2. Analgesik
Analgesik preempetif dimasukkan sebelum stimulus nyeri dapat mencegah
atau mererduksi nyeri secara substansial.Analgesik atau obat penghilang nyeri
adalah zat – zat yang dapat mengurngi atau menghilangkan nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetik umum). Analgetik
digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya: yakni:
Penekanan rasa nyeri dengan merintani pembentukan rangsangan dalam
reseptor nyeri perifer (analgetik perifer, anastesi lokal)
Menekan rasa nyeri dengan merintangi penyaluran rangsangan nyeri
dalam syaraf – syaraf sensoris (anestesi lokal)
Menghambat rasa nyeri dipusat nyeri dalam sistem saraf pusat (analgetik
narkotik, anestesi umum).
Sesuai teori pasien yang menjalani operasi akan mengalami rasa nyeri
setelah operasi. Kontrol nyeri pasca operasi perlu untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien pasca operasi. Dalam kasus ini pasien diberikan analgetik berupa
ketorolac yang dikombinasikan dengan ranitidin. Dimana ketorolac adalah
analgesik. Namun efek lain yang muncul ketika pemberian analgesik tanpa
disertai penurun asam lambung, pasien akan kesakitan pada daerah perut bagian
atas atau bisa juga merasakan sensasi seperti terbakar pada ulu hatinya. Efek
samping dari Ketorolac adalah menaikkan asam lambung, maka untuk
menurunkan asam lambung, dipilihlah ranitidin sebagai penurun kadar asam
lambung.
Pada kasus dengan ukuran batu dibawah 5 mm, dapat dilakukan perawatan
konservatif dengan pemberian agen diuretik dan dianjurkan untuk banyak minum,
agar meningkatkan aliran urin sehingga batunya dapat terdorong keluar, tetapi
pada kasus ini ukuran batunya lebih dari 5 mm.
Pada kasus ini dilakukan tindakan pembedahan berupa pyelolitotomi pada
renal dekstra telah sesuai dengan teori karena pada kasus ini ukuran batu pada
renal dekstra lebih dari 2 cm dan terdapat pula kalsifikasi pada area kaliks
inferior.