Anda di halaman 1dari 3

4.

Jelaskan jenis lendutan lain selain lendutan balik dan lendutan langsung pada evaluasi
perkerasan jalan !
Jawab :
Lendutan balik (rebound deflection) adalah besar lendutan balik vertikal suatu permukaan
perkerasan akibat beban yang berpindah, lendutan langsung (directly deflection) adalah besar
lendutan vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban langsung, dan lendutan stop-start
adalah besar lendutan vertical yang diakibatkan beban yang berhenti-jalan-berhenti-jalan.
Berdasarkan SNI 2416:2011 mengenai Pedoman Cara Uji Lendutan Perkerasan Lentur dengan
Alat Benkleman Beam terdapat tiga jenis pengukuran yang dilakukan menggunakan alat
Benkleman Beam tersebut, yaitu
1. Lendutan balik maksimum (Maximum Rebound Deflection)
Merupakan besarnya lendutan balik perkerasan pada kedudukan di titik kontak batang
Benkelman Beam setelah beban berpindah sejauh 6 meter.
2. Lendutan balik titik belok
Merupakan besarnya lendutan balik perkerasan pada kedudukan di titik kontak batang
Benkelman Beam setelah beban berpindah sejauh 0,30 meter untuk penetrasi asbuton dan
laburan atau sejauh 0,40 meter untuk aspal beton.
3. Cekung lendutan (Bowl Deflection)
Merupakan kurva yang menggambarkan bentuk lendutan dari suatu segmen perkerasan
jalan akiban beban yang disalurkan oleh ban kendaraan.
Berikut merupakan cara mengukur lendutan maksimum dan cekung lendutan dengan
menggunakan alat Benkleman Beam :
a. Menentukan titik pemeriksaan.
Pemeriksaan umumnya dilakukan pada titik lendutan balik yang memerlukan data-data
tambahan, atau disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Tentukan titik pada permukaan jalan yang akan diperiksa dan diberi tanda (+) dengan kapur
tulis.
c. Tempatkan truk arah kemuka sejauh 6 meter dari titik yang akan diperiksa.
d. Letakkan tumit batang (beam toe) Benkelman Beam pada titik yang akan diperiksa,
kemudian:
o Periksa kedudukan batang sehingga sejajar as jalan dan kaki batang terletak pada
landasan yang stabil/mantap.
o Atur jarum arloji pengukur pada angka nol.
e. Beri tanda pada permukaan jalan mulai dari titik kontak batang, dengan jarak-jarak10, 20,
30, 40, 50, 70, 100, 150, 200, dan 600 cm kearah muka.
f. Truk dijalankan mundur perlahan – lahan hingga tumit batang terselip diantara salah satu
ban ganda belakang dan truk berhenti pada saat pusat muatan ban ganda belakang berada
diatas titikkontak batang.
g. Pada kedudukan ban ganda belakang tersebut pada (f) dilakukan pembacaan. Pembacaan
arloji pengukur dilakukaan setiap menit, sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil
atau sama dengan 0,01 mm/menit atau setelah 3 mnit.
h. Truk dijalankan lagi perlahan-lahan sejauh 10 cm dari titik kontak batang, pembacaan
dilakukan lagi setiap menit, sampai kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama
dengan 0,01 mm/menit atau setelah 3 menit.
i. Truk dijalankan lagi secara perlahan-lahan pada jarak –jarak 20cm, 30, 40, 50, 70, 100,
150, 200, dan 600 cm dari titik kontak batang dan pembacaan dilakukan pada tiap-tiap
jarak tersebut diatas sesuai cara (h)
j. Catat pembacaan (h) dan (i) ini sebagai pembacaan cekung lendutan.
k. Catat dan gambar penampang lapisan perkerasan, serta data-data lain yang diperlukan.
l. Pada waktu truk berjalan mundur dan ban ganda belakang sudah berada +2 meter didepan
titik kontak batang, dan diperkirakan batang tidak akan tepat masuk diantara ban ganda
yang bersangkutan, maka trtuk harus maju lagi untuk menempatkan arah.
m. Untuk mendapatkan data-data yang baik, disarankan selalu bekerja pada cuaca yang dingin
suhu permukaan jalan lebih rendah atau sama dengan 40°C) guna menghindari pengaruh
suhu terhadap alat dan struktur jalan.
n. Pelaporan:
Laporkan hasil-hasil pengukuran dan cekung lendutan, dan formulir pemeriksaan struktur
perkerasan jalan.
Gambar 1. 1 Contoh Data Cekung Lendutan

Anda mungkin juga menyukai