Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN APLIKASI KLINIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI


RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. HARYOTO
KABUPATEN LUMAJANG

Oleh

RANNY DWI HARWATI


NIM 152310101034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Aplikasi Klinis I yang Dibuat Oleh :

Nama : Ranny Dwi Harwati


NIM : 152310101034
Judul : Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Hipertensi Di Ruang
Asoka Rumah Sakit Umum Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang

telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada :

Hari : Rabu
Tanggal : 10 Januari 2018

Lumajang, 10 Januari 2018

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

__________________________ _________________________
NIP.............................................. NIP............................................
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

A. Anatomi Fisiologi

B. Definisi Penyakit

C. Epidemiologi

D. Etiologi

E. Klasifikasi

F. Manifestasi Klinis

G. Patofisiologi/Patologi

H. Pemeriksaan Penunjang

I. Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmakologi

J. Clinical Pathway

K. Penatalaksanaan Keperawatan Sesuai Teori

L. Dischange Planing

DAFTAR PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi

1. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
a. Atas : pembuluh darah besar
b. Bawah : diafragma
c. Setiap sisi : paru
d. Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
2. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan
organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan
tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki
laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan
darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari
jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm (1 inci) memiliki
banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh
yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci)
saat mereka mencapai jaringan. Arteriol mempunyai diameter yang lebih
kecil kira-kira 30 μm. Fungsi arteri menditribusikan darah teroksigenasi
dari sisi kiri jantung ke jaringan. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat
dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan
darah dan terdiri dari jaringan endotel.
b. Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastic dan termasuk otot polos
c. Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari
jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri
(Syaifuddin, 2006).
3. Arteriol
Pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan
kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai
darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum,
tekanan darah akan meningkat.
4. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh
darah kecil yang membuka pembuluh darah utama. Kapiler merupakan
pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-
hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat
makanan yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah
arteri dan vena.
5. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid
tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian
dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya
sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan
pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan. Saluran Limfe
mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke
dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk
membersihkan jaringan. Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang
terdapat di dalam berbagai organ, terutama dalam vili usus.
6. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler.
Vena dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang
tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain (Gibson, John. Edisi 2
tahun 2002, hal 110)
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian
atau alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar
seperti vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang
yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi
vena membawa darah kotor kecuali vena pulmonalis, mempunyai dinding
tipis, mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.

B. Definisi Penyakit
Hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit tidak menular yang
sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan secara global. Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg (melebihi batas normal) pada 2 kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner), dan otak (stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi merupakan suatu gangguan pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawah oleh darah terhambat
sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya (Vita Health, 2005).
C. Epidemiologi
Persentase penderita hipertensi saat ini yang paling banyak terdapat di
negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable
Disesases dari WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan
Afrika memegang posisi tertinggi penderita hipertensi sebanyak 46%,
sementara kawasan Amerika menempati posisi terakhir dengan 35%. Di
kawasan Asia Tenggara, 36% orang dewasa menderita hipertensi, sedangkan
kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya.
Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi
(Farah, 2013).
Data American Heart Association (AHA) yang dipublikasikan oleh
Purwandhono (2013), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun
menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun
hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Di Indonesia,
prevalensi hipertensi cukup tinggi. Menurut National Basic Health Survey
2013, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7%,
pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 14,7%, 35-44 tahun 24,8%, 45-54
tahun 35,6%, 55-64 tahun 45,9%, 65-74 tahun 57,6%, lebih dari 75 tahun
adalah 63,8% (Kartika, 2014).
Distribusi regional prevalensi hipertensi khususnya di Provinsi Aceh
tercatat jumlah penderita hipertensi berkisar antara 19,5-46,1 % (rata-rata
30,2%) data tersebut menempatkan jumlah penderita hipertensi di wilayah
Aceh diatas angka rata-rata prevelensi hipertensi di seluruh indonesia yaitu
32%, sedangkan data wilayah kabupaten Aceh Utara diketahui sebanyak
30,6% masyarakat kabupaten Aceh Utara yang pernah mengidap penyakit
hipertensi (Hasyim, 2015).
D. Etiologi
Menurut Brooker (2009) penyebab yang mendasari hipertensi tidak
diketahui pada sebagian besar pasien (lebih dari 95%) dan disebut hipertensi
primer/esensial. Etiologi hipertensi terdiri dari berbagai faktor – faktor yang
berkaitan dengan hipertensi meliputi obesitas, diabetes, asupan garam
(natrium) tinggi, penyalahgunaan alkohol dan merokok. Faktor genetik juga
memegang peranan. Kelompok ras tertentu memiliki prevalensi hipertensi
lebih tinggi, seperti Afrika, Amerika dan Jepang. Tekanan darah meningkat
seiring usia dan hipertensi jarang terjadi pada kelompok usia dibawah 25
tahun, kecuali mereka mengalami penyakit primer, seperti gagal ginjal.
Terdapat 2 jenis hipertensi yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial
a. tidak diketahui penyebabnya
b. biasanya dimulai sebagai proses intermitten (berselang-selang)
pada individu >30 tahun
c. faktor kontributor : peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis,
kelebihan produksi hormon vasokonstriktor, intake natrium
berlebihan, BB berlebihan, DM dan intake alkohol berlebihan.
2. Hipertensi sekunder (bisa dikendalikan)
a. umumnya disebabkan oleh gangguan pada fungsi ginjal dan
hubungannya dengan jantung
b. meningkatnya tahanan perifer total terjadi setelah hipertensi
timbul dan bukan sebagai penyebab hipertensi
c. penyebab hipertensi sekunder : penyempitan aorta, penyakit
ginjal, kelainan endokrin, kelainan neurologis, obat-obatan, dan
kehamilan.
E. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut JNC (the Joint National Committee) VII
dan ESH (The European Society of Hypertension) 2007, yaitu :

F. Manifestasi Klinis
Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer kerena termasuk penyakit
yang mematikan tanpa disertai gejala – gejalanya lebih dahulu sebagai
peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul gejalah tersebut seringkali
dianggap gangguan biasa sehingga korbannya terlambat menyadari akan
datangnya penyakit (Vita health, 2005).
Gejala – gejala hipertensi bervariasi pada masing – masing individu dan
hampir sama dengan penyakit lainnya. Gejala – gejala itu adalah :
1. Sakit kepala
2. Keletihan
3. Penurunan toleransi aktivitas
4. Jantung berdebar-debar
5. Penglihatan kabur
6. Angina
7. Dyspnea
8. Perdarahan hidung/epistaksis
9. Insomnia
10. Asimptomatis, kadang-kadang gejala timbul bila telah terjadi komplikasi
pada target organ: mata, ginjal, jantung, otak.

G. Patofisiologi
Adapun patofisiologi hipertensi yang dikemukakan oleh Brasher (2007) ialah
sebagai berikut :
1. Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor
genetik dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neuro-
hormonal.
2. Secara umum disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan atau
peningkatan volume darah.
3. Gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (faktor herediter
diperkirakan meliputi 30% sampai 40% hipertensi primer) meliputi
reseptor angiotensin II, gen angiotensin dan rennin, gen sintetase oksida
nitrat endothelial; gen protein repseptor kinase G; gen reseptor adrenergis;
gen kalsium transpor dan natrium hydrogen antiporter (mempengaruhi
sensivitas garam); dan gen yang berhubungan dengan resistensi insulin,
obesitas, hiperlipidemia, dan hipertensi sebagai kelompok bawaan.
4. Teori terkini mengenai hipertensi primer meliputi:
a. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
a) Respon maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
b) Parubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum
yang menetap.
b. Peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)
a) Secara langsung menyebabkan vasokontriksi tetapi juga
meningkatkan aktivitas SNS dan menurunkan kadar prostaglandin
vasodilator dan oksida nitrat.
b) Memediasi remodeling arteri ( perubahan structural pada dinding
pembuluh darah).
c) Memediasi kerusakan organ akhir pada jantung (hipertrofi),
pembuluh darah dan ginjal.
c. Defek pada transpor garam dan air
a) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak (brain natriuretik
peptide, BNF), peptida natriuretik atrial (atrial natriuretik peptide,
ANF), adrenomedulin, urodilatin dan endotelin.
b) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan
kalium yang rendah.
d. Interaksi komplek yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi
endotel.
a) Hipertensi sering terjadi pada penderita diabetes, dan resistensi
insulin di temukan pada banyak pasien hipertensi yang tidak
memiliki diabetes klinis.
b) Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan
endothelial oksida nitrat dan vasodilator lain serta memengaruhi
fungsi ginjal.
c) Resistensi insulin dan kadar insulin yang tinggi meningkatkan
aktivitas SNS dan RAA.

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan
hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme
primer (penyebab)
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM.
j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
k. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan
pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi
pada area katup, pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama) :
a. IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu
ginjal, perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal
tab, CAT scan.
e. (USG) untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis
pasien

I. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Terapi farmakologi yang dapat diberikan pada pasien hipertensi adalah:
1. Diuretik seperti tiazid, furosemid, dan spironolaktan digunakan untuk
menurunkan tekanan darah, volume darah, dan curah jantung.
2. Beta blocker seperti atenolol, dan nadolod digunakan untuk menekan
sekresi urin.
3. Kalsium antagonis seperti nifedipin, diltiazem, verapamil digunakan
untuk menghambat pengeluaran kalsium, dan dapat menyebabkan
vasodilatasi.
4. ACE Inhibitor seperti captopril, isonopril, quinapril digunakan untuk
menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.

b. Non Farmakologi
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam
menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Beberapa pola hidup
sehat yang dianjurkan adalah :
1. Penurunan berat badan dengan memperbanyak asupan sayuran dan
buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih selain penurunan
tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.
2. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan
lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak
jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan
cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Dianjurkan
untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
3. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30–60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.
Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara
khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki,
mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka
di tempat kerjanya.
4. Mengurangi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per
hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau menghentikan
konsumsi alkohol sangat membantu dalam penurunan tekanan darah.
5. Berhenti merokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit
kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti
merokok.
1. Pathway

K. Penatalaksanaan Keperawatan Sesuai Teori


A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi: nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia
lansia atau >65 tahun), jenis kelamin, status pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama penderita hipertensi adalah sakit kepala disertai rasa
berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan
gejala seperti, sakit kepala, perdarahan hidung, pusing, dan
kelelahan. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak
nafas, pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan pada
mata, otak, jantung dan ginjal. Kadang juga dapat mengalami
penurunan kesadaran dan bahkan koma.
b. Riwayat penyakit dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes mellitus,
penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, riwayat merokok,
konsumsi alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi diri.
c. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
4. Pola Pengkajian Pasien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala berupa kelemahan, letih, sesak nafas. Tandanya berupa
frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala berupa riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler. Tanda berupa kenaikan TD, takikardi,
bunyi jantung murmur, perubahan warna kulit, suhu dingin.
c. Eliminasi
Gejala berupa gangguan pada ginjal saat ini maupun yang lalu.
Adanya riwayat penyakit ginjal.
d. Makanan dan cairan
Makanan yang disukai berupa makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol, mual muntah, dan riwayat penggunaan diuretik.
Tandanya berupa bb normal atau obesitas, edema, dan
peningkatan jvp (tekanan vena jugularis).
e. Neurosensori
Gejalanya berupa keluhan pusing dan pening, sakit kepala,
gangguan penglihatan, epistaksis (perdarahan hidung).
Tandanya berupa perubahan proses pikir atau ingatan memori,
pola nafas, dan perubahan retinal optik.
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala berupa nyeri kepala pada bagian tengkuk, sakit kepala
berat, dan nyeri abdomen.
g. Pernafasan
Gejala berupa dispneu pada saat melakukan aktivitas, takipnea,
riwayat merokok. Tandanya berupa penggunaan bantuan alat
pernafasan, bunyi nafas tambahan (ronkhi, mengi), dan sianosis.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hipertensi menurut
Wijayaningsih (2013; 113), yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Risiko injuri berhubungan dengan suplai O2 menurun.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Nyeri akut berhubungan dengan - Pain level Pain Management
peningkatan tekanan vaskuler serebral - Paincontrol - Lakukan pengkajian nyeri termasuk
- Comfort level lokasi, karakteristik, frekuensi dan
Kriteria Hasil: aktor presipitasi.
- Observasi reaksi nonverbal dari
1. Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
2. Melaporkan bahwa nyeri - Gunakan teknik komunikasi
berkurang dengan menggunakan terapeutik untuk mengetahui
manajemen nyeri pengalaman nyeri pasien
3. Mampu mengenali nyeri (skala, - Kurangi faktor presipitasi nyeri
frekuensi dan tanda nyeri) - Ajarkan tentang teknik non
4. Menyatakan rasa nyaman setelah farmakologi
nyeri berkurang.
Analgesic Administration
- Cek riwayat alergi
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
- Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Intoleransi aktivitas berhubungan - Activity tolerance Activity Therapy
dengan kelemahan fisik - Self care: ADLs - Bantu klien untuk
mengidentfikasiaktifitas yang
Kriteria Hasil: mampu dilakukan
1. Mampu melakukan aktivitas sehari- - Bantu klien untuk membuat jadwal
hari secara mandiri latihan diwaktu luang
2. Tanda-tanda vital normal - Bantu pasien untuk
3. Level kelemahan mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik, emosi, sosial,
dan spiritual
Risiko injuri berhubungan dengan - Riskcontrol Environment Management
suplai O2 menurun Kriteria Hasil: - Sediakan lingkungan yang aman
a. Klien terbebas dari cedera untuk pasien
b. Klien mampu menjelaskan cara - Menghindarkan lingkungan yang
untuk mencegah cedera berbahaya (misalnya memindahkan
c. Klien mampu menjelaskan faktor perabotan)
resiko dari lingkungan/perilaku - Menyediakan tempat tidur yang
personal nyaman dan bersih
d. Menggunakan fasilitas kesehatan - Membatasi pengunjung
yang ada - Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien
- Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
DAFTAR PUSTAKA

Brasher. V,L (2007). Aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan dan manajemen.


Editor edisi bahasa Indonesia: Devi. Y. Edisi ke dua. Jakarta : EGC.
Brooker, C. (2009). Ensiklopedia Keperawatan. Editor edisi bahasa Indonesia
Estu Tiar. Jakarta : EGC.
Candra, A. (2013). Penderita Hipertensi Terus Meningkat.
Penderita.Hipertensi.Terus.Meningkat. [Serial Online]
http://www.akkesaskep.com/2017/03/lp-hipertensi.html?m=1 Diakses pada
08 Januari 2018.
Farah, V.B., (2013). WHO: 1 dari 3 Orang Dewasa Terkena Tekanan Darah
Tinggi. http://health.detik.com Diakses pada 08 Januari 2018.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI tentang Hipertensi. Jakrta; 2014. [Serial Online]
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=476604&val=1386&titl
e=Evaluasi%20Penggunaan%20Obat%20Antihipertensi%20pada%20Pasien
%20Rawat%20Jalan%20di%20Fasilitas%20Kesehatan%20Rawat%20Jalan
%20pada%20Tahun%202015%20dengan%20Metode%20ATC/DDD
Diakses pada 08 Januari 2018.
Vita Health, 2005, Hipertensi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [Serial
Online] http://kampusimelda.ac.id/images/download/penelitian/JIKep1.1-
feb-11.pdf Diakses pada 08 Januari 2018.
Wijayaningsih, K, S.(2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV. Trans
Info Media. [Serial Online] http://www.akkesaskep.com/2017/03/lp-
hipertensi.html?m=1 Diakses pada 08 Januari 2018.

Anda mungkin juga menyukai