Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL

4.1 Tabel Data Hasil Pengukuran


Tabel 1. Data hasil pengukuran kelompok 1
No. Bahan Perlaku Suhu Pembacaan Viskositas (M.Pa.s)
an (oC) Pada
Viskometer
1. Kecap ABC Panas 37.1 3.4 3.4 ×100 = 340
(Kecap Kental Sedang 26.6 14.2 14.2 ×100 = 1420
Manis) Dingin 22.2 23 23 ×100 = 2300
2. Kecap Indofood Panas 41 4.5 4.5×100 = 450
(Kecap Kental Sedang 27.1 14.10 14.10 ×100 = 1410
Manis) Dingin 22.5 16.75 16.75×100 = 1675
3. Kecap Sedaap Panas 41.2 7 7 ×100 = 700
(Kecap Kental Sedang 22.5 22.5 22.5×100 = 2250
Manis) Dingin 23.4 20 20×100 = 2000
4. Saus Sasa Panas 47.4 41.8 41.8 ×2000 = 83600
(Saus Cabai) Sedang 26.5 40 40×2000 = 80000
Dingin 25.4 39.8 39.8×2000 = 79600
5. Saus ABC Panas 46.3 44 44×2000 = 88000
(Saus Cabai) Sedang 26.1 60.5 60.5×2000 = 121000
Dingin 24.0 64 64×2000 = 128000

4.2 Grafik Hasil Praktikum

2500

2000
Viskositas (MPa s)

1500 y = -126.32x + 4970.2


R² = 0.9703
Kecap ABC
1000
Linear (Kecap ABC)
500

0
0 10 20 30 40

Suhu (oC)

Gambar 1. Grafik Viskositas Terhadap Suhu pada Kecap ABC


1800
1600 y = -66.878x + 3198
1400 R² = 0.9988
1200
1000 Kecap
800 Indofood
600
400
200 Linear (Kecap
0 Indofood)
0 20 40 60

Gambar 2. Grafik Viskositas Terhadap Suhu pada Kecap Indofood

2500

2000 y = -78.44x + 3927.


R² = 0.988
1500 Kecap Sedaap

1000 Linear (Kecap


Sedaap)
500

0
0 10 20 30 40 50

Gambar 3. Grafik Viskositas Terhadap Suhu pada Kecap Sedaap


84000
y = 177.52x + 75191
83000 R² = 0.9978

82000
Saus Sasa
81000 Linear (Saus Sasa)

80000

79000
0 10 20 30 40 50

Gambar 4. Grafik Viskositas Terhadap Suhu pada Saus Sasa


160000

140000

120000 y = -1729.4x + 167905


R² = 0.9937
100000

80000 Saus ABC

60000 Linear (Saus ABC)

40000

20000

0
0 10 20 30 40 50

Gambar 5. Grafik Viskositas Terhadap Suhu pada Saus ABC


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida merupakan zat yang wajib dipahami oleh mahas
Setiap jenis zat cair (fluida) memiliki nilai kekentalan (viskositas) yang
berbeda-beda sesuai dengan bahan pembentukan dan kandungan air yang terdapat
pada zat cair tersebut. Untuk itu kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan
sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida.
Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian
fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan
tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap
fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel yang
saling menumbuk.Untuk itu digunakan alat viskometer untuk menentukan nilai
kekentalan suatu fluida dalam praktikum kali ini.Digunakannya alat ini untuk
menentukan nilai angka atau kuantitatif pada suatu fluida yang telah ditentukan
oleh asisten.
Bagi mahasiswa teknik pertanian, materi ini penting untuk mempelajari
bagaimana menangani produk pertanian dengan baik sesuai dengan viskositas
bahannya.Maka dari itu, praktikan diwajibkan mempelajari dengan baik
praktikum viskositas ini.
Suatu fluida memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukan kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan fluida. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu akan mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil
menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki zat cair sehingga
kecepatan bola berubah.Hambatan-hambatan itulah yang kita namakan sebagai
kekentalan (viskositas).
Fluida dibedakan berdasarkan viskositasnya. Viskositas merupakan besarnya gaya
yang dibutuhkan untuk mengalirkan suatu fuida. Perbedaan vikositas pada fuida sangat
berpengaruh terhadap jenis perlakuan yang harus diberikan dalam proses industri. Dengan
adanya perbedaan viskositas fluida, maka dibutuhkan suatu metode yang dapat mengukur
besarnya viskositas fluida tersebut.Salah satu metoda pengukuran viskisitas adalah
dengan menggunakan alat viskometer.

Viskositas akan banyak ditemukan pada teknologi proses dalam kaitannya dengan
industri pasca panen maupun pangan. Oleh karena itu kita dituntut untuk mengetahui dan
memahami prinsip viskositas untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan untuk
menganalisis suatu sistem operasi.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini, yaitu:
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
1. Mahasiswa dapat mempelajari viskositas dalam unit operasi satuan
industri hasil pertanian secara umum
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat mengukur viskositas beberapa bahan hasil pertanian
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan analisis operasi industri
hasil pertanian dalam satuan operasi industri
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Berikut merupakan alat-alat yang digunakan pada saat praktikum :
1. Gelas plastik 240 ml
2. Oven
3. Refrigerator
4. Spindle
5. Termometer
6. Kertas Tissue
7. Viscometer
3.1.2. Bahan
Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum :
1. Kecap ABC
2. Kecap Indofood
3. Kecap Sedaap
4. Saus Cabai Sasa
5. Saus Cabai ABC

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Prosedur Percobaan Kecap
1. Memasang peralatan viskometer dengan benar.
2. Menyiapkan bahan yaitu kecap ABC, kecap Indofood, dan kecap
Sedaap
3. Memasukkan kecap ke dalam tiga wadah gelas plastik berukuran 240
ml untuk setiap merek kecap
4. Memasukkan bahan (kecap) dalam gelas pertama untuk melakukan
pengukuran pada kondisi dingin ke dalam (kulkas) refrigerator
5. Memasukkan bahan (kecap) dalam gelas kedua untuk melakukan
pengukuran pada kondisi panas ke dalam oven
6. Mendiamkan gelas ketiga tanpa perlakuan pada tiap bahan untuk
pengukuran kondisi sedang
7. Meletakkan gelas ukur pada viskometer
8. Memasukkan spindle ukuran 62 ke dalam bahan (kecap)
9. Mengatur putaran pada viskometer menjadi 3 RPM
10. Mengukur dan membaca nilai viskositas bahan dengan viskometer
11. Mencatat hasil pengukuran viskometer ke dalam tabel pengamatan
12. Mengukur suhu setiap bahan pada tiga kondisi yaitu dingin, sedang
(suhu ruangan), dan panas menggunakan termometer
13. Mengulangi prosedur-prosedur di atas untuk setiap merek bahan

3.2.1 Prosedur Percobaan Saus


1. Memasang peralatan viskometer dengan benar.
2. Menyiapkan bahan yaitu saus Sasa dan saus ABC
3. Memasukkan saus kedalam dua wadah gelas plastik berukuran 240 ml
untuk setiap merek saus
4. Memasukkan bahan (saus) dalam gelas pertama untuk melakukan
pengukuran pada kondisi dingin ke dalam (kulkas) refrigerator
5. Memasukkan bahan (saus) dalam gelas kedua untuk melakukan
pengukuran pada kondisi panas ke dalam oven
6. Mendiamkan gelas ketiga tanpa perlakuan pada tiap bahan (saus) untuk
pengukuran kondisi sedang
7. Meletakkan gelas pada viskometer
8. Memasukkan spindle ukuran 63 ke dalam bahan (saus)
9. Mengatur putaran pada viskometer menjadi 0.6 RPM
10. Mengukur dan membaca nilai viskositas bahan dengan viskometer
11. Mencatat hasil pengukuran viskometer ke dalam tabel pengamatan
12. Mengukur suhu setiap bahan pada tiga kondisi yaitu dingin, sedang
(suhu ruangan), dan panas menggunakan termometer
13. Mengulangi prosedur-prosedur di atas untuk setiap merek bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

2.2 Viskositas Fluida

2.3 Viskometer
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
1. Tiap bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diberikan perlakuan
terlebih dahulu yaitu pendinginan, pemanasan, serta didiamkan dalam suhu
ruangan
2. Pada bahan kecap yang digunakan pada saat praktikum terjadi penurunan
nilai viskositas seiring dengan bertambahnya suhu
suhu
3. Pada bahan saus yang digunakan pada saat praktikum terjadi kenaikan nilai
viskositas seiring dengan bertambahnya suhu
4. Bahan yang mempunyai kekentalan paling tinggi adalah saus cabai ABC
sedangkan yang memiliki kekentalan paling rendah adalah kecap ABC
5. Spindle yang tidak tertutup secara keseluruhan oleh bahan menyebabkan
kesulitan pembacaan nilai viskositas dan dapat menyebabkan kekeliruan
perolehan hasil

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum adalah:

1. Ketelitian sangat dibutuhkan dalam praktikum ini, terutama dalam


membaca nilai viskositas
2. Dalam melaksanakan praktikum, praktikan harus memahami prosedur
serta cara kerja percobaan
3. Peralatan dan bahan yang memadai sangat mendukung hasil yang sesuai
dalam praktikum
4. Dibutuhkan kerja sama yang baik dalam satu tim agar mencapai hasil yang
baik
BAB V
PEMBAHASAN

perbedaan perlakuan pada setiap bahan menyebabkan nilai viskositas pada


masing-masing bahan akan berbeda-beda. Faktor pengali pada bahan kecal yaitu
300 dan untuk bahan saus yaitu 2000. Spindle yang digunakan pada bahan kecap
dan saus cabai pun berbeda, bahan kecap menggunakan spindle 0,62 sedangkan
untuk bahan saus cabai

Untuk perlaku
Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCAPANEN I
(Viskositas)

Oleh:
Nama : Nida Noor Fadhilah R.
NPM : 240110140097
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 3 November 2015
Waktu : 15.00–17.00 WIB
Co.Ass : 1.Adhitya Ramadhan
2.Cindy Almas R.
3.Jeremia Kristian
4.Prisilia Ratna S.
5.Shayana Junita

LABORATORIUM PASCAPANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Terjadi penurunan nilai viskositas dari bahan kecap yang digunakan
sebanding dengan bertambahnya suhu
2. Terjadi kenaikan nilai viskositas dari bahan saus sebanding dengan
turunnya suhu
3.
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
6. Tiap bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diberikan perlakuan
terlebih dahulu yaitu pendinginan, pemanasan, serta didiamkan dalam suhu
ruangan
7. Bahan yang mempunyai kekentalan paling tinggi adalah saus cabai ABC
saat didinginkan yaitu 128000(M.Pa.s) sedangkan yang memiliki
kekentalan paling rendah adalah kecap ABC saat dipanaskan yaitu sebesar
340 (M.Pa.s)
8.
9.
10. Spindle yang tidak tertutup secara keseluruhan oleh bahan menyebabkan
kesulitan pembacaan nilai viskositas dan dapat menyebabkan kekeliruan
perolehan hasil

6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah :
1. Dalam melaksanakan praktikum, praktikan harus memahami prosedur
serta cara kerja percobaan
2. Alat-alat praktikum sebaiknya disediakan cukup banyak dan memadai.
3. Dalam proses menghitung dan praktikum diharapkan untuk berhati-hati
4. dan lebih teliti agar meminimalisasi kesalahan hasil perhitungan
5. Ketelitian praktikan dalam mengamati objek, membaca alat ukur dan saat
melakukan perhitungan, sangat dibutuhkan
LAMPIRAN

Gambar 1. Viscometer Gambar 2. Spindle pada Gambar 3. Termometer


Viscometer

Gambar 4. Bahan yang digunakan (saus) Gambar 5. Kecap

Gambar 6. Oven Gambar 7. Memanaskan Saus Gambar 8. Mengukur Suhu


DAFTAR PUSTAKA

Heldman, Dennis. 1981. Food Process Engineering. Westport, Connecticut. Avi


Publishing Company, Inc.
Purwantana, Bambang. 2003. Sifat Panas Bahan.
http://bambangpurwantana.staff.ugm.ac.id/PengetahuanBahan/PengBhn03.
doc (diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 01.30 WIB)
Suryatman, Tia Martiana. 2011. Sifat Termal Produk Pertanian (Panas Spesifik,
Konduktivitas Termal, dan Difusivitas Panas). Terdapat pada
http://tiamartiana.wordpress.com/2011/03/03/sifat-termal-produk-
pertanian-panas-spesifik-konduktivitas-termal-dan-difusivitas-panas/
(diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 01.28 WIB)
Specific Heat Capacity for Food. terdapat pada
http://www.engineeringtoolbox.com/specific-heat-capacity-food-
d_295.html
(diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 01.28 WIB)

Anda mungkin juga menyukai