Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPANITERAAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


BALOK SKDN
Puskesmas Kelurahan Bukit Duri

Disusun oleh :

Citra Arum Rezky Oktaviano (030.11.061)

Siti Nauli Amalia Pulungan (030.12.236)

Carmelita Christina (030.12.275)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS KELURAHAN BUKIT DURI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 6 NOVEMBER 2017 – 13 JANUARI 2017


Data Penimbangan

DATA POSYANDU DESA

S Semua balita yang ada di Daerah Jumlah seluruh balita di posyandu.


Kelompok Penimbangan.

K Semua balita yang terdaftar dan Jumlah balita yang memiliki KMS
mempunyai KMS bulan ini. pada bulan ini di desa.

D Semua balita yang ditimbang Rekapitulasi jumlah balita yang


bulan ini. ditimbang bulan ini dari seluruh
posyandu di desa.

N/T Balita yang ditimbang 2 bulan Rekapitulasi jumlah balita yang N


berturut-turut dan garis atau T dari seluruh posyandu di desa.
pertumbuhannya pada KMS naik
(N) atau tidak naik (T).

BGM Jumlah balita yang berada Rekapitulasi jumlah anak BGM dari
dibawah garis merah bulan ini seluruh posyandu di desa.
pada KMS.

O Jumah balita yang ditimbang Rekapitulasi jumlah balita tidak


bulan ini tapi bulan lalu tidak ditimbang bulan sebelumnya dari
ditimbang. seluruh posyandu di desa.

B Jumlah balita yang baru Rekapitulasi jumlah balita yang baru


ditimbang bulan ini dari pertama kali ditimbang bulan ini dari
posyandu yang melapor. seluruh posyandu di desa.

A. Jenis Data
1. Jumlah keseluruhan balita usia 0-59 bulan yang ada di wilayah Kelurahan Pejaten
Timur (S).
2. Jumlah balita usia 0-59 bulan yang memiliki Kartu Menuju Sehat di wilayah
Kelurahan Pejaten Timur (K).
3. Jumlah balita yang datang ditimbang pada bulan penimbangan di wilayah
Kelurahan Pejaten Timur (D).
4. Jumlah balita yang naik berat badannya pada bulan penimbangan di wilayah
Kelurahan Pejaten Timur (N).
5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah di wilayah Kelurahan Pejaten Timur
(BGM).

B. Sumber Data
Data diperoleh dari hasil pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di
Posyandu wilayah Kelurahan Pejaten Timur.

C. Periode Waktu
1. Setiap bulan dikumpulkan melalui Posyandu (Juni 2017 – Agustus 2017).

2. Setiap hari, untuk kasus BGM yang datang ke petugas kesehatan (bidan desa) dan
ke pelayanan kesehatan di Kecamatan Pasar Minggu pada bulan Juni 2017, Juli
2017, dan Agustus 2017.

D. Pengolahan
Dalam pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya seorang anak
setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg, ketika data berat badan
tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita warna, pada contoh
ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang mengalami kenaikan berat badan
(lihat buku pemantauan pertumbuhan).
Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam
bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S dan BGM/D untuk masing-masing
Posyandu.
Setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos penimbangan petugas
kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis SKDN.
Analisisnya terdiri dari:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di
wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%), hasilnya
minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi
masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat
badan rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas
kesehatan ataupun kader Posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui
pertumbuhan berat badannya atau pola pertumbuhan berat badannya.
2. Tingkat Liputan Program
Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita
yang ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%).
Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita-balita yang telah mempunyai
KMS telah mempunyai alat instrumen untuk memantau berat badannya dan data
pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS
maka pada dasarnya program posyandu tersebut mempunyai liputan yang sangat
rendah atau biasa juga dikatakan balita yang seharusnya mempunyai KMS karena
memang mereka (Balita) masih dalam fase pertumbuhan ini telah kehilangan
kesempatan untuk mendapat pelayanan sebagaimana yang terdapat dalam KMS
tersebut. Khusus untuk Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus
((S-K)/S x 100%), yaitu jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu dikurangi
jumlah balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita di
wilayah posyandu tersebut, semakin tinggi Presentasi Kehilangan Kesempatan,
maka semakin rendah kemauan orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS.
Padahal KMS sangat baik untuk memantau pertumbuhan berat badan balita atau
juga pola pertumbuhan berat badan balita.
3. Indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat
badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya
semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat badannya.
4. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator Drop-Out, yaitu balita yang
sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi
kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk selalu mendapatkan
pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita yang telah mendapatkan
KMS dikurangi dengan jumlah balita yang ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan
balita yang mempunyai KMS ((K-D)/K x 100%)
5. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah
balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan
banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D). Rumusnya
adalah (BGM/D x 100%).
6. Indikator lainnya adalah kesinambungan program yaitu jumlah balita yang
ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah posyandu
atau dengan menggunakan rumus (D/K x 100%).

E. Penyajian
1. Penyajian dalam bentuk tabel dan grafik.

Di tingkat Kelurahan Pejaten Timur dapat ditampilkan tabel SKDN dan tabel
proporsi D/S, N/D, K/S, D/K, (K-D)K, dan BGM/D menurut Posyandu pada grafik 1
dan 2.
Tabel 1. SKDN Posyandu Wilayah Cakupan Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur Periode
Juni – Agustus 2017
Juni 2017 Juli 2017 Agustus 2017
S 3249 3158 3332
K 3249 3158 3332
D 2338 2261 2272
N 1059 1181 1333
BGM 11 13 6

Grafik 1. SKDN Posyandu Wilayah Cakupan Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur


Periode Juni 2017 – Agustus 2017

Tabel 2. Analisa D/S, N/D, N/S, K/S, BMG/D, (K-D)/K wilayah cakupan Posyandu
Kelurahan Pejaten Timur Periode April 2017 – Juni 2017
BULAN
RUMUS Juni 2017 Juli 2017 Agustus 2017
D/S (%) 73,01 71,71 68,29
N/D (%) 45,24 52,18 58,71
K/S (%) 100 100 100
D/K (%) 72,03 71,71 68,29
(K-D)/K (%) 27,99 28,31 31,72
BGM/D (%) 0,05 0,06 0,22
Grafik 2. Analisa D/S, N/D, N/S, K/S, BMG/D, (K-D)/K wilayah cakupan Posyandu
Kelurahan Pejaten Timur Periode Juni 2017 – Agustus 2017

120

100 D/S (%)


N/D (%)
80
K/S (%)
60
D/K (%)
40 (K-D)/K (%)

20 BGM/D (%)

0
Jun-17 Jul-17 Aug-17

ANALISA SKDN

KELURAHAN PEJATEN TIMUR

PERIODE APRIL 2017 - JUNI 2017

Penilaian data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam
bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K dan (K-D)/K (%) untuk masing-masing
Posyandu di Kelurahan Pejaten Timur.
Berikut ini adalah analisis SKDN berdasarkan hasil pencapaian program SKDN yang
telah disebutkan di atas:
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita yang
ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja posyandu atau
dengan menggunakan rumus (D/S x 100%) hasilnya minimal harus mencapai 80%
apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangat rendah. Di Posyandu
Kelurahan Pejaten Timur didapatkan presentasi tingkat partisipasi bulan Juni 2017
sebesar 73,01%, Juli 2017 sebesar 71,71% dan Agustus 2017 sebesar 68,29%.
Kesimpulannya, tingkat partisipasi masyarakat di wilayah Kelurahan Pejaten Timur
untuk ke Posyandu mengalami penurunan hingga bulan Agustus 2017. Hal ini bisa
disebabkan karena beberapa faktor antara lain: masyarakat banyak yang berpindah
tempat tinggal, tidak ada pemaksaan/sanksi bagi keluarga yang mempunyai balita dan
tidak datang ke Posyandu, masyarakat beranggapan ke Posyandu hanya menimbang
saja dan kurang menarik.

2. Tingkat liputan program yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan
jumlah seluruh balita yang ada di wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus
(K/S x 100 %), hasil yang dicapai harus 100%. Pada hasil perhitungan yang
didapatkan di Posyandu Kelurahan Pejaten Timur pada bulan Juni 2017 sebesar
100%, Juli 2017 sebesar 100% dan Agustus 2017 sebesar 100%. Hasil ini
menunjukkan semua balita di wilayah kerja Posyandu Kelurahan Pejaten Timur
memiliki KMS walaupun tidak seluruhnya rutin untuk datang ke posyandu di setiap
bulannya.

3. Indikator-indikator lainnya dalam SKDN adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita
yang naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang.
Hasil perhitungan yang didapatkan di Posyandu Kelurahan Pejaten Timur pada bulan
Juni 2017 sebesar 45,24%, Juli 2017 sebesar 52,18%, dan Agustus 2017 sebesar
58,71%. Data yang didapatkan menunjukkan hasil sudah lebih dari 50% pada bulan
Juli dan Agustus 2017, hal ini menandakan status gizi balita di wilayah Kelurahan
Pejaten Timur telah mencapai Gold Standard kenaikan berat badan balita yang
ditimbang.

4. Indikator lainnya adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang sudah mempunyai KMS
dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi kemudian tidak pernah datang
lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya adalah
jumlah balita yang telah mendapat KMS dibagi dengan jumlah balita ditimbang
hasilnya dibagi dengan balita yang punya KMS yaitu (K-D)/ K x 100 %. Pada
Posyandu di Kelurahan Bukit Duri didapatkan presentase drop out pada bulan
Agustus 2017 sebesar 27,99%, September 2017 sebesar 28,31%, dan Oktober
31,72%. Angka kejadian drop out meningkat setiap bulannya.

5. Indikator lainnya dalam balok SKDN adalah perbandingan antara jumlah balita yang
status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan banyaknya jumlah
balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D). Dari hasil perhitungan
didapatkan jumlah balita yang berada yang berada di bawah garis merah pada bulan
Agustus sebesar 0,05%, bulan September 2017 sebesar 0,06%, dan pada bulan
Oktober 2017 sebesar 0,22%. Dari hasil data yang didapatkan sempat menunjukkan
peningkatan jumlah balita yang memiliki status gizi di bawah garis merah (BGM) pad
a daerah Kelurahan Bukit Duri sehingga perlu dilakukan tindakan lebih lanjut untuk
mencari kemungkinan penyebab kurangnya gizi pada balita tersebut serta melakukan
penanggulangan, sebelum keadaan balita-balita tersebut semakin buruk.

6. Kesinambungan Program yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang memiliki KMS di wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus
(D/K x 100%). Target kesinambungan program di posyandu wilayah Puskesmas
Kelurahan Pejaten Timur adalah 70%. Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa
tingkat kesinambungan program pada bulan Juni 2017 sebesar 72,03%, Juli 2017
sebesar 71,71%, dan Agustus 2017 sebesar 68,29%. Terjadi penurunan pada bulan
Agustus, hal ini dapat disebabkan menurunnya partisipasi masyarakat sehingga perlu
adanya strategi baru untuk meningkatkan minat masyarakat dalam program di
Posyandu.
KESIMPULAN

Dari hasil penilaian data SKDN di Posyandu wilayah Puskesmas Kelurahan Bukit
Duri didapatkan bahwa Jumlah balita yang ada (S), Jumlah balita yang memiliki Kartu
Menuju Sehat (K), Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan, dan
jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan serta Penilaian
perhitungan data SKDN atau dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K, (K-D)/K,
dan BGM (%), didapatkan hasil yang cukup baik. Meskipun pada beberapa indikator terjadi
penurunan ataupun hasil yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh peran masyarakat,
terutama di wilayah puskesmas Kelurahan Bukit Duri sedikit kurang aktif dalam kegiatan
Posyandu yang ada, dari 28 Posyandu yang ada di wilayah Kelurahan Bukit Duri, setiap
posyandu terdiri dari 2/> RT sehingga membuat antrian panjang bila masyarakat yang datang
bersamaan untuk menimbang balitanya. Meskipun peran kader masyarakat yang sudah sangat
aktif untuk mengajak dan mengingatkan masyarakat. Namun belum dapat membuat
keikutsertaan masyarakat untuk menimbang balitanya mencukupi target yang di tetapkan oleh
Puskesmas Kelurahan Bukit Duri.

Anda mungkin juga menyukai