUSUMA on FEBRUARY 27, 2017

Survey Akreditasi  Puskesmas : Persiapkan Hal-hal berikut dengan matang.

Temans. Apa yang teman-teman kerjakan beberapa bulan ini mulai dari lokakarya, workshop
akreditasi puskesmas, penyusunan dokumen, self assasment, implementasisampai pada pra
survey akan sementara bermuara pada penilaian / survey akreditasi puskesmas. Puskesmas kita
akan di nilai oleh tim akreditasi nasional dan akan mendapat pengakuan tertulis apa hasilnya.
Apakah hasilnya remedial, dasar, madya, utama atau paripurna.
Kalo saya sendiri berpendapat bahwa grade / hasil ini sangat penting karena akan
mengangkat brand dari core bisnis puskesmas. Kita di akui secara uji independen dengan
sistem penilaian yang ada telah masuk pada level apa ? pertanyaannya adalah bagaimana
mempersiapkan puskesmas kita ketika akan dilakukan survey akreditasi ?
Di bawah ini saya akan memberikan sedikit gambaran bagaimana puskesmas mempersiapkan
diri sebelum dilakukan survey. Hemat saya kita bagi beberapa kategori ya :

* Persiapan internal ( paling penting ). Persiapan ini meliputi beberapa hal pokok, seperti :
 Pemahaman tentang pokok pikiran dan elemen penilaian. Karena setiap bab dan elemen
penilaian adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Elemen penilaian juga “ runut “ pasti
saling sambung menyambung antara satu dan yang lainnya dari setiap butir elemen
penilaian. Peran PJ masing-masing bab menjadi hal pokok dan penting karena diskusi
akan panjang membahas dan mengupas hal tersebut.
 Imlpementasi nya juga tidak boleh di acuhkan. Dokumentasi dbutuhkan baik fisik dan
nonfisik.
 Beberapa surveyor terkadang tidak terlalu melihat secara detail dokumen tetapi yang
dilihat adalah pemahaman dari setiap elemen penilaiannya. Dan disini akan terlihat apakah
kita memahami atau tidak maksud implikasi dari elemen penilaian yang ada.
 Pahami konsep P.D.C.A ( planing do check dan action ). Sinkronkan juga dengan elemen
penilaian dan aplikasi di lapangan.
** Persiapan external. Persiapan ini meliputi beberapa hal pokok, seperti :
 Persiapan ini meliputi kondisi puskesmas. Percantik puskesmas dengan komposisi yang
benar. Misal, penunjuk jalan,pesan promotif, pelayanan apa yang ada di puskesmas,
komposisi staf dan kebersihan puskesmas.
 Tampilkan profil singkat puskesmas dan data RPK dan RUK secara garis besar saja.
 Kalo bisa seluruh staf puskesmas menggunakan seragam yang sama. Batik misalnya.
 Sambutan dari bupati/walikota juga menjadi penting.
 Bila memungkinkan bisa menampilkan acara sambutan terhadap tim surveyor.
*** Koordinasi. Koordinasikan penilaian akreditasi ini ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Akan lebih baik bila semua pemangku jabatan bisa hadir. Mulai dari Bupati/walikota, wakil
bupati sampai pada pejabat terkait eselon 4. Tokoh masyarakat juga menjadi penting untuk
hadir. Misalnya, camat, kepala desa/lurah, masyaraakt sekitar, kader desa, kepala desa.
Demikian temans, hal-hal yang perlu dipersiapkan saat akan dilakukan survey akreditasi
puskesmas. Bila ada usul atau ide yang perlu ditambahkan silahkan tuangkan di
halaman kontak saya. Terima kasih

3 Contoh Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat


by MPUTRAKUSUMA on SEPTEMBER 17, 2016
3 Contoh Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inovasiadalah pemasukan atau pengenalan


hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya. Kata kuncinya adalah hal yang baru, pembaharu dan penemuan
baru.
Didalam kegiatan puskesmas yang berorientasi kesehatan masyarakat sebetulnya banyak
sekali kegiatan yang bisa di katakan sebagai kegiatan pembaharu. Kegiatan inovatif yang
fungsinya sebagai penunjang kegiatan pokok yang sudah ada. Disamping sebagai penunjang,
kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan
sebelumnya.
Dalam konteks akreditasi puskesmas tentunya diperlukan sebuah ide, konsep dan
implementasi pembaharu sebagai wujud dari aktualisasi sikap pembaharu dan inovatif.  Di
bawah ini 3 contoh Inovasi Kegiatan Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat yang paling
sederhana dapat dilaksanakan oleh tim UKM Puskesmas.

1. Survey berkala dengan instrument quisioner. Konsep ini telah di ujicoba oleh
puskesmas Kelapa kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Konsep kerja nya adalah puskesmas membuat quisioner yang
pertanyaanya dapat menjawab beberapa masalah kesehatan di masyarakat ( misalnya,
angka konsumsi zat gizi besi pada ibu hamil, angka bebas jentik di tiap rumah, persentase
penggunaan jamban sehat serta akses air bersih pada suatu desa ).
2. Arisan jamban. Ini merupakan salah satu aksi dari tindaklanjut hasil survey yang
dilakukan. Dari survey diatas bisa saja muncul ide-ide yang baru untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan. Dalam konteks arisan jamban objeknya adalah rumah
masyarakat. Persentase rumah dari hasil survey tersebut yang belum memiliki jamban
masih sedikit dan akan berpengaruh pada timbulnya penyakit Diare. Maka inisiatif untuk
pengadaan jamban bagi masyarakat di telurkan. Salah satu kegiatannya adalah arisan
jamban. Menghimpun semua sumber daya masyarakat untuk gotong royong bahu
membahu memenuhi jamban keluarga.
3. Kelas edukatif Penyakit Menular dan Tidak Manular. Ini bisa dilakukan di indoor dan
outdoor. Tergantung situasi dan kondisi masing-masing puskesmas. Sebagai contoh
Puskesmas Sekar Biru Kecamatan Parit 3 Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kep. Bangka
Belitung memulai kegiatan ini pada hari jumat pada saat pasien antri menunggu dilakukan
pemeriksaan pada ruang tunggu poli umum. Dilakukan secara berkala dan bervariasi
materinya pada tiap-tiap sesi. Manfaatnya jelas, menambah pemahaman masyarakat
tentang penyakit menular dan tidak menular.
Tentunya dari ke tiga contoh kegiatan diatas butuh dievaluasi kegiatannya guna perbaikan
kedepan. Berikut beberapa langkah agar kegiatan inovatif tersebut tetap berkelanjutan dan
punya daya ungkit untuk masyarakat.

1. Konsep yang jelas. Buatlah konsep yang mumpuni. Jelas, terukur, dapat dilakukan,
terdokumentasi, objek yang jelas, manfaat yang di dapat dipertanggungjawabkan.
2. Dukungan dana. Ini penting, tidak dapat dilakukan bila tanpa dana. Sumbernya dapa
diambil dari dana BOK, dana APBD program maupun CSR yang sesuai dengan ketentuan.
3. Tim yang solid. Dengan tim yang solid akan memudahkan dalam pengerjaanya.
Pembagian tugas yang jelas, jadwal yang tepat serta dukungan moril.
4. Konsisten. Konsisten diperlukan guna berkelanjutan. Tidak pula hanya sebentar ibarat
parasetamol penurun panas. Konsistensi menjadi motivasi bagi masyarakat dalam menilai
keseriusan pelaksanaan program tersebut.
5. Evaluasi. Jangan lupa di evaluasi setiap kegiatan yang dilakukan. Ajukan ide-ide
perbaikan, sampaikan semua kendala. Bahas di semua level puskesmas dan ambil
kebijakan strategis guna menyelesaikan masalah yang ada.

# 4. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Penyusunan Dokumen


by MPUTRAKUSUMA on JUNE 14, 2016

# 4. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas :


Penyusunan Dokumen
Sampai pada tahapan penyusunan dokumen ini. Tim pendamping akreditasi dapat
menyampaikan panduan atau cara dalam pembuatan Surat Keputusan ( SK ), standar
operasional prosedur ( SOP ),   kerangka acuan kerja  ( KAK ), pedoman dan
dokumen manual mutu puskesmas. Tim pendamping dapat memberikan contoh dokumen
yang sudah ada.
Dalam tahapan ini pula hendaknya di identifikasi dokumen yang di butuhkan dalam
menyelesaikan setiap elemen penilaian, penyiapan tata naskah, sarana dan prasarana,
penyiapan dokumen internal dan external, penataan dokumen lalu di tindaklanjuti dengan
pengendalian dokumen dan perbaikan sistem yang ada di puskesmas.

Akan ada banyak rapat pada tiap-tiap pokja dalam menyelesaikan penyusunan dokumen.
Saran saya : hendaknya setiap anggota tim mutu dapat membaca kembali setiap EP yang ada.
Jadi bila ada dalam EP tersebut dapat di satukan. Maka hendaknya kegiatan penyiapan
dokumennya di satukan saja guna menghemat waktu dan daya upaya puskesmas.
Beberapa dokumen diantaranya  perlu disiapkan selain dokumen yang diminta oleh setiap EP,
sebagai berikut :

1. Dokumen internal, meliputi : kebijakan, manual mutu, rencana lima tahunan,


perencanaan tingkat puskesmas ( PTP ) tahunan, pedoman atau panduan, kerangka
acuan kerja program, standar operasional prosedur ( SOP ), rekam implementasi.
2. Dokumen external, meliputi : peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang
diberlakukan oleh kemenkes, dinkes prop/kab/kota dan organisasi profesi yang
merupakan acuan bagi FKTP dalam menyelenggarakan administrasi manajemen.
More from my site
 Langkah – langkah persiapan Puskesmas untuk di akreditasi
 # 3. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Self Asessment
 # 2. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Workshop
 # 5. Tahapan Persiapan Akreditasi Puskesmas : Implementasi
 5 Nilai yang wajib dimiliki oleh Ketua Tim Mutu Akreditasi Puskesmas
 Panduan Lengkap Cara Pembuatan SOP Dalam Akreditasi Puskesmas
 6 Cara Efektif Menyelesaikan Elemen Penilaian Dalam Akreditasi Puskesmas
 Mau Kaji Banding Akreditasi Puskesmas ?, Berikut Tahapannya
 Cara Strategis Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Masyarakat
 3 Prinsip Dalam Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas

Contoh Upaya Meminimalisasi Resiko Kegiatan UKM Terhadap Lingkungan


by MPUTRAKUSUMA on SEPTEMBER 23, 2016

Contoh Upaya Meminimalisasi Resiko Kegiatan UKM Terhadap Lingkungan

Pembaca yang budiman. Sejatinya kita semua sudah faham bahwa kegiatan yang dilakukan
oleh pelaksana UKM di lapangan tentunya punya resiko terhadap lingkungan dimana kegiatan
tersebut dilaksanakan ( tercantum dalam Bab 5 kriteria 5.1.5 ). Maka diperlukan
identifikasi oleh tim UKM puskesmas sebagai  upaya  langkah-langkah pencegahan atau
minimalisasi resiko pelaksanaan kegiatan tersebut ( baca 7 strategi agar kegiatan UKM
berjalan maksimal ).
Mari kita bahas contoh kegiatan apa saja yang mempunyai resiko terhadap lingkungan.
Sebelumnya dibawah ini 9 dampak resiko kegiatan di kapangan. Diantara resiko tersebut
adalah :
1. Gangguan kondisi fisik
2. Kebisingan
3. Suhu
4. Kelembaban
5. Pencahayaan
6. Cuaca
7. Bahan beracun
8. Limbah medis
9. Sampah infeksius
Dari semua kegiatan tim UKM di puskesmas beberapa diantaranya yang memiliki resiko
terhadap lingkungan, misalnya kegiatan foging fokus, pertolongan persalinan, pemeriksaan
sputum TB Paru, abatisasi, Indoor Residual Spraying, imunisasi, Mass Fever Survey, Mass
Blood Survey, pemeriksaan spesimen sample HIV dan pemeriksaan sediaan filariasis.

Saya coba membahas secara keseluruhan dari elemen penilaian  5.1.5. Sebagai contoh  kasus
saya ambil kegiatan foging fokus. Foging fokus adalah kegiatan dimana dilakukan pengasapan
secara fokus pada lokus atau lokasi tertentu guna membunuh nyamuk dewasa yang di curigai
masih berada di sekitar rumah kasus DBD dan berpotensi sebagai penular DBD ke warga lain.
Bahan aktif yang digunakan adalah insektisida. Bahan campuran insektisida inilah yang
menimbulkan resiko lingkungan pada saat pelaksanaan foging fokus. Misalnya tertumpahnya
sebagian insektisida di lapangan dan asap. Yuk kita bahas satu persatu dalam elem
penilaiannya:

1. Hasil identifikasi resiko terhadap lingkungan dan masyarakat akibat pelaksanaan


kegiatan UKM. Disini Penanggung jawab UKM dan tim melakukan identifikasi.
Kegiatan apa saja yang memiliki resiko tersebut. Sebagai contoh sudah saya jelaskan
diatas.
2. Hasil analisis resiko. Dari identifikasi tadi kemudian tim UKM menganalisis dampak apa
saja yang akan timbul dari kegiatan tersebut. Jadi dibuatkan matrik tabel saja. Di analisis
satu persatu sesuai dengan hasil identifikasi. Disini yang saya ambil contoh adalah foging
fokus. Jadi di bahas apa saja dampak yang terkait pelaksanaan foging fokus, sasaran, luas
area, siapa saja yang beresiko, resiko apa saja yang akan timbul dan dampak paling
buruknya apa saja. Dibuatkan matrik tabel.
3. Rencana pencegaha dan minimalisasi resiko. Dari hasil analisis selanjutnya di buatkan
lagi matrik rencana pencegahan. Sesuai contoh diatas berarti dibuatkan rencana
mengurangi dampak. Terkait foging fokus misalnya,
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri.
2. Memberitahukan ke lokasi bahwa akan dilakukan foging fokus setengah jam sebelum
foging dilakukan.
3. Meminta warga mengosongkan rumahnya. Termasuk orang tua renta dan bayi atau orang
sakit.
4. Menutup makanan dan tempayan air.
5. Memperhatikan arah angin.
6. Mempersiapkan wadah pencampuran insektisida.
7. Membawa alat pemadam kebakaran mini.
4. Rencana upaya pencegahan resiko dan minimalisasi resiko dengan bukti
pelaksanaan. ini dapat dituangkan dalam rapat internal puskesmas atau rapat lintas sektor
terkait. Dituangkan dalam notulen rapat. Kalau terkait foging bisa juga dilakukan dibuat
ceklist apa saja yang telah dilakukan dan di tandatangani oleh RT atau kepala desa
setempat. Berikut juga dokumentasi foto.
5. Hasil evaluasi terhadap upaya pencegahan dan minimalisasi resiko.setelah
pelaksanaannya di evaluasi kembali apakah masih ada dampak yang menggangu atau
sudah berkurang.
6. Bukti pelaporan dan tindaklanjut. Dibuatkan laporan saja sesuai dengan apa yang sudah
dilaksanakan.
Dari uraian diatas saya hanya membahas salah satu saja kegiatan UKM dilapangan beserta
resiko nya terhadap lingkungan. Untuk kegiatan lainnya mungkin bisa disesuaikan dengan
mengacu pada contoh yang sudah saya buat.

Bukti Dokumen yang Diperlukan Pada Bab


VI, Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan
Masyarakat
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.

Pencapaian tujuan tersebut diantaranya dilakukan dengan pendekatan keselamatan


dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Akreditasi Puskesmas
menilai tiga kelompok pelayanan di Puskesmas, yaitu kelompok administrasi
manajemen, yang diuraikan dalam Bab I, II, dan III, kelompok Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM), yang diuraikan dalam Bab IV, V, dan VI, dan kelompok Upaya
Kesehatan Perorangan atau Pelayanan Kesehatan yang diuraikan dalam bab VII,
VIII, dan IX.
Berikut diuraikan standar akreditasi pada bab VI, Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan
Masyarakat

Pada Bab VI, Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat, terdapat 1 standar
yang harus dipenuhi, yaitu : Perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas
konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan Puskesmas, dipahami dan
dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM Puskesmas dan
Pelaksana yang ditunjukkan dalam sikap kepemimpinan. Terdapat 6 kriteria dengan
29 Elemen Penilaian untuk mendukung standar tersebut. Kriteria dimaksud antara
lain sebagai berikut :

1. Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Pelaksana, bertanggung


jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten
dengan tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
2. Penanggung jawab UKM Puskesmas melaksanakan perbaikan kinerja secara
berkesinambungan, tercermin dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan.
3. Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Pelaksana bertanggung jawab dan menunjukkan
peran serta mereka dalam memperbaiki kinerja dengan memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada sasaran.
4. Ada upaya memberdayakan sasaran untuk berperan serta dalam memperbaiki kinerja.
5. Kegiatan perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas didokumentasikan.
6. Puskesmas melakukan kaji banding (benchmarking) dengan Puskesmas lain tentang
kinerja UKM Puskesmas.
Berbagai dokumen yang diperlukan untuk mendukung criteria dan elemen penilaian
pada bab sasaran kinerja UKM tersebut diantaranya adalah :

1. Tanda tangan komitmen, dokumentasi


2. SK kepala Puskesmas peningkatan kinerja dan SK tata nilai
3. Dokumen inovasi
4. Data hasil capaian kinerja (PKP,SPM)
5. Matrik RTL dan hasil monitoring
6. Dokumen pelaksanaan perbaikan kinerja
7. Panduan dan instrumen survey, bukti pelaksanaan survey UKM
8. SK Kepala Puskesmas, SOP pendokumentasian kegiatan perbaikan kinerja.
9. Dokumen hasil perbaikan kinerja
10. Pertemuan sosialisasi perbaikan kinerja
11. Surat dan Rencana kaji banding
12. Instrumen kaji banding.
13. Laporan pelaksanaan kaji banding,
14. Hasil evaluasi kegiatan kaji banding

Download Dokumen Pendukung Akreditasi (Bag.3)


By ic@p 22.29  No comments

1.   Pedoman Pelayanan Farmasi Puskesmas

2.   Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

3.   PMK No.23 tahun 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi

4.   Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

5.   PMK 269 Tentang Rekam Medis

6.   PMK No.3 Tentang STBM

7.   PMK No.37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas

8.   PMKNo 43 Tentang SPM 

9.   Pedoman Peningkatan Yanmed dasar

10. KMK No.1428 Tentang Penyelenggaraan Kesling

11. KMK No.585 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Promkes Puskesmas

12. Panduan Praktek Klinis Dokter di Fasyankes Primer


13. Permenkes No.55 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaaan Perekeam Medis

14. PMK No.65 Ttg Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

15. PMK No.971 Ttg Standar Kompetensi Pejabat Struktural Bid.Kesehatan

16. PMK No.068 Ttg Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di Fasyankes Pemerintah

17. PMK No.148 Ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat

18. PMK No.149 Ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai