1. Air tanah dangkal: Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah.
Lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri sehingga air tanah
akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter. Air tanah
ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih melalui sumur-sumur dangkal.
Dari segi kualitas agak baik sedangkan kuantitasnya kurang cukup dan tergantung
pada musim.
2. Air tanah dalam: Terdapat pada lapisan rapat air pertama dengan kedalaman 100 –
300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya lebih baik dari air tanah
dangkal. Sedangkan kuantitasnya mencukupi tergantung pada keadaan tanah dan
sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.
3. Mata air: Mata air adalah air yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Keluarnya air tersebut secara murni dan biasanya terdapat di lereng-lereng
gunung atau sepanjang tepi sungai. Hampir tidak terpengaruh oleh musim
(Sutrisno T, 2006).
• Kualitas fisik air tanah akibat penyaringan secara alamiah akan tergantung pada:
1. Porositas tanah, yaitu semakin besar porositas tanah semakin besar kemampuan
lapisan tanah untuk menyimpan air dan semakin besar pori-pori tanah semakin
mudah dilalui air tanah.
2. Permeabilitas tanah, semakin besar permeabilitas tanah semakin mudah lapisan
tanah itu dilalui air tanah, sehingga bahan-bahan kimia yang terlarut ataupun
tersusupensi dalam air tanah lolos melalui pori-pori tanah.
3. Jenis batuan dalam tanah, karena batuan tersebut dapat mengandung berbagai
bahan kimia, diantaranya ada yang mudah larut dalam air. Larutan zat kimia
tersebut dalam air tanah dapat mempengaruhi kualitas air tanah. Misalnya lapisan
tanah yang mengandung zat besi yang berlebihan sehingga air tanah dapat berbau,
berwarna dan berasa
(Sutrisno T, 2006).
Landasan hukum
• Per Menkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air.
Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri.
Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan
yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa
suhu (air menjadi panas).
Ditinjau dari asal polutan dan sumber
pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain :