Anda di halaman 1dari 11

BALOK SKDN

PUSKESMAS KELURAHAN PEJATEN BARAT II

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

dalam menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Periode 28 Agustus 2017 – 20 Oktober 2017

Disusun oleh :

Elfinsa ismi istiqomah 030.10.092

Setiafani Lidiyana 030.11.271

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2017
Data Penimbangan
DATA POSYANDU
S Semua balita yang ada di Daerah Kelompok Penimbangan
K Semua balita yang terdaftar dan mempunyai KMS bulan ini
D Semua balita yang ditimbang bulan ini
N/T Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis
pertumbuhannya pada KMS naik (N) atau tidak naik (T)
BGM Jumlah balita yang berada dibawah garis merah bulan ini pada
KMS
O Jumlah balita yang ditimbang bulan ini tapi bulan lalu tidak
ditimbang
B Jumlah balita yang baru ditimbang bulan ini dari posyandu yang
melapor

A. Jenis Data
1. Jumlah balita yang ada (S) di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten
Barat II
2. Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K), di wilayah
Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II
3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan, di
wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II
4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan,
di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II
5. Jumlah balita yang bawah garis merah pada KMS (BGM) pada bulan
penimbangan di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II

B. Sumber Data
Data diperoleh dari buku laporan hasil pemantauan pertumbuhan balita
setiap bulan di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II
C. Periode Waktu
Agustus – Oktober 2017

D. Pengolahan
Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau
dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S dan BGM/D untuk
masing-masing Posyandu.
Setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos penimbangan
petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan
analisis SKDN. Analisisnya terdiri dari:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
ada di wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S
x 100%), hasilnya minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80%
maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan berat badan rendah. Hal ini akan
berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan
ataupun kader Posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui
pertumbuhan berat badannya atau pola pertumbuhan berat badannya.

2. Tingkat Liputan Program


Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan
menggunakan rumus (K/S x 100%). Hasil yang didapat harus 100%.

Alasannya balita-balita yang telah mempunyai KMS telah mempunyai


alat instrumen untuk memantau berat badannya dan data pelayanan
kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS
maka pada dasarnya program posyandu tersebut mempunyai liputan
yang sangat rendah atau biasa juga dikatakan balita yang seharusnya
mempunyai KMS karena memang mereka (Balita) masih dalam fase
pertumbuhan ini telah kehilangan kesempatan untuk mendapat
pelayanan sebagaimana yang terdapat dalam KMS tersebut. Khusus
untuk Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus ((S-
K)/S x 100%), yaitu jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu
dikurangi jumlah balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi
dengan jumlah balita di wilayah posyandu tersebut, semakin tinggi
Presentasi Kehilangan Kesempatan, maka semakin rendah kemauan
orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KMS
sangat baik untuk memantau pertumbuhan berat badan balita atau juga
pola pertumbuhan berat badan balita.

3. Indikator lainnya
Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya
semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat
badannya.

4. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator Drop-Out, yaitu balita


yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat
badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk
selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah
balita yang telah mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita
yang ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai
KMS ((K-D)/K x 100%)

5. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara


jumlah balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah
(BGM) dibagi dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada
bulan penimbangan (D). rumusnya adalah (BGM/D x 100%).
6. Indikator lainnya adalah kesinambungan program yaitu jumlah balita
yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang memiliki KMS di
wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/K x 100%).

E. Penyajian
1. Penyajian dalam bentuk tabular dan grafik/balok
2. Di tingkat Posyandu pada grafik/balok SKDN

SKDN Posyandu Anggur Wilayah Cakupan


Puskesmas Pejaten Barat II Periode Agustus 2017 – Oktober 2017

Agustus 2017 September 2017 Oktober 2017

S K D N BG S K D N BG S K D N BG
M M M

1378 1378 1180 674 0 1448 1448 1106 421 0 1388 1388 1044 516 0
BALOK SKDN

PUSKESMAS KELURAHAN PEJATEN BARAT II PERIODE


Agustus - Oktober 2017

1600

1400

1200

1000 S
K
800
D
600 N
BGM
400

200

0
Apr-17 Mei 2017 Juni 2017

Tabel 1. Pencapaian Program SKDN


RUMUS BULAN

Agust 2017 Sept 2017 Okt 2017

D/S (%) 85,6% 76,3% 75,2%

N/D (%) 57,1% 38,0% 49,4%

K/S (%) 100% 100% 100%

D/K (%) 85,6% 76,3% 75,2%

(K-D)/K (%) 14,3% 23,6% 24,7%

BGM/D (%) 0% 0% 0%
Grafik Pencapaian Program SKDN bulan April 2017 – Juni 2017

Chart Title
100%

80%
D/S (%)
60% N/D (%)

40% K/S (%)


D/K (%)
20%
(K-D)/K (%)
0% BGM/D (%)
Agust 2017
Sep-17
Okt 2017

Penjelasan Pencapaian Program SKDN

Penilaian data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N


atau dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K dan (K-D)/K (%) untuk
masing-masing Posyandu di kelurahan Pejaten Barat II

Berikut ini adalah analisis SKDN berdasarkan hasil pencapaian program


SKDN yang telah disebutkan di atas:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada
di wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x
100%). Target tingkat partisipasi masyarakat di wilayah Puskesmas
kelurahan Pejaten Barat II adalah 80%. Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan
balita bulan Agust 85,6%, bulan Sept 76,3% dan bulan Okt 75,2 %.
Kesimpulan dari data tersebut adalah sudah mencapai target tingkat
partisipasi masyarakat untuk bulan Agust dimana hasilnya > 80%. Untuk
bulan Sept dan Okt tingkat partisipasi masyarakat didapatkan sebanyak
76,3% dan 75,2%. Tingkat partisipasi masyarakat yang belum mencapai
target untuk bulan Sept dan Okt mungkin disebabkan karena pada bulan
Sept dan Okt sedang berlangsung musim hujan sehingga pada saat mau
berangkat hujan, selain itu masyarakat yang tidak mau mengantri
dikarenakan keterbatasan waktu.

2. Kecenderungan Status Gizi


Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Target
kecenderungan status gizi di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat
II adalah 80%. Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa tingkat
kecenderungan status gizi pada bulan Agustus 2017 – Oktober 2017
adalah 57,1%, 38,0% dan 49,4%. Hal ini menunjukkan bahwa posyandu di
wilayah Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat II masih jauh dari target
sasaran yang telah ditetapkan dan diperlukan evaluasi lebih lanjut karena
idealnya semua balita yang ditimbang mengalami peningkatan berat
badan.

3. Tingkat Liputan Program


Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh
balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus
(K/S x 100%). Target tingkat liputan program di Posyandu wilayah
Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II adalah 100% Berdasarkan tabel di
atas, didapatkan bahwa tingkat liputan program posyandu di wilayah
Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II sudah mencapai target dan harus
dipertahankan dimana pencapaian di bulan Agustus 2017 hingga Oktober
2017 adalah 100%.
4. Kesinambungan Program
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
memiliki KMS di wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus
(D/K x 100%). Target kesinambungan program di wilayah Puskesmas
kelurahan Pejaten Barat II adalah 70%. Berdasarkan tabel di atas,
didapatkan bahwa tingkat kesinambungan program dari bulan Agustus
hingga Oktober 2017 sudah mencapai target. Untuk bulan Agustus 2017
tingkat kesinambungan program didapatkan 85,6%, pada bulan
Septemeber 2017 dan Oktober 2017 tingkat kesinambungan program ialah
76,3% dan 75,2%. Hal ini berarti tingkat kesinambungan program di
posyandu di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II sudah baik,
dan perlu dipertahankan di bulan-bulan berikutnya.

5. Indikator lainnya adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang sudah
mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi
kemudian tidak pernah datang lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan
pelayanan kesehatan. Rumusnya adalah jumlah balita yang telah mendapat
KMS dikurangi dengan jumlah balita ditimbang hasilnya dibagi dengan
balita yang punya KMS yaitu (K-D)/ K x 100 %. Pada Posyandu
Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat II didapatkan presentase drop out
pada bulan Agustus 2017 yaitu 14,3 %, bulan September 2017 yaitu
23,6%, dan bulan Oktober 2017 yaitu 24,7%. Hal ini menandakan para
kader dan petugas kesehatan di wilayah tersebut perlu menghimbau
kepada warga untuk datang secara rutin ke posyandu untuk menimbang
berat badan anaknya agar dapat di evaluasi dari waktu ke waktu.
6. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan jumlah
balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi
dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan
(D), rumusnya adalah (BGM/D x 100%). Dari hasil perhitungan
didapatkan jumlah balita yang berada yang berada di bawah garis merah
pada bulan Agustus – Oktober 2017 sebesar 0%,. Dalam hal ini tidak
ditemukan balita yang berada di bawah garis merah (BGM) di Posyandu
Kelurahan Pejaten Barat II Kecamatan Pasar Minggu selama bulan
Agustus – Oktober 2017. Kondisi ini menandakan bahwa tingkat indikator
jumlah balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) di
posyandu wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat II sudah baik, dan
perlu dipertahankan di bulan-bulan berikutnya
KESIMPULAN

Berdasarkan penyelenggaraan Posyandu Balita pada Puskesmas Kelurahan


Pejaten Barat II di Posyandu Angur RW 01 pada bulan Agustus, September, dan
Oktober 2017 didapatkan hasil dari keenam indikator SKDN. Tingkat partisipasi
masyarakat dalam penimbangan balita pada bulan Agustus 2017 yaitu sudah
mencapai target lebih dari 80% (85,6%), namun bulan September dan Oktober
2017 belum mencapai target sebesar (76,3% dan 75,2%). Jumlah balita yang berat
badannya naik setelah ditimbang di Posyandu (Kecenderungan Status Gizi) masih
perlu dievaluasi karena dalam tiga bulan terakhir belum mencapai target (<80%).
Jumlah balita yang memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah 100% yang
menunjukkan bahwa sudah mencapai target dan harus dipertahankan.

Pada Kesinambungan program Posyandu pada bulan Agustus – Oktober


2017 sudah melebihi target (70%), yaitu sebesar 85,6%, 76,3% dan 75,2%.
Tingkat drop out balita atau balita yang tidak menimbang pada bulan berikutnya
terlansir sedikit pada bulan Agustus - Oktober 2017 yaitu 14,3%, 23,6% dan
24,7%. Bayi dengan KMS berada di bawah garis merah (BGM) berjumlah 0%
pada bulan Agustus sampai Oktober 2017, yang menunjukkan bahwa bayi dengan
KMS berada di bawah garis merah (BGM) sudah baik dan harus dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai