PENDAHULUAN
Penyakit batu pada salurah kemih atau urolithiasis merupakan suatu penyakit dimana
terdapat batu pada saluran perkemihan. Penyakit ini banyak diderita pada laki – laki
daripada perempuan.
Sampai saat ini, penyakit urolithiasis menjadi salah satu kasus yang
membutuhkan perhatian perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat. Hal ini dikarenakan urolithiasis tidak hanya memberikan pengaruh yang
signifikan pada kualitas hidup penderitanya, tetapi juga memberikan efek sosioekonomi
juga. Berkaitan dengan hal ini pemberian asuhan keperawatan yang benar dan tepat
perlu diberikan untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan kehidupan pada
penderita.
1
i. BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.
ii. BAB II : Pembahasan, yang terdiri dari trigger, pengkajian, analisa data,
prioritas diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, intervensi dan
evaluasi dari kasus urolithiasis.
iii. BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
iv. Daftar Pustaka
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TRIGGER
Tn. Yudi usia 45 tahun, BB 68 kg, TB 158 cm, pekerjaan manajer BANK
Pemerintah mengeluh nyeri pinggang menyebar ke sekitar alat kelamin, mendadak,
mual dan muntah, BAK warna merah. Sehari-hari pasien jarang berolahraga,
kebiasaan makan jeroan. Saat ini pasien dibawa ke UGD diperoleh data hasil
pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 100x/m, RR 20x/m, Suhu 37 oC. Hasil
pemeriksaan laboratorium diperoleh Hb 9, Leukosit 20.000, asam urat 8.
Hasil pemeriksaan USG :
2.2 PENGKAJIAN
DO (DATA OBJEKTIF) DS (DATA SUBJEKTIF)
BB=68 kg Nama= Tn. Y
TB= 158 cm Usia= 45 tahun
TD= 120/90 mmHg Pekerjaan= manajer BANK
Nadi= 100x/m pemerintah
RR= 20x/m Pasien mengeluh nyeri pinggang
Suhu= 37oC menyebar ke sekitar alat kelamin,
Hb= 9 mendadak, mual dan muntah, BAK
Leukosit= 20.000 warna merah
Asam urat= 8 Sehari-hari pasien jarang
berolahraga
3
Kebiasaan makan jeroan.
Interpretasi hasil USG : Terdapat 1 buah batu (kalkulus) pada renal kiri, terdapat 3
buah batu pada renal kanan dan 2 buah batu pada kandung kemih.
Asam urat= 8
DS: Ekskresi asam urat kurang
Pasien mengeluh nyeri
pinggang menyebar ke Tertimbun dan membentuk kristal
sekitar alat kelamin dan batu di traktus urinarius
mendadak.
Terjadi iritasi pada jaringan
Nyeri pinggang
DO: Adanya batu di traktus urinarius Resiko
BB=68 kg ketidakseimbangan
TB= 158 cm Tingginya kadar asam urat dalam nutrisi kurang dari
Asam urat= 8 tubuh kebutuhan tubuh
DS:
Pasien mengluh mual dan Kurangnya ekskresi asam urat
muntah.
Gangguan keseimbangan asam
basa
4
Produksi asam lambung meningkat
5
6
2.5 Renca Asuhan Keperawatan
7
Use non menurunkan stimulus
analgesic
nyeri
relief
measures 5. Untuk memberikan rasa
Use
nyaman dan mengurangi
analgetsic as
recommender stimulus nyeri
6. Untuk membantu
Pain level: meningkatkan
Indikator 1 2 3 4 5 penegtahuan dan
Reported
pain membantu
Length of mengembangkan
pain
episode kepatuhan pasien
Facial terhadap rencana
expressions
of pain terapeutik
Respiratory 7. Untuk membantu
rate
Blood mengurangi nyeri sesuai
pressure fungsi analgesik memblok
lintasan nyeri
2 Kurang Tujuan : Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan dan sumber 1. Untuk mengetahui data dasar
8
pengetahuan b.d keperawatan selama 2 x 24 jam informasi yang telah diterima yang akan menjadi acuan
penyebab dan pengetahuan klien meningkat 2. Lakukan pendidikan kesehatan atau dalam pemberian pendidikan
proses Kriteria hasil: edukasi terkait proses penyakit kesehatan serta
pembentukan batu - Kebutuhan terhadap 3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mengklarifikasi sumber yang
informasi terpenuhi mungkin diperlukan belum jelas
- Memperlihatkan 4. Diskusikan pilihan terapi 2. Untuk meningkatkan
kemampuan untuk penetahuan klien tentang
mengatur diet dan latihan proses penyakit
Knowledge : disease process 3. Untuk mencegah komplikasi
Indikator 1 2 3 4 5 di masa yang akan datang
Spesific
serta sebagai pengontrolan
disease
process perkembangan penyakit
Cause and 4. Untuk memberikan terapi
contributing
factors terbaik bagi klien
Benefit of
disease
management
9
nutritional
practice
Benefits
of activity
and
exercise
3. Resiko Tujuan : 1. Monitoring mual dan muntah. 1. Mengetahui intake dan output
Setelah dilakukan tindakan
ketidakseimbangan 2. Monitoring intake nutrisi. pasien
keperawatan selama 3 x 24 jam
nutrisi kurang dari klien menunjukkan : 3. Pertahankan pemberian terapi IV line. 3. Pemberian IV line dapat
Berkurangnya mual dan muntah
kebutuhan tubuh 4.Informasikan pada klien dan keluarga membantu mencukupi kebutuhan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
b.d mual dan Kriteria Hasil : tentang manfaat nutrisi. nutrisi klien.
NOC :
muntah 5. Kolaborasi dengan ahli gizi. 4. Mendukung klien untuk
a. Nutritional Status : food and
Fluid meningkatkan intake nutrisi
Intake
5. Kebutuhan kalori dan nutrisi
Indikator 1 2 3 4 5
Oral food klien dapat terpenuhi
intake
Oral fluid
intake
Intravenous
fluid intake
10
2.6 Evaluasi
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada kasus diatas masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri akut, kurang
pengetahuan dan resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Berdasarkan masalah tersebut sebagai perawat harus menentukan rencana asuhan
keperawatan dan intervensi yang tepat untuk pasien. Setelah itu dilakukan evaluasi
terhadap intervensi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
perkembangan pasien.
Kesembuhan pasien tidak hanya tergantung pada obat dan treatment yang
dilakukan tetapi dukungan dari keluarga juga akan berpengaruh dalam
penyembuhan pasien yang optimal.
3.2 Saran
12