Metode Pemboran
Metode Pemboran
Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah memanfaatkan momen putar yang
berasal dari drill string (stang bor) yang dihubungkan dengan prime over melalui
gear reduction system.
Pada Down Hole system yang ujungnya dipasang mata bor (drilling bit) akan
berputar di dalam lubang bor dan mendapat tekanan dari drill rod. Akibat gesekan
dan tumbukan mata bor dengan batuan, akan terbentuk potongan-potongan
batuan yang berukuran kecil yang disebut dengan serbuk pemboran atau cutting.
Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite water base atau oil base, keluar
melalui mata bor dan selanjutnya ke permukaan melalui annulus lubang bor
sambil membawa partikel hasil pemboran (cutting) ke permukaan.
Sesampainya di Mud DrillingTank, partikel yang di bawa dari dasar sumur akan
diendapkan, dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan lagi melalui pompa Lumpur
(mud pump).
1. Open Hole,
2, Touch Core
3, Full Core dll.
Pada intinya pengeboran dimaksudkan untuk mendapatkan data sesuai dengan kebutuhannya,
jadi jenis apapun itu metodenya sah-sah saja selama kebutuhan data itu terpenuhi.
Unuk Sizenya (stang pipa bor) BQ, NQ, HQ, PQ, HW dll.
NQ ukurannya sekitar 2 Inch, sedangkan HQ 3,5 Inch, PQ 4 Inch, dan HW 5 Inch
1. Open Hole adalah teknik pengeboran dengan melubangi area tertentu sesuai perencanaan
sampai
kedalaman yang telah direncanakan. Dalam pengambilan samplenya berdasarkan potongan
dari tiap gerusan mata bor per Run atau per pipa bor (sample ini disebut cutting).
- Dalam proses pemboran ini, cutting akan di bawa naik ke atas dengan media air bercampu
lumpu (pengeboran batubara biasanya menggunakan media air sebagai lumpur pemboran).
2. Touch Core adalah tenik pengeboran yang awalnya dilakukan dengan metode Open Hole dan
ketika mata bor menyentuh batubara (indikasi dari lubang bor keluarnya sample cutting batubara
dan air berwarna hitam akibat batubara tergerus serta insting dari juru bor waktu proses
pengeboran), maka akan di stop putaran bornya. selanjutnya stang bor di angkat dan mata bor
akan diganti dengan jenis mata bor khusus untuk pengambilan sample core serta di tambah core
barrel untuk tempat penampungan sample core selama pengambilan (ukuran core barrel lebih
kurang 1.60 meter). jadi bila batubara lebih tebal akan dilakukan pengambilan coring sampai
beberapa kali. Ada teknik khusus dalam melakukan coring ini dan biasanya juru bor atau driller
lebih menguasai teknik ini (seperti kecepatan putaran mata bor dan kecepatan pompa lumpur
bor). Metode ini adalah gabungan dari Open Hole dan Touch Core.
3. Full Core adalah teknik pemboran yang dilakukan dari atas sampai bawah kedalaman yang
direncanakan dengan mengambil sample coring tanpa melakukan metode Open Hole. Teknik ini
dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendetail mengenai data variasi batuan
(stratigrafi) dari dalam lubang bor.
Selain yang di atas ada beberapa hal lagi mengenai metode pengeboran, mulai dari metode 2 hole
( pilot hole dan target hole) dan ada juga yang menggunakan semi single hole dan single hole.
Tergantun anda mau pake metode yang mana.Hal ini bertujuan untuk mempercepat target waktu
yang akan di capai. karena dengan tercapainya target waktu yang singkat dan didukung dengan
kwalitas data yang baik maka bisa memperkecil pengeluaran dana operasional. Selain data dari
alat pemboran, beberapa perusahaan menambahkan dengan menggunakan Electrical Logging
untuk melihat ketebalan dari variasi lithology (variasi lapisan batuan didalam lubang bor).
Electrical Logging ini menggunakan pancaran dari sinar Gamma ray (GR) dan Density terbagi Long
Density (LD) dan Short Density (SD) serta menggunakan Caliper (CL). Mungkin kita akan bahas
tersendiri mengenai Electrical logging tapi bila ada dari bro n sista punya masukan silakan di share.
mungkin itu dari saya jika ada yg kurang mohon dari brotha n sista bisa
menambahkan..Terimakasih
Dalam sejarah eksplorasi telah banyak jenis bor yang dipakai. Berikut adalah
penggolongan jenis bor eksplorasi :
1. Bor Tangan
Ø Bor spiral
Ø Bor bangka
2. Bor Mesin Putar
Ø Bor mesin ringan
Ø Bor inti (core drill)
Ø Bor putar biasa (rotary drill)
Ø Bor-alir balik (counterflush drill)
3. Bor Mesin tumbuk (cable tool)
Sebetulnya sulit untuk melakukan penggolongan metoda pengeboran. Alat bor tangan
banyak yang dikembangkan dengan dilengkapi motor kecil, sedangkan banyak alat bor
mesin yang dipasang pada truk dirancang untuk pemboran dangkal. Alat bor mesin putar
berkisar dari yang portable sampai alat bor raksasa untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.
Pemboran tangan
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.
Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun adakalanya
secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap
prospeksi umum.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai pemboran raksasa
seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman beberapa kilometer. Ada
berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di atas punggung) sampai bor besar
harus dipreteli atau diangkat di truck.
Alat pemboran (yang disebut drilling-rig) dinilai dari kemampuannya untuk mencapai
kedalaman, kemampuan pengambilan conto batuan dan kemampuan menentukan arah.
Selain itu juga kemampuan bergerak di medan merupakan salah satu hal diperhatikan.
Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama, namun berdasarkan
kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :
Ø Bor mesin ringan (portable drilling rig)
Ø Bor mesin inti (diamond drilling rig)
Ø Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
Ø Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)
Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
a. Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda (HP).
b. Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian
sampai kedalaman yang dituju.
c. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.
d. Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.
2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli
atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.
3. Kemampuan pemboran miring.
4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.
5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)
Peralatan Mesin bor
Mata Bor :
a. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan bentuk, termasuk kadang-kadang untuk
tanpa pengambilan inti.
b. Ukuran mata bor : AX, BX sampai NX, sesuai dengan corebarrel.
Bumbung Inti (Corebarrel) :
Berbagai jenis dan ukuran :
a. Ukuran sesuai mata bor
b. Jenis :
1. Double-tube core-barrel
2. Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)
a. Dengan batang bor
b. Dengan tali-kawat (Wire-line)
Pipa bor dan Selubung :
1. Berbagai ukuran
2. Berbagai jenis logam
Menara Bor : Tergantung tujuan kedalaman akhir pemboran serta kenampakannya maka
mesin pemboran dilengkapi suatu menara untuk mengendalikan pipa bor yang berupa
sistim rak, kaki tiga sederhana maupun derrek.
Cara Penekanan :
1. Mekanis (dongkrak)
2. Hidraulis
3. Bobot rangkaian pipa
Sumber Tenaga Penggerak :
1. Diesel
2. Bensin
3. Pneumatic (compressor)
4. Listrik
Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan kapasitas kedalaman.
Sistem pembilas :
Pembilasan dapat dilakukan dengan udara, air maupun lumpur.
Pemboran dengan udara (air drilling) : untuk daerah-daerah yang sulit air, ataupun
pemboran didalam terowongan dapat dipertimbangkan penggunaan udara sebagai
pembilas/pendingin matabor, dalam hal mana disiapkan mesin compressor.
Pemboran dengan air atau lumpur : untuk ini harus dipersiapkan mesin pompa dengan
kapasitas tekan dan penyedotan lumpur pemboran yang sesuai dengan kedalaman yang
dituju. Selain itu diperhatikan jarak dari sumber air yang memerlukan sistim pompa dan
rangkaian pipa air untuk penyaluran, maupun penggunaan truk tangki air. Lumpur biasanya
dipakai bentonit yang diperdagangkan secara komersial. Kekentalan dari lumpur dapat
diatur dengan menentukan berat jenisnya.
Penggolongan Mesin Bor Putar
Khas dari pemboran ini selain mudah diangkut secara manual adalah pada umumnya
menggunakan topdrive dengan motor bakar kecil (2 tak) yang ikut turun naik dengan
turun/naiknya batang bor yang dipandu oleh rel atau rack. Tekanan pada matabor dapat
ditingkatkan dengan menyuruh orang mendudukinya (awak mesin bor 20-26).
Alat bor ini dapat dipreteli dalam bahagian-bahagian kecil dan dapat diangkut oleh orang
secara manual. Kapasitas alat bor ini hanya maksimum 50 meter, banyak digunakan untuk
pemboran seismik (shot holes) dan sering merupakan rakitan sendiri dengan menggunakan
mesin pompa. Laju tembus adalah 30-40 m/hari, relatif sangat murah. Pengambilan inti
tidak dimungkinkan. Biaya $5.90/hari
Termasuk alat bor kecil dengan topdrive ini adalah yang dipasang pada truck, dengan
memasangi rak (rel) yang memandu batang bor, dimana morot penggeraknya dipasang
pada ujung atas batang bor, dan mesin bergeser ikut dengan turunnya dengan batang bor.
Dengan topdrive ini pemboran miring dimungkinkan secara terbatas dengan memiringkan
raknya.
Berbagai jenis/merk pemboran :
Bor Mesin Portable
a. Packsack (kapasitas 10 meter), dapat diangkut seorang diri
b. Koken
c. Rakitan lokal
Alat pemboran ini adalah alat standart dan yang paling populer untuk eksplorasi cebakan
mineral. Nama Diamond Drilling Rig digunakan karena alat ada yang paling banyak
dipakai untuk pengintian (coring) yang menggunakan matabor dari intan.
Mesin ini berukuran relatif kecil dan dipasang pakai roda atau batang luncur (skids), ditarik
dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dengan winch pada tempat yang
sulit dijangkau, atau digantung dengan slung di bawah helicopter, atau juga dapat dipreteli
menjadi bahagian-bahagian/komponen kecil dan dapat dipikul secara manual.
Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan chuck, dan oleh karenanya
dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas (dari terowongan). Untuk
pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk mengendalikan
pemasangan/pencabutan batang bor dengan menggantungkannya pada sistem katrol dengan
swivel yang disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas dari
pompa lumpur.
Kelemahan dari alat bor ini adalah berkecepatan rendah, terutama sewaktu operasi
pengambilan inti (coring operations).
Jenis matabor yang digunakan : blade type, roller type dan matabor intan dan tungsten-
carbida. Matabor jenis bilah (Blade type) membor lebih cepat.
Palu pemukul berputar di dalam lubang (Rotary percussion downhole hammers) juga
tersedia untuk formasi-formasi yang keras.
Dapat dipasangi bumbung inti jenis tripple stationary inner split tube yang ditarik
talikawat.
Beberapa merk alat bor Diamond Drilling Rig :
Altas-Capco, dengan triple yang simple
Longvear dan Tone, berbagai ukuran :
1. Junior
2. Ly 24,34,38,44-(kapasitas 100 – 900 m)
Tone : U.U.5 (75 m), T.AS 70 dan lain-lain.
Jenis alat bor ini dinamakan demikian karena gerak putar dari sumber penggerak/mesin
ditransmisikan pada batang bor dengan meja putar (rotary table), sehingga hanya dapat
membor ke vertikal ke bawah.
Alat pemboran yang digolongkan jenis ini pada umumnya lebih besar dan berkekuatan
lebih besar, harus dipasang pada truk dan tidak cocok untuk lokasi-lokasi yang sulit
dicapai. Alat pemboran jenis ini juga termasuk pemboran untuk minyak dan gasbumi.
Pada umumnya digunakan untuk operasi tanpa pengambilan inti (noncoring operation).
Kecepatan pemboran tinggi, terutama jika tidak dilakukan pengambilan inti, namun jika
diperlukan bumbung inti (core barrel) dapat dipasang.
Air pembilas masuk dari casing, keluar melalui pipa bor, membawa conto, yang tidak
tercampur dengan rontokan dari dinding lubang bor, namun untuk mendapatkan ke dalam
conto ini harus memperhitungkan kecepatan tidak seteliti bor inti.
Pengambilan Conto Dan Perekaman Data Dari Lubang Bor (Drill-Hole Logging)
Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang
ditembus lubang bor. Data ini berupa rekaman catatan hasil pengamatan pada conto batuan,
khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto yang didapatkan adalah :
Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah
dipatahkan setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti kayu/aluminium
yang dirancang khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas bawahnya jelas, serta
kedalamannya diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan dengan spidol pada
penyekat antar inti. Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati untuk menempatkan
setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama.
Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi inti
batuan ini
dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi). Conto inti untuk
analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini. Penanganan conto inti
ini harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang diperuntukan assay
mineralisasi logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa di laboratorium harus
segera dibungkus dengan kertas parafin yang kedap udara, untuk menjada kelembaban
aslinya (moiture content). Untuk setiap conto yang akan dianalisa di laboratorium perlu
dicatat kode nama/nomor lubang bor dan kedalamannya.
Density Log
LSD ; baik untuk korelasi
HRD ; informasi optimum untuk ketebalan batubara
BRD ; kompromi antara LSD dan HRD
Natural Gamma Log
Menunjukkan kadar lempung
Neutron Log
Merespon terhadap hidrogen, karbon dan kelembaban total moisture, derajat porositas
(yang membedakan batupasir dari serpih)
Caliper Log
Jenis log ini memungkinkan untuk memisahkan batuan kompeten dari yang tidak
kompeten. Log ini juga digunakan untuk menentukan kelayakan suatu lapisan batubara
pada lokasi tertentu untuk dapat dilakukan pengintian, berdasarkan atas derajat
keretakannya yang diperlihatkan oleh garis tengah dari lubang bor yang menembus lapisan
tersebut.
Dalam eksplorasi batubara log densitas banyak dipergunakan. Ini disebabkan karena :
Ø Density log dapat menentukan secara teliti selang kedalaman dan ketebalan lapisan
batubara yang ditembusnya.
Ø Density log menghasilkan penentuan kerapatan batuan (density determination) dan
dengan demikian menunjukkan kualitas dari lapisan. Kemudian density dikorelasikan
dengan lubang bor yang telah diambil intinya dan perkiraan kadar abu dapat
diekstrapolasikan dengan lubang bor terbuka yang dilog. Kombinasi dari gamma alami, log
densitas dan log neutron memberikan jalan untuk korelasi lapisan batubara serta lapisan
sedimen yang menyelubunginya.
Jenis mesin pemboran ini sudah jarang dipakai lagi dalam eksplorasi. Batuan dipecah
dengan pahat yang ditumbuk, dan conto diambil dengan bailer atau drive sampler. Conto
yang didapat tidak murni.
Pemboran dengan jenis ini umumnya digunakan dalam eksplorasi dasar pada soil, gravel,
endapan pasir. Dimana sebagian besar batuan yang dihasilkan telah mengalami gangguan,
karena proses pemborannya dilakukan dengan menumbuk tanpa menimbulkan moment
putar. Hasil dari pemboran tersebut kemudian dibawa ke laboratorium.
Ada berbagai jenis mesin bor perkusi ini, antara lain yang disebut :
Ø Cable Tool Drilling Rig
Ø Hammer Drill atau Wagon Drill
Ø Downhole Hammer Drilling Rig
Ø Hammer Drilling Rig with Drive Sampler
Kelemahan dari Wagon Drill adalah perolehan conto yang kecil (5kg/m), karena diameter
lubang yang didapatkan adalah 40-50 mm.
Pengamanan :
Walaupun bor tumbuk ini biasanya dipasang pada suatu truk atau traktor, namun ada
kalanya mesin langsung dipasang diatas tanah. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama
pekerjaan pemboran yaitu :
Landasan mesin bor, landasan ini harus dipersiapkan dengan letak yang betul. Landasan ini
perlu stabil mesinnya bisa selalu dalam keadaan mantap dan dapat menahan mesin bor
serta peralatannya. Juga memudahkan operator bekerja dengan leluasa. Ukuran landasanya
itu minimum 3,5 X 3,5 meter.
Demikian pula pada pemboran dasar sungai, untuk memudahkan dan keamanan, maka
sesuai jaminan perlu dibuat “andang-andang” (scaffolding), dalam suatu rencana pekerjaan
pemboran dasar sungai dan ini berarti penambahan biaya maupun waktu.