Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN CARA KERJA SENSOR

Disusun oleh : RYAMIZARD GYMNASTIAR ALKINDI

Notar : 20021055

Prodi : D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF

Kelas :B

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI


JALAN

Tegal

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga laporan yang
berjudul “Cara Kerja Sensor”
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan ini tidak
terlepas dari bimbingan, dorongan, semangat, dan bantuan dari banyak
pihak. Secara khusus penulis menyampaikan ucapkan terimakasih
kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr. SITI MAIMUNAH, S.Si., M.S.E., M.A selaku
Direktur Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan;
2. Bapak ETHYS PRANOTO, S.T., M.T selaku Ketua Program
Studi Diploma D-IV Teknologi Rekayasa Otomotif;
3. Bapak RAKA PRATINDY, S.T., M.T selaku Dosen Mata Kuliah
Mekatronika Kendaraan;
4. Rekan-rekan yang tidak bisa saya sebutkan Namanya satu
persatu;
Untuk perbaikan kedepan, penulis sangat mengharapkan dan menyambut
baik segala masukan, saran dan kritik terhadap laporan ini.

Tegal, 19 Juni 2022


Penyusun

RYAMIZARD GYMNASTIAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
I.1 Latar belakang...................................................................1
I.2 Indentifikasi Masalah..........................................................1
I.3 Rumusan Masalah...............................................................1
I.4 Batasan Masalah.................................................................1
I.5 Tujuan Laporan..................................................................2
I.6 Manfaat Makalah................................................................2
BAB II.......................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................3
II.1 Engine Speed (Sensor Kecepatan Mesin)............................3
II.2 Sensor Fase Hall..............................................................4
II.3 Sensor Kecepatan Untuk Kontrol Transmisi.........................4
II.4 Sensor Kecepatan Roda....................................................6
BAB III....................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II 1………………………………………………………………...7

Gambar II 2………………………………………………………………...7

Gambar II 3……………………………….………………………………..8

Gambar II 4………………………...…………………………………….....9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari
bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain-
lain. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian
diteruskan ke aktuator.Penggunaan sensor membuat segala kondisi dan
variabel yang berpengaruh pada kendaraan bisa terdeteksi. Sehingga
efisiensi bisa didapatkan dalam kondisi pengoprasian. kendaraan yang telah
menerapkan teknologi EFI menggunakan perangkat tertentu untuk
mengabutkan bahan bakar.

I.2 Indentifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi pengaruh sensor


pada mesin kendaraan adalah sebagai berikut:
1.  memantau kondisi kendaraan dan mengirimkan informasi kepada
pengguna untuk mengetahui kapan perubahan harus dilakukan;
2. memberikan tanda adanya masalah pada mobil;

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang


diangkat ini adalah;
1. Bagaimana cara kerja engine speed sensor?
2. Bagaiaman cara kerja hall phase sensor?
3. Bagaiaman cara kerja wheel speed sensor?
4. Bagaiaman cara kerja transmission sensor?

I.4 Batasan Masalah

Laporan ini hanya terbatas pada :

1. Waktu Pengumpulan laporan yang sedikit

1
2. Kurangnya refrensi terkait cara kerja system atau tipe sensor

3. Kurangnya pemahaman pada materi

I.5 Tujuan Laporan

Tujuan yang ingin dicapai dalam Laporan ini meliputi:

1. Mengetahui cara kerja Engine speed;

2. Mengetahui cara kerja Hall phase;

3. Mengetahui cara kerja Wheel speed sensor;

4. Mengetahui cara kerja transmission sensor;

I.6 Manfaat Makalah

Berdasarkan laporan ini, penulis mengharapkan hasil yang dapat


dimanfaatkan, tidak hanya untuk satu pihak, namun juga beberapa pihak
yang terkait:
1. Dari hasil laporan ini berharap dapat memberikan kontribusi di
dunia industri otomotif, khususnya cara kerja system rem, yang
akhirnya bisa menjadi lebih banyak lagi penelitian yang masuk
membuat lebih majunya dunia industri otomotif.
2. Bagi Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal (PKTJ)
makalah ini dapat digunakan sebagai bahan litelatur yang dapat
memperkaya bidang ilmu pengetahuan maupun kajian pustaka lebih
lanjut dengan lingkup ilmu otomotif.
3. Bagi penulis laporan ini sebagai penerapan ilmu yang di dapat dari
bangku perkuliahan yang nantinya dapat diimplementasikan dalam
kehidupan nyata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Engine Speed (Sensor Kecepatan Mesin)

Sensor kecepatan mesin, juga dikenal sebagai sensor kecepatan transmisi,


adalah salah satu sensor yang berkomunikasi dengan ECU untuk menjaga
Lexus Anda dalam kondisi kerja yang baik. Tugas sensor kecepatan mesin
adalah menghitung kecepatan putaran roda, yang pada akhirnya menentukan
kecepatan perjalanan Anda. Aplikasi ini digunakan untuk : memantau
kecepatan mesin, mengukur kecepatan mesin, dan menentukan posisi
crankshaft.
1) Sensor kecepatan Induktif

Sensor dipasang tepat di seberang roda pulsa feromagnetik yang dipisahkan


oleh celah udara sempit. Ini memiliki inti besi lunak, yang dikelilingi oleh belitan.
Pin kutub juga terhubung ke magnet permanen, dan medan magnet meluas
melalui pin kutub dan ke dalam roda pulsa. Tingkat fluks magnet melalui koil
tergantung pada apakah sensor berlawanan dengan gigi atau ruang roda-pulsa.
Sedangkan fluks bocor magnet terkonsentrasi oleh gigi, dan menyebabkan
peningkatan fluks magnet melalui kumparan, itu dilemahkan oleh spasi. Ketika
roda pulsa berputar, perubahan fluks magnet ini menginduksi tegangan keluaran
sinusoidal dalam kumparan yang sebanding dengan laju perubahan fluks dan
dengan demikian Jumlah gigi pada roda pulsa tergantung pada aplikasi tertentu.

2) Sensor Kecepatan Aktif

Sensor kecepatan aktif beroperasi sesuai dengan prinsip magnetostatik.


Amplitudo sinyal keluaran tidak tergantung pada kecepatan rotasi. Hal ini
memungkinkan untuk mendeteksi kecepatan yang sangat rendah (penginderaan
kecepatan quasistatic).

3) Sensor Aula Diferensial

Sebuah tegangankamuHsebanding dengan medan magnet dapat diambil secara


horizontal ke arah arus pada pelat pembawa arus yang diresapi secara vertikal
oleh induksi magnet B. Dalam sensor Hall diferensial, medan magnet dihasilkan
oleh magnet permanen. Dua elemen sensor Hall terletak di antara magnet dan roda
pulsa. Fluks magnet yang melaluinya ini tergantung pada apakah sensor kecepatan
berlawanan dengan gigi atau ruang. Menentukan perbedaan antara sinyal dari dua

3
sensor mengurangi sinyal interferensi magnetik dan mencapai dan meningkatkan
rasio sinyal/ kebisingan. Tepi sinyal sensor dapat diproses tanpa digitalisasi
langsung di unit kontrol.

4) Sensor AMR

Hambatan listrik bahan magnetoresistif (AMR, Anisotrop Magneto Resistive)


adalah anisotropik, yaitu tergantung pada arah medan magnet yang terkena.
Properti ini digunakan dalam sensor AMR. Sensor terletak di antara magnet dan
roda pulsa. Garis medan berubah arah ketika roda pulsa berputar (Gbr. 4). Ini
menghasilkan tegangan sinusoidal, yang diperkuat dalam rangkaian evaluasi di
sensor dan diubah menjadi sinyal gelombang persegi.

5) Sensor GMR

Penggunaan teknologi GMR (Giant Magneto Resistive) merupakan


pengembangan lebih lanjut dari sensor kecepatan aktif. Karena sensitivitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sensor AMR, celah udara yang lebih besar
dimungkinkan, yang memungkinkan aplikasi dalam keadaan sulit. Sensitivitas
yang lebih tinggi juga menghasilkan lebih sedikit kebisingan latar belakang dari
tepi sinyal.

II.2 Sensor Fase Hall


Camshaft mesin berputar pada setengah kecepatan poros engkol. Mengambil
piston yang diberikan dalam perjalanannya ke TDC, posisi rotasi camshaft
merupakan indikasi apakah piston dalam langkah kompresi atau buang. Sensor
fase pada camshaft memberikan informasi ini kepada unit kontrol. Ini diperlukan,
misalnya, untuk sistem pengapian dengan koil pengapian percikan tunggal dan
untuk injeksi bahan bakar sekuensial (SEFI). batang hall Sensor batang hall
memanfaatkan efek Hall: sebuah rotor dari bahan feromagnetik (7, roda pulsa
dengan gigi, segmen atau pelat bukaan) berputar bersama dengan camshaft. IC
Hall terletak di antara roda pulsa dan magnet permanen, yang menghasilkan
kekuatan medan magnet tegak lurus terhadap elemen Hall.
II.3 Sensor Kecepatan Untuk Kontrol Transmisi
Sensor kecepatan transmisi menentukan kecepatan poros pada transmisi AT,
ASG, DKG, dan CVT. Ini adalah kecepatan poros turbin dan output pada
transmisi AT dengan konverter torsi hidrodinamik, kecepatan puli primer dan
sekunder pada transmisi CVT dan kecepatan dua poros input dan poros penggerak
pada transmisi kopling ganda. Kecepatan elemen pengambil daya juga terdeteksi

4
untuk tuntutan dinamis tinggi pada kontrol pengambilan daya. Deteksi arah rotasi
juga dapat diperlukan pada transmisi kelas atas untuk mengoptimalkan
manajemen kopling dan untuk pencegahan rollback. Baik sensor yang berdiri
sendiri maupun sensor yang dibangun ke dalam modul elektronik yang
diproyeksikan ke transmisi dari luar atau dipasang secara internal digunakan.
Sensor kecepatan transmisi menggunakan efek Hall diferensial. Perbedaan
antara tegangan Hall dari dua pelat Hall pada ASIC ditentukan. Mayoritas
gangguan serupa dapat dikompensasikan dengan cara ini. Sinyal perbedaan
pertama kali diperkuat pada beberapa jenis ASIC, kemudian diubah menjadi
sinyal digital oleh algoritma pemicu dari berbagai kompleksitas. Ini merupakan
variabel terkontrol untuk memodulasi arus keluaran melalui sumber daya. Sinyal
digital dengan dua level arus (biasanya 7 mA untuk ingkat rendah dan 14 mA
untuk tingkat tinggi) diperoleh, frekuensi modulasi yang sesuai dengan frekuensi
perubahan gigi pada roda pemicu dan dengan demikian mewakili kecepatan rotasi.
Sinyal sensor dievaluasi dalam unit kontrol elektronik dengan menggunakan shunt
pengukur RM, yang mengubah arus sensor U menjadi tegangan sinyal U RM.
A. ABS Wheel Speed Sensor (Sensor ABS)
Sensor ABS biasanya terdiri dari cincin Bergigi dan magnet yang tertutup
dalam Kumparan kontak antara cincin dan magnet mang induksi Medan listrik
karena itu sinyal yang dihasilkan. Sinyal ini dikirim ke ABS Controler cici kedua
ketiga juga disebut cincin ada dan melekat pada bagian kendaraan yang berputar
pada kecepatan yang sama dengan roda jalan seperti hubungan roda rem cakram
cv joint atau sensor kecepatan roda Poros Penggerak dipasang langsung Diatas
atau disebelahnya ada pulsa konfigurasi ABS yang lebih lama memiliki sensor
yang terletak di luar hubungan roda pulsa. Konfigurasi ABS yang lebih lama
memiliki sensor yang terletak di luar hubungan roda di beberapa bagian seperti
buku seperti buku jari kemudi.
Cara kerja sistem ini diklasifikasikan menjadi 2:
 Analog Pasif
Yaitu di mana pasif tanpa Catudaya dan aktif adalah dengan satu daya. Pasif
bekerja tanpa tegangan suplai dari unit kontrol Dan menghasilkan sinyal tekan
sendiri ketika kendaraan sedang bergerak Ketika sedang bergerak sensor pasif
umumnya membutuhkan dua terminal kabel pada sensor kabel atau dua terminal
pada sensor tanpa kabel. Sensor bersifat basa adalah elektromagnetik di mana
tegangan AC di induksi kan ke dalam Kumparan itu terdiri dari Kumparan yang
mengelilingi inti pick up magnet permanen yang cocok tambahan ketuanya diatur
sehingga ada celah yang jelas diantara mereka.
 Digital Aktif
Sensor ABS aktif memerlukan tegangan suplai untuk ber operasi dan
bekerjasama dengan cincin abis pergi atau magnet is tegangan suplai disebut
Referensi ce voltage, Ada sakti sensor memiliki sirkuit karena itu di dalam sensor
yang mengubah dan memperkuat sinyal sensor dapat berupa sistem dua kawat
atau jika kawat. Sensor aktif modulasi Daftar pulsa jauh lebih akurat dan mampu
mendeteksi kecepatan sangat lambat kurang dari 0,0 ml perjam ini sangat penting

5
untuk sistem kontrol traksi modern cc aktif yang lebih baru juga dapat mendeteksi
arah putaran roda Impus untuk sensor ABS aktif pertama cincin magnet multi
kutub yang ditempelkan pada bagian berputar dan pandangan roda. Sensor ini
memiliki 2 jenis yaitu: Sensor hall dan Sensor resistif magneto.

II.4 Sensor Kecepatan Roda


Sensor kecepatan roda digunakan untuk mengukur kecepatan putaran roda
kendaraan (wheel speed). Sinyal kecepatan ditransmisikan melalui kabel ke unit
kontrol ABS, TCS atau ESP kendaraan yang mengontrol gaya pengereman secara
individual di setiap roda. Loop kontrol ini mencegah roda terkunci (dengan ABS)
atau berputar (dengan TCS atau ESP) sehingga stabilitas dan kemampuan
mengemudi kendaraan tetap terjaga. Sistem navigasi juga menggunakan sinyal
kecepatan roda untuk menghitung jarak yang ditempuh (misalnya di terowongan
atau jika sinyal satelit tidak tersedia).
Sinyal untuk sensor kecepatan roda dihasilkan oleh generator pulsa baja yang
dipasang pada hub roda (untuk sensor pasif) atau oleh generator pulsa magnetik
multipole (untuk sensor aktif). Generator pulsa ini memiliki kecepatan rotasi yang
sama dengan roda dan bergerak melewati area sensitif kepala sensor tanpa
menyentuhnya. Sensor "membaca" tanpa kontak langsung melalui celah udara
hingga 2 mm (Gbr. 2). Celah udara (dengan toleransi ketat) memastikan perolehan
sinyal bebas gangguan. Kemungkinan gangguan yang disebabkan misalnya oleh
pola osilasi di sekitar rem, getaran, suhu, kelembapan, kondisi pemasangan di
roda, dll. Oleh karena itu, dihilangkan.
A. Sensor kecepatan roda pasif (induktif)
Sensor kecepatan pasif (induktif) terdiri dari magnet permanen dengan pin
kutub magnet lunak terhubung, yang dimasukkan ke dalam kumparan dengan
beberapa ribu belitan. Pengaturan ini menghasilkan medan magnet konstan. Pin
tiang dipasang langsung di atas roda pulsa, roda gigi terpasang pada hub roda.
Saat roda pulsa berputar, urutan gigi dan ruang yang terus menerus bergantian
menginduksi fluktuasi yang sesuai dalam medan magnet konstan. Ini mengubah
fluks magnet melalui pin kutub dan karena itu juga melalui belitan koil. Fluktuasi
medan magnet ini menginduksi tegangan bolak-balik dalam koil yang sesuai
untuk pemantauan di ujung belitannya

6
Gambar II 1
B. Sensor kecepatan roda aktif
Elemen sensor Sensor kecepatan roda aktif digunakan hampir secara eksklusif
dalam sistem rem modern saat ini (Gbr. 4). Sensor ini biasanya terdiri dari IC
silikon yang terbuat dari plastik dan kedap udara yang berada di kepala sensor.
Selain IC magnetoresistif (hambatan listrik berubah seiring perubahan medan
magnet) Bosch sekarang menggunakan elemen sensor Hall hampir secara
eksklusif. Sensor ini bereaksi terhadap perubahan terkecil dalam medan magnet
dan oleh karena itu memungkinkan celah udara yang lebih besar dibandingkan
dengan sensor kecepatan roda pasif

7
Gambar II 2
C. Roda pulsa
Sebuah cincin multipole digunakan sebagai roda pulsa untuk sensor kecepatan
roda aktif. Cincin multikutub terdiri dari elemen plastik bermagnet bergantian
yang disusun dalam bentuk cincin pada pembawa logam nonmagnetik (Gbr. 6 dan
Gbr. 7a). Kutub utara dan selatan ini mengadopsi fungsi yang sebelumnya
dilakukan oleh gigi roda pulsa. IC sensor terkena medan yang terus berubah yang
dihasilkan oleh magnet ini. Fluks magnet melalui IC karena itu berubah terus
menerus sebagai cincin multipole berputar. Roda pulsa baja juga dapat digunakan
sebagai pengganti cincin multikutub. Dalam hal ini magnet dipasang pada IC Hall
yang menghasilkan medan magnet konstan (Gbr. 7b). Saat roda pulsa berputar,
urutan gigi dan ruang yang terus menerus bergantian menginduksi fluktuasi yang
sesuai dalam medan magnet konstan. Prinsip pengukuran, pemrosesan sinyal, dan
IC identik dengan sensor tanpa magnet.
D. Karakteristik
Sebuah fitur khas dari sensor kecepatan roda aktif adalah integrasi elemen
pengukuran Hall, penguat sinyal dan pengkondisian sinyal dalam IC (Gbr. 8).
Data kecepatan roda ditransfer sebagai arus terkesan dalam bentuk pulsa
gelombang persegi (Gbr. 9). Frekuensi pulsa sebanding dengan kecepatan roda
dan kecepatan dapat dideteksi sampai roda praktis diam (0,1 km/ jam).

8
Gambar II 3

Gambar II 4

9
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dunia sedang memulai perjalanan baru dan menarik menuju


komersialisasi mobil otonom, dan teknologi serta arsitektur yang mendorong
ruang ini terus berubah. Pemanfaatan system pada kendaraan sangat diperlukan
bagi para pengendara. Serta dapat membantu pengendara untuk mengurangi
resiko kecelakaan

III.2 Saran

Menurut saya ini pemanfaatan system kerja sensor-sensor ini akan


sangat bermanfaat untuk masa depan nanti khususnya pada kendaraan mobil,
serta harus lebih dikembangkan lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://lifepal.co.id/media/sensormobil/?
utm_campaign=MEDIA_kendaraan_teknologimesinmobilterbaru&utm_source=m
edia&utm_medium=inarticle_text&utm_content=teknologi-mesin-mobil-terbaru

https://cintamobil.com/pengemudian/tipe-dan-fungsi-sensor-pada-mobil-aid835

https://youtu.be/YeXlmdlXp2s

https://youtu.be/-qFbDAceS_0

11

Anda mungkin juga menyukai