Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BALOK SKDN

PUSKESMAS KELURAHAN JAGAKARSA II

DISUSUN OLEH :

Muhammad Dainulmu’akhir Farid 030.10.189

Uray Dearika Putri Hendry 030.11.291

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KELURAHAN JAGAKARSA II
PERIODE 4 JUNI – 25 AGUSTUS 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

1
Data Penimbangan

DATA POSYANDU KETERANGAN


S Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu
posyandu kelurahan Jagakarsa II
K Jumlah balita yang memiliki KMS pada Jumlah balita yang memiliki KMS
bulan ini di wilayah kerja posyandu pada bulan ini di kelurahan Jagakarsa
II
D Jumlah bayi yang ditimbang bulan ini di Rekapitulasi jumlah balita yang
wilayah kerja posyandu ditimbang bulan ini dari seluruh
posyandu di kelurahan Jagakarsa II
N Balita yang ditimbang naik berat Rekapitulasi jumlah balita yang N
badannya pada saat dilakukan dari seluruh posyandu di kelurahan
penimbangan dan garis pertumbuhannya Jagakarsa II
pada KMS naik (N)

A. Jenis Data
1. Jumlah balita yang ada (S) di wilayah Puskesmas kelurahan Jagakarsa II.
2. Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K), di wilayah Puskesmas
kelurahan Jagakarsa II.
3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan, di wilayah
Puskesmas kelurahan Jagakarsa II.
4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan, di
wilayah Puskesmas kelurahan Jagakarsa II.
5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM) di wilayah Puskesmas
kelurahan Jagakarsa II.

B. Sumber Data
Data diperoleh dari hasil pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di
posyandu yang ada di wilayah Puskesmas kelurahan Jagakarsa II.

C. Periode Waktu
Setiap bulan dikumpulkan melalui Posyandu di wilayah Puskesmas
kelurahan Jagakarsa II.

D. Pengolahan
Dalam Pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya seorang
anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg, ketika data berat
badan tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita warna,

2
pada contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang mengalami
kenaikan berat badan.
Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam
bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S dan BGM/D untuk masing – masing
Posyandu.
Setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos penimbangan petugas
kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis SKDN.
Analisisnya terdiri dari:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di
wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%),
hasilnya minimal harus mencapai 85% , apabila dibawah 85% maka dikatakan
partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada
balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu
dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya
atau pola pertumbuhan berat badannya.
2. Tingkat Liputan Program
Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh
balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x
100%). Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita – balita yang telah
mempunyai KMS telah mempunyai alat instrumen untuk memantau berat
badannya dan data pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau
tidak mendapat KMS maka pada dasarnya program posyandu tersebut
mempunyai cangkupan yang sangat rendah atau biasa juga dikatakan balita
yang seharusnya mempunyai KMS karena memang mereka (Balita) masih
dalam fase pertumbuhan ini telah kehilangan kesempatan untuk mendapat
pelayanan sebagaimana yang terdapat dalam KMS tersebut. Khusus untuk
Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus [(S-K)/S x 100%],
yaitu jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu dikurangi Jumlah balita
yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita di wilayah
posyandu tersebut, semakin tinggi Presentasi Kehilangan Kesempatan, maka
semakin rendah kemauan orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS.

3
Padahal KMS sangat baik untuk memantau pertumbuhan berat badan balita
atau juga pola pertumbuhan berat badan balita.
3. Kecenderungan Status Gizi
Indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat
badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang.
Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat
badannya.
4. Kesinambungan Program
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
memiliki KMS di wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/K x
100%).
5. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator Drop-Out, yaitu balita
yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya
tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk selalu
mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita yang telah
mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita yang ditimbang, dan
hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai KMS [(K-D)/K x 100%].
6. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah
balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan
banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D).
rumusnya adalah (BGM/D x 100%).

E. Penyajian
1. Penyajian dalam bentuk tabular dan grafik/balok
2. Di tingkat Posyandu pada grafik/balok SKDN
SKDN Wilayah Cakupan Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II
Periode April - Juni 2018

April 2018 Mei 2018 Juni 2018

S K D N BGM S K D N BGM S K D N BGM


1976 830 1225 771 7 2007 840 1075 636 7 2008 854 1022 689 7

Keterangan April 2018 Mei 2018 Juni 2018

4
Jumlah balita yang ada (S) di wilayah
1976 2007 2008
Puskesmas kelurahan Jagakarsa II
Jumlah balita yang memiliki Kartu
Menuju Sehat (K) di wilayah Puskesmas 830 840 854
kelurahan Jagakarsa II
Jumlah balita yang datang ditimbang
pada bulan penimbangan (D) di wilayah 1225 1075 1022
Puskesmas kelurahan Jagakarsa II
Jumlah balita yang naik berat badannya
pada bulan penimbangan (N) di wilayah 771 636 689
Puskesmas kelurahan Jagakarsa II
Jumlah Balita di Bawah Garis Merah
7 7 7
(BGM)

BALOK SKDN
PUSKESMAS KELURAHAN JAGAKARSA II
APRIL – JUNI 2018

5
Tabel Pencapaian Program SKDN

BULAN
RUMUS
April 2018 Mei 2018 Juni 2018
D/S (%) 61.9% 53,2% 50.8%
N/D (%) 62.9% 59.1% 67,4%
K/S (%) 42.0% 41.8% 42.5%
D/K (%) 147.5% 127.9% 119,6%
(K-D)/K (%) 47.5% 67.4% 52.2%
BGM/D (%) 0.5% 0.4% 0.5%

Penjelasan Pencapaian Program SKDN


Penilaian data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau
dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K, BGM/D dan (K-D)/K (%) untuk
masing-masing Posyandu di kelurahan Jagakarsa II.

6
Berikut ini adalah analisis SKDN berdasarkan hasil pencapaian program SKDN
yang telah disebutkan di atas:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah
kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%). Target tingkat partisipasi
masyarakat di wilayah Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II adalah 85%. Berdasarkan tabel
di atas, didapatkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita dari
bulan April – Juni 2018 semuanya belum mencapai target yaitu 61.9%, 53,2% dan 50,8%.
Hal ini menandakan bahwa tingkat partisipasi orang tua dalam mengikuti Posyandu dan
melakukan penimbangan di kelurahan Jagakarsa II masih rendah, belum mencapai target.

2. Kecenderungan Status Gizi


Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya dibandingkan
dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Target kecenderungan status gizi di
wilayah Puskesmas kelurahan Jagakarsa II adalah 75%. Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan bahwa tingkat kecenderungan status gizi pada bulan– April – Juni 2018
adalah 62.9%, 59.5% dan 67.4%. Hal ini menunjukkan bahwa posyandu masih jauh dari
target sasaran yang telah ditetapkan dan diperlukan evaluasi lebih lanjut karena idealnya
semua balita yang ditimbang mengalami peningkatan berat badan.

3. Tingkat Liputan Program


Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita yang
ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%). Target tingkat
liputan program di wilayah Puskesmas kelurahan Jagakarsa II adalah 100%. Berdasarkan
tabel di atas, didapatkan bahwa tingkat liputan program posyandu di wilayah Puskesmas
kelurahan Jagakarsa II pada bulan April – Juni 2018 semuanya tidak mencapai target
bahkan dibawah 50% dari target yang ditentukan yaitu sebesar 42%, 41.8% dan 42.5%.
Hal ini menandakan bahwa KMS belum terbagi rata ke seluruh balita di Kelurahan
Jagakarsa II.

4. Kesinambungan Program

7
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang memiliki KMS
di wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/K x 100%). Target
kesinambungan program di wilayah Puskesmas kelurahan Jagakarsa II adalah 75%.
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa tingkat kesinambungan program bulan April
– Juni 2018 semuanya sudah mencapai target bahkan melebihi dari target yang ditentukan
yaitu 147.5%, 127.9%, dan 119,6%.

5. Bawah Garis Merah


Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah balita
yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan banyaknya
jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D). Rumusnya adalah (BGM/D x
100%). Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa jumlah BGM pada bulan April –
Juni 2018 yaitu sebesar 0.5%, 0.4% dan 0.5%. Hal ini kemungkinan karena ibu-ibu yang
memiliki Balita BGM tidak rutin dalam mengikuti Posyandu, karena itu disarankan bagi
kader untuk mendata jumlah balita BGM dan menghimbau ibu dengan balita BGM agar
rutin menimbang anaknya di Posyandu.

6. Indikator lainnya (Drop Out)


Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator Drop-Out, yaitu jumlah balita yang
sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi kemudian
tidak pernah datang lagi di Posyandu. Rumusnya yaitu jumlah balita yang telah
mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita yang ditimbang, dan hasilnya dibagi
dengan balita yang mempunyai KMS ((K-D)/K x 100%). Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan bahwa jumlah Drop-Out pada bulan April – Juni 2018 yaitu sebesar 47.5%,
67.2% dan 52.2%. Ini menandakan jumlah Drop-Out mengalami peningkatan terutama di
bulan Mei yaitu 67.2%. Hal ini menandakan para kader dan petugas kesehatan di wilayah
tersebut perlu menghimbau kepada warga untuk datang secara rutin ke posyandu untuk
menimbang berat badan anaknya agar dapat di evaluasi dari waktu ke waktu, dan
membuat jadwal ulang dimana posyandu tersebut dapat dilaksanakan di hari bebas kerja.

8
KESIMPULAN

Dari hasil penilaian data SKDN di wilayah Puskesmas Kelurahan Jagakarsa II


didapatkan bahwa Jumlah balita yang ada (S), Jumlah balita yang memiliki Kartu
Menuju Sehat (K), Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan,
dan jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan serta Penilaian
perhitungan data SKDN atau dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K,
BGM/D dan (K-D)/K (%) untuk masing – masing Posyandu di Kelurahan Jagakarsa II
sebagian besar belum mencapai target. Hal ini dapat dikarenakan masih kurangnya
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam membawa balitanya ke Posyandu,
kurangnya kepedulian Orangtua/Wali balita terhadap tingkat kepedulian terhadap gizi dan
tumbuh kembang anaknya di lingkungan Kelurahan Jagakarsa II untuk mendapatkan
fungsi maksimal dari Posyandu, serta fungsi dan tugas kader yang masih kurang efektif di
wilayah Kelurahan Jagakarsa II.
.

Anda mungkin juga menyukai