Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan.
Abotus iminens
Ialah proses awal dari suatu keguguran,yang ditandai dengan perdarahan pervaginam
sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan janin masih baik intra uterin.
Abortus iminens dapat disertai nyeri akibat kram pada abdomen bawah atau nyeri pada
punggung bawah tetapi bisa juga tidak.
Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan aterm dan lahir normal.
Jika terjadi kematian, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan.
b. Penanganan spesifik
1. Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total
2. Anjurkan untuk tidak melakuakan aktivitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual
3. Bila perdarahan :
a. Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjdi
perdarahan lagi
b. Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan
konfirmasi adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola)
c. Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas,pemantauan hanya
dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologi.
Diagnosa
Menurut Kusmiati (2009) , diagnose abortus iminens dapat ditegakkan
berdasarkan :
a. Anamnesis
1. Kram perut bawah
Perdarahan sedikit,dari jalan lahir
b. Pemeriksaan
1. Flukus ada (sedikit)
2. Ostium uteri tertutup
3. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4. Uterus lunak
c. Pemeriksaan penunjang
1. Buah kehamilan masih utuh,ada tanda kehidupan janin
2. Meragukan
3. Buah kehamilan tidak baik,janin mati