Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN
DIREKTUR JAMINAN SOSIAL KELUARGA
NOMOR : /SK/LJS.JSK.TU/01/2018

TENTANG

PENGANGKATAN PENDAMPING SOSIAL


PROGRAM KELUARGA HARAPAN
TAHUN 2018

DIREKTUR JAMINAN SOSIAL KELUARGA

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Program Keluarga


Harapan Tahun 2018 dipandang perlu mengangkat
Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan (PKH)
Tahun 2018;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a di atas perlu ditetapkan
Keputusan Direktur Jaminan Sosial Keluarga;
c. bahwa nama-nama sebagaimana tercantum dalam
keputusan ini memenuhi syarat untuk diangkat sebagai
Pendamping Sosial PKH Tahun 2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara RI Tahun
2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
5235);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);
5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang
Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 156);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 83, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4738);
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845);
8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Program Keluarga Harapan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 940).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JAMINAN SOSIAL KELUARGA


TENTANG PENGANGKATAN PENDAMPING SOSIAL
PROGRAM KELUARGA HARAPAN TAHUN 2018.

KESATU : Mengangkat nama-nama yang tercantum pada lajur 05


untuk jabatan sebagaimana tersebut pada lajur 06, dengan
lokasi tugas sebagaimana tersebut pada lajur 04, kepadanya
diberikan honorarium sesuai tahun mulai tugas (TMT)
sebagaimana tercantum pada lajur 07 dalam daftar lampiran
keputusan ini.

KEDUA : Tugas Pendamping Sosial PKH sebagaimana dimaksud


Diktum KESATU meliputi:
1. Melakukan kegiatan sosialisasi PKH kepada aparat
pemerintah di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan,
organisasi perangkat daerah, dan masyarakat umum;
2. Melakukan pertemuan awal dan validasi data calon KPM
PKH;
3. Melakukan verifikasi komitmen kehadiran anggota KPM
PKH pada layanan fasilitas pendidikan dan kesehatan
pada waktu yang telah ditetapkan;
4. Melakukan pendampingan KPM PKH dalam fasilitasi
akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan
sosial untuk pemenuhan komitmen dan kewajiban
sesuai ketentuan;
5. Melakukan pemutakhiran data KPM PKH setiap terjadi
perubahan;
6. Melakukan pertemuan peningkatan kemampuan
keluarga (P2K2) bagi seluruh KPM PKH sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan;
7. Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi kepada KPM
PKH untuk memperoleh bantuan sosial PKH dan
bantuan program komplementer lainnya.

KETIGA : Pendamping Sosial PKH sebagaimana dimaksud Diktum


KESATU berkewajiban :
1. Membuat rencana kerja implementasi PKH di tingkat
kecamatan dan disampaikan kepada Koordinator
Kabupaten/Kota dan Supervisor Pekerjaan Sosial;
2. Memfasilitasi pemecahan isu, penanganan keluhan dan
kasus yang berasal dari KPM PKH;
3. Menyediakan informasi terkait PKH berdasarkan
permintaan dari Koordinator Kabupaten/Kota dan
Supervisor Pekerjaan Sosial, Koordinator Wilayah,
Koordinator Regional, dan/atau Direktorat JSK melalui
SimPKH atau media komunikasi lainnya;
4. Memastikan KPM PKH memperoleh penyaluran bantuan
PKH dan program komplementer lainnya;
5. Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis dan/atau pemantapan yang diselengarakan oleh
Kementerian Sosial maupun oleh Dinas/Instansi Sosial
Pelaksana PKH;
6. Melaksanakan seluruh ketentuan dan kebijakan
program sesuai Pedoman Operasional PKH dan
ketentuan lain yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial;
7. Bertanggung jawab dan melaporkan realisasi
pelaksanaan PKH kepada Koordinator Kabupaten/Kota
dan Supervisor Pekerjaan Sosial.

KEEMPAT : Pendamping Sosial PKH sebagaimana dimaksud Diktum


KESATU berkewajiban memegang teguh prinsip Kode Etik
Petugas Pelaksana PKH:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin;
3. Memberikan pelayanan dengan sikap hormat, sopan dan
tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara dan tidak memberikan data kepesertaan PKH
baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak lain
kecuali mendapat izin dari Kementerian Sosial dan/atau
Dinas/Instansi Sosial Pelaksana PKH;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapatkan
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
11. Tidak melakukan tindakan penggelapan dan/atau
penyalahgunaan dana, termasuk mengutip, mengurangi,
membawa dan/atau menyimpan uang bantuan program;
12. Tidak melakukan manipulasi/pemalsuan data atau
dokumen untuk kepentingan laporan program;
13. Tidak melanggar Surat Keputusan Direktur Jaminan
Sosial Keluarga tentang tata tertib dan disiplin kerja
serta larangan rangkap pekerjaan bagi Pegawai Non PNS
Pelaksana PKH.

KELIMA : Pendamping Sosial PKH sebagaimana dimaksud Diktum


KESATU berhak memperoleh:
1. Honorarium yang dibayarkan setiap bulan dengan jumlah
nominal sesuai lampiran SK, mencakup:
a. Honor bulanan
b. Tunjangan jaminan kesehatan
c. Tunjangan jaminan ketenagakerjaan
2. Cuti tahunan dan cuti keperluan melahirkan, dengan
ketentuan:
a. Cuti tahunan diberikan sebanyak-banyaknya 12 (dua
belas) hari kerja dalam satu tahun, sudah termasuk di
dalamnya hak cuti bersama;
b. Pelaksanaan cuti tahunan tidak boleh bertepatan
dengan jadwal final closing pemutakhiran data dan
penyaluran bantuan PKH;
c. Cuti keperluan melahirkan diberikan sebanyak-
banyaknya selama 3 (tiga) bulan, dapat diambil 1
(satu) bulan sebelum melahirkan dan 2 (dua) bulan
setelah melahirkan. Pengambilan hak cuti ini harus
memperhatikan keberlangsungan tugas pokok dan
fungsi Pendamping Sosial PKH;
d. Pengambilan hak cuti tahunan, cuti keperluan
melahirkan dikonsultasikan kepada Koordinator
Kabupaten/Kota dan diajukan secara tertulis kepada
Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota Pelaksana PKH
dengan ketentuan minimal 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan cuti;
e. Persetujuan atas surat pengajuan cuti tahunan atau
cuti keperluan melahirkan diterbitkan oleh
Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota Pelaksana
PKH, yang pelaksanaannya dihitung sejak tanggal
permohonan disetujui;
f. Selama pelaksanaan cuti tahunan atau cuti keperluan
melahirkan, Pendamping Sosial PKH tetap berhak
mendapatkan pembayaran honornya.
KEENAM : Pendamping Sosial PKH sebagaimana dimaksud Diktum
KESATU yang terbukti tidak melaksanakan tugas, kewajiban
dan prinsip Kode Etik Petugas Pelaksana PKH sebagaimana
dimaksud Diktum KEDUA, KETIGA, dan KEEMPAT
diberikan sanksi dalam bentuk:
1. Mendapat teguran secara lisan, dan/atau;
2. Mendapat teguran secara tertulis berupa Surat
Peringatan (SP), dengan ketentuan :
a. SP-1 : berlaku untuk dua bulan pertama;
b. SP-2 : berlaku untuk satu bulan, diberikan jika tidak
menunjukan perubahan sikap dan kinerja
setelah dua bulan mendapat SP-1;
c. SP-3 : diberikan jika tidak menunjukan perubahan
sikap dan kinerja setelah satu bulan
mendapat SP-2 atau terbukti melakukan
pelanggaran berat, sebagimana Diktum
KEEMPAT pada butir 11, 12, dan 13;
d. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota diberikan
kewenangan memberikan sanksi sebagaimana
dimaksud pada butir 1 dan 2;
e. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b merupakan bentuk pembinaan;
f. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf b
disertai penundaan pembayaran honorarium;
g. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf
c yang disebabkan karena pelanggaran berat diberikan
setelah mendapatkan persetujuan Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga;
h. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf
c ditetapkan untuk pengakhiran kontrak kerja dan
penghentian pembayaran honorarium;
i. Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf
a, b dan c dilaporkan kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga.

KETUJUH : Pelaksanaan tugas Pendamping Sosial PKH sebagaimana


dimaksud Diktum KEDUA adalah:
1. Berlaku untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan,
terhitung tanggal 5 Januari sampai dengan 31 Desember
2018;
2. Dapat diperpanjang pada pelaksanaan tahun berikutnya
jika memenuhi ketentuan syarat evaluasi kinerja dan
kelanjutan program (PKH);
3. Berakhir dengan sebab :
a. Meninggal dunia;
b. Pengunduran diri atas kemauan sendiri;
c. Telah mendapat SP-3;
d. Sebagai tersangka dalam kasus hukum;
4. Tidak berhak menuntut diangkat menjadi CPNS/PNS.
KEDELAPAN : Semua biaya sehubungan dengan ditetapkannya keputusan
ini dibebankan pada Daftar Isian Penggunaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Tahun 2018
Nomor : SP DIPA-027.05.1.4403.10/2018, tanggal 05
Desember 2017.

KESEMBILAN : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan dibetulkan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 05 Januari 2018
Direktur Jaminan Sosial Keluarga,

Nur Pujianto

Tembusan :
1. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial
2. Inspektur Jenderal Kementerian Sosial
3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta VII
4. Dinas Sosial/Instansi Provinsi Pelaksana PKH
5. Dinas Sosial/Instansi Sosial Kabupaten/Kota Pelaksana PKH
6. Yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai