BALOK SKDN
Kelurahan Cipete Selatan
Kecamatan Cilandak
Disusun Oleh:
Kristian Ernawati S (030.12.144)
Nurlaila (030.12.197)
B. Sumber Data
Data diperoleh dari hasil pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di
Posyandu wilayah Kelurahan Cipete Selatan.
C. Periode Waktu
Bulan Januari hingga bulan Maret 2018.
D. Pengolahan
Dalam Pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya
seorang anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg,
ketika data berat badan tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik
mengikuti pita warna, pada contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai
balita yang mengalami kenaikan BB (lihat buku pemantauan pertumbuhan).
Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau
dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S dan BGM/D untuk masing –
masing Posyandu.
Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos
penimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela)
melakukan analisis SKDN. Analisisnya terdiri dari:
3. Indikator lainnya
Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya
semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat
badannya.
3
4. Indikator Lainnya dalam SKDN adalah indikator Drop-Out, yaitu balita
yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat
badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk
selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita
yang telah mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita yang
ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai KMS ((K-
D)/K x 100%).
E. Penyajian
1. Penyajian dalam bentuk tabel dan grafik
2. Di tingkat desa dapat ditampilkan tabel SKDN dan tabel proporsi D/S,
N/D, K/S dan BGM/D menurut Posyandu pada grafik 1 dan 2
4
TAHUN 2018
Tabel 2. Analisa D/S, N/D, N/S, K/S, BGM/D, (K-D)/K wilayah cakupan
Posyandu Kelurahan Cipete Selatan pada bulan Januari – Maret 2018
5
Grafik 2. Analisa D/S, N/D, N/S, K/S, BMG/D, (K-D)/K wilayah cakupan
Rumus Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018
D/S (%) 61 % 63 % 64 %
N/D (%) 63,1 % 64,2% 61,6%
K/S (%) 100 % 100% 100 %
D/K (%) 64,4 % 63,6% 76%
BGM/D (%) 0,38% 0,21% 0%
(K-D)/K (%) 35,5% 36,3% 24,1%
Posyandu Kelurahan Cipete Selatan pada bulan Januari – Maret 2018
JANUARI -
MARET TAHUN 2018
6
ANALISA SKDN
KELURAHAN CIPETE SELATAN PERIODE JANUARI – MARET 2018
7
ditimbang. Target kecenderungan status gizi di posyandu wilayah
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan adalah 65%. di Hasil perhitungan
yang didapatkan di Posyandu Kelurahan Cipete Selatan pada bulan Januari
sebesar 60%, Februari sebesar 56 % dan Maret 59%. Hal ini berarti
kecenderungan status gizi di wilayah kerja Posyandu Kelurahan Cipete
Selatan masih rendah dan perlu ditingkatkan di bulan-bulan berikutnya.
4. Kesinambungan Program yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi
dengan jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah posyandu atau
dengan menggunakan rumus (D/K x 100%). Target kesinambungan
program di posyandu wilayah Puskesmas KelurahanCipete Selatan adalah
70 %. Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa tingkat kesinambungan
program pada bulan Januari 64,4%, Februari 63,6% dan bulan Maret 76%.
Hal ini berarti tingkat kesinambungan program di wilayah kerja Posyandu
Kelurahan Cipete Selatan masih rendah dan perlu ditingkatkan di bulan-
bulan berikutnya.
5. Indikator lainnya adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang sudah
mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi
kemudian tidak pernah datang lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan
pelayanan kesehatan. Rumusnya adalah jumlah balita yang telah mendapat
KMS dibagi dengan jumlah balita ditimbang hasilnya dibagi dengan balita
yang punya KMS yaitu (K-D)/ K x 100 %. Pada Posyandu di Kelurahan
Tebet didapatkan presentase drop out pada bulan Januari sebesar 35,5%,
Februari sebesar 36,3% dan Maret 24,1%. Angka kejadian drop out masih
terbilang tinggi sehingga dirasa perlu untuk ditelusuri penyebab terjadinya
drop out ini. Meskipun demikian, didapatkan penurunan angka drop out
dari bulan Januari hingga Maret.
6. Indikator lainnya dalam balok SKDN adalah perbandingan antara jumlah
balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi
dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan
8
(D). Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah balita yang berada yang
berada di bawah garis merah pada bulan Januari 0,38%, Februari 0,21 %,
Maret 0%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada balita yang status
gizinya berada di bawah garis merah dan perlu ditindak lanjuti dan
diharapkan kedepannya akan tidak ada balita dengan status gizi di bawah
garis merah walaupun angka persentasenya kurang dari 1%. Namun
terdapat peningkatan dari bulan Januari - Maret, hingga tidak didapatkan
balita dengan status gizi BGM pada bulan Januari. Perlu dilakukan
tindakan lebih lanjut untuk mencari kemungkinan penyebab kurangnya
gizi pada balita tersebut serta melakukan penanggulangan, sebelum
keadaan balita-balita tersebut semakin buruk.
9
KESIMPULAN
10