Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aushofusy Syarifah Agustin

Nim : 150341606815
Offr : A-1

Tujuan Pendidikan Nasional dan Standar Nasionala Pendidikan


Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai
acuan Pengembangan kurikulum untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional
Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat Untuk penjaminan dan
pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi,
akreditasi, dan sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Standar
nasional pendidikan meliputi :
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal
satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk
mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan dan standar Isi Kesetaraan untuk pendidikan program paket.
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan
dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang
dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi Kompetensi pedagogik, Kompetensi
kepribadian, Kompetensi profesional, dan Kompetensi sosial.

Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan


kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pembiayaan pendidikan terdiri atas: Biaya investasi
satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis
pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar Peserta Didik. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri
atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri
atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pertanyaan :

1. Untuk dapat memenuhi tuntutan pembelajaran dengan berpusat kepada peserta didik, guru dituntut
untuk dapat memilih strategi pembelajaran bervariasi sesuai tuntutan materi pembelajaran, namun
dalam pelaksanaannya guru belum bisa mengiplementasikannya dengan baik, mengapa hal tersebut
dapat terjadi ? jawab : Dalam beberapa hal guru kesulitan dalam mengimplementasikan pemenuhan
tuntutan standar proses ini dalam pembelajaran. Pembelajaran cendrung berjalan secara
konvensional. Faktor yang mempengaruhi antara lain disebab media dan peralatan pembelajaran
yang minim di sekolah, jumlah siswa yang terlalu besar dalam satu kelas, sehingga tidak mendukung
diterapkannya pembelajaran yang aktif dan kreatif yang berpusat kepada siswa. Sehingga
pendekatan pembelajaran yang terjadi lebih sering berpusat pada guru (teacher-centred approaches).

2. Dalam pembelajran, hal yang dibutuhkan adalah salah satunya guru, pada masa kini masih mengapa
banyak guru yang kurang memaksimalkan pembelajaran, guru cenderung memilih menggunakan
lks/ buku paket daripada membuatnya sendiri? Jawab : Kompetensi yang kurang dimiliki guru
adalah Kompetensi Profesional: kecakapan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran,
kecakapan guru menentukan dan menyajikan materi esensial masih mengandalkan LKS yang dijual
dipasaran belum membuat bahan ajar sendiri, guru kurang berpengalaman dalam pekerjaannya,
rendahnya komitmen profesional guru dan etos kerjanya, guru belum mempunyai minat baca yang
tinggi untuk sekedar mencarikan konsep ensensial dari buku paket siswa yang cenderung memiliki
materi yang berlebihan

3. Mengapa banyak sekolah yang masih mengutamakan pembelajaran sains secara teoritis daripada
dengan praktikum di laboratorium? Jawab : Rendahnya kinerja guru di bidang sains disebabkan
karena faktor : Laboratorium belum memadai, ada laboratorium dengan peralatan mahal tetapi
belum dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan kemampuan guru mengoperasikan alat, dan
karena kurikulum lebih mengutamakan sain secara teoritis. Rendahnya kemampuan/kinerja guru
dalam kegiatan laboratorium disebabkan oleh berbagai hal, rendahnya skill guru, karena memang
kurangnya kegiatan di laboratorium dari LPTK menghasil guru tersebut, penghargaan Kepala
Sekolah yang kurang kepada guru sains yang ditandai dengan kurangnya insentif bagi guru sains
yang mengadakan kegiatan praktikum dan penyamaan beban kerja antara guru IPA dengan IPS,
serta pemahaman guru sains yang rendah terhadap urgensi laboratorium dalam pembelajaran IPA.

Anda mungkin juga menyukai