Membagi habis tugas yang ada sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
pengelola program.
Tidak ada satu orang pelaksana pun dalam pokja UKM yang tidak
kebagaian tugas dalam menyelesaikan kegiatan UKM. Semua staf mendapat
tugas yang sesuai dengan program dan kapasitas tanggung jawabnya. Ini
memang sedikit sulit menimbang di beberapa puskesmas masih
kekurangan SDM. Tetapi setidaknya bisa mensiasati dengan frekuensi
waktu dan jadwal kegiatan yang berimbang.
Evaluasi pelaksanaannya.
Tahap akhir pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi. Sebetulnya evaluasi
masih masuk dalam rangkaian kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari
kegiatan pokoknya. Bahas semua kendala yang timbul dan langsung
temukan solusi efektifnya guna perbaikan pelaksanaan kegiatan yang akan
datang.
Demikianlah cara sederhana dan sistematis agar pelaksanaan kegiatan
UKM dapat berjalan semaksimal mungkin. Memang paparan ini sepertinya
mudah tetapi dalam aplikasinya tentunya mengalami kendala. Setidaknya
sudah menjadi tolak ukur yang sistematis, tersusun dan terarah guna
efektifitas kegiatan UKM.
Wawancara : Yessi Gusmiati, PJ UKM Puskesmas Sekar Biru
Dibawah ini adalah cuplikan diskusi saya dengan saudari Yessi Gusmiati.
Beliau adalah penanggung jawab UKM dalam tim mutu akreditasi di
Puskesmas Sekar Biru Kabupaten Bangka Barat. Salah satu prestasi
beliau adalah Juara Lomba Tenaga Kesehatan Masyarakat Teladan Tingkat
Nasional Tahun 2014. Berikut petikan diskusinya.
Arisan jamban. Ini merupakan salah satu aksi dari tindaklanjut hasil
survey yang dilakukan. Dari survey diatas bisa saja muncul ide-ide yang
baru untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan. Dalam konteks arisan
jamban objeknya adalah rumah masyarakat. Persentase rumah dari hasil
survey tersebut yang belum memiliki jamban masih sedikit dan akan
berpengaruh pada timbulnya penyakit Diare. Maka inisiatif untuk
pengadaan jamban bagi masyarakat di telurkan. Salah satu kegiatannya
adalah arisan jamban. Menghimpun semua sumber daya masyarakat untuk
gotong royong bahu membahu memenuhi jamban keluarga.
Kelas edukatif Penyakit Menular dan Tidak Manular. Ini bisa dilakukan
di indoor dan outdoor. Tergantung situasi dan kondisi masing-masing
puskesmas. Sebagai contoh Puskesmas Sekar Biru Kecamatan Parit 3
Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kep. Bangka Belitung memulai kegiatan
ini pada hari jumat pada saat pasien antri menunggu dilakukan
pemeriksaan pada ruang tunggu poli umum. Dilakukan secara berkala dan
bervariasi materinya pada tiap-tiap sesi. Manfaatnya jelas, menambah
pemahaman masyarakat tentang penyakit menular dan tidak menular.
Tentunya dari ke tiga contoh kegiatan diatas butuh dievaluasi kegiatannya
guna perbaikan kedepan. Berikut beberapa langkah agar kegiatan inovatif
tersebut tetap berkelanjutan dan punya daya ungkit untuk masyarakat.
Konsep yang jelas. Buatlah konsep yang mumpuni. Jelas, terukur, dapat
dilakukan, terdokumentasi, objek yang jelas, manfaat yang di dapat
dipertanggungjawabkan.
Dukungan dana. Ini penting, tidak dapat dilakukan bila tanpa dana.
Sumbernya dapa diambil dari dana BOK, dana APBD program maupun CSR
yang sesuai dengan ketentuan.
Tim yang solid. Dengan tim yang solid akan memudahkan dalam
pengerjaanya. Pembagian tugas yang jelas, jadwal yang tepat serta
dukungan moril.
Konsisten. Konsisten diperlukan guna berkelanjutan. Tidak pula hanya
sebentar ibarat parasetamol penurun panas. Konsistensi menjadi motivasi
bagi masyarakat dalam menilai keseriusan pelaksanaan program tersebut.
Saat-saat penilaian akreditasi adalah sesuatu hal yang menegangkan. Beberapa teman
bercerita bahwa ini saatnya berjuang lebih keras dalam memperjuangkan akreditasi
puskesmas. Tetapi tidak sedikit pula yang bingung setelah penilaian akreditasi selesai apa
yang harus dilakukan ?
Apapun hasilnya setelah penilaian akreditasi oleh surveyor wajib di syukuri bahwa ini adalah
buah dari kerja keras teman-teman puskesmas. Perbaikan yang di rekomendasikan hendaknya
segera di perbaiki, baik dokumen maupun tatakelola administrasi puskesmas.
Di bawah ini ada beberapa rekomendasi dari pakar Akreditasi Puskesmas. Yaitu Bapak Kus
Sularso. Saya mensarikan tulisan beliau dari laman grup akreditasi di Situs jejaring sosial
facebook.
Langkah awal setelah kelulusan akreditasi:
Dari 5 hal diatas saya coba menambahkan beberapa hal yang mengacu pada komitmen
seluruh pegawai puskesmas yang ada.
Pada tulisan saya sebelumnya tentang cara identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat sudah membahas berbagai cara konvensional terapan yang dapat digunakan untuk
memenuhi elemen penilaian tersebut. Sebagai tambahan secara garis besar beberapa
instrumen yang dapat di gunakan untuk identifikasi tersebut diantara nya adalah :
Yuk kita bahas satu persatu bagaimana menyelesaikan elemen penilaian 1 7 yang ada pada
Bab 4.1.
> 4.1.1.3 Hasil identifikasi di catat dan di analisis sebagai masukan untuk penyusunan
kegiatan. Dokumen : rekapitulasi hasil identifikasi tadi yang sudah di buatkan matrik/tabel.
Saran masukan sasaran sudah di bahas satu persatu dan di label. Serta sudah ada draft rencana
kegiatan UKM terkait hasil identifikasi tersebut.
>4.1.1.4 kegiatan tersebut di tetapkan oleh kepala puskesmas bersama dengan PJ UKM
puskesmas dengan mengacu pada pedoman hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat,
kelompok masyarakat dan individu sebagai sasaran kegiatan UKM. Dokumen : daftar
kegiatan kerja UKM puskesmas di tetapkan oleh kepala puskesmas. Ini bisa dibuat dalam
bentuk matrik dan di tandatangani oleh kepala puskesmas.
>4.1.1.7 kegiatan kegiatan tersebut disusun dalam rencana kegiatan untuk tiap UKM
puskesmas. Dokumen : penetapan oleh kepala puskesmas tentang kegiatan untuk tiap UKM
puskesmas. Bisa dalam bentuk matrik dan tabel di tandatangani oleh kepala puskesmas.
Akreditasi Puskesmas
Pembaca yang budiman. Sejatinya kita semua sudah faham bahwa kegiatan yang dilakukan
oleh pelaksana UKM di lapangan tentunya punya resiko terhadap lingkungan dimana
kegiatan tersebut dilaksanakan ( tercantum dalam Bab 5 kriteria 5.1.5 ). Maka diperlukan
identifikasi oleh tim UKM puskesmas sebagai upaya langkah-langkah pencegahan atau
minimalisasi resiko pelaksanaan kegiatan tersebut ( baca 7 strategi agar kegiatan UKM
berjalan maksimal ).
Mari kita bahas contoh kegiatan apa saja yang mempunyai resiko terhadap lingkungan.
Sebelumnya dibawah ini 9 dampak resiko kegiatan di kapangan. Diantara resiko tersebut
adalah :
Dari semua kegiatan tim UKM di puskesmas beberapa diantaranya yang memiliki resiko
terhadap lingkungan, misalnya kegiatan foging fokus, pertolongan persalinan, pemeriksaan
sputum TB Paru, abatisasi, Indoor Residual Spraying, imunisasi, Mass Fever Survey, Mass
Blood Survey, pemeriksaan spesimen sample HIV dan pemeriksaan sediaan filariasis.
Saya coba membahas secara keseluruhan dari elemen penilaian 5.1.5. Sebagai contoh kasus
saya ambil kegiatan foging fokus. Foging fokus adalah kegiatan dimana dilakukan
pengasapan secara fokus pada lokus atau lokasi tertentu guna membunuh nyamuk dewasa
yang di curigai masih berada di sekitar rumah kasus DBD dan berpotensi sebagai penular
DBD ke warga lain. Bahan aktif yang digunakan adalah insektisida. Bahan campuran
insektisida inilah yang menimbulkan resiko lingkungan pada saat pelaksanaan foging fokus.
Misalnya tertumpahnya sebagian insektisida di lapangan dan asap. Yuk kita bahas satu
persatu dalam elem penilaiannya:
Dari uraian diatas saya hanya membahas salah satu saja kegiatan UKM dilapangan beserta
resiko nya terhadap lingkungan. Untuk kegiatan lainnya mungkin bisa disesuaikan dengan
mengacu pada contoh yang sudah saya buat.
Search for:
Search
P AGE
Daftar Isi
Hubungi Saya
Jasa
T AHAPAN A KREDITASI
1. Lokakarya.
2. Workshop.
3. Self assesment.
4. Penyusunan dokumen.
5. Implementasi .
6. Penilaian pra survey.
K ATEGORI ARTIKEL
Bab IV
Download Disini
Implementasi
Motivasi
Pengertian
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Penyusunan Dokumen
SOP
Tahapan Akreditasi
Wawancara
This site rocks the Classic Responsive Skin for Thesis.
WP Admin
Akreditasi Puskesmas
Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas terutama dalam kegiatan UKM
( Usaha Kesehatan Masyarakat ) tentunya mengacu pada panduan atau pedoman yang sudah
ada pada masing masing program UKM sesuai dengan kebijakan program tersebut.
Kegiatan yang dilakukan yang objeknya masyarakat atau pelanggan guna memacu peran
serta masyarakat. Disamping mengacu pada pedoman yang sudah ada. Puskesmas tentunya
harus berinovasi untuk mendapatkan masukan yang lebih rasional untuk menciptakan
kegiatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran program
programnya.
Pada instrumen penilaian akreditasi puskesmas hal diatas tertuang dalam BAB IV standar 4.1
kriteria 4.1.1 dan elemen penilaian 1 sampai 7.
Dalam hal menampung masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat hendaknya puskesmas
menggunakan berbagai metode aspiratif untuk mengkompilasinya. Berikut beberapa metode
strategis untuk mengatasi hal tersebut :
Hasil identifikasi tersebut di catat dan di rangkum serta di analisis sesuai dengan kapasitas
dan kemampuan puskesmas.
Semakin banyak puskesmas menampung aspirasi masyarakat maka semakin dapat mendekati
harapan dan kebutuhan masyarakat. Puskesmas dapat mengidentifikasi secara rasional dan
mengkomparasinya dengan anggaran dan pedoman yang sudah ada. Tentunya tidak semua
kebutuhan masyarakat dapat di penuhi oleh puskesmas, skala prioritas menjadi tolak ukur
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
Setelah rangkuman hasil identifikasi kebutuhan masyarakat tersebut di analisis oleh tim
puskesmas dan di dapati prioritas kegiatannya selanjutnya kepala puskesmas menetapkan
kegiatan tersebut dalam rencana kerja puskesmas yang nantinya akan di sinkronkan dengan
anggaran puskesmas baik itu bersumber dari APBD maupun dari sumber lain seperti BOK
dan CSR.
About the author: Muhammad Putra Kusuma, SKM Pegawai Dinkes Kab.
Bangka Barat. Sekarang menjadi salah satu tim pendamping akreditasi di 4 puskesmas.
Search for:
Search
P AGE
Daftar Isi
Hubungi Saya
Jasa
T AHAPAN A KREDITASI
1. Lokakarya.
2. Workshop.
3. Self assesment.
4. Penyusunan dokumen.
5. Implementasi .
6. Penilaian pra survey.
K ATEGORI ARTIKEL
Bab IV
Download Disini
Implementasi
Motivasi
Pengertian
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Penyusunan Dokumen
SOP
Tahapan Akreditasi
Wawancara
WP Admin