Anda di halaman 1dari 11

Status Gizi Pada Orang Dewasa dan Lansia di Keluarga Binaan Desa

Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi


Banten

Disusun oleh :

KELOMPOK 5

Rindayu Yusticia I. P. 1102013251

Rika Dwi Angriani 1102012247

Listiana Widyarahma 1102013156

Fathinah Zuhudan R. 1102009141

Pembimbing :

dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

dr. Sophianita, MKK, PKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


JANUARI 2018

Status Gizi Pada Orang Dewasa dan Lansia di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang

²Fathinah Zuhudan R., ²Listiana Widyarahma, 2Rika Dwi A.,


2
Rindayu Yusticia Indira P., 1Sophianita, 1Yusnita.

1
Departemen Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jl. Letjen.Suprapto, RT. 10 / RW.5, Senen,
CempakaPutihTimur, RT.10/RW.5, Cemp.Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah
KhususIbukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105

Abstrak
Pendahuluan: Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak
faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan
saja. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.
Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.
Tujuan: Mengetahui gambaran status gizi pada dewasa dan lansia di Desa Pangkalan Kecamatan Tegal
Angus Kabupaten Tangerang.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode cross-sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah keluarga binaan di Desa Pangkalan dengan kriteria inklusi adalah keluarga
binaan laki-laki maupun perempuan yang berumur >17 tahun. Analisis data menggunakan cara univariat.
Hasil: Jumlah 47 responden yaitu 42 dewasa (89.4%) dan 5 lansia (10.6%). Responden dewasa yang
memiliki status gizi normal sebanyak 31 orang (73.8%), status gizi kurang sebanyak 4 orang (9.5%), dan
status gizi lebih sebanyak 7 orang (16.7%). Pada kelompok lansia didapatkan hasil bahwa status gizi
normal sebanyak 3 orang (60%), status gizi kurang sebanyak 1 orang (20%), dan status gizi lebih
sebanyak 1 orang (20%).
Kesimpulan: Gambaran status gizi di Desa Pangkalan sebagian besar adalah normal.

Kata kunci: Dewasa, Lansia, Status Gizi


Nutritional Status on Adults and Elderly in Pangkalan Village, Teluk Naga Sub-district, Tangerang
District

²Fathinah Zuhudan R., ²Listiana Widyarahma, 2Rika Dwi A.,


2
Rindayu Yusticia Indira P., 1Sophianita, 1Yusnita.

1
Departemen Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jl. Letjen.Suprapto, RT. 10 / RW.5, Senen,
CempakaPutihTimur, RT.10/RW.5, Cemp.Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah
KhususIbukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105

Abstract

Introduction: Nutrition problem is a public health problem caused by many factors, so the prevention is
not enough with medical approach and health service only. Nutritional status is the state of the body as a
result of food consumption and the use of nutrients. Differentiated on the status of malnutrition,
malnutrition, good nutrition, and more nutrition
Objective: To know the description of nutritional status in Desa Pangkalan Tegal Angus District
Tangerang Regency.
Method: The type of research used is descriptive with cross-sectional method. The population in this
study is the built family in Desa Pangkalan with inclusion criteria are male and female assisted families
>17 years old. Data analysis using univariate method.
Results: The number of 47 respondents was 42 adults (89.4%), and 5 elderly (10.6%). Adult respondents
who have normal nutritional status are 31 people (73.8%), nutritional status is less than 4 people (9.5%),
and nutritional status is more than 7 people (16.7%). Elderly respondents who have normal nutritional
status as much as 3 people (60%), nutritional status less as much as 1 person (20%), and nutritional
status more is 1 person (20%)
Conclusion: The description of nutritional status in Desa Pangkalan is mostly normal.

Keywords: Adult, Elderly, Nutritional Status


Pendahuluan

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh


banyak faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis
maupun pelayanan kesehatan saja.1

Prevalensi gizi kurang di dunia 14,9% dan regional dengan prevalensi tertinggi
Asia Tenggara sebesar 27,3% (WHO,2010). Menurut Suhardjo (2003) terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi status gizi diantaranya adalah faktor langsung:
konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Serta faktor tidak langsung antara lain tingkat
pendapatan, pengetahuan tentang gizi dan pendidikan. Sejalan dengan Suhardjo,
Almatsier (2006) menyatakan bahwa berbagai faktor social ekonomi akan
mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain:
pendapatan keluarga, pekerjaan, pendidikan dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.4
Target Sustainable Development Goals (SDGS) Pada tahun 2030, mengakhiri segala
bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan
stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan,
wanita hamil dan menyusui, serta lansia. 2

Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau
sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran
ukuran gizi tertentu3. Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Status gizi lebih
terjadi bila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah berlebihan, sedangkan status gizi
kurang terjadi bila tubuh mengalami tubuh mengalama kekurangan satu atau lebih zat
zat gizi esensial. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang
bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam
keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Status gizi merupakan keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih4. Kejadian gizi buruk akan menyebabkan
daya tahan tubuh anak menurun dan akan mudah terkena penyakit infeksi. Gizi buruk
jika tidak ditanggulangi dengan cepat, maka akan mempengaruhi kualitas pada
generasi selanjutnya5.

Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami masalah
status gizi lebih maupun status gizi kurang.4 Maryam (2011), menjelaskan bahwa hasil
penelitian yang dilakukan beberapa pakar menunjukkan masalah gizi pada lansia
sebagian besar merupakan masalah gizi berlebih yang memicu timbulnya penyakit
degeneratif atau hipertensi. Hal yang sama pun dinyatakan menurut Depkes RI (1996)
dalam Simanjuntak (2010), berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi pada
lansia sebagian besar merupakan masalah gizi lebih dan kegemukan/obesitas. Hal
tersebut dilihat berdasarkan hasil survei Indeks Masa Tubuh (IMT) orang dewasa di
Indonesia menunjukkan bahwa status gizi lebih pada umur 55 tahun keatas mencapai
20,6%, dengan distribusi status gizi lebih pada pria dan wanita sebesar 8,8% dan 10,8%,
sedangkan untuk status gizi lebih tingkat berat atau kegemukan pada pria dan wanita
sebesar 6,1% dan 13,7%.4

Berdasarkan laporan gizi Puskesmas Tegal Angus tahun 2017, total peserta pos
gizi di Puskesmas Tegal angus berjumlah 57 orang. 16 orang tetap gizi buruk (28,1%),
21 orang tetap gizi kurang (36,8%), perubahan gizi kurang ke gizi baik 9 orang (15,8%),
perubahan gizi baik ke gizi kurang berjumlah 11 orang (19,3%).

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan


mengadakan suatu penelitian mengenai gambaran status gizi pada orang dewasa dan
lansia di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang tahun 2018.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan


menggunakan metode cross-sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel-
variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu saat.
Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk keluarga binaan di Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang yang memenuhi semua
kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan metode quota sampling. Besar
sampel pada penelitian ini yaitu 47 orang.

Kriteria inklusi penelitian ini adalah anggota keluarga binaan laki-laki maupun
perempuan yang berumur >17 tahun di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang dan bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi
penelitian ini adalah anggota keluarga binaan yang tidak bersedia menjawab pertanyaan.

Pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan data primer yang didapatkan
dari pengisian lembar isian responden untuk mengetahui umur dan pemeriksaan fisik
yaitu mengukur berat badan dan tinggi badan responden untuk menentukan indeks
massa tubuh. Kemudian penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan dilakukan
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun dan tanpa alas kaki
yang dinilai berdasarkan ukuran antropometri dewasa yaitu rasio indeks masa tubuh
(IMT) berdasar umur terhadap nilai Indeks Antropometri, dan Berat badan terhadap
umur untuk status gizi anak menurut Penilaian Status Gizi KEMENKES Tahun 2011.

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara analisis univariat. Pada


penelitian ini analisis univariat digunakan melihat gambaran status gizi pada orang
dewasa dan lansia di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini telah dilakukan pada anggota keluarga binaan laki-laki dan
perempuan yang berumur >17 tahun di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang. Sampel diambil berdasarkan teknik quota sampling. Besar
sampel pada penelitian ini yaitu 47 orang.

Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Pangkalan Kecamatan


Teluk Naga Kabupaten Tangerang distribusi karakteristik responden yang dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


Kelompok Umur
Dewasa ( >17 tahun) 42 89.4
Lansia 5 10.6
Total 47 100
Pendidikan
Tidak Sekolah 5 10.8
SD 21 44.8
SMP 15 31.5
SMA 6 12.9
Total 47 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 23 48.9
Perempuan 24 51.1
Total 47 100
Pendapatan
< UMR 43 91.5
≥ UMR 4 8.5
Total 47 100
Pekerjaan
Tidak bekerja 6 12.8
Buruh 12 25.6
Wiraswasta 9 19.2
Ibu Rumah Tangga 20 42.4
Total 47 100
Berdasarkan frekuensi dari tabel 1 didapat jumlah penduduk terbanyak adalah usia
dewasa yaitu sebanyak 89.4%, pendidikan didapatkan pendidikan terbanyak adalah SD sebanyak
44.8%, persentase jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 51.1%, persentase
pendapatan masyarakat adalah dibawah UMR sebanyak 91.5%, pekerjaan terbanyak adalah Ibu
rumah tangga sebesar 42.4%.

Gambaran Status Gizi pada dewasa di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang

Penentuan status gizi dewasa dalam penelitian ini menggunakan IMT dengan rumus BB
(kg) : TB2 (m). Status gizi berdasarkan IMT dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga,
yaitu gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih. Pengkategorian status ini berdasarkan kategori
status gizi menurut KEMENKES tahun 2011, yaitu gizi lebih (IMT >25.1 kg/m 2), gizi normal
(IMT 18,5-25 kg/m2) dan gizi kurang (IMT <17 kg/m2). Status gizi pada dewasa di Desa
Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan IMT Status Gizi Dewasa di Desa Pangkalan
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Dewasa Frekuensi Persentase (%)

Kurang 4 9.5
Normal 31 73.8
Lebih 7 16.7
Total 42 100

Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa responden dewasa yang memiliki status gizi
normal sebanyak 31 orang (73.8%), status gizi kurang sebanyak 4 orang (9.5%), dan status gizi
lebih sebanyak 7 orang (16.7%).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat
mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang6.
Gambaran Status Gizi pada Lansia Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang

Tabel3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan IMT Status Gizi Lansia di Desa Pangkalan Kecamatan
Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Persentae
Lansia Frekuensi
(%)
Kurang 1 20

Normal 3 60
Lebih 1 20
Total 5 100
Berdasarkan tabel 3 didapatkan
bahwa responden lansia yang memiliki status gizi normal sebanyak 3 orang (60%), status gizi
kurang sebanyak 1 orang (20%), dan status gizi lebih sebanyak 1 orang (20%).

Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2000 mencatat
bahwa jumlah lansia yang ada di Indonesia sebesar 9.327.444 jiwa atau sekitar 4,53% dari
seluruh penduduk Indonesia7. Lansia di Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan dalam
keadaan kurang gizi adalah 3,4%, berat badan kurang 28,3%, berat badan lebih 6,7%, obesitas
3,4 % dan berat badan ideal 42,4%8.

Masalah kurang gizi pada lansia dapat dilihat dengan mudah melalui penampilan umum,
yakni rendahnya berat badan lansia dibandingkan dengan standar atau berat badan ideal
seseorang. Faktor risiko terjadinya kurang gizi pada lansia diakibatkan antara lain karena
beberapa faktor seperti selera makan rendah, gangguan gigi geligi, disfagia, gangguan fungsi
pada indera penciuman dan pengecap, pernafasan, saluran pencernaan, neurologi, infeksi, cacat
fisik dan penyakit lain seperti kanker. Selain itu, kurangnya pengetahuan asupan makanan yang
baik dan adanya faktor psikologi seperti depresi merupakan faktor risiko terjadinya kurang gizi8.
Simpulan

Berdasarkan penelitian pada keluarga binaan di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang didapatkan hasil bahwa dewasa yang memiliki status gizi normal sebanyak
31 orang (73.8%), status gizi kurang sebanyak 4 orang (9.5%), dan status gizi lebih sebanyak 7
orang (16.7%). Pada kelompok lansia didapatkan hasil bahwa status gizi normal sebanyak 3
orang (60%), status gizi kurang sebanyak 1 orang (20%), dan status gizi lebih sebanyak 1 orang
(20%).

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat
mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang6.

Saran

1. Bagi Puskesmas Tegal angus


Mengadakan penyuluhan tentang gizi seimbang agar gizi pada dewasa dan lansia tetap
dalam batas normal.
2. Bagi Masyarakat Desa Pangkalan
Ikut serta mencari informasi tentang gizi seimbang, melakukan skrining penyakit bagi
masyarakat dewasa dan lansia. Olahraga agar badan tetap bugar dan sehat.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Puskesmas Tegal Angus, kader kesehatan
RT/RW 004/005 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Kepada
Universitas YARSI, kepada dr. Yusnita, M.Kes dan dr. Sophianita,M.kes selaku pembimbing
kelompok lima kepaniteraan kedokteran komunitas periode Desember 2017 – Januari 2018 dan
kepada seluruh teman-teman yang terlibat langsung maupun tidak langsung sehingga kegiatan
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka

1. Supariasa dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta


2. Rokom. Inlay hail pemantauan status gizmo (PSG) 2016. diunduh dari
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20170203/0319612/%EF%BB% F
%EF%BB%BFinilah-hasil-pemantauan-status-gizi-psg-2016/ pada 21 Januari 2018
3. Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
4. Almatsier, S., 2006. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Utama
5. Yanti KD. 2005. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Buruk pada Balita
di Desa Kute Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.
[Skripsi Ilmiah]. Ungaran: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo.
6. Depkes RI. 2011. pedoman praktis memantau status gizi orang dewasa. Departemen
kesehatann Republik Indonesia. Jakarta
7. Hartono, Bambang dan tim penyusun: Depkes RI (2002). Profil indonesia 2002.Jakarta.
Depkes RI Jakarta.
8. Darmojo, Boedhi.(2009). Buku ajar boedhi-darmojo geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI.

Anda mungkin juga menyukai