Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaturan kelahiran menggunakan alat KB merupakan metode yang
dapat dipilih selama tidak menggangu kesuburan atau kesehatan, sehingga
diharapkan dapat diatur tentunya dalam batas kemampuan manusia, kapan saat
yang baik untuk hamil. Tentunya tak ada metode kontrasepsi yang benar-benar
bebas masalah, tetapi hamil meskipun sudah menggunakan alat KB. Umunya
banyak pasangan suami isteri memilih metode yang terbaik bagi mereka,
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasangan.

B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang metode kontrasepsi dengan
Barier Intravagina.

C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian kontrasepsi Barier Intravagina.
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian kontrasepsi Barier Intravagina.
3. Mengetahui macam-macam kontrasepsi Barier Intravagina.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian metode Barier pada Wanita (Barier Intra-Vaginal)


Metode kontrasepsi barier menghentikan proses reproduksi manusia dengan
menghambat perjalanan sperma dari pasangan pria ke wanita sehingga pembuahan
dapat dicegah. Saat ini , metode-metode barier masih memberikan keuntungan yang
cukup besar dalam aspek keamanan dan reversibilitasnya. Efektifitas metode-
metode ini sangat bergantung pada kualitas pemakaiannya. Angka kegagalan
metode barier berkurang secara bermakna apabila metode ini digunakan secara
konsisten dan benar oleh individu yang memiliki motivasi tinggi.

B. Keuntungan dan Kerugian Metode Barier Intravaginal


a. Keuntungan
1. Mencegah kehamilan
2. Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
b. Kerugian
1. Angka kegagalan relatif tinggi
2. Aktivitas dan spontanitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk
memasang alatnya.
3. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap
sanggama.

C. Macam-macam Barier Intravagina


A. Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.

Metode ini juga baik untuk wanita yang sedang menyusui, wanita yang
jarang bersanggama sehingga tidak memerlukan perlindungan yang terus
menerus.

2
Cara Kerja

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat


reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Diafragma berfungsi sebagai barrier fisik selama behubungan seksual untuk mencegah
sperma mencapai mukus serviks sehingga sprema tidak memperoleh akses ke saluran
genital atas. Diafragma sebaiknya terletak melintang, secara diagonal diserviks,
membentang dari forniks vagina posterior ke belakang simfisis pubis. Karena vagina
mengalami ekspansi saat perangsangan seksual maka harus digunakan ukuran
diafragma terbesar yang nyaman.

Efektivitas

Apabila diafrgama digunakan dengan benar bersama dengan spermisida, maka


angka kegagalan adalah 4-8 per 100 tahun-wanita. Pada pemakaian yang kurang hati-
hati, angka kegagalan dapat mecapai 10-18 per 100 tahun wanita (Bounds,1994)
efektivitas diafragma meningkat apabila digunakan oleh pemakai yang berpengalaman
dan telah melengkapi keluarga mereka daripada wanita yang berniat menjarangkan
kehamilan.

Karena tidak mungkin antara tepi diafragma dan dinding vagina dan benar-benar
dapat mencegah sperma lewat, maka dianjurkan untuk menggunakan spermisida
bersama-sama dengan jenis pesarium oklusif mana pun untuk menghasilkan efektifitas
yang maksimum. Karena spremisida menyebabkan metode bertambah “kotor”, maka
beberapa wanita memutuskan untuk mengandalkan fungsi barier diafragma saja. Hal ini
tidak dianjurkan dan sebuah studi kecil telah membuktikan peningkatan efektivitas
diafragma apabila digunakan bersama dengan spermisida.

Keuntungan

1. Sangat efektif (bila dipakai dengan benar)


2. Aman
3. Diawasi sendiri oleh pemakai
4. Hanya dipakai bila diperlukan
5. Dapat dipakai selama haid (tapi tidak dianjurkan)
6. Tidak mempengaruhi laktasi

3
Kerugian

1. Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai


2. Wanita perlu memegang/manipulasi genetalianya sendiri
3. Untuk pemakaian awal, perlu intruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik yang
terlatih
4. Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk spermisidnya
5. Insersi relatif sukar
6. Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat sanggama
7. Beberapa wanita mengeluh perihal “kebasahan/becek” yang disebabkan oleh
spermisidnya

Macam-macam Diafragma :

1. Coil-spring diafragma
a. Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang
bundar dan dilapisi dengan karet
b. Diapragma ini terutama berguna untuk wanita dengan otot-otot vagina yang
kuat.
Arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis.
Tidak ada perubahan posisi uterus
Ukuran dan kontur vagina normal
2. Flat-spring diafragma (mensinga)
a. Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih
b. Diafragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan :
- Otot-otot vagina yang kuat
- Ukuran dan kontur vagina normal
- Arcus pubis yang dangkal di belakang sympysis pubis
- Nulligravida
- Uterus antefleksi
- Serviks yang panjang yang mengarah ke belakang
3. Arcing-spring diafragma (findlay)
a. Pinggir alas diafragma mempunyai pegas logam rangkap
b. Diafragma ini dapat dipergunakan oleh wanita dengan:
- Tonus otot-otot vagina yang jelek

4
- Sistokel/rektokel sedang
- Prolapsus uteri ringan
- Uterus antefleksi atau retroversi
- Serviks yang panjang yang mengarah ke depan.

Indikasi

1. Apabila pasangan wanita ingin menggunakan metode kontrasepsi berier dan


mendapati metode kontasepsi lain tidak memuaskan
2. Apabila ada alasan medis sehingga wanita tidak dapat menggunakan kontrasepsi
hormon
3. Apabila pasangan menginginkan kontasepsi yang intermiten atau jarang digunakan,
tetapi handal

Kontra Indikasi :

1. Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus


a. Prolapses uteri
b. Cystocole/rectocele yang besar
c. Retroversi atau anterflexi uterus yang berlebihan
d. Septum vagina
2. Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
3. Alergi terhadap latex atau spermisid
4. Riwayat sindrom syok toksis (toxic shock syndrome)
5. Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID, herpes, baru
mengalami episiotomi, introitus yang sangat sempit/ketat)
6. Post partum (bayi aterm) 6-12 minggu
7. Ketidak mampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari dan
melaksanakan tehnik insersi yang benar
8. Kelemahan otot atau prolapse vagina, walaupun hal ini dapat diatasi dengan
pengkajian yang cermat mangenai ukuran dan tipe diafragma yang cocok.
Pengemasan harus ditunda sampai paling tidak 6 minggu pascapartum agar tonus
otot kembali pulih
9. Keengganan fisiologis, atau ketidakmampuan menyentuh darerah genital
10. Ketidakmampuan mempelajari teknik pemasangan

5
11. Kurangnya kebersihan atau prifasi untuk pemasangan, pengeluaran dan perawatan
diafragma

Efek Samping Dan Komplikasi

Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai
sebagaimana mestinya.

Penanganan Efek Samping

Efek samping Penanganan


Infeksi saluran uretra Pengobatan dengan antibiotika yang
sesuai, apabila diafragma menjadi pilihan
utama dalam ber-KB. Sarankan untuk
segera megosongkan kandung kemih
setelah melakukan hubungan seksual atau
sarankan memakai metode lain.
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma Walaupun jarang terjadi, terasa kurang
atau dugaan adanya reaksi alergi nyaman dan mungkin berbahaya. Jika ada
spermisida gejala iritasi vagina, khususnya
pascasanggama, dan tidak mengidap IMS,
berikan spermisida yang lain atau bantu
untuk memilih metode lain.
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung Pastikan ketepatan letak diafragma apabila
kemih/rektum alat terlalu besar. Cobalah dengan ukuran
yang lebih kecil. Tindaklanjuti untuk
meyakinkan masalah telah ditangani
Timbul cairan vagina dan berbau jika Periksa adanya IMS atau benda asing
dibiarkan lebih dari 24 jam dalam vagina (tampon, dll), jika tidak ada,
sarankan klien untuk melepas diafragma
setelah melakukan hubungan seksual, tapi
tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas
terakhir. Setelah diangkat (diafragma harus
di cuci dengan hati-hati menggunakan
sabun cair dan air, jangan menggunakan

6
bedak atau talk jika akan disimpan). Jika
mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat
sesuai dengan pencegahan infeksi.

B. Kap Serviks

Topi ini berbentuk seperti sarung jari dan dirancang untuk terpasang pas menutupi
serviks. Alat ini tetap berada ditempatnya karena terpasang pas diserviks dan oleh
adanya isapan, bukan karena tegangan pegas seperti pada diafragma. Kap Serviks
adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.

Cara Kerja

Dengan menutupi serviks, topi berfungsi sebagai barier fisik terhadap masuknya sperma
ke dalam kanalis servikalis.

Efektivitas

Studi terakhir mendapati angka kehamilan bervariasi dari 8 sampai 20 per 100 tahun-
wanita. Sekitar separuh dari kehamilan tersebut disebabkan oleh kegagalan pemakaian,
dan penyebab utama lainnya adalah terlepasnya topi secara tidak sengaja sewaktu
berhubungan intim

Macam-macam kap serviks:

1. Prentif Cavity-Rim Cap


a. Paling sering dipakai.
b. Tersedia dalam 4 ukuran, dengan diameter dalam 22,25,28, dan 31 mm.
2. Dumas atau Voult Cap
a. Relative dangkal, berbentuk mangkok dengan pinggir alas yang tebal dan
bagian tengah yang tipis.
b. Tersedia dalam 5 ukuran dari 50-75.
c. Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena tonus
otot-otot vagina yang kurang baik atau wanita dengan serviks yang terlalu
pendek.

7
3. Vimule Cap
a. Berbentuk lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol (flanged)
untuk memperkuat hubungan dengan sekitarnya.
b. Cocok untuk wanita dengan:
 Tonus otot-otot vagina yang kurang baik.
 Sistokel (cystocele).
 Serviks yang lebih panjang dari rata-rata.
c. Tersedia dalam ukuran 42-55mm.

Keuntungan

1. Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di Serviks untuk waktu
>24 jam, pemberian spermisid sebelum bersanggama akan menambah
efektivitasnya.
2. Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode intermenstrual, dan hanya
perlu dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid (tetapi ini tidak dianjurkan).
3. Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina
misalnya sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5. Kap serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran
ulang bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina.
6. Kecil kemungkinan menyebabkan gejala saluran kemih

Kerugian

1. Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh didalam
vagina.
2. Pemasangan dan pengeluaran sendiri topi serviks lebih sulit daripada diafragma
3. Dapat timbul bau tidak sedap apabila topi dipasang lebih dari satu atau dua hari

Indikasi

Apabila ada permintaan untuk pesarium oklusi oleh seorang wanita yang tidak cocok
menggunakan diafragma, asalkan serviks normal sehat, mengarah kebawah sesuai
sumbu vagina, dan tidak menekuk ke belakang.

8
Kontra Indikasi:

1. Kelainan bentuk serviks, termasuk serviks yang sangat panjang atau sangat pendek.
2. Riwayat infeksi traktus urinarius yang berulang kali.
3. Alergi terhadap karet atau spermisid.
4. Post partum <6-12 minggu (pakailah kondom).
5. Riwayat pernah mengalami Sindrom Syok Toksik (Toxix Shok Syndrome)
6. Ketidakmampuan wanita untuk memasang dan mengeluarkan serviks dengan benar.
7. Serviks yang pendek atau rusak

Efek samping dan komplikasi:

1. Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila
kap serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.

2. Yang selalu harus dipikirkan adalah kemunginan:

a. Syndrome Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome)


b. Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
c. Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV (Human
Papilloma Virus).

C. Spons

Spons kontrasepsi vagina ini berupa spons bulat putih lunak dengan tengah 5,5 cm
dan terbuat dari busa poliuretan yang mengandung 1 gram nonoksinol-9. Untuk
mempermudah pengeluaran, sebuah lengkung polyester dikait ke spons ini. Alat ini
harus dimasukkan dalam-dalam ke vagina, dengan permukaan yang emiliki cekungan
diletakkan menutupi serviks. Spermisida diaktifkan saat spons dibasahi sebelum
dimasukan.

Cara kerja

Spon today mencegah kehamilan melalui tiga cara: sebagai barrier, sebagai mekanisme
untuk menyerap semen, dan sebagai pembawa spermisida.

Efektifitas

9
Studi di inggris yang membandingkan spons dan diafragma menemukan bahwa spons
sangat kurang dapat diandalkan. Namun, wanita menyambut baik dan menganggapnya
sebagai tambahan terhadap ragam metode kontrasepsi barrier yang sudah ada.

Keuntungan

1. Satu ukuran cocok untuk semua wanita, walaupun disarankan bahwa spons ukuran
yang lebih besar dapat menurunkan resiko kehamilan pada wanita multipara. Spons
ini dapat dibeli tanpa memerlukan pengepasan atau resep.
2. Metode ini nyaman dan mudah digunakan
3. Tidak memerlukan tambahan spermisida sebelum setiap kali akan berhubungan
intim

Kerugian

1. Angka kegagalan relative tinggi


2. Pernah dilaporkan sejumlah kecil kasus sindrom syok toksis, tetapi yang
melegakan, resiko keseluruhan tampaknya dalam kisaran 1 kasus per dua juta
pemakaian spons. Manipulasi traumatik, periode pemasangan yang lama, dan
pemakaian sewaktu menstruasi atau pada masa pasca partum dini meningkatkan
resiko sindrom syok toksis.
3. Sejumlah kecil wanita dan pasangannya mungkin sensitive terhadap spermisida
4. Mahal.

Indikasi

1. Wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi vagina tetapi tidak ingin berkonsultasi
secara medis atau menjalani pengepasan.
2. Wanita yang kesuburannya kurang, misalnya ibu menyusui atau wanita
perimenopause, dan mereka yang sedang menjarangkan kehamilan

Kontra Indikasi

1. Riwayat sindrom syok toksik (toxsic shock syndrome)


2. Alergi terhadap poliyurethane atau spermisitnya
3. Ketidakmampuan wanita untuk melakukan insersi dengan benar
4. Kelainan anatomis dari vagina seperti prolapsus uteri, sistokel, rektokel, retroflexsi
yang ekstrim, sektum vagina

10
Ekfek Samping Dan Komplikasi

1. Iritasi atau reaksi alergi (erythena vulva) yang umunya disebabkan oleh
spermisitnya
2. Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambh besar
3. Kemungkinan timbulnya sindrom syok toksik (10 – 100.000 akseptor – pertahun)

D. Kondom Wanita

Kondom wanita adalah suatu sarung poliuretan dengan panjang 15 cm dan garis
tengah 7 cm dan ujung terbukanya melekat ke suatu cincin poliuretan lentur.

Kondom ini memiliki suatu ukuran dengan pelumas berbahan dari silicon dan
tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai.

Cincin dalam dipasang tinggi didalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat
menutupi serviks karena akan terdorong keatas selama senggama; cincin luar menutupi
labia dan dasar dari penis.

Cara kerja

Seperti metode barier lainnya, kondom wanita mencegah spermatozoa mencapai


saluran atas wanita.

Efektifitas

Studi tentang efektivitas tentang kondom wanita menunjukan bahwa kondom ini
sama efektifnya dengan diafragma, angka kegagalan berkisar dari 5-21 per 100 tahun-
wanita. Wanita memiliki motivasi kuat dan menggunakannya dengan benar dan
konsisten dapat diharapkan dapat memiliki angka kegagalan yang rendah.

Indikasi

1. Apabila pasangan menghendaki pihak wanita yang menggunakan metode barrier


reversible sebagai kontrasepsi.
2. Untuk perlindungan maksimum terhadap infeksi menular seksual (IMS).

11
Kontraindikasi

Beberapa pasangan secara psikologis tidak dapat menerima pemakaian kondom


wanita.

Keuntungan

1. Suatu metode kontrasepsi efektif yang dikendalikan oleh wanita


2. Dapat dibeli tanpa resep di sebagian apotik dan dapat diperoleh secara gratis dari
klinik keluarga berencana.
3. Memberikan perlindungan yang sangat tinggi terhadap IMS dengan cara
melindungi vulva dan uretra.
4. Lebih kuat daripada kondom pria yang terbuat dari lateks dengan risiko robek
lebih kecil serta tidak melemah oleh preparat-preparat vagina yang berbahan
dasar minyak.
5. Bagi pasangan pria, penurunan kenikamatan lebih kecil dibanding dengan
kondom lateks.
6. Dapat dipasang jauh sebelum hubungan intim dan juga dibiarkan beberapa
waktu setelah ejakulasi sehingga proses hubungan intim tidak terlalu terganggu.

Kekurangan

1. Penampilan kurang menarik


2. Kenikmatan terganggu serta timbul suara “gemerisik” sewaktu hubungan intim
3. Proses pemasangan awal mungkin sulit tetapi dengan pemakaian berulang kali
hal ini biasanya dapat teratasi
4. Kadang-kadang dapat terdorongnya seluruhnya masuk kedalam vagina atau
penetrasi dapat terjadi diluar kondom tersebut
5. Mahal.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, kita dapat
menyimpulkan, bahwa tujuan akhir dari keluarga berencana bukan hanya
mengurangi jumlah penduduk, serta memperbaiki ekonomi saja. Namun,
demi manciptakan kesejahteraan bagi umat manusia. Oleh karena itu, kita
sebagai petugas kesehatan harus bisa menyadarkan masyarakat tentang
pentingnya program KB, dengan menggunakan KB sederhana dengan alat
ini akan cenderung ke arah keberhasilan dalam menjalankan program KB.
B. Saran
Dalam menjalankan program KB, kita harus menyadari juga bahwa
keluarga berencana harus didukung oleh peningkatan kesehatan, sosial
ekonomi, serta pendidikan tentang alat konrtrasepsi misalnya dengan
mengadakan penyuluhan tentang program KB.

13
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Pnduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

14

Anda mungkin juga menyukai