Anda di halaman 1dari 6

Nama : Katrien Arumsari

Nim : G2d215006

Tugas : Metabolisme Komponen Pangan

Hormon Epinefrin (Adrenalin)

Epinefrin atau adrenalin (bahasa Inggris: adrenaline, epinephrine) adalah sebuah hormon yang
memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Tidak hanya gerak, hormon ini pun
memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derah tinggi atau cahaya yang terang.
Reaksi yang kita sering rasakan adalah frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan
keterkejutan (http://id.wikipedia.org/wiki/Adrenalin).

Hormon epinefrin disintesis pada kelenjar adrenal bagian medulla oleh sel-sel kromafin. Pada
mamalia, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk
segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, “dekat” atau “di” + renes, “ginjal”). Kelenjar ini
bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin,
termasuk kortisol dan hormon adrenalin.

PROSES SINTESIS

Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas keseluruhan
katekolamin, termasuk L-dopa, dopamine, norepinefrin, and epinefrin.

Epinefrin disintesis melalui metilasi terhadap amina pangkal primer pada norepinefrin oleh
feniltanolamin N-metiltransferase (PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan sel-sel medulla
adrenal (sel kromafin). PNMT hanya terdapat pada sitosol sel-sel medula adrenal.. PNMT
menggunakan S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang menyumbangkan gugus metil
pada norepinefrin, membentuk epinefrin.

Karena norepinefrin diaktifkan oleh PNMT dalam sitosol, pertama norepinefrin harus diubah di
luar granula sel kromafin. Hal ini bisa terjadi via katekholamin-H+ penukar VMAT1. VMAT1
juga bertanggung jawab mentransport epinefrin yang baru disintesis dari sitosol kembali ke
dalam granula sel kromafin untuk persiapan pelepasan.

Jalur biosintetik utama : fenilalanin→tirosin→dopa→dopamin→norepinefrin→ epinefrin.

Tirosin dioksidasi menjadi dopa, dan mengalami dekarboksilasi menjadi dopamin, yang
dioksidasi menjadi norepinefrin. Norepinefrin dimetilasi menjadi epinefrin. Hasil akhir
biosintesis epinefrin dan norepinefrin atau disebut katekolamin dapat berupa dopamin pada
jaringan-jaringan tertentu (misalnya paru, usus, hati) di sana zat tersebut bereaksi sebagai
hormon lokal (Bagnara dan Turner, 1988).

Norepinefrin terbentuk melalui hidroksilasi dan dekarboksilasi tirosin, dan epinefrin melalui
metilasi norepinefrin. Feniletanolamin-N-metiltransferase (PNMT), enzim yang mengkatalisis
pembentukan epinefrin/epinefrin dari norepinefrin, ditemukan dalam jumlah cukup banyak
hanya di otak dan medulla adrenal. PNMT medulla adrenal diinduksi oleh glukokortikoid, dan
walaupun diperlukan jumlah relatif besar, konsentrasi glukokortikoid dalam darah yang mengalir
dari korteks ke medula cukup tinggi. Setelah hipofisektomi, konsentrasi glukokortikoid darah ini
turun dan sintesis epinefrin menurun.

Epinefrin yang ditemukan dalam jaringan di luar medulla adrenal dan otak sebagian besar
diserap dari darah dan bukan disintesis in situ. Yang menarik, epinefrin kadar rendah kembali
muncul dalam darah beberapa waktu setelah adrenalektomi bilateral, dan kadar ini diatur seperti
yang disekresi oleh medula adrenal (Ganong, 1995).
Peran Hormon

Hormon epinefrin berfungsi memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Tidak
hanya gerak, hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi
atau intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi detak jantung
meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.

Fungsi hormon ini mengatur metabolisme glukosa terutama disaat stres. Hormon epinefrin
timbul sebagai stimulasi otak, menjadi waswas dan siaga. Dan secara tidak langsung akan
membuat indra kita menjadi lebih sensitif untuk bereaksi.

Hormon ini berfungsi untuk mencegah efek penuaan dini seperti melindungi dari Alzheimer,
penyakit jantung, kanker payudara dan ovarium juga osteoporosis. Semakin tinggi tingkat DHEA
(dehidroepiandrosteron) dalam tubuh, maka makin padat tulang.
Molekul-molekul epinefrin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang
memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan
karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-
sel yang mengelilingi pembuluh merespon epinefrin dan mengalirkan lebih banyak darah yang
dibutuhkan jantung.

Secara garis besar, aksi yang ditimbulkan oleh epinefrin antara lain : menambah kadar gula darah
(hiperglikemik), merangsang adenohipofisis untuk pelepasan ACTH, meningkatkan konsumsi
oksigen dan laju metabolisme basal, menaikkan frekuensi (efek kronotropik positif) dan
amplitudo kontraksi jantung, dilatasi pembuluh darah di otot rangka dan hati, keresahan,
kecemasan, perasaan lelah, mengurangi kadar eosinofil, meningkatkan kecepatan tingkat
metabolik yang independen terhadap hati.

MEKANISME PENGATURAN SEKRESI

Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Dapat meningkat


dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Pengeluaran yang
bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk melawan shok yang disebabkan oleh situasi
darurat.

Sekresi hormon ini terjadi dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang mengakibatkan
paru-paru bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga
peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke otak, dan peningkatan
tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300% melebihi batas normal. Akibatnya,
bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk
pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Aliran darah di kulit akan berkurang
untuk dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehingga orang-orang yang menghadapi stress
biasanya gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering disebut keringat dingin.
Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan kecepatan glikogenolisis di
dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin bisa berupa stres fisik atau emosional yang bersifat
neurogenik.
Kelebihan atau Kekuranga Hormon Adrenalin

Berbagai gejala negatif pada aktivitas atau metabolisme organ tubuh karena pengaruh epinefrin
bisa disebabkan karena 2 kemungkinan : sekresi yang berlebihan atau sebaliknya kekurangan
sekresi. Masalah tersebut di antaranya :

a. Palpitasi
Merupakan gejala abnormal pada kesadaran detak jantung, bisa terlalu lambat, terlalu
cepat, tidak beraturan, atau berada dalam frekuensi normal. Gejala ini disebabkan akibat
sekresi epinefrin yang berlebihan. Tapi bisa juga karena konsumsi alkohol, kafein,
kokain, amfetamin, atau obat-obatan yang lain, penyakit (seperti hipertiroidisme), atau
efek panik.
b. Tachychardia
Perningkatan kecepatan aktivitas jantung. Kelainan endokrin seperti feokromositoma
dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dan tachychardia bebas dari sistem syaraf.
c. Arrhythmia
Keadaan abnormal pada aktivitas elektrik jantung. Jantung bisa berdetak lebih cepat atau
sebaliknya malah lebih lambat. Sama seperti palpitasi, kelainan ini dipicu oleh sekresi
epinefrin yang berlebihan.
d. Sakit kepala
Kondisi sakit pada kepala, pada bagian leher ke atas. Umumnya disebabkan oleh
ketegangan, migrain, ketegangan mata, dehidrasi, gula darah rendah dan sinusitis.
Beberapa sakit kepala juga karena kondisi ancaman hidup seperti meningitis,
ensephalatis, aneuisme cerebral, tekanan darah sangat tinggi, dan tumor otak.
e. tremor
ritme, pergerakan otot melibatkan pergerakan menuju dan dari (osilasi) salah satu bagian
tubuh. Kebanyakan tremor terjadi pada tangan. Pada beberapa orang, tremor adalah
gejala kelainan saraf yang lain. Umumnya disebabkan karena masalah pada bagian otak
atau spinal cord yang mengontrol otot melalui tubuh atau area tertentu, seperti tangan.
Penyebabnya adalah stres yang teralu banyak sehingga sekresi epinefrin menjadi tidak
terkendali
f. Hipertensi
Merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan darah naik secara kronis. Hipertensi
adalah karakter khas dari berbagai abnormalitas kortikal adrenal.
g. Edema paru-paru akut
Akumulasi fluida dalam paru-paru, disebabkan kegagalan jantung melepaskan fluida dari
sirkulasi paru-paru, akibat disnormalitas sekresi epinefrin.
h. Alergi
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat
tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktor
genetik, lingkungan dan pengontrol internal.Alergi dikaitkan dengan peningkatan
hormone epinefrin dan progesterone. Peningkatan hormon epinefrin menimbulkan
manifestasi klinis perubahan suasana hati, dan kecemasan.

Daftar Pustaka

Dorland, N. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta; EGC. 2002


Guyton, AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta; EGC. 2007
Ganong, WF. Review of medical physiology. 20th Edition. USA; McGraw-Hill. 2001
http://id.wikipedia.org/wiki/Adrenalin
Turner dan Bagnara (1988), Endokrinologi Umum, edisi keenam, Airlangga University Press, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai