1
y
x
(a)
Gambar 2. Normalisasi Directivity Antena
Horn Sektoral Bidang H
.(3) ……………………………......(7)
……….(4) ………………………......(8)
dimana:
……………....……..(5)
= pelebaran dimensi pandu gelombang
ke arah medan magnet (H)
= panjang gelombang
Dimana : b dimensi panjang waveguide
: Dimensi pelebaran ke arah bidang H.
: Panjang antena dari ’virtual apex’ ke 2.2 Waveguide Persegi
bidang aperture. Waveguide persegi (rectangular
: Sudut pelebaran ke arah medan magnet. wavuguide) adalah pandu gelombang dengan
a,b: ukuran penampang pandu gelombang. penampang persegi dan model ini sering
digunakan dalam praktek. Mode yang paling
sederhana yang sering digunakan dalam bekerja
dengan waveguide persegi adalah mode .
Mode ini mempunyai frekuensi cut off yang
2
paling rendah dari mode yang dapat terjadi dari Definisi efisiensi antena dapat dinyatakan
suatu transmisi dengan waveguide persegi. dengan persamaan [3]:
Frekuensi dan panjang gelombang cut off nya
dapat dinyatakan sebagai berikut [2]: ......................(13)
dan ……(10) Besar efisiensi antena antara 0 sampai
dengan 100 %. Untuk mencari pendekatan
Dimana : efisiensi antena yang berbasis pada waveguide,
: frekuensi cut off. maka harus dicari dari asumsi rugi-rugi (losses)
: dimensi panjang waveguide. yang terjadi pada waveguide [4]. Jika
c : panjang gelombang cut off konduktivitas bahan dielektrik pengisi
: permitivitas, dimana permeabilita dan waveguide sangat kecil (mendekati nol) dan
permitivittas tergantung dari bahan atau konduktivitas konduktor dinding
yang mengisi dalam waveguide waveguide tidak tak berhingga (noninfinite),
persegi yaitu udara. maka gelombang akan teredam secara
exponensial selama perambatan dalam
Panjang gelombang di dalam waveguide waveguide.
dapat dinyatakan dengan Persamaan (11) [2] : Sedangkan dapat dinyatakan
……………….…(11) sebagai [3]:
= ..(14)
3
diperhatikan dalam perencanaan antena tersebut Adapun konduktivitas dari beberapa penghantar
: ditunjukkan pada Tabel 1[5].
1. Antena dicatu oleh pandu gelombang
persegi (rectangular waveguide) dengan Tabel 1 Konduktivitas dari bahan
Konduktor Konduktivitas
ukuran dan harga gain awal ( ). (mho/meter)
Antena bekerja pada frekuensi 2,4 GHz.
Alumunium 3,5 x 107
Antena ini di catu dengan tipe pandu
Tembaga 5,7 x 107
gelombang WR 340 dengan a = 8,636 cm Seng 1,7 x 107
dan b = 7.
2. Antena Horn Sektoral Bidang-H ini akan
3.4 Hasil Rancangan Antena Horn Sektoral
direncanakan dalam keadaan optimum,
Bidang-H
artinya ukuran dari antena ini mampu
menghasilkan gain yang maksimum.
3. Antena ini direncanakan mempunyai gain
15 dB.
4
diketahui bentuk pola radiasi yang diperoleh =
dari pengukuran level sinyal antena dan data
pengukuran tersebut setelah dinormalisasi.
Hasil dari pola radiasi antena Horn
Sektoral Bidang-H tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5, 6 dan 7.
=
(b)
(b)
(a)
Gambar 5. Pola radiasi Antena bahan
aluminium
=
(a) Pola radiasi bidang H
(b) Pola radiasi bidang E
(b)
Gambar 7. Pola radiasi Antena bahan
tembaga
(a) (a) Pola radiasi bidang H
(b) Pola radiasi bidang E
5
4.2 Pengukuran Gain
Untuk menyatakan gain maksimum 4.4 Perhitungan Efisiensi Antena
antena Horn Sektoral Bidang-H ini dengan cara Setelah dilakukan Pengukuran parameter-
membandingkan dengan antena lain yaitu parameter antenna yang meliputi direktivitas
Access Point (dengan metode pengukuran). dan gain maka dapat dihitung efisiensi antenna
Dalam posisi ini antena penerima harus dengan persamaan 18:
mempunyai polarisasi yang sama dengan
antena pada Access Point dan selanjutnya ia 0 1
100%.................................(18)
diarahkan sedemikian rupa agar diperoleh daya
output maksimum. Tabel 4. Hasil Perhitungan Efisiensi
No Bahan Direktivitas Gain Efisiensi
Antena Horn (dB) (dB) Antena
Sektoral Horn
Bidang H Sektoral
Bidang
H(%)
1 Antena Horn 15,75 11,15 34,67%
Bahan
Aluminium
2 Antena Horn 15,62 10,15 27,25%
Gambar 8. Pengukuran level daya pada Bahan Seng
USB Adapter 3 Antena Horn 15,86 13,15 53,19%
Bahan
Apabila pada USB Adapter Wifi gain Tembaga
maksimumnya, yaitu sebesar 2,15 dBi, maka
dari pengukuran diatas gain antena Horn 4.5 Pengujian video conference
Sektoral Bidang-H dapat dihitung dengan Setelah melakukan pengukuran beberapa
persamaan : parameter, antena Horn Sektoral bidang-H telah
siap digunakan untuk aplikasi video conference
# $%&' "# $%&(' ) "* $%&(' + * $%&,'. . $16' pada jaringan wireless 2,4 GHz dengan
menggunakan software Net Meeting. Pengujian
Tabel 2. Hasil Pengukuran Gain antena pada jaringan WLAN ini tetap
Level Penerimaan Gain memanfaatkan bantuan dari Access Point.
Antena USB Horn Antena Horn Sektoral bidang-H dipasang
Horn Adapter Sektoral
Bahan Antena
Sektoral WiFi Bidang
sebagai antena penerima, sedangkan Access
No Horn Sektoral Point sebagai pemancarnya. Posisi antena
Bidang ("* ) H
Bidang H penerima dengan pemancar harus sejajar agar
H (dBm) (dB)
("# ) daya pancarnya dapat ditangkap maksimal.
(dBm) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
1 Antena Horn -35 -44 11,15
Bahan
keoptimalan dari antena Horn Sektoral Bidang-
Aluminium H yang telah dibuat dalam aplikasi video
2 Antena Horn -36 -44 10,15 conference. Dengan menggunakan wireshark
Bahan Seng dapat dilihat parameter yang akan dianalisa,
3 Antena Horn -33 -44 13,15 yaitu delay, jitter, dan troughput.
BahanTembaga
Hasil dari pengujian ketiga antena Horn
Sektoral Bidang-H tesebut dapat dilihat pada
4.3 Pengukuran Directivity
Tabel 5.
Directivity suatu antena dapat diperkirakan
dengan menggunakan pola radiasi yang
Tabel 5. Hasil Rata-rata Pengujian Video
dihasilkan pada pengukuran pola radiasi bidang
Conference
E dan bidang H. Persamaan untuk menghitung
directivity dapat menggunakan rumus [6] :
Antena bahan Tembaga
41253 Delay Jitter Troughput
D(dB) =10 log /θE θH …….(17) (ms) (ms) (kbps)
1. Bidang H
Tabel 3. Directivity pada antena Horn Sektoral Pagi 220,48 39,25 34,74
Bidang H Siang 231,97 41,84 33,28
Sore 212, 98 38,89 35,50
Nilai
2. Bidang E
No. Ukuran Antena Directivity
Pagi 225,92 41,23 33,80
(dB) Siang 240,57 43,89 32,60
1. Antena Bahan Aluminium 15,75 Sore 218,99 39,86 33,40
2. Antena Bahan Seng 15,62
3. Antena Bahan Tembaga 15,86
6
Antena bahan Aluminium nilai direktivitasnya 15,62 dB. Nilai directivity
Delay Jitter Troughput suatu antena bergantung pada daya pancar
(ms) (ms) (kbps) antenna tersebut. Pada antena hasil rancangan,
1. Bidang H
Pagi 244,57 45,24 33,95
memiliki ukuran dan bentuk yang sama
Siang 263,11 47,45 31,68 sehingga bentuk pola radiasi dari ketiga antena
Sore 240,99 43,86 34,38 tersebut sama maka nilai directiviy yang
2. Bidang E dihasilkan juga hampir sama. Selain hal
Pagi 250,67 45,47 32,86 tersebut, nilai dari parameter pada perancangan
Siang 267,02 48,01 31,20
Sore 247,63 44,47 33,42
sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan dan
kondisi pada saat pengukuran. Sehingga
terjadinya error akan mempengaruhi hasil dari
Antena bahan Seng
Delay Jitter Troughput parameter yang terukur.
(ms) (ms) (kbps) Berdasarkan pada Tabel 4, perhitungan
1.Bidang H efisiensi antenna yang didapatkan dari hasil
Pagi 269,66 46,37 32,50 pengukuran gain dan directivity menunjukkan
Siang 292,03 48,18 31,24 nilai efisiensi antena dari bahan tembaga
Sore 264,75 45,19 33,65
2. Bidang E
bernilai 53,19% dan alumunium bernilai
Pagi 276,54 47,49 32,38 34,67% sedangkan dari bahan seng 27,25%.
Siang 305,51 49,92 31,01 Sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui
Sore 269,60 45,85 33,54 bahwa bahan tembaga mempunyai efisiensi
paling besar dibandingkan aluminium maupun
4.6 Analisa bahan seng. Hal tersebut terjadi karena harga
Berdasarkan Tabel 2 hasil pengukuran konduktivitas dari setiap bahan berbeda, dimana
gain, harga faktor penguatan pada antena bahan harga konduktivitas tembaga lebih besar
tembaga bernilai 13,15 dB alumunium bernilai daripada harga konduktivitas dari aluminium
11,15 dB sedangkan pada antena bahan seng maupun seng. Selain hal tersebut, nilai dari
bernilai 10,15 dB. Faktor tersebut bervariasi efisiensi juga dipengaruhi oleh nilai parameter
yang nilainya tergantung pada faktor attenuasi hasil pengukuran yaitu gain dan directivity.
pada attenuator. Faktor attenuasi tersebut Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa nilai
bergantung pada bahan yang digunakan dan dari parameter hasil pengukuran sangat
konduktivitas suatu bahan. Semakin tinggi nilai dipengaruhi oleh proses pembuatan dan kondisi
konduktivitas suatu bahan, semakin baik bahan pada saat pengukuran. Sehingga terjadinya error
tersebut manghantarkan gelombang sehingga akan mempengaruhi hasil dari parameter yang
semakin rendah attenuasi yang dihasilkan. Dari terukur.
hasil pengukuran gain bahwa nilai gain antena Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa
dari bahan tembaga lebih besar dari pada antena pada siang hari nilai delay yang terjadi lebih
dari bahan aluminium dan bahan seng. Harga besar daripada pagi hari dan sore hari. Hal ini
faktor penguatan (gain) antenna bervariasi yang dikarenakan pada waktu siang hari banyak
nilainya tergantung pada faktor attenuasi pada orang yang melakukan aktivitas yang dapat
attenuator, temperatur (kondisi ruangan dan menyebabkan sinyal dari pemancar ke penerima
pengaruh benda-benda disekitarnya. Sehingga putus-putus, sehingga gambar dan suara yang
sulit untuk dicari nilai yang tepat). Selain itu ditangkap di penerima hasilnya jelek., sehingga
nilai dari parameter antenna pada perancangan pada jam sibuk tersebut video conference
sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan dan mengalami hambatan sehingga delay yang
kondisi pada saat pengukuran. Sehingga terjadi semakin besar.
terjadinya error akan mempengaruhi hasil dari Dari data hasil pengujian pada Tabel 5
parameter yang terukur. dapat dilihat bahwa antena Horn Sektoral
Berdasarkan Gambar 5, 6 dan 7 bentuk Bidang-H yang dibuat masih layak digunakan
pola radiasi antena Horn Sektoral Bidang-H dalam aplikasi video conference sesuai dengan
yang dibuat memilki ukuran dan bentuk pola standar ITU G.1010. Untuk standar delay yang
radiasi yang hamper sama sehingga daya pancar diijinkan dalam pelaksanaan video conference
yang dihasilkan juga akan sama. Sehingga adalah <150 ms dengan hasil yang sangat baik,
menghasilkan nilai direktivitas yang hampir delay 150 ms – 400 ms masih dapat diterima
sama yang dapat dilihat pada Tabel 3. dengan baik, dan >400 ms dengan hasil yang
Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel sangat buruk dan tidak layak untuk diadakan
3, harga directivity yang dihasilkan memiliki video conference. Untuk jitter tidak ada standar
nilai yang hampir sama untuk antenna bahan yang diijinkan oleh ITU. Sedangkan troughput
tembaga menghasilkan tembaga sebesar 15,86 yang masih diijinkan adalah 16kbps – 384 kbps.
dB dan aluminium nilai direktivitasnya sebesar Maka antena Horn Sektoral Bidang-H yang
15,75 dB, sedangkan untuk antenna bahan seng telah dibuat dapat digunakan untuk aplikasi
7
video conference sesuai dengan standar ITU [5] Fawwaz T.Ulaby, Fundamental Of Applied
yang telah ditentukan Electromagnetics, International Edition, 2001.
[6] John D.Krous, Antenas,McGraw-Hill Book
Company, 1998.
V. KESIMPULAN [7] Budi Aswoyo, Antena dan Propagasi, Surabaya,
Berdasarkan pada hasil pengujian dan 2006.
[8] Bruce A. Blevins President, Ph.D.,Small Spacecraft
analisa terhadap hasil yang didapatkan, dapat Antena Selection Tutorial, Utah State University,
diambil suatu kesimpulan yaitu : Logon, Utah, 1999.
Proyek Akhir ini menghasilkan [9] Chusaini, Muhammad, ”Perencanaan Dan
penguatan (gain) untuk antena bahan Pembuatan Antena H Plane Sectoral Horn Pada
Frekuensi X-Band”, PENS-ITS, 1994.
tembaga sebesar 13,15 dB, antena [10] Hidayanto Djamal, Sistem Komunikasi I Modul
bahan aluminium sebesar 11,15 dB 14, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
sedangkan bahan seng sebesar 10,15 Universitas Mercubuana.
dB. [11] Rizqi, A., Desain dan Implementasi Antena Horn
Sektoral Bidang H untuk Link Line of Sight
Proyek akhir ini menghasilkan pola Wireless LAN 2,4 GHz, PENS-ITS, Surabaya,
radiasi yang hampir sama. Antena Horn 2008.
Sektoral Bidang-H bahan tembaga [12] Woon-Gi Yeo, Tae-Yoon Seo, Jae W. Lee, dan
mempunyai nilai HPBW 27° untuk Choon Sik Cho, H-Plane Sectoral Filtering Horn
Antenna in PCB Substrates Using Via Fences at
bidang H dan 40° untuk bidang E Millimetre-Wave, School of Electronics,
sehingga menghasilkan direktivitas Telecommunication, and Computer Engineering,
sebesar 15,86 dB. Dan yang kedua Korea, 2007.
dengan bahan aluminium mempunyai [13] www.google.com, Antena Horn, Wireless 2,4
GHz, Kabel Coaxial, Waveguide, Link LOS, USB
nilai HPBW 27° untuk bidang H dan Adapter.
41° untuk bidang E sehingga
menghasilkan direktivitas sebesar 15,75
dB. Sedangkan antenna bahan seng
mempunyai nilai HPBW 28° untuk
bidang H dan 40° untuk bidang E
sehingga menghasilkan direktivitas
sebesar 15,62 dB.
Pada Proyek akhir ini menghasilkan
nilai efisiensi antenna yang berbeda –
beda yaitu untuk antenna bahan
tembaga nilai effisiensinya sebesar
53,19 %, antenna bahan aluminium
menghasilkan efisiensi sebesar 34,67%,
sedangkan antenna bahan tembaga
menghasilkan effisiensi 27,25 %.
Pada aplikasi video conference
menggunakan antena Horn Sektoral
Bidang-H hasil rancangan, nilai delay,
jitter, dan troughput yang terjadi sesuai
dengan standar ITU G.1010 yang telah
ditetapkan, sehingga antena tersebut
masih layak digunakan untuk
melakukan video conference.