14120100
Begitu pula surat dari Raja Bali kepada seorang Gubernur Belanda di
Semarang. Surat itu ditulis di atas lempengan emas. Dari segi fisik, koleksi-koleksi
itu begitu menarik dan unik. Dari segi isi, juga sarat informasi kesejarahan. Beberapa
negara yang mempunyai hubungan dengan negara Indonesia
Juga dikeahui turut serta dalam penanganan tentang naskah kuno yang berasal
dari Indonesia, seperti di negara Belanda Sebagai negara yang pernah berhubungan
erat dengan Indonesia di masa penjajahan, sudah barang tentu koleksi naskah
Indonesia lebih banyak berada di Belanda. Naskah-naskah tersebut juga disimpan
pada sejumlah perpustakaan dan museum, antara lain di Amsterdam, Leiden, Delft,
dan Rotterdam.
Dalam penanganan naskah kuno inipun kita di untungkan oleh kemajuan yang
diberikan oleh negara luar yang sudah ahli serta beralatkan nan canggih dalam
penanganan tersebut. Karena terbuat dari bahan-bahan yang relatif mudah rapuh,
mereka menanganinya dengan hati-hati sekali. Malah, mereka melakukannya dengan
teknologi modern, seperti disalin ke dalam mikrofilm. Naskah-naskah kuno yang
dilestarikan dengan cara demikian tentu saja membawa dampak positif bagi peneliti-
peneliti masa sekarang.
Naskah Riwayat Kota Pariaman (aksara Latin, bahasa Melayu, bahan kertas)
Naskah ini ditulis di kota Pariaman oleh Baginda Said Zakaria. Terdiri atas
sepuluh bab, berisi tentang keadilan kota Pariaman, mata pencarian penduduk,
upacara kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan upacara mendirikan
rumah. Selain itu ada uraian tentang keadaan dan bangunan masjid Batu Pasar
Pariaman, riwayat hidup Syekh Muhammad Jamil al-Khalidi (seorang tokoh agama
Islam di Pariaman) dan suasana pada saat bulan Ramadhan, termasuk 1 Syawal di
kota Pariaman.
Naskah Asal Raja-raja Sambas (aksara Arab dan Latin, bahasa Melayu, bahan kertas)
Naskah ini berbentuk prosa. Isinya diawali kisah sejarah Raja Sapudak yang
memerintah di kota lama secara turun-temurun. Dikisahkan, Raja Fangah dari Brunei
pindah ke Sambas. Dia berputra lima orang dan masing-masing menjadi raja.
Naskah ini berbentuk prosa. Isinya diawali dengan cerita keajaiban raja-raja
Turki, China, Belanda, dan negeri-negeri lain. Baru kemudian berisi kronik
kepulauan Maluku.
Naskah ini berbentuk macapat. Berisi sejarah Lombok yang dimulai dengan
cerita nabi-nabi, sampai kekalahan Lombok oleh kerajaan Karangasem.
Hikayat Aceh (aksara Arab, bahasa Arab dan Aceh, bahan kertas)
Naskah ini berbentuk prosa. Berisi antara lain syair-syair pujian yang
ditujukan kepada Nabi Muhammad. Selain itu juga berisi doa-doa.
Sureq Baweng atau Surat Nuri (aksara Bugis, bahasa Bugis, bahan lontar)
Naskah Carita Parahyangan (aksara Sunda Kuno, bahasa Sunda Kuno, bahan lontar)
Naskah ini berbentuk prosa, terdiri atas 45 lempir dan tiap lempir terdiri atas
empat baris tulisan. Cerita dimulai dari kisah Sang Resi Guru turun-temurun sampai
raja-raja di Jawa Barat.
Naskah ini berbentuk macapat. Isinya tentang silsilah Nabi Muhammad serta
keturunannya. Diceritakan juga riwayat Sunan Gunung Jati yang menurunkan sultan-
sultan Banten.
Naskah ini berbentuk prosa, terdiri atas 38 halaman. Berisi kisah Tuan Saribu
Raja yang mempunyai banyak anak dan cucu. Diuraikan juga cara membuat benteng
kekuatan diri, ramalan baik dan buruk, dan sesajen yang perlu dibuat setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://hurahura.wordpress.com/2010/03/02/naskah-naskah-kuno-indonesia-di-
mancanegara/