Anda di halaman 1dari 7

METODE KHUSUS PEMBELAJARAN KEBIDANAN

Disusun Oleh : Hilmiah Yuliana

NIM : 17519018

Kelas : A DIV Bidan Pendidik

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN MITRA RIA HUSADA JAKARTA 2017
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

A. Gaya Hidup
1. Kebiasaan minum jamu.
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita
hamil, karena efek minum jamu dapat membahayakan tubuh kembang janin
seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR, Partus Prematur, kelainan
ginjal dan dan jantung janin, asfiksia neonaturum, kematian janin dalam
kandungan dan malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila
minum jamu pada trimester 1. Selain efek pada janin juga terdapat
kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung
dan ginjal, shock dan perdarahan. Efek tersebut dapat terjadi dikarenakan
kandungan tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan lain
yang mungkin tidak aman bagi ibu. Karena kenyataan yang ada
dimasyarakat menunjukan bahwa tidak semua jamu yang beredar dipasaran
Indonesia mencantumkan bahan atau komposisi jamu, termasuk tidak
mencamtumkan hasil riset evidence mengenai zat;zat yang digunakan untuk
membuat jamu, bahkan kadang ada yang mencampur jamu dengan jenis
obat tertentu yang membahayakan kehamilan. Menurut standar konsep
pengobatan tradisional sebenanrnya diperbolehkan dan dibenarkan dengan
persyaratan bahwa zat-zat atau bahan yang digunakan dalam pengobatan
tradisional tersebut sudah terbukti efektif dan bermanfaat dan tidak
membahayakan kehamilan.
2. Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu.
Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang membahayakan kehamilan
dan ada yang mendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama hamil.
Mengenai mitos,, takhayul atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi
oleh lingkungan sosial dan adat istiadat tertentu. Contoh ada mitos mitoni,
tidak boleh memakan makanan yang berbau amis, tidak boleh
mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air kelapa
muda, tidak boleh memotong rambut, tidk boleh berkata kotor dsb. Kalua
kita kaji satu persatu akan kita temukan mana yang membahayakan dan
yang menguntungkan untuk asuhan kehamilan. Bagaimana menempatkan
hal tersebut dalam asuhan adalah dengan kajian analitik dan evidence.
Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang
membahayakan dalam asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan
memberikan konseling dan pendidikan yang tepat pada ibu hamil.
3. Aktivitas seksual
Nasehat atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual
ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care. Seringkali
pemberian hasil pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil
sangat minim diberikan, bahkan kadang informs diberikan secara tidak
jelas, implisit, dengan bahaya kias menimbulkan salah pengertian.
Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan
aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual.
Mengenai aktifitas seksual jarang sekali diklarifikasi ataupun didiskusikan
dengan ibu hamil. Bahkan ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa
hal ini tabu untuk dibicarakan. Beberapa hasil penelitian ditunjukan bahwa
efek dari aktifitas seksual selama hamil. Larangan dalam aktivitas seksual
pada ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence.
Terdapat peubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama
hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Beberapa
pendapat mengenai hubungan seksual selama hamil didasari pada beberapa
konsep bahwa dalam cairan sperma terkandung prostlagandin sehingga
merangsang munculnya kontraksi, dimungkinkan merangsang mulainya
persalinan, maka muncul pendapat bahwa coitus mendekati usia kehamilan
aterm menyebabkan kemungkinan insiden kehamilan postterm atau
serotimus. Namun menurut konsep evidence bassed menyatakan bahwa
pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak terbukti signifikan
berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.
4. Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
Menurut analisis profesioanal bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi
ibu hamil bukan hanya pekerjaan luar rumah atau institusi tertentu, tetapi
juga pekerjaan atau aktifitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah,
termasuk pekerjaan sehari-hari dirumah dan mengasuh anak. Contoh
aktivitas yang beresiko bagi ibu hamil yaitu aktivitas yang meningkatkan
stress, berdiri lama sepanjang hari, mengangkat suatu yang berat, paparan
suhu atau kelembaban yang ekstrim tinggi atau rendah, pekerjaan dengan
paparan radiasi. Nasehat yang penting disampaikan adalah bahwa ibu hamil
tetap boleh melakukan aktivitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah
pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk
kehamilan dan ada perubahan dalam aktivitas atau pekerjaan karena
berhubungan dengan kapasitas fisik ibu dan perubahan system tubuh,
nasehatkan pula dari sisi keuntungan dan resiko bagi ibu hamil.
5. Exercise atau senam hamil
Senam hamil atau latihan memberi keuntungan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah,
mengurangi keluhan kram atau pega-pegal, dan mempersiapkan
pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan.
Komponen gerakan senam ada beberapa modifikasi yang berbeda-beda
tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu adanya pemanasan,
latihan pernafasan, latihan otot dan latihan panggul. Perhatikan mengenai
kontraindikasi untuk melakukan senam hamil, misalnya kehamilan dengan
abortus berulang, dengan penyakit hipertensi atau kehamilan dengan
penyakit tertentu sehingga menimbulkan resiko bagi kehamilannya.
B. Faktor psikologis
Status emosional dan psikologis ibu turut menetukan keadaan yang timbul
sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan segai proses fisiologi menjadi
kehamilan patalogis. Faktor psikologi yang dapat mempengaruhi kehamilan
diantaranya :
1. berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri ibu hamil
(internal) dan dapat juga berasal dari dari faktor luar diri ibu hamil. Faktor
psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat
berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal
yang terjadi selama kehamilan.
2. Sedangkan faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa
pengalaman ibu. Stressor eksternal ini meliputi status marital, masalah
ekonomi, konflik keluarga, kasih sayang, support mental, broken home.
3. Dukungan keluarga
Setiap tahap usia, kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap
perubahan yang terjadi, dimana sumber sumber stress terjadi karena dalam
rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu. Dalam menjalani
proses itu, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari
keluarga dengan cara menunjukan perhatian dan kasih sayang
4. Penyalahgunaan obat,
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil dimasa kecil akan sangat membekas
dan mempengaruhi kepribadianya. Ini perlu kita berikan perhatian karena
pada pasien yang mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih
maksimal dalam menempatkan dirinya sebagai teman atau pendamping
yang dapat dijadikan tempat bersandar bagi pasien dalam masalah
kesehatan. Pasien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian
yang tertutup.
5. Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan ( Partner Abuse)
Hasil penelitian menujukan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan
adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan
oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai
kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek
psikologis yang muncul adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada
pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
C. Stressor Internal dan Eksternal
1. Stressor internal
Ini meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu
sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat
menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat
ketika bayi lahir. Anak akan menjadi seseorang dengan kepribadian yang
tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang di alami oleh ibunya, seperti
anak yang menjadi seorang dengan kepribadian temperamental, autis, atau
orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak kita harapkan,
oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat diperlukan.
2. Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi. Misalnya
masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekananan
dari lingkungan dan masih banyak kasus yang lain.
Daftar pustaka
1. Yeni Kusmiyati, SST 2008, Buku Perawatan Ibu Hamil Yogyakarta : Fitra Maya.
2. Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka. 2008
3. Ai Yeyeh Rukiah, S.SiT, MKM 2009, Buku Asuhan Kebidanan 1 ( Kehamilan ).
Jakarta Timur.
4. Ari sulistyawati, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta. Salemba
medika

Anda mungkin juga menyukai