Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2549-3728, Vol.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016

6. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN


KONTEKSTUAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA
MATA PELAJARAN IPS DI SDN DUDUKLOR
KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN
Rista Apriliya Devi
(Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya)
rista_apriliya@yahoo.com

Ririn Hidayati
(Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya)

7. ABSTRAK
Pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal menuntut peserta didik untuk belajar dari kebudayaan, nilai
dan norma yang ada di masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal pada mata
pelajaran IPS di SDN Duduklor Glagah Lamongan dengan menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif, objek penelitian yaitu kepala sekolah dan guru kelas I sampai dengan kelas VI di SDN
Duduklor. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data
menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian, yaitu: (1) strategi pembelajaran kontekstual berbasis
kearifan lokal cocok diterapkan dalam KTSP sebagaimana amanah kurikulum tersebut, (2) penerapan
strategi pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal memerlukan beberapa perangkat pendukung
seperti adanya sekolah yang memadai, guru yang berkompeten, siswa yang berkompeten, masyarakat
yang mendukung, sumber daya alam yang dapat dikembangkan, dan sarana maupun prasarana yang
baik, (3) penerapan pembelajaran menggunakan strategi kontekstual berbasis kearifan lokal di SDN
Duduklor pada mata pelajaran IPS cukup baik.
Kata Kunci: Strategi Kontekstual, Kearifan Lokal, IPS SD
Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Pendidikan
8. PENDAHULUAN Nasional, jadi pendidikan harus mempunyai nilai dan
kesesuaian dengan Pancasila dan budaya yang ada di
Pendidikan merupakan usaha yang disengaja
Indonesia.
dan terencana untuk membantu perkembangan dan
Budaya Jawa yang dapat dijadikan kearifan
potensi kemampuan individu agar bermanfaat bagi
lokal dilihat dari perilaku dan pemahaman masyarakat
kepentingan hidupnya baik sebagai individu maupun
Jawa tersebut. Perilaku dan pemahaman tersebut dapat
dalam anggota masyarakat. Kita belajar mengetahui
dilihat melalui (1) pengembangan norma-norma lokal,
yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau
(2) ritual dan tradisi masyarakat Jawa dan arti dibalik
universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar
ritual dan tradisi tersebut, (3) lagu-lagu rakyat, mitos,
bersabar, belajar menghargai, dan belajar
cerita rakyat, dan legenda di Jawa yang mengandung
menghormati. Pendidikan dapat meningkatkan sumber
pesan-pesan dan makna tertentu, (4) pengetahuan dan
daya manusia sebagai subjek pendidikan.
informasi yang dihimpun dari diri sesepuh masyarakat,
Menurut Undang-Undang Pendidikan
(5) kitab-kitab kuno atau manuskrip yang dipercaya
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan
kebenarannya oleh masyarakat, (7) tingkah laku
nasional merupakan pendidikan yang berlandaskan
komunitas lokal masyarakat Jawa untuk memenuhi
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
kebutuhan hidup, (8) bahan dan alat yang digunakan
Indonesia 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan (9) keadaan
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
lingkungan atau sumber daya alam yang dapat
tuntutan perubahan zaman. Dengan adanya pedoman
dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat (Sartini,
tentang pendidikan yang harus sesuai dengan Undang-
2004:37). Kearifan lokal budaya di Jawa sangat
106
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
beragam sehingga dapat dikembangkan dalam dunia dengan baik. Misalnya, pembelajaran hanya dilakukan
pendidikan untuk pembelajaran. untuk memberikan pengetahuan tentang kemajuan
Berbagai kearifan lokal budaya yang ada di teknologi tanpa memperhatikan nilai dan budaya yang
Jawa dapat menjadi potensi yang digali dan harusnya juga dikembangkan secara beriringan.
dikembangkan dalam suatu pembelajaran untuk SDN Duduklor memang belum pernah
melestarikan kearifan lokal tersebut sesuai potensi menyusun pembelajaran berbasis kearifan lokal secara
alam dan kebudayaan di Sekolah Dasar. resmi dalam RPP (Rencana Pelaksanaan
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. KTSP Pembelajaran). Peneliti ingin mengetahui cara guru
memudahkan sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengajar di kelas dan apakah dalam pelaksanaan
sendiri dengan tetap memperhatikan panduan pembelajarannya sebenarnya guru telah menggunakan
pembuatan kurikulum yang diberikan pemerintah pembelajaran berbasis kearifan lokal. Sehingga peneliti
karena KTSP memberikan keluasan penuh kepada akan menggali potensi yang dimiliki sekolah agar dapat
setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan dikembangkan dalam pembelajaran berbasis kearifan
tetap memperhatikan potensi sekolah dan daerah lokal. Pada mata pelajaran IPA penerapan tersebut
sekitar. Di Kecamatan Glagah sering diadakan dapat dilaksanakan di SDN Duduklor sehingga peneliti
pertunjukan kebudayaan baik kebudayaan Jawa juga ingin mengetahui penerapan strategi tersebut
maupun kebudayaan Islami. Warga sekolah SDN apabila diterapkan pada mata pelajaran IPS di sekolah
Duduklor juga berpartisipasi dalam acara tersebut. Hal melalui dengan materi yang disesuaikan dengan standar
ini menunjukkan adanya kepedulian dari SDN kompetensi dan kompetensi dasar di sekolah dasar.
duduklor terhadap pembelajaran berbasis kearifan Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
lokal. permasalahan yang ingin dikaji yaitu bagaimana
Hal tersebut akan terwujud apabila ada penerapan strategi pembelajaran kontekstual berbasis
strategi pembelajaran yang digunakan berbasis kearifan kearifan lokal pada mata pelajaran IPS di SDN
lokal salah satunya yaitu strategi pembelajaran Duduklor Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan?.
kontekstual. Strategi ini diharapkan dapat mendukung Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
pembelajaran berbasis kearifan lokal yang merupakan mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran
pembelajaran pengenalan nilai dan norma masyarakat kontekstual berbasis kearifan lokal pada mata pelajaran
sekitar dalam kehidupan sehari-hari secara nyata dan IPS di SDN Duduklor Glagah Lamongan. Sehingga
akan mudah diterima oleh siswa. Sehingga penggunaan penelitian ini memberikan pengetahuan bagi sekolah
strategi pembelajaran kontekstual untuk tentang potensi yang dimiliki oleh sekolah maupun
mengembangkan pembelajaran berbasis kearifan lokal potensi yang dimiliki oleh warga sekolah yang dapat
menurut peneliti memiliki hubungan karena strategi dikembangkan dalam pembelajaran berbasis kearifan
pembelajaran kontekstual menekankan pada lokal menggunakan strategi pembelajaran kontekstual
pembelajaran dengan kehidupan nyata sedangkan pada mata pelajaran IPS di SDN Duduklor Glagah
untuk mengembangkan pembelajaran berbasis kearifan Lamongan.
lokal juga harus dari bentuk nyata kehidupan siswa.
Potensi kearifan lokal di Kecamatan Glagah 9. METODE PENELITIAN
Kabupaten Lamongan sangat baik apabila dapat
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dikembangkan dalam suatu pembelajaran mata
deskriptif yang dilakukan di SDN Duduklor
pelajaran IPS di sekolah dasar dengan strategi
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. Objek
pembelajaran yang juga menarik dan inovatif.
penelitian yaitu kepala sekolah dan guru kelas dari
Pembelajaran berbasis kearifan lokal ini juga
kelas I sampai dengan kelas VI. Teknik penentuan
dilatarbelakangi adanya pengembangan pendidikan
sampel menggunakan teknik purposive sampling.
untuk melestarikan budaya lokal masyarakat di
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
kecamatan tersebut agar tetap terjaga dan diturunkan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
dari generasi ke generasi. Pendidikan kearifan lokal ini
diteliti karena banyaknya suatu sistem pembelajaran Teknik wawancara mendalam (in depth interview)
yang saat ini kurang memperhatikan nilai-nilai budaya digunakan untuk mengetahui bagaimana guru
dan potensi alam setempat yang harus dikembangkan menerapkan stratetgi pembelajaran kontekstual
terutama hubungan dengan kearifan lokal di SDN
107
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
Duduklor. Teknik observasi dilakukan ketika guru siswa sudah membawa nilai-nilai budaya yang dibawa
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Peneliti dari lingkungan keluarga dan masyarakatnya.
berperan sebagai observer pasif atau observasi non Sedangkan CTL (Contextual Teaching and Learning)
partisipatif (non participatory observation). Teknik adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
ketika penelitian dan pengumpulan dokumen yang menemukan materi yang dipelajari dan
dimiliki oleh sekolah sesuai dengan keperluan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehingga
penelitian. siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
Analisis data yang digunakan dalam penelitian hari (Sanjaya 2010:255). Sehingga ada hubungan yang
ini, yaitu: (1) reduksi data dilakukan dengan pemilihan ditemukan oleh peneliti sehingga peneliti memilih
data pokok sesuai dengan topik penelitian; (2) strategi pembelajaran kontekstual untuk diterapkan
penyajian data dilakukan dengan membuat matriks dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal.
penelitian untuk memudahkan penelitian melakukan Pembelajaran berbasis kearifan lokal juga menuntut
analisis data; (3) kesimpulan dan verifikasi data siswa untuk belajar dari kehidupan dan pengalaman
digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang nyata siswa di sekolah maupun di masyarakat terutama
telah dirumuskan dari awal. pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar.
Pembelajaran IPS yang berbasis kearifan lokal
10. HASIL PENELITIAN DAN ini dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai
PEMBAHASAN bentuk kearifan lokal tersebut ke dalam mata pelajaran
IPS untuk memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal di
Hasil penelitian yang diperoleh dari teknik
daerah setempat pada mata pelajaran IPS, sehingga
pengumpulan data wawancara, observasi, dan
diharapkan siswa menyadari akan pentingnya nilai-
dokumentasi. Hasil dari data wawancara berupa
nilai tersebut dan menginternalisasikan nilai-nilai itu ke
matriks wawancara yang sesuai dengan topik
dalam tingkah lakunya sehari-hari melalui proses
penelitian. Hasil dari data observasi berupa catatan
pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun
penting tentang kegiatan pembelajaran di dalam kelas
di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran,
dan kegiatan warga sekolah ketika pelaksanaan
selain untuk menjadikan siswa menguasai kompetensi
penelitian. Sedangkan untuk hasil dari data
(materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk
dokumentasi berupa kumpulan dokumen dari sekolah
menjadikan siswa mengenal, menyadari atau peduli,
berupa kurikulum sekolah, profil sekolah, RPP
dan menginternalisasi nilai- nilai dan menjadikannya
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan bukti
perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang
gambar ketika penelitian untuk mendukung data
berlaku di masyarakat setempat.
wawancara maupun data observasi.
Materi dalam mata pelajaran IPS yang
11. Hubungan Strategi Pembelajaran
dikembangkan oleh guru untuk dijadikan pembelajaran
Kontekstual dengan Metode, Teknik dan Media
berbasis kearifan lokal yaitu peristiwa penting dalam
Pembelajaran
keluarga, sejarah uang, kegiatan jual beli, keragaman
Strategi pembelajaran kontekstual di SDN
suku bangsa, proklamasi bangsa Indonesia dan
Duduklor Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan
peristiwa alam di Indonesia. Guru sudah melakukan
tercantum metode, teknik dan media pembelajaran
kegiatan megaitkan pembelajaran dengan kehidupan
yang berbeda antara guru kelas I sampai dengan kelas
nyata dan pengalaman siswa sehingga di akhir
VI. Penggunaan metode, teknik dan media tersebut
pembelajaran siswa merasa senang karena dapat
digunakan guru untuk mempermudah dalam
menceritakan atau mengungkapkan sesuatu yang
penyampaian pembelajaran agar tujuan pembelajaran
mereka alami. Guru menghubungkan pembelajaran
dapat tercapai.
pada mata pelajaran IPS dengan kearifan lokal yang ada
12. Strategi Pembelajaran Kontekstual
di masyarakat dengan mengenalkan budaya masyarakat
Berbasis Kearifan Lokal pada Mata Pelajaran IPS
sekitar secara verbal dengan menyisipkan pengetahuan
SD
tentang cerita rakyat yang ada di Kecamatan Glagah
Hubungan antara strategi pembelajaran kontekstual dan lagu daerah yang ada di Lamongan. Keberhasilan
dengan pembelajaran kearifan lokal dapat dilihat penerapan pembelajaran tersebut diukur oleh guru tidak
pembelajaran kearifan lokal di sekolah dasar bahwa hanya dari nilai akhir siswa mengerjakan suatu tes
108
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
namun dilihat ketika proses pembelajaran. Siswa sekolah. Guru menjelaskan bahwa siswa yang membeli
dituntuk aktif dalam pembelajaran dengan kesempatan pensil dan buku tulis di koperasi sekolah dapat
yang diberikan oleh guru untuk mengemukakan dikatakan sebagai pembeli dan guru yang biasanya
pendapatnya ketika pembelajaran sehingga siswa tidak mengambilkan buku dan pensil ketika siswa membeli
lagi menjadi objek belajar namun sebagai subjek dapat dikatakan sebagi penjual. Kegiatan itu juga sama
belajar. ketika siswa membeli makanan di kantin, siswa dapat
13. Penerapan Strategi Pembelajaran dikatakan pembeli dan penjaga kantin dapat dikatakan
Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Pada Mata penjual. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
Pelajaran IPS guru kelas III mencerminkan adanya penerapan
Penerapan strategi pembelajaran kontekstual kearifan lokal untuk mengembangkan potensi dalam
berbasis kearifan lokal di SDN Duduklor dapat dilihat aspek ekonomi sebagai potensi yang dimiliki oleh
dari perencanaan pembelajaran pada RPP (Rencana sekolah dan pembelajaran untuk mengembangkan
Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun oleh guru potensi lokal yang ada di sekitar sekolah.
sebelum mengajar. Analisis pada RPP (Rencana Pada pembelajaran di kelas IV materi yang
Pelaksanaan Pembelajaran) dilakukan oleh peneliti disampaikan oleh guru adalah materi tentang masalah
untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran sosial yang ada di masyarakat. Guru menyampaikan
kontekstual dalam rancangan pembelajaran. Pada mata materi tentang masalah sosial yang ada di lingkungan
pelajaran IPS di kelas I pembelajaran dilaksanakan masyarakat. Pada buku ajar siswa dan guru ada gambar
awalnya memberikan stimulus kepada siswa dengan tentang pencemaran lingkungan dan buruknya fasilitas
bertanya apakah siswa masih ingat dengan materi masyarakat. Guru meminta siswa untuk mengamati
pelajaran yang sebelumnya telah dibahas. Penerapan sekitar kelas mereka apakah ada pencemaran
pada materi IPS di kelas I ini membelajarkan siswa lingkungan. Nilai kearifan lokal yang dimunculkan
tentang nilai kearifan lokal terhadap karakter yang pada pembelajaran tersebut adalah nilai peduli
dapat dimunculkan yaitu jujur dan bersahabat atau lingkungan dan tanggung jawab. Siswa harus
komukatif. Nilai tersebut muncul karena pada materi mengetahui potensi atau kearifan lokal dalam aspek
peristiwa penting dalam keluarga juga mengajarkan sumber daya alam yang dapat dikembangkan untuk
kepada siswa tentang kejujuran siswa bercerita tentang meningkatkan kesejahteraan hidup.
peristiwa penting yang pernah mereka alami. Pembelajaran di kelas V dengan metode
Pembelajaran mengenai materi peran anggota bercerita yang digunakan oleh guru pada materi
keluarga pada mata pelajaran IPS di kelas II diawali perjuangan melawan penjajah terkesan seperti
dengan salam, berdoa dan menyampaikan materi yang pembelajaran konvensional karena guru hanya
telah dipelajari kemudian dihubungkan dengan materi bercerita dan terlihat seperti berceramah. Namun
yang akan di sampaikan oleh guru agar tujuan setelah guru bercerita tentang kejadian penjajahan di
pembelajaran dapat tercapai. Siswa menyampaikan Indonesia mengenai jasa para pahlawan yang berjuang
jumlah anggota keluarga yang ada di rumah, mulai dari demi kemerdekaan Republik Indonesia. Guru tidak
nenek, kakek, ibu, ayah, kakak, dan adik. Materi dapat mendatangkan langsung kejadian yang dipelajari
pelajaran tersebut menanamkan nilai kearifan lokal oleh siswa namun guru menjelaskan kegiatan tersebut
yang ada dimasyarakat tentang nilai saling menghargai, melalui gambar yang ada di buku, guru menceritakan
disiplin dan juga bertanggung jawab. Siswa maksud dari gambar tersebut.
mengetahui bahwa ayah selalu bekerja untuk mencari Penerapan pembelajaran di kelas I sampai denga
nafkah sedangkan ibu di rumah untuk memasak dan kelas VI SDN Duduklor dengan menggunakan strategi
menyapu. Hal tersebut merupakan pengetahuan awal pembelajaran kontekstual sudah cukup terlihat baik.
yang dimiliki oleh siswa mengenai budaya yang ada di Ada beberapa karakteristik menurut Sanjaya (2010:
rumah mereka tentang tugas masing-masing anggota 256) yang ditemukan oleh peneliti ketika pembelajaran
keluarga. bahwa guru menerapkan pembelajaran dengan
Pembelajaran di kelas III yang saat itu lakukan menghubungkan pengalaman siswa dan kehidupan
dengan membahas materi tentang kegiatan jual beli di nyata yang dialami oleh siswa sehingga pembelajaran
rumah dan di sekolah. Guru kemudian memberikan tidak hanya sekedar menghafal namun siswa
contoh secara nyata kepada siswa tentang kegiatan jual memahami dan mengerti materi tersebut secara
beli yang dilakukan oleh guru dan siswa di koperasi mendalam. Pembelajaran juga dilakukan dengan cara
109
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa dibutuhkan dalam pembelajaran,(4) guru menyisipkan
yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang nilai-nilai kearifan lokal ketika pembelajaran
sudah dipelajari. Sehingga pengetahuan yang diperoleh berlangsung seperti mengenalkan lagu daerah kepada
siswa utuh dan saling berkaitan. Pembelajaran dan siswa dan menghubungkan pembelajaran dengan
pengalaman yang diperoleh oleh siswa nantinya harus pertunjukan Reog Ponorogo yang saksikan oleh siswa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena guru sehingga siswa juga tetap bersemangat,
memberikan pembelajaran nilai dan norma masyarakat (5) menumbuhkan kedisiplinan segenap warga
sekitar kepada siswa. sekolah sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
a. Kendala Pelaksanaan baik, (6) mengembangkan lingkungan sekolah agar
Pelaksanaan strategi pembelajaran tetap bersih, nyaman dan asri sehingga proses
kontekstual berbasis kearifan lokal belum tampak pembelajaran dan kegiatan sekolah berjalan dengan
terlihat dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan baik.
menggunakan strategi pembelajaran kontekstual sudah Hasil dan pembahasan penelitian yang
dapat terlihat namun kearifan lokal yang dihubungkan dilakukan oleh peneliti menghasilkan bahwa penerapan
dengan pembelajaran belum dapat terlaksana dengan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran
baik. Hal ini terjadi karena adanya beberapa kendala kontekstual berbasis kearifan lokal pada mata pelajaran
yang dialami oleh sekolah, yaitu: (1) kurangnya IPS SDN Duduklor Glagah Lamongan sudah tampak
pemahaman guru tentang pendidikan berbasis kearifan cukup baik. Guru yang bijaksana harus dapat
lokal yang tidak hanya mengajarkan kepada siswa menyelipkan nila-nilai kearifan lokal mereka dalam
tentang lagu daerah, bercerita dongeng maupun proses pembelajaran. Pendidikan berbasis kearifan
legenda dan penanaman nilai dan norma yang baik. lokal tentu berhasil apabila guru memahami wawasan
Sekolah dapat mengembangkan potensi alam yang ada kearifan lokal itu sendiri. Guru yang kurang memahami
di sekitar Desa Duduklor untuk mengembangkan makna kearifan lokal, cenderung kurang sensitif
pembelajaran berbasis kearifan lokal menggunakan terhadap kemajemukan budaya setempat. Hambatan
strategi pembelajaran kontekstual dengan belajar lain yang biasanya muncul adalah guru yang
secara langsung dengan keadaan dan pengalaman nyata mengalami lack of skill atau kurang keterampilan.
siswa, (2) kurangnya media yang digunakan oleh guru
sehingga siswa kurang bersemangat ketika 14. SIMPULAN
pembelajaran, (3) sarana dan prasarana yang kurang Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang
mendukung untuk mengembangkan pendidikan dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan
berbasis kearifan local (4) pembelajaran berbasis sebagai berikut: (a) Strategi pembelajaran kontekstual
kearifan lokal masih sebatas dalam mata pelajaran berbasis kearifan lokal cocok diterapkan dalam KTSP
muatan lokal sehingga untuk menghubungkan dengan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagaimana
materi pada mata pelajaran IPS masih sulit diterapkan. amanah kurikulum tersebut bahwa pengembangan
b. Upaya yang Dilakukan kurikulum berbasis keunggulan lokal dan global
merupakan pengembangan dan penyelenggaraan dari
Kendala yang dialami oleh sekolah untuk KTSP, (b) penerapan strategi pembelajaran kontekstual
menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal berbasis kearifan lokal memerlukan beberapa
menggunakan strategi pembelajaran kontekstual perangkat pendukung seperti adanya sekolah yang
menumbuhkan beberapa upaya yang dilakukan oleh memadai, guru yang berkompeten, siswa yang
pihak sekolah, yaitu: (1) guru melakukan diskusi berkompeten, masyarakat yang mendukung, sumber
dengan peneliti tentang pembelajaran berbasis kearifan daya alam yang dapat dikembangkan, dan sarana
lokal menggunakan strategi pembelajaran kontekstual maupun prasarana yang baik, (c) penerapan
sehingga dapat menerapkan dengan baik dan benar pembelajaran menggunakan strategi kontekstual
(2) guru menerapkan pembelajaran yang bertujuan berbasis kearifan lokal di SDN Duduklor pada mata
meningkatkan aktivitas siswa dengan menggunakan pelajaran IPS sudah cukup baik. Hal tersebut terbukti
metode tanya jawab dan menghubungkan pengalaman dari karakteristik, prinsip maupun pembelajaran yang
siswa dalam pembelajaran sehingga siswa tetap dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan strategi
bersemangat untuk menyampikan pendapatnya, (3) pembelajaran kontekstual dan guru menyisipkan nilai-
sekolah melakukan perbaikan saran dan prasarana yang nilai kearifan lokal tidak terwujud petuah yang
110
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
disampaikan secara verbal dan turun-menurun yang Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran (Menuju
dapat berupa nyanyian maupun kidung dan Efektivitas Pembelajaran di Abad Global).
mengandung nilai-nilai ajaran tradisisonal. Malang: UIN Maliki Press.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran (cetakan
15. DAFTAR PUSTAKA pertama). Jakarta: Rajawali Press
Anitah, Sri. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran
Jakarta: Universitas terbuka. Ariesta, Freddy Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Widya. 2011. Peningkatan Kualitas (cetakan kesepuluh). Jakarta: Prenada Media
Pembelajaran IPS Melalui Strategi Peer Group.
Lessons dengan Media Ular Tangga Pada Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara:
Siswa Kelas IV SD Negeri Pakintelan 03 Kota Sebuah Kajian Filsafati.
Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Jurnal Filsafat UGM, Jilid 37, Nomor 2.
Pendidikan Universitas Negeri Semarang Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Pendidikan Berbasis Bandung: CV Wahana Prima. Susanti, L.R.Retno.
Kearifan Lokal. Jogjakarta: Diva Press. 2011. Narasi Kearifan Lokal Suku Kubu Jambi dalam
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Memoar “Sekola Rimba”. Thesis.
Bandung: Alfabeta. (thesis.umy.ac.id/datapublik/t36943.pdf)
Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan . 2011. Membangun
Pembelajaran. Jakarta: PT. Gramedia pendidikan Karakter di Sekolah Melalui
Pustaka Kearifan Lokal. Makalah Seminar.
Ischak, dkk.2005. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: (eprints.unsri.ac.id)
Universitas Terbuka. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam
Manyela Gerardus. 2009. Pendidikan Sesuai Teori dan Praktik (cetakan pertama). Jakarta:
Karakteristik Daerah. Prestasi Pustaka Publisher.

(http://spiritentete.blogspot.com/2009/03/pendidikan-
sesuai-karakteristik- daerah.html). Diakses
24 April 2014.
Mudda’iyah, Ninis. 2010. Penerapan Pembelajaran
Kontekstual Model Relating, Experiencing,
Applying, Cooperating, Transferring (React)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 4 Malang. Skripsi. Malang: Fakultas
Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA


BERBASIS POTENSI LOKAL
𝐑𝐮𝐝𝐢 𝐃𝐚𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐖𝐢𝐝𝐨𝐝𝐨
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sebelas Maret
Email : rudidanang13@gmail.com

𝐌𝐞𝐠𝐚 𝐌𝐞𝐢𝐥𝐢𝐧𝐚 𝐏𝐫𝐢𝐲𝐚𝐧𝐭𝐢


Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sebelas Maret
111

Anda mungkin juga menyukai