A. Definisi
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap
akhir. CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea
dan sampah nitrogenlain dalam darah.
CKD adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tidak dapat pulih,
dan dapat disebabkan berbagai hal. Istilah uremia sendiri telah dipakai sebagai
nama keadaan ini selama lebih dari satu abad. Walaupun sekarang kita sadari
bahwa gejala CKD tidak selalu disebabkan oleh retensi urea dalam darah.
Chronic Kidney Disease atau sering disebut gagal ginjal kronik adalah
gangguan fungsi ginjal menahun yang bersifat cepat dan tidak bisa pulih.
Dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme tubuh dan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. Etiologi
Dibawah ini ada beberapa penyebab CKD menurut Price, dan Wilson
diantaranya adalah tubula intestinal, penyakit peradangan, penyakit vaskuler
hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan herediter,
penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati obsruktif. Beberapa contoh dari
golongan penyakit tersebut adalah :
a. Penyakit infeksi tubulointerstinal seperti pielo nefritis kronik dan refluks
nefropati.
b. Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis.
c. Penyakit vaskular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, dan stenosis arteria renalis.
d. Gangguan jaringan ikat seperti Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa, dan seklerosis sistemik progresif.
e. Gangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik, dan
asidosis tubulus ginjal.
f. Penyakit metabolik seperti diabetes militus, gout, dan hiperparatiroidisme,
serta amiloidosis.
g. Nefropati toksik seperti penyalah gunaan analgetik, dan nefropati timah.
h. Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri dari
batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal. Traktus urinarius bagian bawah
yang terdiri dari hipertropi prostat, setriktur uretra, anomali kongenital
leher vesika urinaria dan uretra.
E. Penatalaksanaan CKD
Penderita CKD perlu mendapatkan penatalaksanaan secara khusus sesuai
dengan derajat penyakit CKD, bukan hanya penatalaksanaan secara umum.
1. Primer : Mencegah sebelum penyakit timbul dengan memelihara ginjal
a. Minum cukup : urin ± 1.5 - 2 L/hari.
b. Hindari obat yang merusak ginjal (nasihat dokter)
c. Kenali faktor risiko penyakit ginjal: Hipertensi, DM, Infeksi, dll,
d. Kenali gejala dini penyakit ginjal.
e. Segera konsultasi dengan dokter.
2. Sekunder :
a. Diagnosis dini
b. Pengobatan cepat
c. Bila ada gejala dini penyakit ginjal
Perubahan urin: merah, keruh, berbusa
d. Bila ada factor risiko : check up
e. Tekanan darah, pemeriksaan urin, kreatinin
Bila ditemukan kelainan : Berobat teratur
1. Konservatif
Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
Observasi keseimbangan cairan
Observasi adanya odema
Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
Peritoneal dialysis, biasanya dilakukan pada kasus – kasus
emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut adalah CAPD (Continues Ambulatori Peritonial
Dialysis).
3. Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke
jantung ).
Operasi
Pengambilan batu
Transplantasi ginjal
DAFTAR PUSTAKA
Suyono, Slamet. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI