Anda di halaman 1dari 11

Konsep Reologi

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
S
Reologi 101
Dari Berbagai Sumber

Reologi (Rheology) adalah sifat pengaliran bahan. Disamping dalam


bentuk/format zalir (liquid), bahan yang ditinjau sifat reologinya dapat
juga mencakup bahan lunak-padat (soft-solid) dan padat (solid),
dibawah kondisi dimana bahan tersebut akan lebih bersifat mengalir
daripada berdeformasi elastis. Kondisi ini berlaku pada bahan-bahan
yang memiliki struktur kompleks, termasuk lumpur, polimer, bahan
dalam bentuk suspensi, bahan organik serta bahan yang dijadikan
objek pembahasan yaitu bahan bitumen.

Dalam disiplin ilmu bahan perkerasan, objek utama dari penelitian


terhadap sifat reologi adalah bitumen. Hal ini karena bitumen memiliki
sifat berubah dari mengalir secara pseudoplastic hingga menjadi
newtonian yaitu kental ideal (ideal-viscous), akibat suhu (T) dan waktu
pembebanan (t).
Reologi 101
Dari Berbagai Sumber

VISCO-
VISCOUS ELASTIC
ELASTIC

Hukum Newton Hukum Hooke


Model Mekanika Bahan

1
.

Model Dashpot 2a.

2b.

Model Pegas
3.

Model Maxwell
Konsep Perilaku Molekuler

Jenis Material Tanpa Dengan


Tegangan Geser Tegangan Geser
suspensi dengan
molekul berbentuk jarum

partikel
teraglomerasi

suspensi dengan
molekul berbentuk bola
Complex Modulus
sumber: Shell, 2003

Complex Modulus (G*) adalah Modulus yang merupakan


gabungan/resultante (penjumlahan vektor) dari Storage Modulus
(G) Elastic Storage dan Loss Modulus (G) Viscous Disipation

G*
G
G = G*cos
G= G*sin
G
Complex Modulus (cont.)

Utilisasi Parameter:
Asphalt Institute, Superpave Series No.1; SP - 1, 1997

Parameter:

G* dan yang dihasilkan oleh alat DSR

Batasan Ketahanan Terhadap Deformasi Permanen


G*/sin pada 25C > 1,00 kPa pada contoh asli
G*/sin pada 25C > 2,20 kPa pada contoh setelah RTFOT

Batasan Ketahanan Terhadap Retak Lelah


G*sin pada 25C < 5.000 kPa pada contoh asli
Complex Modulus (cont.)

Urutan Proses:
Aplikasi
Torsi 1. Aplikasi Torsi Aplikasi Tegangan Geser
() F/A
2. Ukur Regangan ()
3. Hitung Modulus Geser Kompleks (G*)
Batang Torsi 4. Lepas (Released) Aplikasi Torsi
5. Ukur Selisih Posisi (Posisi Awal dan Posisi
Setelah Lepas Aplikasi) Phase Angle ()
4. Perhitungan G*, G dan G
Ilustrasi Model:
Sampel
'
Pelat
Dasar


Kondisi Awal 1., 2., 3. 4., 5.
Kendali Suhu
Complex Modulus vs Modulus Kekakuan
(Sbit)

Untuk mendapatkan nilai Modulus Kekakuan Bitumen (Sbit)


yang akan digunakan dalam perhitungan dan analisis, perlu
dilakukan konversi nilai Complex Shear Modulus (G*) dari hari
pengujian Dynamic Shear Rheometer (DSR). Berdasarkan
Bituminous Binders and Mixes, L. Francken, 1998, hubungan
diantaranya adalah sebagai berikut;

Sbit = 2 x G* x (1 + )
dimana:
Sbit = Modulus Kekakuan Bitumen
G* = Complex Shear Modulus
= Poisson Ratio
Poisson Ratio

Secara matematis, expresi yang digunakan adalah seperti


yang tersaji pada persamaan berikut:

trans
dimana:
v = Poisson Ratio
axial
trans = Regangan Transversal
axial = Regangan Axial
Modulus Kekakuan Campuran
sumber: Heukulom & Klomp, 1978

Metode untuk menetapkan kekakuan (stiffness) campuran aspal yang


terbaik adalah dengan menggunakan test laboratorium yang sesuai,
tetapi jika hal ini tidak memungkinkan dapat menggunakan beberapa
pendekatan seperti nomogram ataupun formula.

2,5 Cv 4 x105
S mix Sbit 1 x n 0.83 log
n 1 C v S bit
dimana:

Smix = Modulus kekakuan


campuran, kg/cm2
Sbit = Modulus kekakuan aspal, kg/cm2
Cv = Volume Agregat/Volume
Campuran

Anda mungkin juga menyukai