Nohanamian Tambun
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS
email : papedapanas@ymail.com
Abstrak
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan di segala bidang,
kebutuhan air bersih tentu saja akan semakin meningkat. Selama ini penyediaan air bersih bagi penduduk Kota Jayapura
dan Kabupaten Jayapura seringkali terkendala akibat kebocoran pipa serta debit dari sumber yang fluktuatif. Melihat
permasalahan tersebut maka diperlukan perhitungan kembali debit andalan pada sumber-sumber air bersih. Perhitungan
ini diperlukan agar pemenuhan kebutuhan air bersih sesuai dengan potensi yang ada. Dari perhitungan diperoleh debit
andalan pada sumber air bersih PDAM Jayapura adalah 6,17 – 18,57 m3/det, dimana debit terendah terjadi di bulan
Agustus dan debit tertinggi terjadi di bulan Maret. Untuk perhitungan kebutuhan air bersih, setelah diproyeksikan
Abstract
Along with the increasing population and development in all areas, the need for clean water will certainly
increase. During this time, water supply for residents in the city of Jayapura is often constrained. One of the cause of the
crisis of water availability is pipe leakage and the discharge from a fluctuating source. Seeing these problems will
require recalculation dependable flow on the sources of clean water. Obtained from the calculation of dependable flow
on the source of clean water in Jayapura is 6.17 to 18.57 m3/sec, where the lowest discharge occurs in August and the
highest discharge occurs in March. For the calculation of clean water needs, after projected until 2020, then obtained a
1
1. PENDAHULUAN
bidang, kebutuhan air bersih tentu saja akan semakin meningkat. Kondisi yang diinginkan oleh tiap
orang adalah tersedianya air bersih sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang
memadai. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan ketersediaan air bersih yang
Penyediaan air bersih di Indonesia selama ini dilakukan oleh PDAM (Perusahaan Daerah
Air Minum), salah satunya adalah PDAM Jayapura yang menyediakan air bersih untuk wilayah
Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Selama ini penyediaan air bersih bagi penduduk Kota
Jayapura dan Kabupaten Jayapura seringkali terkendala. Penyebab dari krisis ketersediaan air ini
antara lain kebocoran pipa, debit dari sumber yang fluktuatif, dan lain sebagainya. Sumber air
bersih untuk Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura ini berasal dari mata air dan sungai daerah
upstream (hulu sungai). Sumber air bersih ini fluktuatif karena dipengaruhi oleh besarnya curah
hujan. Semua sungai dan mata air yang menuju ke daerah Jayapura berasal dari Pegunungan
Cycloop dengan struktur batuan metamorfosis. Di samping itu sebagian besar lapisan tanah bagian
atas sangat tipis selebihnya merupakan batuan keras yang bukan merupakan akuifer.
Melihat permasalahan tersebut maka diperlukan perhitungan kembali debit andalan pada
sumber-sumber air bersih. Perhitungan ini diperlukan agar pemenuhan kebutuhan air bersih sesuai
dengan potensi yang ada. Potensi air yang ada diharapkan dapat dijadikan indikator dalam jumlah
pemenuhan kebutuhan air untuk komunitas wilayah, sehingga air dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan dan pengembangan sumber daya air perlu dilaksanakan dengan tepat.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah:
1. Berapa debit andalan dari tiap sumber air bersih PDAM Jayapura.
2
2. Berapa kebutuhan air bersih penduduk Kota Jayapura.
4. Memberikan rekomendasi untuk masalah krisis ketersediaan air bersih di Kota Jayapura.
1.3 Tujuan
1. Memperoleh hasil perhitungan debit andalan dari tiap sumber air bersih PDAM Jayapura.
4. Memberikan rekomendasi untuk masalah krisis ketersediaan air bersih di Kota Jayapura.
A. Ketersediaan Air
pengkajian irigasi, curah hujan efektif juga termasuk dalam ketersediaan air. Perhatian utama dalam
ketersediaan air adalah pada aliran sungai, tetapi dengan beberapa pertimbangan hujan termasuk di
dalamnya (Dep. PU 1983). Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air antara lain (Linsley,
dkk. 1986). :
1. Iklim
2. Ciri-ciri penduduk
6. Ukuran kota
3
B. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah bagian inti dari hidrologi yang tidak mempunyai awal dan akhir,
dimana siklus hidrologi merupakan gerakan air di permukaan bumi. Selama berlangsungnya siklus
hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan
kembali lagi ke laut dan tidak pernah habis. Air tersebut akan tertahan sementara di sungai, waduk
atau danau, dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk lain (Asdak,
1995).
C. Evapotranspirasi
Untuk menentukan besarnya evapotranspirasi acuan dapat digunakan metode atau rumus
empiris seperti metode Radiasi, metode Penman, metode Blaney-Criddle, metode Thornthwaite,
dan metode Panci Evaporasi. Dari metode di atas metode yang umum dipakai adalah metode
Dimana:
Rn : Radiasi matahari
4
ea-ed : Perbedaan antara tekanan uap air jenuh pada suhu udara rata-rata dengan tekanan uap air
rata-rata di udara
D. Debit Andalan
Debit andalan merupakan debit yang diandalkan untuk suatu probabilitas tertentu.
Probabilitas untuk debit andalan ini berbeda-beda. Untuk keperluan irigasi biasa digunakan
probabilitas 80%. Untuk keperluan air minum dan industri tentu saja dituntut probabilitas yang
lebih tinggi, yaitu 90% sampai dengan 95% (Soemarto, 1987). Makin besar persentase andalan
menunjukkan penting pemakaiannya dan menunjukkan prioritas yang makin awal yang harus diberi
air. Dengan demikian debit andalan dapat disebut juga sebagai debit minimum pada tingkat peluang
tertentu yang dapat dipakai untuk keperluan penyediaan air. Jadi perhitungan debit andalan ini
diperlukan untuk menghitung debit dari sumber air yang dapat diandalkan untuk suatu keperluan
tertentu.
2. METODOLOGI
Studi Literatur
• Air Bersih
• Siklus Hidrologi
• Curah Hujan
• Evapotranspirasi
• Infiltrasi
• Limpasan (Run Off)
• Ketersediaan Air
• Debit Andalan
5
A
Pengumpulan Data
• Peta wilayah
• Data curah hujan
• Data klimatologi yang terdiri dari data temperatur, kecepatan
angin, kelembaban relatif, dan lama penyinaran matahari.
• Kondisi catchment area
Kesimpulan
Gambar 2 Kerangka Kajian
a) Pengumpulan data hanya dilakukan untuk data sekunder. Data yang dikumpulkan antara lain:
• Peta wilayah
Peta digunakan untuk menunjukkan lokasi dimana perhitungan debit andalan akan
dilaksanakan
Data diperoleh dari stasiun hujan dimana akan digunakan untuk perhitungan debit andalan.
• Data klimatologi yang terdiri dari data temperatur, kecepatan angin, kelembaban relatif, dan
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data curah hujan diperoleh dari pos penakaran curah hujan Stasiun Meteorologi Dok II
Curah Hujan
Bulan
(mm)
Januari 221,6
Februari 307,5
Maret 339,4
April 241,5
Mei 209,9
Juni 185,1
Juli 171,6
Agustus 157
September 176,2
Oktober 192,9
November 202,6
Desember 244,8
Sumber: BMG Wilayah V Jayapura
7
Untuk perhitungan ini menggunakan rumus Penman yang menggunakan data iklim antara
lain presipitasi, temperatur, penyinaran matahari, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan tekanan
udara, sehingga hasilnya lebih akurat. Menurut Penman besarnya evapotranspirasi diformulasikan
sebagai berikut:
Dimana:
Rn : Radiasi matahari
ea-ed : Perbedaan antara tekanan uap air jenuh pada suhu udara rata-rata dengan tekanan uap air
rata-rata di udara
Evapotranspirasi
Bulan
(mm/bulan)
Januari 145,02
Februari 127,29
Maret 155,69
April 152,57
Mei 154,43
Juni 131,39
Juli 137,48
Agustus 159,72
September 156,47
Oktober 162,64
November 152,06
Desember 149,97
8
Gambar 4 Grafik Perhitungan Evapotranspirasi
Salah satu aspek yang harus diketahui sebelum mengadakan analisis neraca air untuk
suatu daerah tertentu adalah jumlah ketersediaan air. Metode yang digunakan untuk menganalisi
ketersediaan air adalah dengan menggunakan metode Mock. Diagram perhitungan dengan
Water Balance
Hujan – Evapotranspirasi
(P – ETo)
tidak
Surplus > 0 SMC = SMC bulan
sebelumnya + surplus
ya
SMC = 200
tidak
SMC = 200 SS = surplus
ya
SS = 0
WS = (P – ETo) – SS
9
Run Off – Ground Storage
WS, if, K, PF
Infiltrasi = WS * if
½ * (1 + K) * i
GS = K * (Gsom) + ½ * (1 + K) * i
∆GS = -Gsom + GS
Base Flow =
Infiltrasi - ∆GS
tidak
ya
SRO = 0
10
Gambar 6 Grafik Perhitungan Debit Andalan
Untuk itu jumlah penduduk diperhitungkan dalam kurun waktu tertentu dengan
menggunakan proyeksi penduduk. Perhitungan proyeksi penduduk dilakukan mulai tahun 2010
sampai 2020.
Penentuan metode proyeksi penduduk yang akan digunakan adalah dengan berpedoman
pada nilai koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi yang dipilih adalah nilai korelasi yang
mendekati satu.
Dari data Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk dari tahun 2005 sampai tahun 2009
Persentase
Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Penduduk
Pertumbuhan
2005 200.360 - -
2006 211.129 10.769 5,375
2007 215.609 4.480 2,122
2008 220.109 4.500 2,087
2009 224.165 4.056 1,843
Rata-rata 5.951,25 2,857
Metode Korelasi ( r )
Aritmatik 3,96
Geometri 0,9746
Least Square 0,9239
11
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang paling mendekati satu adalah
Metode Geometri yaitu sebesar 0.9746. Maka dengan menggunakan persamaan Geometri
Pn = Po (1 + r)n
Dapat ditentukan proyeksi penduduknya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020
Sementara itu untuk hasil perhitungan proyeksi fasilitas untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut
Fasilitas Jumlah
Pendidikan 347
Rumah Sakit 10
Puskesmas 56
Posyandu 218
Perdagangan 2543
Hotel 45
Industri Besar 18
Industri Kecil 696
Gereja 395
Masjid 312
Pura 12
Vihara 5
12
Untuk perhitungan kebutuhan air domestik hingga tahun 2020 dapat dilihat di tabel berikut
Untuk perhitungan kebutuhan air non domestik hingga tahun 2020 dapat dilihat di tabel berikut
Dalam memperhitungkan kebutuhan air total, perlu diperhatikan beberapa kriteria sebagai
berikut :
13
Q hm = fhm x Q ave
Q jp = f jp x Q hari maksimum
= 153,496 L/dtk
= 76,748 L/dtk
= 920,976 L/dtk
= 1105,17 L/dtk
= 1181,92 L/dtk
Total Kebutuhan Air (Q total) tahun 2020 adalah sebesar 1181,92 L/detik.
14
Analisa keseimbangan air diperoleh dengan membandingkan ketersediaan air dengan kebutuhan air.
4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan dalam tugas akhir ini, dapat diambil kesimpulan antara
lain:
1. Debit andalan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih pada PDAM Jayapura berkisar antara
6,17 – 18,57 m3/det dimana yang terendah adalah di bulan Agustus dan tertinggi adalah di
bulan Maret
15
2. Kebutuhan air bersih penduduk Kota Jayapura setelah dilakukan proyeksi hingga tahun 2020
3. Dari hasil perhitungan keseimbangan air bersih, pemenuhan kebutuhan air bersih bagi
penduduk sudah dapat tercukupi dilihat dari hasil perhitungan water balance.
4.2 Saran
1. Diperlukan penambahan stasiun pengamat hujan karena hanya terdapat 1 stasiun pengamat
2. Diperlukan perawatan secara berkala pada sarana pendistribusian air bersih, sehingga debit air
3. Diperlukan penanganan khusus bagi kelebihan air dengan cara pembangunan reservoir sebagai
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. (1995). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Lee, R., (1990). Hidrologi Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Linsley, R.K, Franzini. Joseph, B.F. Sasongko, Djoko. (1986). Teknik Sumber Daya Air . Jilid 2
Linsley, R.K.Jr and M.A. Kohler. (1982). Hydrology For Engineers. Mc Graw Hill. Kogakusha.
Tokyo
16
Mock, F.J., (1973). Water Availability Appraisal. Basic study prepared for FAO/UNDP Land
17