A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 5 tahun 2004 tentang
pencegahan dan penangulangan HIV-AIDS bahwa perkembangan jumlah kasus HIV-
AIDS di Provinsi Jwa Timur semangkin meningkat dan dapat menimbulkan dampak
buruk terhadap berbagai aspek kehidupan, khususnya terhadap kualitas kesehatan
masyarakat sehingga perlu diambil langkah-langkah pencegaahan dan
penanggulangan secara melembaga, sistematis, komprehensif, partisifatip, terpadu,
dan berkesinambungan.
Masalah HIV-AIDS bukan lagi masalah kesehatan semata akan tetapi telah
menjadi masalah sosial yang sangat kompleks. Upaya pencegahan dan
penanggulangannya memerlukan pendekatan dan diselenggarakan oleh berbagai
pihak. Pemerintah berperan sebagai pemimpin upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV-AIDS baik di pusat maupun di daerah. Menyelenggarakan
upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS ini, mengharuskannya adanya
koordinasi yang baik sejak perencanaan sampai evaluasinya. Memperhatikan
kecenderungan epedemi HIV-AIDS dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, upaya
pencegahan dan penanggulangan di Indonesia akan memakan waktu yang cukup
lama. Oleh sebab itu upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS harus dapat
dijamin kesinambungannya sangat ditentukan oleh komitmen politik, kepemimpinan
yang kuat dan tersedianya dana yang terus-menerus, perawatan sarana dan prasarana
yang digunakan. manajemen secara terarah dan terorganisir, guna kelancaran tugas
dan optimalisasi kerja dalam upaya meningkatan mutu pelayanan rumah sakit
terutama setiap unit pelayanan maka diperlukan suatu program kerja atau kerangka
acuan program kerja penanggungjawab program. Di mana suatu kegiatan yang
terprogram, terinci dan berstrategi dalam setiap kegiatan yang dipimpin dapat
mencapai tujuan umum dan khusus sesuai dengan program kerja tersebut.
B. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal, oleh karena itu rumah sakit dituntun untuk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan memberikan pelayanan
VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dengan faktor resiko IDU dan penunjang di rumah
sakit.
Tenaga yang professional mempunyai kedudukan yang penting dalam
menghasilkan kwalitas pelayanan kesehatan. Memberikan pelayanan berdasarkan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang dilaksanakan secara
berkala dan berkesinambungan. Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang
telah disusun, implementasi kinerja dilakukan dilaksanakan oleh sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan pentingan.
Penurunan kinerja pelaksanaakan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan.
C. TUJUAN
Tujuan umum:
Tercapainya usaha pencegahan dan mengurangi resiko penularan HIV dan AIDS,
meningkatkan kualitas hidup ODHA, dengan memberikan pelayanan VCT, ART,IO,
PMTCT, dengan faktor resiko IDU
Tujuan khusus:
1. Memberikan konseling dan testing secara rahasia
2. Melaksanakan pemeriksaan laboraturium
3. Menyediakan dan melaksanakan pelayanan perawatan dan dukungan dan
pengobatan, IO, PMTCT kepada ODHA
4. Membuat pencatatan dan pelaporan
5. Mengevaluasi program
b. Rincian kegiatan
1. Menyusun program kerja
a. Membuatan anggaran dan pembiayaan
b. Membuat laporan setiap bulan
c. Membuat jadwal kegiatan konselor
2. Mengadakan pertemuan rutin bulanan
a. Mengadakan rapat bersama Tim guna membahas masalah yang ada terkait
dengan pelaksanaan tugas
F. SASARAN
1. Menyusun Program kerja 100% pencatatan dan pelaporan pada bulan Maret 2018
2. Mengadakan pertemuan Rutin bulanan 75% pencatatan dan pelaporan pada bulan
Maret 2018
3. Mengusulkan pendidikan dan pelatihan untuk SDM 50% pencatatan dan
pelaporan pada bulan Maret 2018
4. Mengusulkan dan merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana 100%
pencatatan dan pelaporan bulan Maret 2018
JenisKegiatan 2018
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mengetahui
Paiton, Januari 2018