Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI

CARA KERJA SISTEM ENDOKRIN SAAT TERJADI PERUBAHAN


DARI LUAR DAN DALAM TUBUH

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi

Dosen Pengampu :

Dr. Asep Suryana Abdurrahmat., S.Pd., M.Kes

Disusun Oleh :

Aldisa Trinanda Putri 224102099

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2022
BAB I

PEMBAHASAN

A. Kerja Sistem Endokrin Saat Tubuh Mengalami Stres


Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang
misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara
obyektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan, gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar
diri seseorang. Faktor-faktor yang menyebabkan stres berasal dari
rangsangan fisik, psikologis, atau dapat keduanya. Stres fisik disebabkan
oleh exposure stressor yang berbahaya bagi jaringan tubuh misalnya
penurunan konsentrasi oksigen. Sedangkan pada stress psikologis
misalnya pada perubahan kehidupan, hubngan sosial, perasaan marah,
takut, dan depresi.
Ketika terdapat stressor, otak akan menerima stressor tersebut
sebagai respon yang mempengaruhi hipotalamus. Sebagai respon
hipotalamus secara langsung mengaktifkan sistem saraf simpatis.
Mengeluarkan CRH untuk merangsang sekresi ACTH dan kortisol, dan
memicu pengeluaran Vasopresin. Stimulasi simpatis pada gilirannya
menyebabkan sekresi epinephrine, dimana keduanya memiliki efek sekresi
tehadap insulin dan glucagon oleh pancreas. Selain itu vasokonstriksi
arteriole di ginjal oleh katekolamin secara tidak langsung memicu sekresi
rennin dengan menurunkan aliran darah ke ginjal. Renin kemudian
mengaktifkan mekanisme rennin-angiotensin-aldosteron. Dengan cara ini,
selama stress, hipotalamus mengintegrasikan berbagai respon baik dari
sistem saraf simpatis maupun sistem endokrin.
Reaksi normal pada seseorang yang sehat pada keadaan darurat
yang mengancam jiwanya, akan merangsang pengeluaran hormon
adrenalin yang menyebabkan meningkatnya denyut nadi, pernapasan,
memperbaiki tonus otot dan rangsangan kesadaran yang kesemuanya akan
meningkatkan kewaspadaan dan siap akan kecemasan dan antisipasi yang
akan dihadapi, untuk kembali pada keadaan yang normal setelah suatu
krisis yang dihadapinya. Walaupun kondisi ini akan dilanjutkan dengan
keadaan stress yang siap akan terjadinya suatu kerusakan pada tubuh.
Selanjutnya apabila suatu krisis terjadi dengan suatu kasus sangat ekstrem
maka dapat menimbulkan suatu kepanikan yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan atau cidera.
Stress adalah suatu psycho physiological phenomenon, ini adalah
kombinasi antara maksud pikiran dan gerak tubuh. Secara fisiologis, tubuh
dapat menunjukkan 3 tahap (fase) ketika menghadapi stress yaitu alarm
stage, resistance stage, dan exhaustion stage. Reaksi ini oleh Dr. Hans
Selye disebut sebagai GAS Theory (General Adaptation Syndrome).
Pada alarm stage, terjadi peningkatan sekresi pada glandula
adrenalis, mempersiapkan tubuh melaksanakan respon fight or fight.
Seluruh efek tersebut menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan
aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek di atas.
Pada resistance stage, terjadi setelah alarm stage. Selama fase ini
tubuh memperbaiki dirinya sendiri akibat sekresi adrenokortikal yang
menurun.
Pada exhaustion stage sudah mempengaruhi sistem organ, atau
salah satu organ menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan terjadinya
stress yang kronis. Stress kronis ini dapat mengganggu fungsi otak, saraf
otonom, sistem endokrin, dan sistem immune yang kita sebut sebagai
penyakit psikosomatis.

B. Kerja Sistem Endokrin pada Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin yang befungsi
untuk mengontrol metabolisme tubuh dan memproduksi energi untuk
melakukan aktivitas. Dua hormone yang diproduksi oleh kelenar tiroid
adalah triiodothyroine (T3) dan tiroksin (T4). Hormone tersebut berperan
penting untuk mengatur tekanan darah, suhu tuuh, jantung, pencernaan,
kadar kolesterol, otot, dan saraf.
Kelenjar tiroid menggunakan yodium dari makanan yang kita
makan dan akan menggabungkannya dengan asam amin untuk
menghasilkan hormon triiodothyroine dan hormone tiroksin. Kelenjar
tiroid terdiri dari 2 lobs yaitu lobus kiri dan kanan. Kedua lobus tersebut
membuat kelenar tiroid nampak seperti kupu-kupu. Kelenjar tiroid terdiri
dari struktur yang dikenal sebagai folikel dan mengandung zat lengket
bernama koloid. Setiap folikel dalam kelenjar tiroid dikelilingi oleh
lapisan sel epitel, disitulah produksi hormon tiroid terjadi.
Proses hormon endokrin dari kelenjar tiroid dikendalikan oleh
mekanisme umpan balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar
hipofisis anterior otak. Jika tubuh mengalami penurunan kadar T3 dan T4
dalam plasma darah. Maka hipotalamus akan menerima sinyal untuk
mengeluarkan hormon pelepas tirotropin atau TRH. Hormo tersebut
kemudian akan mengaktifkan kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan
hormon perangsang tiroid (TSH) yang dikirim dan masuk ke kelenjar
tiroid. Hormone TSH akan merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormone T3 dan T4.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A. (2012). PERUBAHAN HORMON TERHADAP STRES. jurnal, 1-3.

Oeniasih, d. P. (2022, 04 20). Kelenjar Tiroid dan Partiroid. Retrieved from Kelenjar Tiroid
dan Partiroid: http://ciputrahospital.com/kelenjar-tiroid-dan-paratiroid/

Anda mungkin juga menyukai