Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Pembimbing :
Status Gizi Pada Orang Dewasa dan Lansia di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang
1
Departemen Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jl. Letjen.Suprapto, RT. 10 / RW.5, Senen,
CempakaPutihTimur, RT.10/RW.5, Cemp.Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah
KhususIbukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Abstrak
Pendahuluan: Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak
faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan
saja. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.
Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.
Tujuan: Mengetahui gambaran status gizi pada dewasa dan lansia di Desa Pangkalan Kecamatan Tegal
Angus Kabupaten Tangerang.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode cross-sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah keluarga binaan di Desa Pangkalan dengan kriteria inklusi adalah keluarga
binaan laki-laki maupun perempuan yang berumur >17 tahun. Analisis data menggunakan cara univariat.
Hasil: Jumlah 47 responden yaitu 42 dewasa (89.4%) dan 5 lansia (10.6%). Responden dewasa yang
memiliki status gizi normal sebanyak 31 orang (73.8%), status gizi kurang sebanyak 4 orang (9.5%), dan
status gizi lebih sebanyak 7 orang (16.7%). Pada kelompok lansia didapatkan hasil bahwa status gizi
normal sebanyak 3 orang (60%), status gizi kurang sebanyak 1 orang (20%), dan status gizi lebih
sebanyak 1 orang (20%).
Kesimpulan: Gambaran status gizi di Desa Pangkalan sebagian besar adalah normal.
1
Departemen Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jl. Letjen.Suprapto, RT. 10 / RW.5, Senen,
CempakaPutihTimur, RT.10/RW.5, Cemp.Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah
KhususIbukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Abstract
Introduction: Nutrition problem is a public health problem caused by many factors, so the prevention is
not enough with medical approach and health service only. Nutritional status is the state of the body as a
result of food consumption and the use of nutrients. Differentiated on the status of malnutrition,
malnutrition, good nutrition, and more nutrition
Objective: To know the description of nutritional status in Desa Pangkalan Tegal Angus District
Tangerang Regency.
Method: The type of research used is descriptive with cross-sectional method. The population in this
study is the built family in Desa Pangkalan with inclusion criteria are male and female assisted families
>17 years old. Data analysis using univariate method.
Results: The number of 47 respondents was 42 adults (89.4%), and 5 elderly (10.6%). Adult respondents
who have normal nutritional status are 31 people (73.8%), nutritional status is less than 4 people (9.5%),
and nutritional status is more than 7 people (16.7%). Elderly respondents who have normal nutritional
status as much as 3 people (60%), nutritional status less as much as 1 person (20%), and nutritional
status more is 1 person (20%)
Conclusion: The description of nutritional status in Desa Pangkalan is mostly normal.
Prevalensi gizi kurang di dunia 14,9% dan regional dengan prevalensi tertinggi
Asia Tenggara sebesar 27,3% (WHO,2010). Menurut Suhardjo (2003) terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi status gizi diantaranya adalah faktor langsung:
konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Serta faktor tidak langsung antara lain tingkat
pendapatan, pengetahuan tentang gizi dan pendidikan. Sejalan dengan Suhardjo,
Almatsier (2006) menyatakan bahwa berbagai faktor social ekonomi akan
mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain:
pendapatan keluarga, pekerjaan, pendidikan dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.4
Target Sustainable Development Goals (SDGS) Pada tahun 2030, mengakhiri segala
bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan
stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan,
wanita hamil dan menyusui, serta lansia. 2
Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau
sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran
ukuran gizi tertentu3. Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Status gizi lebih
terjadi bila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah berlebihan, sedangkan status gizi
kurang terjadi bila tubuh mengalami tubuh mengalama kekurangan satu atau lebih zat
zat gizi esensial. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang
bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam
keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Status gizi merupakan keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih4. Kejadian gizi buruk akan menyebabkan
daya tahan tubuh anak menurun dan akan mudah terkena penyakit infeksi. Gizi buruk
jika tidak ditanggulangi dengan cepat, maka akan mempengaruhi kualitas pada
generasi selanjutnya5.
Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami masalah
status gizi lebih maupun status gizi kurang.4 Maryam (2011), menjelaskan bahwa hasil
penelitian yang dilakukan beberapa pakar menunjukkan masalah gizi pada lansia
sebagian besar merupakan masalah gizi berlebih yang memicu timbulnya penyakit
degeneratif atau hipertensi. Hal yang sama pun dinyatakan menurut Depkes RI (1996)
dalam Simanjuntak (2010), berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi pada
lansia sebagian besar merupakan masalah gizi lebih dan kegemukan/obesitas. Hal
tersebut dilihat berdasarkan hasil survei Indeks Masa Tubuh (IMT) orang dewasa di
Indonesia menunjukkan bahwa status gizi lebih pada umur 55 tahun keatas mencapai
20,6%, dengan distribusi status gizi lebih pada pria dan wanita sebesar 8,8% dan 10,8%,
sedangkan untuk status gizi lebih tingkat berat atau kegemukan pada pria dan wanita
sebesar 6,1% dan 13,7%.4
Berdasarkan laporan gizi Puskesmas Tegal Angus tahun 2017, total peserta pos
gizi di Puskesmas Tegal angus berjumlah 57 orang. 16 orang tetap gizi buruk (28,1%),
21 orang tetap gizi kurang (36,8%), perubahan gizi kurang ke gizi baik 9 orang (15,8%),
perubahan gizi baik ke gizi kurang berjumlah 11 orang (19,3%).
Metode Penelitian
Kriteria inklusi penelitian ini adalah anggota keluarga binaan laki-laki maupun
perempuan yang berumur >17 tahun di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang dan bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi
penelitian ini adalah anggota keluarga binaan yang tidak bersedia menjawab pertanyaan.
Pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan data primer yang didapatkan
dari pengisian lembar isian responden untuk mengetahui umur dan pemeriksaan fisik
yaitu mengukur berat badan dan tinggi badan responden untuk menentukan indeks
massa tubuh. Kemudian penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan dilakukan
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun dan tanpa alas kaki
yang dinilai berdasarkan ukuran antropometri dewasa yaitu rasio indeks masa tubuh
(IMT) berdasar umur terhadap nilai Indeks Antropometri, dan Berat badan terhadap
umur untuk status gizi anak menurut Penilaian Status Gizi KEMENKES Tahun 2011.
Penelitian ini telah dilakukan pada anggota keluarga binaan laki-laki dan
perempuan yang berumur >17 tahun di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang. Sampel diambil berdasarkan teknik quota sampling. Besar
sampel pada penelitian ini yaitu 47 orang.
Karakteristik Responden
Gambaran Status Gizi pada dewasa di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang
Penentuan status gizi dewasa dalam penelitian ini menggunakan IMT dengan rumus BB
(kg) : TB2 (m). Status gizi berdasarkan IMT dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga,
yaitu gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih. Pengkategorian status ini berdasarkan kategori
status gizi menurut KEMENKES tahun 2011, yaitu gizi lebih (IMT >25.1 kg/m 2), gizi normal
(IMT 18,5-25 kg/m2) dan gizi kurang (IMT <17 kg/m2). Status gizi pada dewasa di Desa
Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan IMT Status Gizi Dewasa di Desa Pangkalan
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Kurang 4 9.5
Normal 31 73.8
Lebih 7 16.7
Total 42 100
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa responden dewasa yang memiliki status gizi
normal sebanyak 31 orang (73.8%), status gizi kurang sebanyak 4 orang (9.5%), dan status gizi
lebih sebanyak 7 orang (16.7%).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat
mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang6.
Gambaran Status Gizi pada Lansia Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang
Tabel3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan IMT Status Gizi Lansia di Desa Pangkalan Kecamatan
Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Persentae
Lansia Frekuensi
(%)
Kurang 1 20
Normal 3 60
Lebih 1 20
Total 5 100
Berdasarkan tabel 3 didapatkan
bahwa responden lansia yang memiliki status gizi normal sebanyak 3 orang (60%), status gizi
kurang sebanyak 1 orang (20%), dan status gizi lebih sebanyak 1 orang (20%).
Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2000 mencatat
bahwa jumlah lansia yang ada di Indonesia sebesar 9.327.444 jiwa atau sekitar 4,53% dari
seluruh penduduk Indonesia7. Lansia di Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan dalam
keadaan kurang gizi adalah 3,4%, berat badan kurang 28,3%, berat badan lebih 6,7%, obesitas
3,4 % dan berat badan ideal 42,4%8.
Masalah kurang gizi pada lansia dapat dilihat dengan mudah melalui penampilan umum,
yakni rendahnya berat badan lansia dibandingkan dengan standar atau berat badan ideal
seseorang. Faktor risiko terjadinya kurang gizi pada lansia diakibatkan antara lain karena
beberapa faktor seperti selera makan rendah, gangguan gigi geligi, disfagia, gangguan fungsi
pada indera penciuman dan pengecap, pernafasan, saluran pencernaan, neurologi, infeksi, cacat
fisik dan penyakit lain seperti kanker. Selain itu, kurangnya pengetahuan asupan makanan yang
baik dan adanya faktor psikologi seperti depresi merupakan faktor risiko terjadinya kurang gizi8.
Simpulan
Berdasarkan penelitian pada keluarga binaan di Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang didapatkan hasil bahwa dewasa yang memiliki status gizi normal sebanyak
31 orang (73.8%), status gizi kurang sebanyak 4 orang (9.5%), dan status gizi lebih sebanyak 7
orang (16.7%). Pada kelompok lansia didapatkan hasil bahwa status gizi normal sebanyak 3
orang (60%), status gizi kurang sebanyak 1 orang (20%), dan status gizi lebih sebanyak 1 orang
(20%).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat
mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang6.
Saran
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Puskesmas Tegal Angus, kader kesehatan
RT/RW 004/005 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Kepada
Universitas YARSI, kepada dr. Yusnita, M.Kes dan dr. Sophianita,M.kes selaku pembimbing
kelompok lima kepaniteraan kedokteran komunitas periode Desember 2017 – Januari 2018 dan
kepada seluruh teman-teman yang terlibat langsung maupun tidak langsung sehingga kegiatan
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka