Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengumpula Data
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. Pengkajian pada bayi baru lahir dibagi dalam 2
bagian yaitu pengkajian segera setelah bayi lahir, dan pengkajian keadaan fisik untuk
memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami komplikasi (Varney, 1997).
Pengkajian pertama setelah bayi lahir bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru
lahir dari kehidupan dalam uterus yaitu penilaian Apgar. Penilaian sudah dimulai
sejak kepala lahir dari vulva. Sedangkan pengkajian keadaan fisik untuk memastikan
bayi dalam keadaan normal (Varney, 1997).
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir, riwayat yang harus dikaji sebelumnya adalah faktor
genetik yaitu seperti gangguan atau kelainan metabolik pada keluarga dan sindrom
genetik. Kemudian faktor maternal dan perinatal seperti penyakit jantung, diabetes,
ginjal, penyakit hati, hipertensi,penyakit jantung ,diabetes,ginjal,penyakit
hati,hipertensi penyakit kelamin, riwayat abortus dan lain-lain. Riwayat antenatal
sepert i apakah tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan, pernah mengalami
perdarahan, preeklamsi, gestasional diabetes, polihidramnion/oligohidramnion dan
infeksi. Untuk riwayat perinatal seperti prematur/postmatur, partus lama, penggunaan
obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat , posisi janin tidak normal,
ketuban pecah sudah lama, amnion bercampur mekonium, perdarahan selama
ersalinan, prolapsus tali pusat, asidosis janin, dan jenis persalinan. Adapun faktor
perinatal dengan memeriksa bayi secara sistematis (head to toe), identifikasi bayi dari
warna dan aktifitas, cacat, miksi dan mekonium, lakukan pula pemeriksaan
antopometri (lingkar kepala, berat badan serta tinggi badan) (Varney, 1997).

2. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir


Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tenatng seberapa baik bayi melakukan
penyesuain terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat
ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat. Prosedur
pemeriksaan fisik bayi adalah yang pertama memberitahukan kepada orang tua dan
minta persetujuan, cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika perlu, pastikan cukup
penerangan dan hangat (ruangan), pemeriksaan bayi secara head to toe, diskusikan
hasil pemeriksaan dengan orang tua dan catat semua hasil pengkajian sesuai dengan
temuan (Varney, 1997).
a. Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan ; cuci dan
keringkan tangan , pakai sarung tangan; pastikan pencahayaan baik; periksa
apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat; periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan saat melakukan pemeriksaan bayi
baru lahir yakni : kapas,timbangan bayi, pita ukur/metlin, pengukur panjang
badan.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, terlebih dahulu beberapa prosedur harus
diperhatikan antara lain : (1) jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan
dilakukan pemeriksaan, (2) lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor
genetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu (maternal), faktor perinatal, intranatal
dan neonatal. (3) susun alat secara ergonomis, (4) cuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir,keringkan dengan handuk bersih, (5) memakai sarung
tangan, (6) letakan bayi pada tempat yang rata.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir.
Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah
melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut : (a) cuci tangan sebelum dan
sesudah bersentuhan dengan bayi; (b) pakai sarung tangan bersih saat menangani
bayi yang belum dimandikan; (c) semua peralatan dan perlengkapan yang akan
digunakan telah di DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lendir
jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi; (4) handuk, pakaian atau kain yang akan
digunakan dalam keadaan bersih (demikian juga dengan timbangan, pita
pengukur, termometer, stetoskop dll). Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan
(JNPK-KR, 2007).
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan
diatas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan didekat ibu misalnya di
antara kedua kaki ibu atau disebelah ibu). Pastikan area tersebut bersih dan kering.
Kemudian lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut: (a)apakah menangis
kuatdan/bernafas tanpa kesulitan; (b) apakah bergerak aktif atau lemas?; (c) jika
bayi tidak bernapas atau megap-megap, atau lemah maka segera lakukan resusitasi
bayi baru lahir (JNPK-KR, 2007).
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari ujung kepala sampai ke
ujung kaki tidak boleh adayang terlewatkan, karena jika ada kelainan atau cacat
bawaan, atau ada luka/lecet akan segera diketemukan sejak awal.
Sebelum pemeriksaan fisik bagian demi bagian sebaiknya lakukan pemeriksaan
antropometri untuk tiap bagian sesuai daerah yang dilakukan pemeriksaan, untuk
mencegah bayi tidak dibuka tutup pakaian berkali-kali karena akan
mengakibatkan suhu bayi tidak stabil, pemeriksaan antara lain:
Terlebih dahulu lakukan penimbangan berat badan dengan cara : letakkan kain
atau kertas pelindung dan atur skal penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi, berat
badan bayi lahir normal antara 2500gr-400gr, kemudian ganti pembungkus bayi.
1. Bagian Kepala
Ukur lingkar kepala, dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali
lagi ke dahi.
Ukuran circumferensial (keliling): (1)cirkumferensial fronto occipitalis
±34cm. (2) cikumferensia mento occipitalis ±35cm. (3) cirkumferensial sub
occipito bregmatika ±32cm.
Setelah dilakukan pengukuran, maka rabalh kepala sepanjang garis satura dan
frontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang beranjak lebar
mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa
hari sehingga ujung ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat
dehidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan
posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
Lakukan pemeriksaan terhadap adanya trauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang
tengkorak. Perhatikan adanya kelaianan kongenital seperti; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
Kemudian periksa wajah, wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi
tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan
kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin.
Perhatikan juga kelaianan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.
Pada saat memeriksa mata, goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan
supaya mata bayi terbuka, lakukan pemeriksaan terhadap: periksa jumlah,
eposisi atau letak mata; periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna; periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kumudian sebagai kekeruhan pada kornea.
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina; periksa adanya
trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina; periksa adanya
sekret pada mata; konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan; apabila ditemukan epichantus
melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
Hidung, kaji bentuk dan lebar hidung pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm; bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring; periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah,
hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital; periksa adanya pernapasan
cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukan adanya
gangguan pernapasan.
Mulut: perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimestrisan bibir menunjukan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil
menunjukan mikrognatia; periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau
ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut); periksa keutuhan langit-
langit, terutama pada persambungan antara paltum keras dan lunak; perhatikan
adnaya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat
Epistein’s pearl atau gigi; periksa lidah apakah membesar atau sering
bergerak. Bayi dengan edem otak atau tekanan intrakranial meninggi sering
kali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
Telinga diperiksa kanan dan kri, periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan
posisinya; pada bayi cukup bulan, tulang rawann sudah matang; daun telinga
harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas;
perhatikan letak dau telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin); perhatikan
adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal.
2. Leher dan Dada
Pemeriksaan leher, biasanya leher bayi pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher; periksa adanya trauma
leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis; lakukan
perabaab untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan periksa adanya
pembesaran kelenjar typoid dan vena jugularis; adanya lipatan kulit yang
berlebihan dibagian belakang leher menunjukan adanya kemungkinan trisomi
21.
Klavikula, raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama
pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur.
Tangan : kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah; kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fruktur; periksa
jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili; telapak tangan harus
dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21; periksa adanya paronisia pada
kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga paronisia pada kuku yang
dapt terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
Dada: ukur lingkar dada, ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung
kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu), lingkaran
bahu ±34cm. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapa. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotaraks, paralis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan; pada bayi cukup bulan, puting susu sudah
terbentuk denganbaik dan tampak simetris; payudara dapat tampak membesar
tetapi ini merupakan keadaan yang normal.
3. Abdomen
Abdomen; abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakak; jika perut
sangan cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika; abdomen yang
membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya, jika
perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten.
4. Genetalia
Genetalia; (a) pada bayi laki-laki panjag penis 3-2cm dan lebar 1-1,3cm.
Periksa posisi lubang uretra. Preputisium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis; periksa adanya hipospadia dan epispadia; skrortum
harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua, (b) pada bayi
perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora; lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina; terkadang tampak adanya sekret yang berdarah
dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
5. Anus, rektum dan punggung
Anus dan rectum; eriksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya, mekonium
secara umum keluar 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan.
6. Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kudua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan; kedua tungkai harus dapat bergerak
ebas. Kurangnya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur,
kerusakan neurologis; periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki.
7. Spinal
Periksa spinal dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medula spinalis atau
kolumna vertebrata
Setelah melakukan pemeriksaan punggung, lakukan pengukuran panjang
badan, dengan cara: letakkan bayi ditempat yang datar, dibawah cahaya lampu
sorot agar bayi tidak kedinginan, ukur panjang badan dari kepala sampai tumit
dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang
tidak lentur.
Kulit: perhatikan kondisi kulit bayi, antara lain: periksa adanya ruam dan
bercak atau tanda lahir; periksa adanya pembengkakan; perhatikan adanya
vernik kaseosa; perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada
bayi kurang bulan. Terakhir setelah pemeriksaan selesai, jelaskan pada ibu
atau keluarga tentang hasil pemeriksaan, rapikan bayi, bereskan alat, dan
lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai