Makalah Ini Ditunjukkan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Ototronik Yang
Disusun :
Muhamad Rofik Ashari (160513609604)
Vendra Kurniawan (160513609682)
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah dasar ototronik tentang camshaft position
sensor (CMP).
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun isi materi.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini dan kami berharap semoga dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL...................................................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
A. Pengertian Dan Fungsi Sensor CMP
.................................................................................................................................
B. Cara Kerja Sensor CMP......................................................................................
C. Diagram Wiring Sensor CMP.............................................................................
D. Tipe Sensor CMP................................................................................................
E. Kerusakan sensor CMP
F. Pengerian dan cara kerja VVT-I..........................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
kesimpulan ..............................................................................................................
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan
dengan makin besarnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia
pendidikan. Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut untuk dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab
dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah
satu perkembangan teknologi itu digunakan pada sarana praktek otomotif
yaitu sistem EFI. Hal tersebut merupakan upaya peningakatan dan
penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat
membantu meningkatkan kemampuan mahasiswa dibidang teknik mesin
khususnya otomotif.
Seiring dengan kemajuan teknologi aplikasi Sistem Pengaturan
Elektronik pada kendaraan telah berkembang semakin pesat. Sekarang ini
banyak produk kendaraan yang mengeluarkan mesin dengan sistem
injeksi. Sistem tersebut membantu untuk menyempurnakan sistem
karburator sehingga kendaraan lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain
itu didalam mesin injeksi terdapat banyak sensor-sensor electronik untuk
menunjang kerja mesin. Sensor-sensor tersebut seperti sensor CKP, CMP,
IAT, MAP, knock sensor, absolud pressure, ECT dll. Makalah ini
membahas tentang salah satu sensor yaitu sensor CMP (camshaft position
sensor) pada sistem EFI, Sehingga kita bisa mengetahui bagaimana cara
kerja sensor tersebut dsb.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dan fungsi sensor CMP pada kendaraan?
2. Jelaskan cara kerja sensor CMP!
3. Bagaimanakah diagram Wiring pada Sensor cashaft position sensor
(CMP) ?
4. Apa saja tipe sensor yang digunakan oleh sensor CMP ?
5. Jelaskan pengertian dan cara kerja VVT-I?
6. Jelaskan apakah dampak pada kendaraan dari kerusakan sensor
CMP !
C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah pada makalah ini sabagai berikut :
1. Mampu memahami pengertian dan fungi CMP sensor.
2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja sensor CMP.
3. Agar dapat memahami diagram wiring pada sensor CMP.
4. Agar dapat mengetahui tipe sensor yang digunakan pada sensor
CMP.
5. Mampu memahami pengertian dan cara kerja dari VVT-I.
6. Agar dapat mengetahui jenis kerusakan sensor CMP dan cara
memperbaikinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Camshaft Position Sensor juga dapat mendeteksi posisi piston pada
langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh
camshaft, untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan
exhaust valve. Sehingga dengan sensor tersebut mesin dapat mengatur
penginjeksian bahan bakar, sistem pengapian dan sistem pengontrolan katup
variable. Dalam menentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU
memerlukan masukan dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk
mengkalkulasi penentuan awal volume bahan bakar yang diinjeksikan dan
penghentian bahan bakar. Apabila tegangan pada terminal negatif ignition
coil mencapai atau melebihi 150 volt, ECU akan mendeteksi signal tersebut.
4
keberadaan posisi piston pada TMB (titik mati bawah) atau TMA (titik mati
atas), yang kemudian ditindaklanjuti oleh ECU dengan memerintahkan
injektor untuk menyemprotkan bahan bakar serta memerintahkan koil dan
busi untuk memercikkan apinya sesuai dengan keberadaan masing-masing
piston. Kekuatan injektor dalam memercikkan bensin dan kekuatan koil/busi
dalam memercikkan api pada masing-masing piston tentunya berbeda-beda
disesuaikan dengan posisi piston pada TMA dan TMB.
Ada dua komponen utama dalam sensor ini, yakni rotor dan startor.
Rotor terbuat dari bahan logam yang memiliki tonjolan, sememtara stator
terbuat dari permanent magnet. Posisi stator ada didepan rotor jadi
kemagnetan pada magnet permanent akan mengenai rotor secara terus
menerus. Saat tonjolan rotor mengenai kemagnetan, ada perbedaan
kekeuatan magnet yang membuat adanya sinyal PWM. Frekunsi PWM yang
dihasilkan ini akan menunjukan berapa kecepatan camshaft berputar.
Selanjutnya sinyal PWM dikirimkan ke ECU sebagai data kecepatan mesin
yang akan diolah. Adapun bentuk signal yang dihasilkan pada sensor CMP
ini berupa signal digital yang dikirimkan ke ECU.
5
Jadi saat tonjolan rotor camshaft menyentuh kemagnetan, maka itu tandanya
piston pada silinder 1 ada di posisi kompresi (TMA). Data ini kemudian
digunakan untuk mengaplikasikan FO yang telah diset secara otomatis oleh
ECU. Dari penjelasan diatas, bisa kita simpulkan kalau sensor CKP dan
CMP itu memiliki cara kerja yang hampir sama. Namun, berbeda fungsinya.
Perbedaan sensor CKP dan CMP terletak pada sinyal PWM yang dikirimkan.
Kalau sensor CKP itu bisa empat kali sinyal yang bisa terkirim dalam satu
siklus, sementara CMP hanya satu sinyal.
6
CMP mendeteksi putaran camshaft dengan cara prinsip induksi
elektromagnetik. Apabila sensor bertemu/ kontak langsung dengan
tonjolan rotor camshaft maka akan terjadi kemagnetan pada keduanya.
Saat itu Sensor CMP menghaslkan tegangan yang diteruskan ke ground,
kemudian tegangan signal sebesar 0,5 vollt dikirim ke ECU untuk
mengetahui posisi TOP silnder 1 dan mulai mebukanya katup masuk
dankemudian ECM menentukan kapan waktu pengapian dan kapan waktu
bahan bakar di injeksikan melalui injektor. .
7
diproses. Perubahan medan magnet ini menginduksi tegangan pada koil.
Sehingga menghasilkan tegangan AC. Saat gigi triger mendekati kutub sensor,
medan magnet yang mengelilingi koil akan berubah. Besarnya tegangan
induksi tergantung dengan kecepatan perubahan medan magnet. Tegangan
yang dihasilkan berkisar antara 1-2 volt. Polaritas tegangan induksi
tergantung pada arah benda bergerak, bergerak menjauh atau menuju sensor.
Sensor ini tidak membutuhkan power supply.
Hall Effect sensor terletak pada camshaft. Tidak seperti sensor induktif,
sinyal output dari sensor efek Hall tidak dipengaruhi oleh laju perubahan
medan magnet. Tegangan output yang dihasilkan biasanya berada dalam
8
kisaran mili volt (mV) dan diperkuat tambahan oleh peralatan elektronik
terpadu, dipasang di dalam rumahan sensor.
Gambar diatas menunjukkan tipe khas dari sensor Hall Effect. Sinyal tegangan
keluaran akhir biasanya ada dalam pulsa bentuk gelombang digital (bentuk
persegi). Sinyal output dari sensor dapat berupa positif atau negatif dengan
tegangan puncak biasanya sampai 5 V atau 8 V, tergantung pada jenis
elektronik dan persyaratan terpadu dari sistem yang digunakan. Amplitudo
sinyal output tetap konstan, hanya frekuensi yang meningkat secara
proporsional dengan rpm. Tidak seperti sensor induktif yang menghasilkan
sinyal voltase dengan sendirinya, sensor Hall Effect harus disuplai tambahan
oleh voltase eksternal yang dibutuhkan untuk peralatan elektronik terpadu.
Tegangan penyuplai biasa (+ Vcc) terutama 5 V namun dalam beberapa kasus
dapat 12 V.
9
E. Pengertian Dan Cara Kerja VVT-I
10
Prinsip kerja dari VVT-I :
1. Pada saat start kondisi mesin stasioner tanpa beban maka timing
dimundurkan 30 derajat. Cara ini akan menghilangkan overlap yaitu
peristiwa membukanya katup masuk dan buang secara bersamaan di
akhir langkah pembuangan karena katup masuk baru akan membuka
beberapa saat setelah katup buang menutup penuh pada kondisi ini
mesin tidak perlu bekerja extra. Dengan tertutupnya katup buang tak
ada bahan bakar terbuang saat terhisap ke ruang bakar. Konsumsi
bahan bakar menjadi irit dan ramah lingkungan.
2. Pada saat ada beban timing akan maju 30 derajat. overlaping akan
meningkat. Tujuannya untuk membantu mendorong gas buang serta
memanaskan campuran bahan bakar dan udara yang masuk. Untuk
mengatur VVT-I terdapat VVT-I controler pada timing gear di intake
camshaft. Alat ini terdiri atas housing atau rumah, kemudian
didalamnya ada ruangan oli untuk menggerakkan fan atau baling-
baling. Baling-baing itu terhubung dengan camshaft. Didalamnya
terdapat 2 jalur oli menuju masing-masing ruang oli di dalam rumah
VVT-I controller. Dari jaur oli yang berbeda inilah fan akan mengatur
waktu putaran katup.
11
Gambar aliran fuida VVT-I
12
Dampak Dari Kerusakan Sensor CMP Terhadap Mesin Yaitu :
Putaran mesin menjadi kasar
Idle mesin tidak stabil
Mesi menjadi tersendat-sendat
Bahan bakar menjadi tidak efisien
Mengulur pada akselerasi
Mesin akan mati
13
Masing-masing pin konektor berfungsi sebagai berikut :
Pin konektor nomor 1 berfungsi untuk menerima tegangan dari ECM
sebesar 5 V – 8 V
Pin konektor nomor 2 atau bisa juga di sebut dengan pin konektor ground,
karena konektor ini berfungsi menerima arus minus (ground)
Pin konektor nomor 3 atau pin konektor output karena pin inilah yang
berfungsi mengirimkan sinyal posisi camshaft pada ECM
14
Cari letak CMP, keluarkan kabel yang ditutupi oleh plastik hitam atau
isolasi hitam, jika kesulitan lepaskan konektor terlebih dahulu
kemudian lepas kabel dan pasangkan kembali konektor ke sensor
CMP
Atur multimeter pada tegangan DC, tusukkan peniti ke kabel sensor
CMP nomor 3, tempelkan lead multimeter merah (positif) ke peniti
tadi dan pasangkan juga lead multimeter hitam (negatif) ke massa atau
ground (bodi kendaraan/blok mesin)
Putar pulley crankshaft searah jarum jam perlahan-lahan sambil
mengamati layar pada multimeter untuk melihat hasil pengecekan.
Jangan pernah mengecek sinyal dengan menstart mesin karena bisa
menyebabkan hasil pengecekan tidak akurat
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Camshaft position sensor (CMP) merupakan sebuah sensor
elektromagnetik pada kendaraan jenis injeksi yang berfungsi untuk
mendeteksi posisi TOP 1 silinder 1 pada mesin guna mengetahui posisi
katup-katup terutama katup masuk (intake valve) maupun exhaust valve
yang selanjutnya diteruskan ke ECU yang berupa signal untuk
menentukan penginjeksian bahan bakar pada masing-masing silinder.
Signal yang dihasilkan oleh camshaft position sensor (CMP) berupa
tegangan dengan bentuk digital yang akan dibaca oleh ECU dan
selanjutnya ECU merintahkan injector maupun timming pengapian untuk
melakukan penyemprotan baha bakar dan pengapian.
Adapun tipe sensor yang digunakan CMP yaitu tipe sensor inductive
(mampu menghasilkan arus sendiri) dan sensor Hall Effect (perlu arus
pembangkit)
CMP sensor akan mengirimkan signal kepada ECU ketika tonjolan rotor
mengenai kemagnetan sensor CMP, sehingga ada perbedaan kekeuatan
magnet yang membuat adanya sinyal. Frekunsi signal yang dihasilkan ini
akan menunjukan berapa kecepatan camshaft berputar. Selanjutnya sinyal
dikirimkan ke ECU sebagai data kecepatan mesin yang akan diolah.
16
Sistem VVT-I (Variable Valve Timing Intelligent) merupakan serangkaian
peranti yang mengontrol penggerak camshaft yang divariasikan pada
timing atau waktu buka tutup intake valve dengan merubah atau
menggeser posisi intake camshaft terhadap puli camshaft drive.
Komponen penunjangnya yaitu CMP, CKP, OCV.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikifungsi.com/2017/12/fungsi-sensor-ckp-dan-cmp.html
https://books.google.co.id/books? cmp&f=false
https://www.freeautomechanic.com/cmp-camshaft-position-sensor.html
http://autoditex.com/page/camshaft-position-sensor-cmp-12-1.html
http://www.montirpro.com/2016/06/rpm-sensor-type-inductive-dan-
hall.html
http://wayananang.blogspot.co.id/.html
17