2-2 Pertamina PDF
2-2 Pertamina PDF
PENGEMBANGAN PANASBUMI
DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK
Page 2
1. Latar Belakang
Page 3
Apakah Sumber Daya Energi kita
Melimpah?
• Tidak
• Cadangan Sumber Daya Energi Indonesia
terbatas:
– Minyak : 0,5% cadangan dunia
– Gas : 1,4% cadangan dunia
– Batu bara : 3,1% cadangan dunia
– Panasbumi : 40% cadangan dunia
Sedangkan
• Jumlah penduduk nomor 4 terbesar didunia
Page 4
SASARAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
Page 5
KEBUTUHAN LISTRIK SAAT INI
Page 6
2. Energi Panasbumi dalam
Bisnis Pertamina
Page 7
KEADAAN SAAT INI
• Potensi Panasbumi = 27.000 MW
• Kapasitas Terpasang = 807 MW
• 1998 – 2003 = 425 MW (Rencana 3.417 MW)
• 18 WKP Panasbumi eksisting, 15 dimiliki oleh
Pertamina, 3 oleh Koperasi dan PLN.
• WKP Pertamina:
– 7 WKP dilakukan Pertamina Own Operation
– 6 WKP melalui kerjasama operasi (KOB)
– 2 WKP melalui Joint venture
Page 8
LANDASAN HUKUM
WKP BARU, akan
dilelang sesuai UU
2003 No.27/2003 & PP
18 WKP LAMA,
pengusahaan PERTAMINA diberi
izin pengusahaan
menggunakan lanjut tanpa melalui
Keppres No.22/1981; Lelang untuk 18
Keppres 45/1991; WKP yang
Keppress 49/1991 dikembalikan
PERTAMINA
Page 9
PETA WKP PANASBUMI - PERTAMINA
Dasar :
• Keppres RI No. 22 / 1981
• Keppres RI No. 45 / 1991
• Keppres RI No. 49 / 1991
14. Lahendong (20 MW)
1 • Keppres RI No. 76 / 2000
• UU Panasbumi No 27/2003 15. Kotamobagu
14
15 WKP : 2349,59 hektar 15
2
3
4
5 7. Cibereum-Parabakti (330 MW)
Patuha
1. Sibayak-Sinabung (2 MW) 8. Pengalengan
6 W. Windu (110 MW)
2. Sibualbuali 9. Kamojang - Darajat Kamojang (140 MW)
Darajat (145 MW)
3. Sungaipenuh (eksplorasi) 10. Karaha-Cakrabuana
7
4. Tbg. Sawah-Hululais (eksi) 8 11. Dieng (60 MW)
Pertamina 9 10 11
5. Lumutbalai (eksplorasi) 12. 12
Iyang-Argopuro (eksplorasi)
KOB 13
6. Waypanas Ulubelu (bor Joint Venture 13. Tabanan
eksplorasi)
Page 10
PENGEMBANGAN PANASBUMI SAMPAI 2005
THAILAND
PHILIPPINES
CAMBODIA KOB
81% 19%
PERTAMINA OWN
Sumatera
Sumatera 162 MW ~ 6.900 BOPD
BRUNEI
Medan
Sibayak
Sibayak 22 MW
MW
MALAYSIA
RA
1,996 MWe
Sulawesi
Sulawesi
TE
SINGAPORE Manado
MA
Lahendong
Lahendong 20
20 MW
MW
SU
KALIMANTAN
13,820 MWe
SULAWESI MALUKU
IRIAN
JAYA
Tanjung Karang
PAPUA
NEW GUINEA
Bandung
Semarang 1,487 MWe 584 MWe
JAVA BALI
TIMOR
9,253.5 MWe
NUSATENGGARA
Jawa
Jawa -- Bali
Bali
N Kamojang
Kamojang 140
140 MW
MW
Darajat
Darajat 145
Gn.Salak
145 MW
MW Kapasitas Terpasang: 807 MW (3.14 %)
500 Km Gn.Salak 330
330 MW
MW
Wayang-
Wayang-Windu 110
Wayang-Windu
Dieng 60
110 MW
MW
MW Atau setara dengan : 36.000 BOPD
Dieng 60 MW
Page 11
Permasalahan saat ini
– Pemilihan dan Penerapan teknologi yang tepat
– Biaya Investasi Tinggi
– Terbatasnya Mekanisme Insentif dan Pendanaan
– Ketidakpastian aspek legal
– Harga energi yang kurang kompetitif
– Koridor pasar relatif sempit
– Tumpang tindih wilayah pengembangan panasbumi
dengan wilayah cagar alam dan atau wilayah Taman
Nasional
– Kebijakan fiskal kurang mendukung
Page 12
3.Percepatan Pengembangan
Panasbumi
Page 13
• Keppres RI No. 16 Tahun 1974
• Kepmen Pertambangan No. 465/Kpts/M/Pert/1974
• Keppres RI No. 22 & 23 Tahun 1981
• Keppres RI No. 45 Tahun 1991
• Keppres RI No. 49 Tahun 1991
• Keppres RI No. 76 Tahun 2000
Page 14
Pemicu percepatan
UU Panasbumi No 27 Tahun 2003 :
Page 15
RENCANA PENGEMBANGAN
GEOTHERMAL
INSTALLED CAPACITY TO BE 6000 MW 2004 - 2020 KEN
“Energi terbarukan 5%
Dari Energy-Mix”
Geothermal Road-map
(GSDM, 2004)
Page 16
RENCANA PENGEMBANGAN PANASBUMI
SAMPAI TAHUN 2010
THAILAND
PHILIPPINES
KOB 32%
68%
CAMBODIA
Sumatera(395MW)
Sumatera(395MW)
Sibayak
Sibayak 1010 MW
MW
Sarulla
Sarulla 220
220 MW
MW PERTAMINA OWN
Ulubelu
Ulubelu 220220 MW
MW 930 MW ~ 35.000 BOPD
Lumut
Lumut Balai 110 MW
Balai 110 MW
BRUNEI
Medan
MALAYSIA
Sulawesi
Sulawesi (80
(80 MW)
1,996 MWe
RA
MW)
TE
SINGAPORE Manado
MA
Lahendong
Lahendong 80
80 MW
MW
SU
KALIMANTAN
13,820 MWe
SULAWESI MALUKU
IRIAN
JAYA
Tanjung Karang
PAPUA
584 MWe NEW GUINEA
Bandung
Semarang 1,487 MWe
Jawa
Jawa –– Bali
Bali (1695
(1695 MW)
MW) JAVA BALI
Kamojang
Kamojang 260 260 MW
MW 9,253.5 MWe
TIMOR N
Darajat 330 MW
Darajat 330 MW NUSATENGGARA
Gn.Salak
Gn.Salak 375
375 MW
MW
Wayang- 500 Km
Wayang-Windu 220 MW
Wayang - Windu 220 MW
Dieng 180 MW
Dieng 180 MW
Patuha
Patuha 180
180 MW
MW
Kapasitas Terpasang: 2300 MW (9 %)
Bedugul
Bedugul 120 MW
Karaha
120
Karaha Bodas
Bodas 30
MW
30 MW
MW
Atau setara dengan : 98.000 BOPD
Page 17
ISU - ISU UTAMA UNTUK PERCEPATAN(1)
• Kewenangan dan landasan hukum Pertamina saat ini dalam melakukan
Pengusahaan Panasbumi.
¾ Terbatas hanya untuk melanjutkan kegiatan usaha pada atau untuk 15 wilayah-wilayah
kerja yang masih berada pada Pertamina sebelum berlakunya UU No.27/2003
¾ Pengusahaan dilakukan dengan sistem Pertamina Operasi Sendiri (Own Operation),
Operasi Bersama (Joint Operation), dan Joint Venture melalui Perusahaan Patungan.
¾ Kewenangan Pertamina sebagai fungsi (pembina dan pengawas) Pemerintah telah
dikembalikan kepada Pemerintah.
• Aturan fiskal dan insentif lainnya sebelum UU No.27/2003, khususnya bagi
Pengusahaan Panasbumi yang dilakukan sebelum berlakunya UU
No.27/2003
¾ Tetap berlaku ketentuan Keppres 49/1991 dan KepMenKeu Perpajakan Panas Bumi
(termasuk royalty untuk daerah) dan SKB Menteri untuk Impor Barang Operasi Panas
Bumi (Bea masuk dan PDRI) yaitu bagian pemerintah adalah 34 % dari NOI mencakup
pajak: PPh, PBB, PPn, PDRI/Bea Masuk, Bea Meterai dan pungutan lainnya
¾ Pasal 30 UU No.27/2003 mengenai Penerimaan Negara berlaku terhadap pengusahaan
panas bumi yang baru pada saat UU tersebut diberlakukan.
Page 18
ISU - ISU UTAMA UNTUK PERCEPATAN (2)
• Keinginan Daerah Penghasil Energi Panasbumi untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui pengusahaan
panasbumi
¾ Pembagian yang jelas Daerah penghasil Panas Bumi dari
pengusahaan panas bumi yang ada di wilayahnya (bagian dari
penerimaan negara).
¾ Keinginan Daerah dalam kepemilikan saham pengusahaan panas
bumi, baik yang dilakukan dengan sistem Pertamina Operasi Sendiri
(Own Operation), Operasi Bersama (Joint Operation), dan Joint
Venture melalui Perusahaan Patungan.
• Isu lingkungan yang dapat ditimbulkan dalam pengembangan
panasbumi, baik teknis maupun non teknis dari masyarakat sekitar
lokasi pengembangan.
• Tumpang tindih wilayah pengembangan energi panasbumi dengan
wilayah cagar alam dan atau wilayah Taman Nasional
Page 19
4. KESIMPULAN
Page 20
KESIMPULAN
Rencana Proyek Pengembangan Panasbumi siap
diimplementasikan seiring dengan “road map” apabila
ada kebijakan yang konsisten dari semua pihak yang
terkait (Pemerintah, Buyer dan developer).