Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

KOMPONEN SEMI KONDUKTOR

A. Pendahuluan

Prinsip utama penggunaan rangkaian elektronika daya dalam sistem


ketenagalistrikan pengubahan suatu besaran listrik tertentu (misalnya tegangan
bolak-balik) menjadi besaran listrik yang sama atau berbeda (misalnya
tegangan searah) dengan menggunakan piranti komponen semi konduktor
daya. Komponen semikonduktor memiliki peran penting dalam rangkaian
elektronika daya, oleh karena semua pengaturan (controlling), pengubahan
(converting) bentuk sinyal masukan dilakukan pada komponen semi konduktor
tersebut.

Penggunaan komponen semikonduktor daya yang berfungsi sebagai


sakelar dalam suatu rangkaian elektronika memiliki keuntungan, diantaranya
dapat menaikkan efisiensi dan performasi rangkaian karena rugi daya yang
terjadi pada komponen akibat pensakelaran relatif kecil. Sesuai dengan sifat
atau karakteristik sekelar, sifat atau karakteristik komponen semikonduktor
daya yang difungsikan sebagai sakelar juga mempunyaii dua keadaan, yaitu:
kondisi ’ON’ dan kondisi ’OFF’. Kondisi ON berarti rangkaian dalam keadaan
tertutup dan kondisi OFF berarti rangkaian dalam keadaan terbuka. Dalam
kondisi ideal, komponen semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai
sekelar hanya menyerap daya yang relatif kecil baik saat kondisi ’ON’
maupun ’OFF’ atau bahkan dalam kondisi tertentu daya yang diserap dapat
diabaikan (nol). Keuntungan lain dari proses pensakelaran ini dapat dilakukan
sekaligus proses pengubahan atau prosespengaturan. Karena keistimewaan
inilah semi konduktor daya banyak digunakan dalam pengaturan daya listrik.
Blok diagram seperti ditunjukkan pada gambar 1 berikut memperlihatkan
fungsi utama dari rangkaian elektronika daya.

Teknik Elektronika Daya


2

Gambar 1. Ruang lingkup Kerja Rangkaian Elektronika Daya

Beradasarkan blok diagram pada gambar 1 di atas dapat dijelaskan


bahwa rangkaian elektronika daya dapat mengubah bentuk sinyal listrik,
antara lain: (1) rangkaian elektronika daya yang mengubah sumber listrik arus
bolak-balik (alternating current – ac) menjadi tegangan listrik searah (direct
current – dc), (2) mengubah tegangan listrik arus searah (direct current –
dc) menjadi tegangan listrik arus bolak-balik (alternating current – ac), (3)
mengubah tegangan dc tetap menjadi tegangan dc yang dapat diatur besarnya,
dan ( 4 ) mengubah tegangan bolak-balik ac dengan frekuensi tertentu
menjadi tegangan bolak-balik ac dengan tegangan dan frekuensi yang
variabel..
Aplikasi rangkaian elektronika biasanya digunakan pada peralatan
konversi daya listrik yang besar; seperti : transmisi daya listrik, pengaturan
motor listrik secara elektronis di industri; hingga peralatan listrik keperluan
sehari-hari dengan daya yang rendah. Pengaturan lampu (dimmer) dan
Uninterutable Power Supply (UPS) merupakan contoh aplikasi rangkaian
elektronika daya yang sering dijumpai dalam pemakaian sehari-hari

Teknik Elektronika Daya


3

B. Karakteristik Komponen Semi Konduktor Daya


1. Dioda

Dioda merupakan komponen semikonduktor (komponen)


elektronika daya dengan dua terminal, yaitu: anoda (A) dan katoda (K).
Fungsi dioda dalam rangkaian elektronika daya adalah sebagai sakelar,
artinya hanya melewatkan arus dari anoda (A) ke katoda (K). Gambar
2(a), (b), dan (c) masing-masing menunjukkan simbol dioda,
karakteristik V-I diode, dan karakteristik ideal dioda jika dioperasikan
sebagai sakelar. Sebagai sakelar, sebagaimana Gambar 1 (c), dioda akan
konduksi (ON) jika potensial anode lebih positif daripada potensial katoda
atau tegangan anoda-katoda positif (Vak(+)), dan dioda akan memblok
(OFF) jika potensial pada anoda lebih negatif daripada potensial pada
katoda atau tegangan anoda-katoda negatif (Vak(-)). Seperti pada gambar
1(b) pada saat dioda dalam keadaan ON,, akan terdapat tegangan jatuh
pada dioda sebesar Vak(+), pada umumnya sebesar 0,3 volt untuk bahan
semi konduktor Silikon, dan 0,7 volt untuk bahan semi konduktor
germanium. Sedangkan dalam keadaan tidak bekerja OFF, akan terjadi
arus bocor pada arah terbalik Iak(-) yang tergantung dari jenis dan
kapasitas dioda.

Gambar 2. Diode: (a) simbol diode, (b) karakteristik diode,


(c) karakteristik ideal diode sebagai sakaler

Bila mana diode dalam keadaan ideal, pada saat dioda dalam
kondisi ON tegangan jatuh anoda katoda (Vak) sama dengan nol dan arus
Teknik Elektronika Daya
4

yang mengalir pada diode sama dengan arus bebannya. Sebaliknya


bilamana dioda dalam kondisi OFF, maka tegangan jatuh pada anoda-
katoda akan sama dengan tegangan sumbernya, sedangkan arus anoda-
katoda yang mengalir sama dengan nol. Dengan kata lain untuk dioda
ideal, tidak terjadi rugi tegangan dan kerugian daya pada dioda dalam
keadaan bekerja.

2. Thyristor

Thyristor merupakan komponen elektronika daya yang umum


digunakan untuk rangkaian pengendali. Komponen elektronika daya yang
termasuk dalam keluarga komponen thyristor adalah; silicon-controlled
retifier (SCR), gate turn-off thyristor (GTO) dan TRIACS. SCR
mempunyai tiga terminal, yaitu anoda (A), katoda (K), dan gate (G).
Dalam pemakaiannya SCR dapat diberi suplai tegangan bolak-balik (ac),
maupun tegangan searah (dc). Suplai tegangan bolak-balik ditunjukkan
dengan fungsi pengubah tegangan ac menjadi tegangan dc (rectifier), dan
Suplai tegangan searah ditunjukkan dengan fungsi pengubah tegangan dc
menjadi tegangan dc teregulasi. Dalam teknik elektronika daya SCR pada
umumnya juga dioperasikan sebagai sakelar. Gambar 3(a), (b), dan (c)
masing-masing menunjukkan simbol SCR, karakteristik V-I SCR, dan
karakteristik ideal SCR yang dioperasikan sebagai sakelar.
Bila sumber tegangan masukan yang digunakan adalah tegangan
searah, maka SCR akan konduksi (ON) jika potensial pada kaki anoda (A)
lebih positif dari potensial pada kaki katoda (K), dan arus dengan pulsa
positif dialirkan pada kaki gate. Besarnya arus yang dileawatkan dari
kaki anoda ke kaki katoda akan sangat tergantung dari besarnya arus
gate. SCR akan terus berada dalam keadaan ON meskipun arus triger
pada kaki gate diputuskan. SCR akan OFF dengan cara membuat
potensial pada kaki anoda dan katoda tepat sama besar. Proses pengaliran
arus listrik pada kaki gate SCR disebut dengan penyulutan, ini disebut

Teknik Elektronika Daya


5

penyulutan/ pemicu (triggering), sedangkan proses pemutusan (OFF)


dari kondisi ON menjadi kondisi OFF ini peristiwa (commutation).
Selanjutnya, jika sumber tegangan masukan yang digunakan
tegangan bolak-balik, SCR akan ON ketika tegangan bolak-balik pada
polaritas positif dan akan OFF pada polaritas negatif, tetapi pada
terminal gate harus selalu dialirkan arus pulsa positif. Berbeda dengan
karakteristik sebelumnya, SCR akan OFF bila tegangan pada kaki katoda
lebih positif dari tegangan pada kaki anoda, dan arus pulsa pada gate
diputus. Hal ini berarti, arus pulsa pada gate harus selalu dihubungkan
dengan terminal gate agar rangkaian dapat bekerja sebagaimana yang
diharapkan.

Gambar 3.. Simbol hyristor (a) simbol SCR,


(b) karakteristik SCR,
(c) karakteristik ideal SCR sebagai sakelar

Bila kompon semikonduktor SCR berada dalam kondisi ideal,


ketika SCR dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan pada

Teknik Elektronika Daya


6

SCR sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus
bebannya. Sebaliknya, SCR dalam kondisi OFF memiliki karakteristik
tegangan pada SCR sama dengan tegangan sumbernya dan arus yang
mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi SCR ON dan OFF ini dapat
dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada SCR

3. Gate Turn-off (GTO) Thyristor

GTO merupakan komponen elektronika daya yang memilikitiga


terminal, yaitu: anoda, katoda, dan gerbang (gate). Semikonduktor
daya ini termasuk dalam keluarga thyristor. Dalam rangkaian
elektronika daya, GTO dioperasikan sebagai sakelar. Gambar 4(a), (b),
dan (c) masing-masing ditunjukkan simbol GTO, karakteristik V-I GTO,
karakteristik ideal GTO yang difungsikan sebagai sakelar. Seperti halnya
pada SCR, GTO juga akan konduksi (ON) jika potensial pada anoda
lebih positif daripada potensial pada katoda dan pada terminal gerbang
dialirkan pulsa arus positif dan akan terus ON. GTO akan OFF
jika terminal gerbang dan katoda diberi tegangan yang lebih negatif atau
dialiri pulsa arus negatif.

Gambar 4. Simbol danKarakteristik GTO


(a) simbol GTO,
(b) karakteristik GTO,
(c) karakteristik ideal GTO sebagai sakelar

Teknik Elektronika Daya


7

4. Transistor Daya

Transistor merupakan komponen elektronika daya yang memiliki


tiga terminal, yaitu: basis, emitor, dan kolektor. Dalam rangkaian
elektronika daya, transistor umumnya dioperasikan sebagai sakelar
dengan konfigurasi emitor-bersama. Transistor bekerja atas dasar
prinsip kendali-arus (current driven). Gambar 1.4 (a), (b), dan (c)
masing-masing ditunjukkan simbol transistor, karakteristik transistor,
dan karakteristik ideal transistor sebagai sakelar. Transistor dengan
jenis NPN akan ON jika pada terminal kolektor-emitor diberi panjar
(bias) dan pada basis memiliki potensial lebih positif daripada emitor
dan memiliki arus basis yang mampu mengendalikan transistor pada
daerah jenuh. Sebaliknya, transistor akan OFF jika arus basis dikurangi
hingga pada kolektor tidak dapat mengalirkan arus listrik.

Gambar 5.Simbol Transistor dan Karakteristik


(a) simbol transistor,
(b) karakteristik transistor,
(c) karakteristik ideal transistor sebagai sakelar

Jika transistor dalam kondisi ideal, ketika transistor dalam kondisi


ON memiliki karakteristik tegangan pada terminal emitor dan kolektor
(VCE) sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus
bebannya. Sebaliknya, ketika transistor dalam kondisi OFF memiliki
karakteristik tegangan pada transistor sama dengan tegangan sumbernya

Teknik Elektronika Daya


8

(VCC) dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi
transistor ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian
daya pada transistor sebagai sakelar.

5. Mosfet
MOSFET merupakan komponen semikonduktor daya yang
memiliki tiga terminal, yaitu: gerbang, sumber (source), dan pengalir
(drain). MOSFET bekerja atas dasar prinsip kendali-tegangan (voltage-
driven). Gambar 6(a), (b), dan (c) masing-masing menunjukkan simbol
MOSFET, karakteristik V – I MOSFET, dan karakteristik ideal MOSFET
sebagai sakelar. Rangkaian pengaturan ON dan OFF dengan piranti
MOSFET lebih mudah dibandingkan piranti transistor. Jika pada terminal
gerbang-sumber dicatu tegangan yang cukup besar maka piranti akan ON,
sehingga menghasilkan tegangan yang kecil antara terminal pengalir-
sumber. Dalam kondisi ON, perubahan tegangan pada terminal pengalir-
sumber berbanding lurus dengan arus pada terminal engalirnya. Jadi,
terminal pengalir-sumber memiliki resistansi sangat kecil pada saat
kondisi ON

Gambar 6. Simbol MOSFET dan Karakteristik


(a) simbol MOSFET,
(b) karakteristik MOSFET
(c) karakteristik ideal MOSFET sebagai sakelar

Teknik Elektronika Daya


9

Jika MOSFET dalam kondisi ideal, ketika MOSFET dalam


kondisi ON memiki karakteristik tegangan pada terminal pengalir dan
sumber (VDS) sama dengan nol dan arus yang mengalir sama
dengan arus bebannya. Sebaliknya, ketika MOSFET dalam kondisi OFF
memiliki karakteristik tegangan pada MOSFET sama dengan tegangan
sumbernya (VDD) dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam
kondisi MOSFET ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian
daya pada MOSFET sebagai sakelar

6. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)


IGBT merupakan komponen elektronika daya yang memiliki
karakteristik gabungan antara MOSFET, transistor, dan GTO. Seperti
MOSFET, IGBT memiliki impedansi gerbang yang tinggi sehingga hanya
memerlukan arus yang kecil untuk mengaktifkannya. Serupa dengan
transistor, IGBT memiliki tegangan kondisi-ON yang kecil meskipun
komponen ini mempunyai rating tegangan yang besar dan mampu
memblok tegangan negatif seperti halnya GTO.

Gambar 7. Simbol IGBT dan Karakteristik


(a) simbol IGBT,
(b) karakteristik IGBT
(c) karakteristik ideal IGBT sebagai sakelar

Teknik Elektronika Daya


10

Gambar 7(a), (b), dan (c) masing-masing menunjukkan simbol


IGBT, karakteristik IGBT, dan karakteristik ideal IGBT sebagai sakelar.
Seperti halnya semi konduktor daya yang lainnya, komponen semi
konduktor IGBT yang berada dalam kondisi ON dan OFF juga tidak
terjadi kerugian daya pada IGBT yang difungsikan sebagai sakelar.

C. Prinsip Dasar Dalam Teknik Elektronika Daya


Pengaturan daya listrik dapat dilakukan dengan cara melakukan
konversi bentuk gelombang besaran tertentu menjadi bentuk lain
dengan menggunakan suatu rangkaian elektronika dengan prinsip kerja
yang memanfaat karakteristik pensakelaran dari piranti semikonduktor daya
sebagai diuraikan di muka. Esensi dasar rangkaian elektronika daya
dapat dijelaskan melalui Gambar 8(a) dan (b). Gambar 8(a) merupakan
pengaturan sumber tegangan Vs menjadi sumber tegangan luaran (VRL)
pada beban RL yang nilainya ditentukan oleh pengaturan potensiometer,
dimana nilai tegangan VRL akan selalu lebih kecil atau maksimum sama
dengan tegangan Vs. Pengaturan tegangan dengan menggunakan potensio

meter ini, terdapat rugi daya pada potensiomete sebesar I2(R1+ R2). Dalam
konsep teknik elektronika daya, rugi daya harus. Untuk keperluan tersebut,
potensio meter diganti dengan prinsip pensakelaran elektronis
(electronic switching). Prinsip pensakelaran elektronis merupakan dasar
dari operasi suatu rangkaian elektronika daya seperti ditunjukkan pada
Gambar 8(b). Komponen semikonduktor daya sebagaimana dijelaskan di
muka umumnya digunakan sebagai sakelar elektronis ini. Dari Gambar 8(b)
dapat dijelaskan bahwa saat sakelar elektronis (SE) kondisi ON dan OFF
tidak terjadi rugi daya pada SE, karena saat ON tegangan pada SE sama
dengan nol dan arus yang mengalir pada SE sama dengan arus pada beban
RL. Sebaliknya, saat OFF tegangan pada SE sama dengan sumber VS
tetapi arus yang mengalir pada SE sama dengan nol sehingga rugi daya
sama dengan nol
Teknik Elektronika Daya
11

Gambar 8. Prinsip Pengendalian Dalam Teknik Elektronika Daya

Berbagai konversi daya dapat dilakukan dengan rangkaian


elektronika daya. Fungsi dasar dari konversi daya listrik dengan piranti
semikonduktor daya dapat ditunjukkan dengan Gambar 1.8. Dengan acuan
konversi daya tersebut, rangkaian elektronika daya dapat diklasifikasikan
dalam lima jenis, yaitu :
1. Penyearah tak-terkendali, merupakan suatu rangkaian yang
berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik (ac) menjadi
tegangan arus searah (dc) tetap/ tidak dapat diatur.

2. Penyearah terkendali (konverter AC-DC), merupakan suatu


rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC yang dapat dikendalikan/ diatur.
3. Pengatur tegangan bolak-balik (konverter AC-AC), merupakan
suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC tetap
menjadi tegangan AC yang dapat dikendalikan/ diatur.
4. Pemangkas arus searah (chopper DC), merupakan suatu rangkaian
yang berfungsi untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi
sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur.
5. Inverter (konverter DC-AC), merupakan suatu rangkaian yang
berfungsi untuk mengubah sumber tegangan DC tetap
menjadi sumber tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur.

Teknik Elektronika Daya


12

D. Evaluasi
1. Jelaskan dengan bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan elektronika
daya itu ?

2. Jelaskan dengan menggunakan gambar ;


a. Prinsip kerja dioda yang berfungsi sebagai sakelar
b. Prinsip kerja SCR yang berfungsi sebagai sakelar
c. Prinsip kerja transistor sebagai sakelar, dan
d. Prinsip kerja MOSFET sebagai sakelar !

3. Jelaskan perbedaan karakteristik penyulutan pada SCR dan transistor !

4. Jelaskan perbedaan karakteristik penyalaan pada transistor dan


MOSFET !

5. Jelaskan prinsip kerja rangkaian pemotong (chopper) arus searah

Teknik Elektronika Daya

Anda mungkin juga menyukai