Anda di halaman 1dari 2

Dee Lestari quotes (showing 1-30 of 230)

“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia
dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling
menyayang bila ada ruang?”
― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan
digiring.(Spasi)”
― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan
tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.”
― Dee Lestari, Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
“Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“aku gak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan
orang yg sama. bingung di antara penyesalan dan penerimaan.”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata.”
― Dee Lestari, Supernova: Akar
“Kadang - kadang pilihan yang terbaik adalah menerima...”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-
segalanya.”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“Hati tidak memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu memilih, ia selalu tahu kemana
harus berlabuh”
― Dee Lestari
“Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.
Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu”
― Dee Lestari, Partikel
“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu
buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”
― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa
bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang aku
pun merasa cukup.”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku
menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki
segalanya.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak.
Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. selama kita diam dan ngga berbuat apa-apa,
selamanya dia tetap jadi hantu, ngga akan pernah jadi kenyataan.”
― Dee Lestari
“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya
indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening.
Bening. Apa adanya.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi.”
― Dee Lestari
“Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua
melenyapkan. Mencari Herman”
― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda?
Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup
miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tak
sanggup saya miliki.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“I'd like to find the guy who invented the proverb 'go with the flow' and lead him to an ocean
full of hungry sharks. And see how he would flow. I'd really like to know.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Cinta kan tidak butuh tali. Ia membebaskan. Jadi buat apa kita melawan arusnya dan malah
saling menjajah?”
― Dee Lestari
“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya. Filosofi Kopi”
― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil
agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Jingga di bahumu. Malam di depanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu. Teruslah
berjalan. Teruslah melangkah. Kutahu kau tahu. Aku ada.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu,
ga akan pernah jadi kenyataan”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“Akan ada satu saat kamu bertanya: pergi ke mana inspirasiku? Tiba-tiba kamu merasa
ditinggal pergi. Hanya bisa diam, tidak lagi berkarya. Kering. Tetapi tidak selalu itu berarti
kamu harus mencari objek atau sumber inspirasi baru. Sama seperti jodoh, Nan. Kalau punya
masalah,tidak berarti harus cari pacar baru kan? Tapi rasa cinta kamu yang harus
diperbarui.Cinta bisa tumbuh sendiri,tetapi bukan jaminan bakal langgeng selamanya,apalagi
kalau tidak dipelihara. Mengerti kamu?"
-Nasihat Poyan pada Keenan suatu hari”
― Dee Lestari, Perahu Kertas
“Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya
tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.”
― Dee Lestari, Rectoverso
“Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak
terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai
akhirnya berlabuh di hati.”
― Dee Lestari, Perahu Kertas

Anda mungkin juga menyukai