Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FARINGITIS

1. Konsep Dasar Penyakit

A. Pengertian

Faringitis yaitu radang tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70% dan
streptokakus group A adalah organisme bakteri yang umum berkenaan dengan faringitis akut
yang kemudian disebut sebagai “streepthroat” (Brunner & Suddarth, 2001).
Faringitis adalah keadaan inflamasi pada struktur mukosa, submukosa tenggorokan.
Jaringan yang mungkin terlibat antara lain orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid.

B. Jenis Faringitis
1. Faringitis Akut
Yaitu radang tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70% dan
streptokakus group A adalah organisme bakteri yang umum berkenaan dengan faringitis
akut yang kemudian disebut sebagai “streepthroat” . Faringitis Akut adalah suatu penyakit
peradangan tenggorok (faring) yang sifatnya akut (mendadak dan cepat memberat) .
2. Faringitis Kronik
Faringitis kronik umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja/tinggal dengan
lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik,
penggunaan habitual alkohol dan tembakau.

C. Etiologi

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,
termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononucleosis atau HIV. Bakteri yang
menyebabkan faritingitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium,
neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

D. Patofisiologi
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung
menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi lapisan
epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat
hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi
menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan
hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna
kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel
limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi
meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan
iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal. Infeksi streptococcal memiliki
karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Group A
streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada myocard dan dihubungkan
dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut
glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-
antibodi.

E. Tanda dan Gejala


1. Manifestasi klinis faringitis akut, yaitu :
a. Membran mukosa sangat merah dan tonsil berwarna kemerahan.
b. Folikel limfoid membengkak dan di penuhi dengan eksudat dan pembesaran.
c. Nyeri tekan nodus limfa servikal.
d. Demam
e. Malaise
f. Sakit tenggorok
g. Serak dan batuk
h. Sakit kepala

2. Manifestasi klinis faringitis kronik yaitu :


Pasien dengan faringitis kronik mengeluh sensasi iritasi dan sesak pada tenggorok
yang terus-menerus, lendir yang terkumpul dalam tenggorok dan dapat dikeluarkan
dengan membatukkan, kesulitan menelan.

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar
faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan
mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
b. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam
diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang
berharga.
c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau
inflamasi.
2. Analisa Gas Darah
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal
diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

G. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan terhadap faringitis dapat mengurangi risiko demam reumatik,
menurunkan durasi gejala, dan mengurangi risiko penularan penyakit. Pada faringitis
dengan penyebab bakteri, dapat diberikan antibiotik, yaitu:
1. Penicillin benzathine; diberikan secara IM dalam dosis tunggal
2. Penicillin; diberikan secara oral
3. Eritromisin
4. Penicillin profilaksis, yaitu penicillin benzathine G; diindikasikan pada pasien dengan
risiko demam reumatik berulang. Sedangkan, pada penyebab virus, penatalaksanaan
ditujukan untuk mengobati gejala, kecuali pada penyebab virus influenza dan HSV.
Beberapa obat yang dapat digunakan yaitu:
a. Amantadine
b. Rimantadine
c. Oseltamivir
d. Zanamivir; dapat digunakan untuk penyebab virus influenza A dan B
e. Asiklovir; digunakan untuk penyebab HSV
Faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya ditangani dengan istirahat yang cukup,
karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, dibutuhkan juga
mengkonsumsi air yang cukup dan hindari konsumsi alkohol. Gejala biasanya membaik
pada keadaan udara yang lembab. Untuk menghilangkan nyeri pada tenggorokan, dapat
digunakan obat kumur yang mengandung asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil,
Motrin). Anak berusia di bawah 18 tahun sebaiknya tidak diberikan aspirin sebagai
analgesik karena berisiko terkena sindrom Reye.
Pemberian suplemen dapat dilakukan untuk menyembuhkan faringitis atau
mencegahnya, yaitu:
a. Sup hangat atau minuman hangat, dapat meringankan gejala dan mencairkan mukus,
sehingga dapat mencegah hidung tersumbat.
b. Probiotik (Lactobacillus), dapat digunakan untuk menghindari dan mengurangi
demam.
c. Madu, dapat digunakan untuk mengurangi batuk.
d. Vitamin C, dapat digunakan untuk menghindari demam, namun penggunaan dalam
dosis tinggi perlu pengawasan dokter.
e. Seng, digunakan dalam fungsi optimal sistem imun tubuh, karena itu seng dapat
digunakan untuk menghindari demam, dan penggunaan dalam spray dapat digunakan
untuk mengurangi hidung tersumbat. Namun, penggunaannya perlu dalam
pengawasan karena konsumsi dalam dosis besar dan jangka waktu yang lama dapat
berbahaya.

H. Komplikasi
1. Otitis media akut
2. Abses peri tonsil
3. Abses para faring
4. Toksenia
5. Septikinia
6. Bronkitis
7. Nefritis akut
8. Miokarditis
9. Artritis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FARINGITIS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Data fokus:
a. Data Subjektif
1) Pasien mengeluh badannya terasa panas
2) Pasien mengatakan tenggorokannya sakit
3) Pasien mengeluh batuk
4) Pasien mengatakan tidak bisa menelan
b. Data Objektif
1) Suhu badan tinggi ( > 37,8 derajat celcius)
2) Terdapat pembengkakan pada folikel limfoid
3) Nyeri tekan pada nodus limfe servikal

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan peningkatan suhu
tubuh di atas kisaran normal dan RR meningkat.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan masker wajah
(meringis), sikap melindungi area nyeri dan melaporkan nyeri secara verbal.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus dalam jumlah
berlebihan ditandai dengan produksi sputum dan suara napas tambahan.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya asupan akibat iritasi gastrointestinal ditandai dengan klien mengeluh
mual muntah, penurunan BB > 20%, terjadi penurunan intake makanan, nafsu makan
menurun, kelemahan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
pasien tampak cemas, ketidakakuratan mengikuti perintah, dan tampak bertanya-
tanya.
3. Intervensi Keperawatan
No Tgl/ Par
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Jam af
1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC Label : Temperature Regulation NIC Label : Temperature Regulation
a. Untuk mengetahui perubahan suhu tubuh
dengan proses penyakit selama …. x 24 jam diharapkan suhu a. Monitor suhu setidaknya setiap 2 jam sekali
b. Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pasien.
ditandai dengan tubuh klien kembali normal dengan b. Untuk memantau kondisi klien atau
respirasi mengindentifikasi masalah dan
peningkatan suhu tubuh kriteria hasil :
c. Monitor warna kulit dan suhu kulit
mengevaluasi respons klien terhadap
di atas kisaran normal d. Beritahukan indikasi dari demam dan
intervensi.
dan RR meningkat NOC Label : Thermoregulation perawatan darurat yang sesuai c. Mengetahui perfusi pada kulit pasien.
e. Sesuaikan suhu lingkungan yang pasien d. Mengatasi penyebab hipertermi
a. Pernapasan/RR dalam batas normal
butuhkan e. Mencegah peningkatan suhu tubuh
(12-16kali/menit) pasien
b. Penurunan suhu tubuh (36,5oC-
37,5oC) NIC Label: Fever Treatment NIC Label: Fever Treatment
c. Tidak ada nyeri kepala a. Untuk penurunan demam pasien secara
a. Berikan tindakan pengobatan untuk
d. Tidak ada nyeri otot farmakologis.
e. Tidak ada warna kemerahan pada kulit mengurangi demam. b. Untuk penurunan demam pasien secara
b. Lakukan tindakan “Water Tepid Sponge”
pasien non farmakologis
c. Anjurkan untuk meningkatkan intake cairan
c. Agar intake cairan melalui oral pada
melalui oral. pasien dapat meningkat.
d. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis d. Menurunkan suhu utbuh klien kembali
antipiretik normal dengan cepat
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC Label : Pain Management NIC Label : Pain Management
dengan agen cedera selama ….x 24 jam, diharapkan terjadi a. Lakukan pengkajian nyeri yang a. Untuk mengetahui lokasi, karakteristik,
biologis ditandai dengan penurunan skala nyeri komprehensif, meliputi : lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas,
masker wajah (meringis), awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, faktor
sikap melindungi area NOC label: Pain Level intensitas atau keparahan nyeri, faktor presipitasi nyeri.
b. Untuk mengetahui isyarat nonverbal
nyeri dan melaporkan a. Skala nyeri pasien berkurang dari …. presipitasi nyeri.
b. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan pasien
nyerci secara verbal. menjadi …. dari rentangan (1-10).
c. Agar pasien mengetahui informasi
b. Pasien melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan pasien
c. Berikan informasi tentang nyeri, penyebab tentang nyeri, penyebab nyeri, berapa
berkurang ketika menarik napas
nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan lama akan berlangsung, dan antisipasi
setelah melakukan manajemen nyeri
c. Menyatakan rasa nyaman setelah antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur. ketidaknyamanan akibat prosedur.
d. Bantu pasien mengidentifikasi tindakan d. Untuk membantu pasien
nyeri berkurang
kenyamanan yang efektif di masa lalu. mengidentifikasi tindakan kenyamanan
e. Ajarkan pasien penggunaan teknik terapi
yang efektif di masa lalu.
NOC label : Pain Control
nonfarmakologis. e. Agar pasien mampu melakukan teknik
a. Pasien mampu mengontrol dan f. Bantu klien untuk lebih berfokus pada
terapi non farmakologis untuk mengatasi
menangani nyeri (mampu aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak
nyeri secara mandiri.
menggunakan tehnik nonfarmakologi nyaman dengan melakukan pengalihan f. Agar pasien lebih berfokus pada
untuk mengurangi nyeri, mencari melaui televise, radio, tape, dan interaksi aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak
bantuan) dengan pengunjung nyaman dengan melakukan pengalihan
b. Mampu mengenali nyeri (skala, g. Gunakan pendekatan yang positif untuk
melaui televise, radio, tape, dan interaksi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) mengoptimalkan respon pasien terhadap
dengan pengunjung.
analgesic. g. Untuk mengoptimalkan respon pasien
NOC label: Vital Signs h. Kolaborasi dengan dokter .
terhadap analgesic dengan menggunakan
a. Tanda vital dalam rentang normal ( T
= 36,5o C – 37,5o C , TD = 120/80 NIC Label : Analgesic Administration pendekatan positif
h. Untuk dapat berkolaborasi dengan dokter
mmHg, RR = 16-20 x/menit, N = 60- a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
75x/menit) derajat nyeri sebelum pemberian obat.
NIC Label : Analgesic Administration
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
a. Untuk mengetahui lokasi, karakteristik,
dan frekuensi pemberian obat.
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
c. Cek riwayat alergi.
pemberian obat.
d. Pilih analgesic yang diperlukan atau
b. Untuk mengecek intruksi dokter tentang
kombinasi dari analgesic ketika pemberian
jenis obat, dosis, dan frekuensi
lebih dari satu.
pemberian obat pasien.
e. Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe
c. Untuk mengetahui riwayat alergi pasien.
dan beratnya nyeri.
d. Untuk menentukan analgesic yang
f. Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian,
diperlukan atau kombinasi ketika
dan dosis optimal.
pemberian lebih dari satu.
g. Monitor vital signs sebelum dan sesudah
e. Untuk menentukan piilihan analgesic
pemberian analgesic pertama kali.
tergantung tipe dan beratnya nyeri
h. Berikan analgesic tepat waktu terutama saat
pasien.
nyeri hebat.
f. Untuk menentukan pilihan, rute
i. Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan
pemberian, dan dosis optimal pada
gejala (efek samping).
pasien.
NIC Label : Vital Signs Monitoring
g. Untuk memantau vital signs sebelum dan
a. Monitor tekanan darah,nadi,suhu,dan
sesudah pemberian analgesic pertama
pernafasan setelah dan sebelum melakukan
kali.
aktivitas h. Agar analgesic dapat diberikan tepat
b. Memonitor tanda dan gejala dari hypothermia
waktu terutama saat nyeri hebat.
daan hyperthermia
i. Untuk dapat mengevaluasi efektivitas
c. Monitor pernafasan yang abnormal
d. Monitor frekuensi pernafasan analgesic, tanda dan gejala (efek
samping).
NIC label: Relaxation therapy
a. Menjelaskan rasional dan keuntungan dari
NIC Label : Vital Signs Monitoring
relaksasi, batasan dan tipe dari relaksasi yang
a. Untuk memantau kondisi klien atau
ada, seperti: musik, meditasi, bernafas ritmis,
mengindentifikasi masalah dan
dan relaksasi otot progresif.
mengevaluasi respons klien terhadap
b. Menggunakan intervensi relaksasi yang
intervensi.
mungkin berhasil diwaktu yang lampau
b. Untuk mengetahui ada tanda dan gejala
c. Ajak pasien untuk relaksasi dan merasakan
pasien mengidap penyakit hipertermi
sensasi yang terjadi.
c. Untuk mengetahui adanya pernafasan
abnormal yang dialami pasien.
NIC Label : Distraction d. Untuk mengetahui apabila pasien ada
a. Mengarahkan klien untuk memilih teknik gangguan nafas
distraksi yang akan dilaksanakan
b. Menjelaskan pada klien keuntungan
NIC label : Relaxation therapy
melakukan aktivitas yang disukai a. Mengalihkan perhatian pasien dari nyeri
c. Mempertimbangkan teknik distraksi seperti
yang dirasakan melalui terapi relaksasi
bermain, membaca cerita dan menyanyi.
yang diberikan
d. Sarankan teknik yang sesuai dengan kondisi
b. Mengembalikan memori tentang
klien
pengurangan nyeri di masa lalu
e. Melibatkan keluarga dalam tindakan
f. Evaluasi dan dokumentasi respon klien c. Member kesempatan pasien untuk
terhadap teknik distraksi merasakan pengurangan nyeri dengan
relaksasi

NIC Label : Distraction


a. Mengalihkan perhatian klien agar tidak
fokus pada cemas yang dirasakan
pemberian informasi dapat mengurangi
tingkat kecemasan klien
b. Memberikan kebebasan klien untuk
memilih aktivitas yang akan dilakukan
c. Menyesuaikan teknik distraksi agar tidak
memperburuk kondisi klien
a. Dukungan keluarga dapat meningkatkan
rasa nyaman klien.

3 Bersihan jalan nafas tidak Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC Label : Airway Management NIC Label : Airway Management
efektif berhubungan selama ...x24 jam diharapkan jalan nafas 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift 1. Teknik untuk membantu membuka jalan
dengan mukus dalam klien bersih dengan kriteria hasil : atau jaw thrust jika diperlukan nafas
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 2. Posisi yang baik akan meningkatkan dan
jumlah berlebihan
NOC Label : Respiratory Status :
potensi ventilasi memudahkan udara masuk ke pernafasan
ditandai dengan produksi
Ventilation 3. Identifikasi kebutuhan pemasangan alat 3. Jika tubuh sudah tidak mampu bernafas
sputum dan suara napas
1. RR dalam rentang normal. 20- nafas buatan secara fisiologis, bantuan alat sangat
tambahan 4. Pasang oropharyngeal atau nasopharyngeal
30/menit diperlukan
2. Akumulasi sputum (-) airway jika diperlukan 4. Untuk membuka jalan nafas jika sputum
3. Suara napas tambahan (-) 5. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
atau halangan sudah berlebihan
4. Mampu mengeluarkan sputum 6. Gunakan teknik menyenangkan untuk 5. Jalan nafas akan terbuka jika sekret
5. Irama nafas dalam rentang normal
menlatih nafas dalam bagi anak-anak dikeluarkan kecuali ada hambatan lain
6. Mampu mendemonstrasikan batuk
6. Anak-anak akan lebih susah menurut
(contoh : meniup gelembung, peluit,
efektif
jika memakai alat dan teknik sehingga
harmonica, balon, atau mengadakan lomba
diperlukan cara yang lebih
meniup bola pingpong atau bulu)
7. Instruksikan bagaimana batuk efektif menyenangkan
8. Auskultasi suara nafas, catat area suara 7. Batuk efektif merupakan pilihan yang
nafas tambahan baik untuk pasien yang masih sadar jika
9. Monitor status respirasi dan oksigenasi 8. Untuk mengetahui intervensi yang
diperlukan
9. Mengetahui keberhasilan intervensi
NIC Label : Chest Physiotherapy
1. Tentukan kontraindikasi untuk melakukan sesudah dan sebelumnya
NIC Label : Chest Physiotherapy
fisioterapi dada
2. Tentukan bagian paru yang memerlukan 1. Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
drain pada pasien
3. Posisikan segmen paru yang didrain lebih 2. Memberikan intervensi secara tepat pada
tinggi pasien
4. Gunakan bantal sebagai penunjang posisi 3. Memudahkan melakukan intervensi
yang dianjurkan 4. Memudahkan fisioterapi dada dan
memberikan kenyamanan pada pasien

4 Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC Label Nutrition Therapy NIC Label Nutrition Therapy
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan selama …x24 jam, 1. Mengkaji kebutuhan nutrisi klien 1. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan
2. Memonitor makanan/ asupan cairan dan kalori
kebutuhan tubuh nutrisi klien dalam keadaan normal nutrisi klien
yang sesuai 2. Agar asupan nutrisi klien tercukupi
berhubungan dengan dengan criteria khasil :
tidak adekuatnya asupan Nutritional Monitoring Nutritional Monitoring
1. Menimbang berat badan klien sesuai interval 1. Untuk mengetahui perubahan berat
akibat iritasi NOC label : Nutritional status
2. Memonitor pilihan makanan yang sesuai
badan klien
gastrointestinal ditandai 1 Intake nutrisi tercukupi 3. Mengkaji konjungtiva apakah pucat, merah,
2. Untuk memberikan nutrisi yang tepat
dengan klien mengeluh 2 Energi adekuat dan kering
untuk klien
4. Mencatat perubahan status gizi yang terjadi
mual muntah, penurunan 3 BMI Normal ( 18 -25 kg / m2) 3. Megetahui kondisi hidrasi dan nutrisi
secara signifikan dan memulai perawatan
BB > 20%, terjadi klien
yang sesuai 4. Untuk mengetahui kondisi klien dan
penurunan intake Nutritional Status : Food and fluid
mempermudah dalam pemberian
makanan, nafsu makan intake
perawatan yang sesuai
menurun, kelemahan. 1 Asupan makanan melalui oral tercukupi
2 Asupan cairan melalui oral tercukupi

5 Kurang pengetahuan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC Label : Anxiety Reduction NIC Label : Anxiety Reduction
1. Menggunakan pendekatan yang 1. Menggunakan pendekatan yang
berhubungan dengan selama …x 30 menit, diharapkan
menenangkan klien menenangkan
kurang terpapar informasi pengetahuan klien terkait penyakit
2. Menyatakan dengan jelas harapan terhadap 2. Menyatakan dengan jelas harapan
ditandai dengan pasien pengobatannya dapat meningkat dengan
perilaku klien terhadap pelaku pasien
tampak cemas, kriteria hasil: 3. Menemani klien untuk memberikan 3. Menemani pasien untuk memberikan
ketidakakuratan keamanan dan mengurangi takut keamanan dan mengurangi takut
NOC Label : Knowledge : Disease
4. Identifikasi tingkat kecemasan klien 4. Mengetahui tingkat kecemasan
mengikuti perintah, dan
Process 5. Instruksikan klien menggunakan teknik 5. Agar klien dapat melakukannya dengan
tampak bertanya-tanya 1. Klien mengetahui dampak dari
relaksasi mandiri
penyakit 6. Membantu pasien mengenali situasi yang 6. Membantu klien mengenai situasi yang
2. Klien mengetahui factor penyebab
menimbulkan kecemasan menimbulkan kecemasan
dan penunjang terjadinya penyakit 7. mendorong klien untuk mengungkapkan 7. Mendorong klien untuk mengungkapkan
3. Klien mengetahui tanda dan gejala
perasaan perasaan
dari penyakit 8. Menjadi pendengar yang baik bagi klien 8. Agar klien merasa nyaman menceritakan
4. Klien mengetahui cara penatalaksaan 9. Mendorong keluarga untuk menemani klien
masalahnya
penyakit 9. Meningkatkan rasa nyaman klien
NIC Label : Health Education
1. Mengidentifikasi faktor internal atau eksternal
yang bisa meningkatkan atau mengurangi NIC Label : Health Education
NIC Label : Knowledge : Health 1. Untuk mengetahui faktor internal dan
motivasi untuk tingkah laku sehat
Promotion 2. Menjelaskan pengetahuan kesehatan tertentu eksternal yang bisa meningkatkan atau
1. Klien mampu menunjukkan perilaku dan tindakan gaya hidup dari individu, mengurangi motivasi untuk tingkah laku
yang mempromosikan kesehatan keluarga, atau kelompok target sehat
2. Klien mempunyai strategi untuk 3. Mengajarkan strategi yang bisa digunakan 2. Agar individu, keluarga, atau kelompok
memanajemen stres/ cemas untuk tindakan yang tidak sehat atau berisiko target dapat memperoleh pengetahuan
dengan memberikan keuntungan untuk kesehatan tertentu dan tindakan gaya
mencegah atau merubah tingkah laku hidup sehat
3. Agar pasien bisa mengetahui strategi
yang bisa digunakan untuk tindakan yang
tidak sehat atau berisiko dengan
memberikan keuntungan untuk mencegah
atau merubah tingkah laku
4. Evaluasi
a. Hipertermia klien teratasi
b. Nyeri akut berkurang atau menghilang
c. Bersihan jalan napas klien efektif
d. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
e. Pengetahuan klien meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal

Bedah Bruner & Suddarth

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai