Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK PENGUKURAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH


Praktek Pengukuran
Yang diampu oleh Bapak Windra Irdianto S.Pd, M.Pd

Oleh:
1. Ilham Brilian (160513609663)
2. Ilham Singgih D.P (160513609670)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
2017
NO Komponen Spesifikasi Hasil Ukur Keterangan
Pengukuran Kerataan. a. 0,05 mm
Max : b. 0 mm
 Cyilinder block side c. 0,05 mm Baik
{0,05 mm (0,0020 in)} d. 0,05 mm
e. 0,05 mm
f. 0,05 mm
1

Cylinder blok side


Pengukuran ∅ In :
(diameter) batang 1.a. 7,94
katup. b. 7,94
In : 7,951 – 7,991 mm c. 8.33
(0,3130 – 0,3146 in) 2. a. 7,94
Ex : 7,960 – 7,986 mm b. 7,94 Baik
(0,3134 – 0,3144 in) c.7,96
3. a. 7,95
b. 7,94
c. 8,16
2 4. a. 7,94
b. 7,94
c. 8,16
Ex :
1.a.7,93 mm
b7,93 mm
c.8,18 mm
2.a. 7,93
b. 7,92 Baik
c. 8,19
3. a. 7,92
b. 7,93
c. 8,29
4. a. 7,94
b. 7,94
c 8,00
Pengukuran lebar In : -
persentuhan katup dan 1, 3 mm (tidak ada
dudukan katup. 2.3 mm spesifikasinya)
3. 2,5
4. 2,5 -
(tidak ada
4, Ex : spesifikasinya)
1,2,5 mm
2.3 mm
3.3,5 mm
4. 3 mm
Pengukuran ketebalan
tepi kepala katup. In : Jelek
Standar : 1.1,40 mm (Perlu diperbaiki/
In : 1,0 – 1,6 mm (0,039 2. 2,25 mm diganti)
– 0,063 in) 3. 2,00 mm
Ex : 1,2 – 1,8 mm (0,047 4. 2,20 mm
5 – 0,071 in) Ex : Jelek
1.2,40 mm (Perlu diperbaiki/
Ketebalan tepi kepala 2. 1,85 mm diganti)
katup minimum 3. 1,95 mm
In : 0,8 mm (0,031 in) 4. 1,90 mm
Ex : 0,9 mm (0,035 in)

Pengukuran panjang
keseluruhan Katup.
Standart : In :
In : 99,90 (3,933 in) 1.124,02 mm Baik
6
Ex : 100,10 (3,941 in) 2. 124,12 mm
Min 3. 124, 10 mm
In : 99,4 mm (3,913 in) 4. 124,12 mm
Ex : 99,5 mm (0,063 in)
Ex :

1.124, 26 mm Baik
2. 124,22 mm
3. 124, 02 mm
4. 124, 10 mm
Pengukuran
kemiringan pegas In :
katup. besar
Maksimum : 1,8 (0,063 1.0,1 mm
in) 2. 0,25 mm
3. 0,25mm Baik
4. 0,70 mm
7 Kecil
1.0,8 mm
2. 0,3 mm
3. 0,1 mm
4. 0,7 mm
Ex :
Besar
1.0,6 mm
2.0,2 mm
3. 0,7 mm Baik
4. 0,9 mm
Kecil
1.0,1 mm
2. 0,2 mm
3. 0,1mm
4. 0,8 mm
Pengukuran panjang In :
bebas pegas katup. Besar
46,5 mm (1,831 in) 1.49, 94 mm
2. . 50,2 mm Jelek (Perlu di ganti
3. 49,82 mm dengan yang baru)
4. 50,2 mm
Kecil
1.41,9 mm
2. 41,06 mm Baik (masih di bawah
3. 42,1 mm spesifikasi yang di
4. 42,40 mm anjurkan)
8

Ex :
Besar
1.56, 94 mm Jelek ( Perlu di ganti)
2. 49,94mm
3. 49,84mm
4. 50mm
Kecil
1.42,56mm
2.42,6mm
3.42,7mm Baik (masih bisa
4.42,36mm digunakan untuk
beberapa waktu)
Pengukuran panjang In :
ketegangan pegas. Besar
Pada 30,2-33,4 kgf : 1.28 kgf
Max 38,4 mm 2. 29 kgf Jelek ( karena berada di
3. 28 kgf bawah dari standart yang
4. 28 kgf telah di tetapkan)
Kecil
1.22 mm
2. 21 mm
9
3. 21 mm
4. 22 mm
Ex :
Besar
1.28 kgf
2.27 kgf
3. 27 kgf
4. 28 kgf
Kecil
1.21 mm
2. 21 mm
3. 21 mm
4. 22 mm
Pengukuran run out
camshaft. 1. 0,04 mm Baik ( run out masih
Max 0,06 mm (0,0024 2. 0,05 mm jauh dari max, tapi lebih
in) 3. 0,04 mm baik di ganti agar

10 4. 0,03 mm performa camshaft bisa


sempurna)

Ketinggian cam lobe.


standar : In :
In: 36,47 – 36,57 mm 1. 36, 44 mm Baik
(1,4358 – 1,4397 in) 2. 36, 42 mm
11
Ex: 36,37 – 36,47 mm 3. 36, 42 mm
(1,4318 – 1,4358 in) 4. 36, 40 mm

Min : Ex :
In: 36,17 mm (1,4240 in) 1. 36, 36 mm Baik
Ex: 36,07 mm (1,4201 2. 36, 37 mm
in) 3. 36, 33 mm
4. 35, 36 mm
Pengukuran ∅
(diameter) jurnal 1. 43, 30 mm Baik
camshaft. 2. 43, 22 mm

12 Min : 43,209 mm 3. 43, 35 mm


4. 43, 32 mm
Silinder 1: Silinder 3:
Pengukuran diameter -
A1: 77,511 A1: 77,482 Silinder masi keadaan
lubang silinder
mm mm
Diameter standart : baik
Tanda STD 1 : 80,500 – A2: 77,493 A2: 77,480

80,510 mm (3,1693 – mm mm

3,1797 in) B1: 77,518 B1: 77,481

Tanda STD 2 : 80,510 – mm mm

80,520 mm (3,1697 – B2: 77,491 B2: 77,479

mm mm
3,1707 in)
Tanda STD 3 : 80,520 – C1: 77,505 C1: 77,466
13
80,530 mm (3,1701 – mm mm

3,1705 in) C2: 77,485 C2: 77,459

mm mm

Silinder 2: Silinder 4:

A1: 77,480 A1: 77,491

mm mm

A2: 77,472 A2: 77,476

mm mm

B1: 77,484 B1: 77,505

mm mm
B2: 77,470 B2: 77,467

mm mm

C1: 77,456 C1: 77,464

mm mm

C2: 77,450 C2: 77,457

mm mm

Pengukuran ∅ ∅ (diameter) piston -


(diameter) piston. 1. 77, 37 mm Masih bagus / Baik
Standart : 80,378 – 2. 77,40 mm
80,388 mm (3,1645 – 3. 77,36 mm
14
3,1649 in) 4. 77,40 mm

Pengukuran ∅ -
(diameter) conecting (tidak ada
15
rod kecil. spesifikasinya)

Pengukuran ∅ -
16 (diameter) piston pin. (tidak ada
spesifikasinya)
Pengukuran celah ring Ring atas :
piston. 1.0,2 mm Baik
0,23 mm – 0,33 mm 2.0,3mm
3.0,3mm
4.0,25mm

17 Ring N0.2 :
1.0,3 mm Baik
2.0,3mm
3.0,25mm
4.0,25mm

Pengukuran celah Alur ring atas Jelek


pada alaur ring. 1.0,10 mm (Perlu diganti)
Celah standart : 0,030 – 2. 0,10 mm

18 0,070 (0,0012 – 0,0028 3. 0,10 mm


in) 4. 0,10 mm

Alur ring no.2


1.0,10 mm
2. 0,10 mm
3. 0,10 mm
4. 0,10 mm
Pengukuran hubungan Multitester Analog : Baik
antar segmen x1 = 21 Ω
komutator. x10 = 60 Ω
Dengan skala Ω x1, x10, x100 = 450 Ω
x100, x1k x1k = 4500 Ω

20 Multitester Digital :
21,9 Ω Baik
Pengukuran hubungan Multitester Analog : Baik
antar segmen x1 = Tidak ada
komutator. kontinyuitas
Dengan skala Ω x1, x10, x10 = Tidak ada
x100, x1k kontinyuitas
x100 = Tidak ada
kontinyuitas
x1k = Tidak ada
Analog
21 kontinyuitas

Multitester Digital :
Tidak ada Baik
kontinyuitas

Digital
Pengukuran run out
komutator.
Mak : 0,05 mm (0,0020 0,04 mm Baik
in)
22

Pengukuran Ø
(diameter) komutator.
Min :27 mm (1,06 in) 3,220 mm Baik

23
Pemeriksaan
terputusnya sirkuit
pada Fild Coil. Ada kontinyuitas Baik
(Menggunakan Ohm
24
meter, periksa
kontinyuitas antara kabel
timah dan sikat).

Pemeriksaan hubungan
pada fild coil.
(Menggunakan Ohm
Tidak ada kontinyuitas
25 meter, periksa bahwa Baik
tidak ada kontinyuitas
antara ujung fild coil dan
fild frame).
Pemeriksaan panjang
sikat.
Min : 9,00mm 14,85 mm Baik

26

Pemeriksaan sekat
pada pemegang sikat.
(Menggunakan Ohm Tidak ada kontinyuitas Baik
meter, periksa tidak ada
kontinyuitas antara
pemegang sikat positif
dan negatif).
Pengujian sirkuit pada
pull-in coil.
(Menggunakan Ohm Ada kontinyuitas Baik

27 meter, periksa
kontinyuitas antar 50 dan
terminal C).

Pengujian sirkuit pada


hold in coil.
(Menggunakan Ohm Ada kontinyuitas Baik

28 meter, periksa
kontinyuitas antar 50 dan
bodi switch).
Pemeriksaan tahanan
pada resistor.
(Menggunakan Ohm 0,8 Ω Jelek

29 meter,pengukuran antara (Perlu diganti)


terminal B dan terminal
(+). Tahanan :0,9-1,2)

Pemeriksaan tahanan
pada koil primer tanpa
internal resistor. 2Ω Jelek
(Menggunakan Ohm (Perlu diganti)
30 meter,ukur tahanan
antara terminal (+) dan
terminal (-). Tahanan
pada koil primer: 1,3 –
1,6 Ω).
Pemeriksaan tahanan
pada koil primer
dengan internal 2Ω Jelek
resistor. (Perlu diganti)
(Menggunakan Ohm
31
meter,ukur tahanan
antara terminal (+) dan
terminal (-). Tahanan
pada koil primer: 1,5 –
1,9 Ω).
Pemeriksaan pada koil
sekunder tanpa
internal resistor. 11,47 kΩ Jelek
(Menggunakan Ohm (Perlu diganti)
32
meter, ukur tahanan
antara terminal B dan
terminal tinggi. Tahanan
: 10,7-14,5 kΩ)
Pemeriksaan tahanan
pada koil sekunder
dengan internal 11,7 kΩ Jelek
resistor. (Perlu diganti)
(Menggunakan Ohm
33 meter,pengukuran
tahanan antara terminal
B dan terminal tegangan
tinggi.
Tahanan sekunder :13,7
– 18,5 kΩ)
Pemeriksaan tahanan Tanpa internal resitor : Baik
dengan massa. Tak terhingga
Tahanan tak terhingga

34
Dengan internal resitor :
Tak terhinga Baik

Pemeriksaan tahanan
pada kabel tegangan 1. 3k Ω Baik
tinggi. 1. 2.1k Ω

35 Tahanan maksimum 2. 3.1k Ω


25kΩ per kabel 3. 4.2,5k Ω
4. 5. 2k Ω
Pemeriksaan
terputusnya sirkuit 8 Ω (200C) Jelek
pada komutator. (Perlu diganti)
Tahanan : 3,9 – 4,1 Ω
36 (200C)

Pemeriksaan hubungan
ke massa pada Tidak ada kontinyuitas Baik
komutator.

37 Tidak ada kontinyuitas


Pemeriksaan ∅
(diameter) komutator. 34,5mm Baik
 ∅ (diameter) standar:
38 32,3 – 32,5 mm(1,272-
1,280 in)
 ∅ (diameter) min :
32,1mm (1,264)
Pemeriksaan
terputusnya sirkuit Ada kontinyuitas Jelek
pada stator. (Perlu diganti)
(Menggunakan Ohm
meter, periksa
39
kontinyunitas antara
kabel timah dan sikat,
jika tidak ada
kontinyuitas, gantilah
field coil).
Pemeriksaan hubungan
ke massa pada stator. Tidak ada kontinyuitas Baik
(Menggunakan Ohm
meter, periksa bahwa
tidak ada kontinyunitas
40
antara ujung field coil
dan field frame, jika
terdapat kontinyuitas,
perbaiki atau ganti field
frame).
Pemeriksaan rectifier
positif. Ada kontinyuitas Baik
Ada kontinyuitas

41
Pemeriksaan rectifier
negatif. Tidak ada kontinyuitas Jelek
Ada kontinyuitas (Perlu diperbaiki/

42 diganti)

Pemeriksaan tahanan Baik


antar terminal Multitester Analog:
regulator. 0Ω

43 Tahanan IG – F Baik
Bebas : 0Ω Multitester Digital:
Ditarik : ± 11Ω 0Ω
Pemeriksaan tahanan Multitester analog :
antar terminal 950 Ω Baik
regulator
Tahanan B-E: Multitester digital :
Bebas : tak terbatas 960 Ω
Ditarik masuk: ± 100Ω

44

Mutitester analog :
Tahanan B-L 1,5 k Ω Baik
Bebas : tak terbatas
Ditarik masuk : ± 0Ω Multitester digital :
1,561k Ω
Pemeriksaan tahanan Mutitester analog :
antar terminal 32 Ω
regulator. Baik
Tahanan N-E : ± 23Ω Multitester digital :
45 30 Ω

Menghitung tegangan Mutitester analog :


baterai. 11,7 V Kurang Baik
{Perlu ditambah Asam
Multitester digital : Sulfat (𝐻2 𝑆𝑂4)}
46
11,76 V
Test Daya Motor Tegangan (V):
Starter. 6-16 V = - Baik
0-16 V = 26 V
0-32 V = -
Kuat arus (A):
50 A = 10 A
100 A = -
47
1000A= -
Daya motor starter (P):
P=VxA
= 26 V x 10 A
= 260 VA
= 260 Watt
Pemeriksaan plat 1.0,22mm
kopling terhadap 2.0,2mm Baik
keausan atau 3.0,28mm
kerusakan. 4.0,12mm
Min : 0,3 mm 5.0,2mm
48
6.0,2mm
7.0,2mm
8.0,38mm
9.0,44mm
10.0,32mm
Atas
1.1,25mm
2.1,10mm
3.1,40mm
4.1,20mm
49 5.1,35mm
6.1,40mm
7.1,20mm
8.1,15mm
Bawah
1.1,40mm
2.1,60mm
3.1,50mm
4.1,35mm
5.1,60mm
6.1,55mm
7.1,35mm
8.1,35mm

Kesimpulan :

1. Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu agar mendapat hasil pengukuran yang akurat
2. Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur harus benar dan sesuai dengan standar agar dapat memberikan hasil
yang akurat.
3. Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menentukan skala alat ukur.
4. Dalam pengukuran diperlukan pemahaman konsep dari alat ukur yang digunakan.
5. Dalam melakukan pengukuran, benda yang tidak sesuai standar (jelek) harus/perlu diperbaiki atau diganti agar dapat bekerja secara
maksimal.
6. Ketika mengukur hasil tiap individu dapat berbeda hal ini dikarenakan perbedaan sudut/cara pandang dalam pengukurannya.

Anda mungkin juga menyukai