04 BAB V. Analisis Hidraulika Saluran
04 BAB V. Analisis Hidraulika Saluran
5.1. Pendahuluan
Analisis hidrolika merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan
tanggul dan bangunan-bangunan air. Tujuan analisis hidrolika pada pekerjaan ini
adalah : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh debit banjir rencana (design
flood) terhadap elevasi tanggul. Dimana besarnya debit banjir akan digunakan
sebagai dasar untuk merencanakan kapasitas penampang sungai, dan ketinggian
tanggul yang akan dibangun pada alur suatu sungai. Pada pekerjaan ini banjir
rencana digunakan untuk menentukan elevasi tanggul minimal yang akan didesain.
Dalam hal ini, ada dua sungai yang dianalisis yaitu Sungai Bengawan Solo sebagai
induk sungai, dan kali Wingko sebagai anaknya. Pada analisis ini dibutuhkan data-
data pengukuran melintang sungai (cross section) dan hasil analisis banjir rencana
periode ulang 50 tahunan (Q50 th).
V V
2 2
Z1 1
2g
1
Z1 2
2g
2
hf h
e
LS w C 1V 1 2V 2
2 2
h f
2 g 2g
Dimana :
Z1 , Z2 = elevasi muka air pada setiap penampang melintang
V1 , V2 = kecepatan aliran rata-rata penampang (m/det)
1 , 2 = koefisien kecepatan aliran
g = percepatan gravitasi (m/det2)
hf = kehilangan tinggi energi karena gesekan (m)
he = Kehilangan tinggi energi karena pusaran, dalam perhitungan
praktis dianggap nol (m).
L = panjang pias yang ditinjau (m)
Sw = kemiringan garis permukaan air
C = koefisien ekspansi / kontraksi
Pembuatan model Sungai dilakukan dengan model eksisting dan model desain
berdasarkan data perencanaan untuk berbagai debit dengan menggunakan nilai
Koefisien kekasaran Manning yang didapat dengan perkiraan berdasarkan
pengamatan kondisi alur sungai di lapangan (Chow, 1985).
Q 1 2 / 3 1/ 2
R .I
Rumus Manning : A n
A B.H
Dimana :
Q = debit aliran (m3/det)
A = luas tampang basah basah (m2)
R = A/P = radius hidraulik (m)
I = kemiringan garis energi
n = koefisien kekasaran Manning
B = lebar basah (m)
H = kedalaman air (m)
Analisis hidraulika dilakukan dengan pendekatan model aliran tidak permanen
(unsteady flow model) 1 D menggunakan software HEC-RAS v 4.1. Dalam model
1D ini sistem sungai Bengawan Solo disimulasi dengan memodelkan secara spesifik
pada tiap tampang sungai, tinggi tanggul, aliran pada alur sungai dan aliran pada
bantaran serta pelimpahan air yang melebihi elevasi mercu tanggul ke kiri atau
kanan tebing sungai.
Adanya gelombang permukaan tanah pada dasar alur sungai dan bantaran serta
vegetasi yang tumbuh di alur sungai maupun bantaran dimodelkan sebagai
kekasaran dasar dan tebing sungai. Variasi kekasaran diterapkan pada alur sungai,
dan bantaran sungai pada kelompok tampang sungai (dalam ruas-ruas sungai)
sesuai keadaan di lapangan. Penetapan nilai koefisien kekasaran dasar dan tebing
mengacu pada referensi yang ada dan dilakukan penyesuaian pada proses kalibrasi
model.
Lateral inflow dari anak-anak sungai Bengawan Solo dimodelkan sebagai ruas-ruas
sungai pendek yang masuk dan bergabung dengan alur sungai Bengawan Solo
pada pertemuan sungai yang dimodelkan sebagai Junction dengan menggunakan
prinsip keseimbangan energi aliran. Melalui anak-anak sungai ini hidrograf banjir
yang merupakan kumpulan run-off dari daerah tangkapan hujannya diinputkan
dalam simulasi.
Debit yang diinputkan dalam simulasi ini bernilai Q50 th dengan besaran yang
berbeda antara anak sungai dengan sungai utama. Pada studi ini ruas Bengawan
Solo yang masuk di kota Surakarta mempunyai debit Q50 th sebesar 2.205 m 3/dt
(hasil analisis Gama-1 metode percabangan), sedangkan anak sungai yang masuk
di dalam ruas kota Surakarta yaitu kali Wingko dengan debit Q50 th sebesar 68
m3/dt (hasil analisis Gama-1 metode percabangan).
Input data
Untuk memasukan data geometri dapat dilakukan secara langsung menggambar
dalam tampilan menu Geometrik data atau dengan memasukan data koordinat x,y
setiap section trase sungai. Sungai dapat dibagi menjadi beberapa ruas sungai yang
dihubungkan dengan Junction.
Penampang sungai dibagi menjadi 3 (tiga) daerah utama yaitu tanggul kiri (Left of
Bank, LOB), Sungai (Channel), dan Tanggul kanan (Right of Bank, ROB). Data
karakteristik penampang adalah jarak antar penampang dan koefisien Manning,
karakteristik lain yang perlu dimasukan adalah batas kanan – kiri sungai, koefisien
kontraksi dan koefisien ekspansi. Tampilan input data penampang melintang (cross
section) dapat dilihat pada Gambar 5.5 berikut.
Untuk memasukan data debit pada kondisi aliran tidak tetap (unsteady flow) dapat
dilakukan dengan menggunakan tampilan menu unsteady flow data (Gambar 5.6).
Data yang perlu dimasukan dalam menu ini adalah nama-nama sungai beserta
ruasnya (reach), letak posisi station yang berfungsi sebagai Junction, dan data debit
masing-masing ruas sungai.
Karakteristik dari Boundary Conditions dimasukan melalui menu Boundary
Conditions (Gambar 5.7) yang ditampilkan dengan cara klik pada tombol Reach
Boundary Condition. Pada menu ini terdapat fasilitas untuk memasukan hubungan
antara Junction setiap sungai, juga terdapat kondisi batas dibagian hilir. Ada
beberapa pilihan kondisi batas yaitu : (1) kondisi muka air pada salah satu section,
(2) kedalaman kritis, (3) kedalaman normal, dan (4) rating curve. Untuk kondisi
batas yang menggunakan pilihan Rating Curve dapat dilakukan dengan meng-klik
tombol Rating Curve dan dilanjutkan memasukan data hubungan antara tinggi muka
air dan debit pada menu Rating Curve (Gambar 5.7).
Adapun hasil analisis HEC-RAS kali Wingko dapat dilihat pada Gambar berikut :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Bank Sta
86
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120 140
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Bank Sta
86
84
82
80
78
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)
90 WS PF 1
Ground
88
LOB
Elevation (m)
86 ROB
Left Levee
84
82
80
10
11
12
13
14
15
16
2
78
0 200 400 600 800
Main Channel Distance (m)
5.5. Analisis Hidrolika Ruas Sungai Bengawan Solo Hulu dari Stasiun
P.626 Sampai Dengan P.655
Untuk ruas sungai Bengawan Solo, simulasi menggunakan debit banjir kala ulang 50
th sebesar 2.205 m3/dt. Dari hasil simulasi, didapat bahwa pada tanggul sisi kiri dari
sungai Bengawan Solo tidak bisa menahan debit air yang datang atau mengalami
banjir karena elevasi tanggul berada di bawah elevasi muka air banjir. Sedangkan
tanggul di sisi kanan sungai Bengawan Solo masih mampu menahan debit air yang
datang dikarenakan sudah mengalami peninggian tanggul bisa menahan debit yang
datang. Analisis ini dikerjakan dari stasiun P.626 s/d P.655 pada sungai Bengawan
Solo yaitu sebelah hulu kali Wingko (P.626) sampai dengan muara kali Pepe (P.655).
Untuk gambar Long Profil ukuran A3 dapat dilihat pada Lampiran 5.2.
Di bawah ini hasil simulasi ruas sungai Bengawan Solo yang berada di Kota Surakarta
Sta. P.626 s/d P.655 :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
86 Levee
84 Bank Sta
82
80
78
76
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 Ground
Elevation (m)
Levee
86
Bank Sta
84
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
86 Ground
Elevation (m)
Levee
84
Bank Sta
82
80
78
76
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250
Station (m)
86 Ground
Elevation (m)
Levee
84
Bank Sta
82
80
78
76
0 50 100 150 200 250
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
86 Ground
Elevation (m)
Levee
84
Bank Sta
82
80
78
76
0 50 100 150 200 250
Station (m)
Gambar selanjutnya :
86 Ground
Elevation (m)
Levee
84
Bank Sta
82
80
78
76
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
Gambar selanjutnya :
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
88 WS PF 1
Ground
86
Elevation (m)
Levee
84 Bank Sta
82
80
78
0 50 100 150 200 250 300
Station (m)
Gambar 5.10 Profil Penampang melintang Sungai Bengawan Solo Sta P.626 s/d P.655
90 WS PF 1
88 Ground
LOB
Elevation (m)
86
ROB
84 Left Levee
82 Right Levee
80
P644...
P640...
P631...
P64...
P654
P653
P652
P651
P650
P649
P648
P647
P646
P645
P643
P641
P639
P638
P637
P636
P635
P634
P633
P632
P630
P629
P628
P627
P626
78
76
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Main Channel Distance (m)
Gambar 5.11 Profil Penampang memanjang Sungai Bengawan Solo Sta P.626 s/d P.655