Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aushofusy Syarifah Agustin

Nim : 150341606815
Offr :A
Hari/Tanggal : selasa / 30 Januari 2018

Judul artikel : Pengembangan Booklet Bermuatan Pendidikan Karakter Melalui Preparasi


Simplisia Puring (Codiaeum Variegatum L. Blume) Sebagai Media Pembelajaran Bagi Siswa
Ma Mambaul Ulum Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
Penulis : Rosita Ariyanti, Eko Sri Sulasmi, Agung Witjoro
Introduction :
Implementasi nilai karakter dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari salah satunya
dengan pemanfaatan tanaman obat sebagai sarana membentuk karakter hidup bersih dan sehat.
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai obat dan banyak ditemukan di daerah Tumpng
adalah Puring. Preparasi simplisia Puring masih belum banyak diketahui oleh masyarakat dan
siswa oleh karena itu masih perlu adanya sosialisasi mengenai preparasi simplisia Puring.
Berdasarkan hasil penelitian Ratnasari (2015), pendidikan karakter siswa di daerah
Tumpang perlu ditingkatkan lagi. Penyampaian informasi kepada siswa akan lebih mudah
apabila menggunakan media pembelajaran, salah satu media yang dapat digunakan adalah
booklet.
Method :
Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri atas lima
langkah yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan),
implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi)
Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA MA Mambaul Ulum sejumlah 14 siswa.
Teknik pengumpulan data penelitian dengan cara pengamatan (observasi) dan pengisian
angket. Instrumen pengambilan data menggunakan angket respon siswa dan lembar observasi.
Validasi dilakukan terhadap 3 validator yakni ahli materi, ahli media dan praktisi lapangan
dengan menggunakan instrument berupa lembar validasi. hasil validasi dan uji coba kemudian
dianalisis.
Result :
1. Data hasil validasi materi
Rerata keseluruhan nila 95,21 % Sangat valid
2. Data hasil validasi media
Rerata keseluruhan nilai 95,9375 % Sangat valid
3. Data hasil validasi praktisi lapangan
Rerata keseluruhan nilai 86,25 % Valid
4. Data hasil uji coba
Angket respon siswa terbagi atas
 angket sikap yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan booklet dalam menyajikan
nilai-nilai karakter. Rata-rata hasil angket mengenai sikap siswa secara keseluruhan
sebesar 84,07%,
 angket keterbacaan booklet yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
booklet yang telah dikembangkan. data hasil keterbacaan booklet mendapat rata-rata
sebesar 87,5%.
Data uji coba produk juga diperoleh dari lembar observasi yang digunakan observer
untuk mengamati sikap siswa selama praktikum pembuatan simplisia. Data hasil observasi
mendapat rata-rata sebesar 84,57%.

Analysis and Discussion :


Produk yang telah dikembangkan adalah booklet bermuatan pendidikan karakter yang
berisi tahap preparasi simplisia tanaman Puring sebagai media pembelajaran bagi siswa MA
Mambaul Ulum kelas X IPA. Booklet yang dikembangkan terdiri atas 24 halaman, Integrasi
nilai karakter dijabarkan dalam tiap tahap preparasi simplisia.
Hasil validasi dari validator ahli materi, ahli media dan praktisi lapangan menunjukkan
bahwa booklet layak untuk digunakan dan disebarluaskan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa
booklet sudah efektif digunakan sebagi media pembelajaran.
Secara keseluruhan nilai karakter sudah dpaat dibelajarkan dengan booklet, nilai yang
paling tinggi presentasenya adalah karakter religius yakni sebesar 95,54% sedangkan nilai yang
paling rendah adalah karakter kreatif yakni sebesar 71,43%. Booklet yang dikembangkan juga
memuat karakter religius secara eksplisit pada halaman 10 yang membimbing siswa untuk
senantiasa berdoa sebelum melakukan segala sesuatu, pada halaman 3-5 menyajikan berbagai
jenis dan ciri Puring yang menunjukkan kekuasaaan Tuhan, selain itu secara keseluruhan nilai-
nilai yang ditanamkan berkaitan dengan nilai religius. Karakter kreatif memperoleh presentase
yang paling rendah dibanding karakter lain, karena pada booklet yang dikembangkan masih
kurang membangkitkan kreativitas siswa, implementasi nilai karakter kreatif hanya
mengarahkan siswa untuk menggunakan alat lain dalam proses perajangan dan menunjukkan
alternatif pengeringan sehingga kurang bisa menggali potensi siswa untuk menunjukkan
kreativitasnya
Pengambilan data dilakukan pada siswa kelas X IPA MA Mambaul Ulum yang
berjumlah 14 siswa. Subjek penelitian yang digunakan relatif sedikit karena pada MA
Mambaul Ulum memang hanya terdapat satu kelas IPA, sehingga apabila ingin menggunakan
subjek penelitian yang lebih banyak harus menggunakan kelas selain bidang IPA. Kegiatan
pengambilan data hanya menggunakan kelas IPA karena terkait dengan kompetensi dasar (KD)
yang dikaitkan dengan isi booklet.
Implementasi produk dilakukan dengan cara menjelaskan isi booklet kepada siswa
dengan didukung kegiatan praktikum preparasi simplisia. Kegiatan praktikum yang dilakukan
hanya tahap pengambilan bahan, sortasi basah, pencucian, dan perajangan, sedangkan tahap
pengeringan hingga pengemasan belum bisa dilaksanakan karena terkendala waktu. Siswa
diharapkan dapat melanjutkan proses pembuatan simplisia dirumah masing-masing, oleh
karena itu diperlukan suatu instrumen agar membantu siswa mengaplikasikan proses
pembuatan simplisia.
Kegiatan awal yang dilakukan dalam implementasi produk adalah pejabaran materi
yang ada pada booklet, saat implementasi ditemukan beberapa kendala salah satunya adalah
kurangnya pemahaman siswa mengenai istilah-istilah biologi dalam penjabaran materi
morfologi Puring.
Keterbatasan booklet yang dikembangkan adalah bagian tanaman yang digunakan
sebagai bahan preparasi simplisia hanya bagian daun. Pemilihan daun sebagai bagian yang
diambil dalam pembuatan simplisia berdasarkan pada manfaat yang ada pada daun sebagai
obat.
Implementasi nilai karakter tidak dapat dilakukan satu kali dan berhenti tanpa ada
tindak lanjut karena penanaman karakter memerlukan jangka waktu yang cukup lama dan perlu
pembiasaan. Perubahan perilaku siswa tidak dapat terjadi secara spontan, perilaku siswa
dikatakan benar-benar berubah apabila dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan
berkelanjutan. Monitoring perlu dilakukan untuk mengetahui keefektifan penanaman nilai
karakter pada siswa, oleh karena itu perlu koordinasi dengan pihak sekolah untuk memberikan
pengawasan kepada siswa. Kegiatan penanaman karakter juga perlu koordinasi dengan guru
kelas, karena siswa cenderung belajar dari berbagai hal di sekitarnya oleh karena itu diharapkan
guru juga mampu memberikan contoh karakter yang baik agar dapat ditiru oleh siswa.

Anda mungkin juga menyukai