Tujuan pengujian tiang dengan Pile Driving Analyzer ( PDA ) adalah untuk mendapatkan
data tentang :
Jenis fondasi tiang yang dapat diuji dengan ‘PDA’ tidak terbatas pada tiang pancang saja.
‘PDA’ juga dapat digunakan untuk tiang yang dicor di tempat seperti tiang bor, tiang
franki dan jenis fondasi tiang lainnya.
Penentuan daya dukung aksial tiang didasarkan pada karakteristik dari pantulan
gelombang yang diberikan oleh reaksi tanah ( lengketan dan tahanan ujung ).
Korelasi yang baik antara daya dukung tiang yang diberikan dari hasil ‘PDA’ dengan cara
statis yang konvensional telah diakui, yang membawa pada pengakuan ‘PDA’ sebagai
metode yang sah dalam ASTM D-4945-1996.
Meski demikian, harus dicatat korelasi yang ditujukan dalam grafik didasar-kan pada hasil
pengujian jika daya dukung batas ( ultimate ) dicapai baik dengan ‘PDA’ maupun dengan
pengujian statis yang konvensional.
Keutuhan Tiang
Kerusakan pada fondasi tiang dapat terjadi karena beberapa hal antara lain pada saat
pengangkatan tiang atau selama pemancangan tiang. Untuk tiang bor, pengecilan
penampang dan longsornya tanah adalah kerusakan yang paling umum dijumpai.
Kerusakan ini dapat dideteksi dengan ‘PDA’.
Berdasarkan ‘F’ ( gaya ) dan ‘V’ ( kecepatan ) yang terekam dari gelombang selama
perambatannya sepanjang tiang, lokasi dari kerusakan dapat dideteksi dan luas
penampang sisa dari tiang dapat diperkirakan.
Jika hanya keutuhan tiang saja yang dibutuhkan, sebuah sub-sistem dari ‘PDA’ yang
disebut ‘ Pile Integrity Tester ‘ lebih ekonomis untuk digunakan dari pada ‘PDA’.
‘PDA’ mengukur enerji pemancangan actual yang ditranfer selama pengujian. Karena
berat palu pancang dan tinggi jatuh palu pancang dapat diketahui, maka efisiensi enerji
yang ditransfer dapat dihitung.
PERALATAN PDA TEST
4. Kabel Penghubung.
Peralatan dapat dimasukkan dalam kotak perjalanan yang cukup kuat. Setiap set ‘PDA’
dan perlengkapannya membutuhkan satu atau dua kotak yaitu berukuran sekitar 600 mm x
500 mm x 400 mm: dengan berat sekitar 30 kg.
Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi yang terjadi
ketika tiang dipukul oleh palu.
Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk menjamin hasil
rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu instrument tidak bekerja
dengan baik.
Pengukuran direkam oleh ‘PDA’ dan dianalisis dengan ‘ Case Method’ yang sudah umum
dikenal, berdasarkan teori gelombang satu dimensi. Latar belakang teoristis pengujian
dinamis tiang dapat dibaca pada lampiran A.
Pemasangan Instrumen
Karena itu, pemasangan instrument dilakukan sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur
selama pengujian dapat dihilangkan sebanyak mungkin.
1. Strain transducer harus dipasang pada garis netral dan accelerometer pada lokasi
berlawanan secara diametral.
2. Posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis strain transducer.
Persiapan Pengujian PDA TEST
2. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan
accelerometer.
3. Pemasangan instrument.
2. Tanggal pemancangan.
pedoman pengujian
Tetapi umumnya ‘PDA’ digunakan untuk menentukan daya dukung jangka panjang tiang
fondasi. Untuk tujuan ini, pengujian ‘PDA’ sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah
pemancangan, setelah gaya lengketan tanah mulai bekerja.
PDA TEST
PDA (Pile Driving Analyzer) - Case Method
PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan menggunakan metoda wave
analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai dengan sifat pengujiannya yang
melakukan re-strike atau pemukulan ulang pondasi tiang yang diuji.
PDA Test pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945 (Standard Test Method for High-
Strain Dynamic Testing of Deep Foundations) :
"This test method is used to provide data on strain or force and acceleration, velocity or
displacement of a pile under impact force. The data are used to estimate the bearing capacity
and the integrity of the pile, as well as hammer performance, pile stresses, and soil dynamic
characteristics, such as soil damping coefficients and quake values. This test method is not
intended to replace Test Method D 1143."
Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur Case Method, yang meliputi pengukuran data
kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama pelaksanaan pengujian (re-strike) dan
perhitungan variabel dinamik secara real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya
dukung pondasi tiang tunggal.
Dari PDA Test dengan menggunakan "Case Method" kita akan dapat mengetahui :
dsb
Analisa ini menggunakan data yang diperoleh dari pengujian PDA untuk memberikan hasil
analisa yang lebih detail.
Dari analisa CAPWAP kita akan mengetahui lebih rinci data yang diperoleh dari pengujian
PDA Test, dengan tambahan informasi :
dsb
Yang diperhatikan pada waktu pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer
(minimal masing-masing 2 buah) adalah posisinya harus sedemikian rupa sehingga pengaruh
lentur (kelentingan) tiang dapat diminimalkan.
Karena jika terjadi lenturan (bending) selama pelaksanaan re-strike, maka data yang
diperoleh akan mengalami distorsi sehingga analisa yang dilakukan tidak akan akurat.
tanggal pemancangan
refusal
ultimate
Pengertian daya dukung yang bersifat refusal adalah daya dukung yang terdeteksi/terdata dan
dianalisa merupakan daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang belum
sepenuhnya termobilisasi.
Kondisi belum sepenuhnya termobilisasi adalah kondisi di mana pondasi tiang belum
mencapai kapasitas tertinggi atau ultimate-nya
Kondisi ini dapat disebabkan karena pada saat pengujian/re-strike dilakukan, energi yang
ditransfer tidak cukup besar untuk memobilisasi seluruh kemampuan tahanan atau daya
dukung pondasi tiang yang diuji.
Pengertian daya dukung yang bersifat ultimate adalah daya dukung yang diperoleh dari
kondisi pondasi tiang yang sudah termobilisasi sepenuhnya.
Dengan demikian angka daya dukung yang dihasilkan dari analisa PDA dan CAPWAP pada
kondisi ini adalah benar-benar daya dukung ultimate atau batas yang dimiliki oleh pondasi
tiang yang diuji.
telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu (beban ultimate) yang berarti
terlampauinya tahanan friksi dan ujung dari pondasi tiang
telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itu sendiri yang jika
diteruskan dengan beban yang lebih berat akan mengakibatkan kegagalan pada
bahan/material tiang pancang
Kedua kondisi tersebut (refusal atau ultimate) dapat diterima selama daya
dukung yang diperoleh masih memenuhi syarat faktor keamanan yang
dituntut dari desain yang ditetapkan.
Penentuan data tersebut pada umumnya diambil data dari transfer energi atau energi
tersalurkan (EMX) yang paling besar/maksimum selama pelaksanaan re-strike dan terdata
dalam program yang digunakan.
CSL merupakan teknik yang paling akurat dan dapat diandalkan untuk menilai
integritas elemen pondasi dalam dibangun di tempat dari beton atau nat. Sistem ini dirancang
untuk Quality Assurance (QA) pengujian baru ditempatkan yayasan poros penting dibor dan
tumpukan auger cor, tetapi juga dapat diterapkan untuk dinding lumpur, yayasan tikar, dan
beton massa menuangkan. Menggunakan tabung akses berisi air, pengujian CSL memberikan
jaminan bahwa beton pondasi suara tanpa cacat seperti gangguan tanah, necking, lensa pasir,
void, dan lain-lain.
Dimana cacat ada, tingkat, alam, kedalaman, dan perkiraan lokasi lateral cacat dapat
ditentukan dengan metode CSL dan lebih halus dengan tomografi Pencitraan Software, yang
dijual oleh Olson Instruments. (Catatan: perangkat lunak opsional Tomo tersedia untuk CSL,
UPV, dan CS / DS add-on metode uji)
Sebuah variasi dari metode CSL, yang disebut Single-Lubang Sonic Logging (SSL)
juga dapat digunakan pada diameter yang lebih kecil dibor mini-tumpukan dan tumpukan
auger cor. Single-Lubang Sonic metode Logging digunakan dalam kasus-kasus di mana
hanya tabung akses tunggal dapat ditempatkan dalam pondasi dalam, dan menguji kualitas
beton di wilayah sekitar tabung akses tunggal.
b. Kelemahan :
1. Membutuhkan biaya yang besar
2. Waktu yang relatif lama
3. Bahaya bagi pekerja karena tumpukan blok-blok beton yang digunakan
untuk pengujian
(Setio dkk, 2000).
b. Kelemahan :
1. Tidak dapat mengetahui mutu beton sesungguhnya
2. Tidak dapat mendeteksi kerusakan disebabkan oleh faktor apa
3. Sistem pengujian tidak ekonomis
Referensi :
http://www.grlengineers.com/services/csl/
http://www.ilmusipil.com/pda-test-pondasi-dalam
http://www.olsoninstruments.com/crosshole-sonic-ndt.php
Liong, Gouw Tjie, 1997. Teknik Uji Non Destruktif untuk Mendeteksi Integritas Pondasi
Tiang. PT.Limara
Hasil yang didapat dari pengujian ini adalah data letak cacat
pada tiang pondasi dalam seperti retak besar (major cracks),
penciutan (necking), beton yang tercampur tanah (soil
inclusions atau voids), integritas tiang (keutuhan tiang) dan
dalam beberapa situasi tertentu, dapat memperkirakan
panjang tiang pondasi yang sudah tertanam.
ACCELEROMETER
PIT adalah test untuk mengetahui keutuhan badan pondasi tiang, artinya untuk
mengetahui apakah ada bagian beton tiang yang kropos/retak atau patah. Test
ini dilaksanakan dengan menggunakan sebuah palu tangan (palu ringan yang
digenggam tangan) dan sebuah sensor yang dihubungkan ke komputer. Sensor
diletakan di kepala tiang dan palu juga dipukulkan di kepala tiang. Dari
gelombang pantul yang didapatkan dapat diketahui keutuhan penampang tiang.
PDA adalah test untuk mengetahui kapasitas (daya dukung) pondasi tiang.
Namun test PDA ini juga menghasilkan informasi keutuhan tiang seperti PIT Test.
Alat uji berupa paling tidak dua buah sensor akselerometer, dan dua buah sensor
strain gauge. Ke-empat sensor tersebut dipasang di samping tiang pada posisi
yang saling berlawanan dan sejarak paling tidak 1.5 diameter tiang dari kepala
tiang. Kemudian tiang dipukul dengan palu seberat paling tidak 1.5% dari
kapasitas tiang. Dari record gelombang yang dihasilkan, dengan menggunakan
proses SIGNAL MATCHING, maka dapat diturunkan kapasitas statis tiang.