Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Bendungan PDF
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Bendungan PDF
PPST – AHSP
KELOMPOK KERJA BENDUNG
RPT0
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS
BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
Konsep
PENDAHULUAN........................................................................................................... iv
2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1
BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 15
Lampiran – B.1 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Bendung.... 17
i
Lampiran – C1 Contoh Perhitungan Desain Bendung di Sungai (......) ...................... 68
ii
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
iii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi dan desain dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan berpedoman
pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang tercantum pada Acuan Normatif.
Kajian pada pedoman ini meliputi bangunan utama dan bangunan penunjang pada
Bangunan Bendung yang berfungsi untuk irigasi. Adapun ruang lingkup desain bangunan
pada bendung adalah sebagai berikut :
1) Lokasi tubuh bendung
2) Tubuh bendung (tetap dan gerak)
3) Intake
4) Bangunan peredam energi
5) Bangunan pembilas
6) Tembok sayap, tembok pangkal dan pengarah arus
7) Bangunan penahan batu
8) Lantai hulu dan hilir
9) Kantong lumpur
10) Peilschale
11) Jembatan inspeksi
iv
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk kegiatan detail desain bendung
dalam pekerjaan pembangunan bendung.
Pedoman ini dapat digunakan untuk kegiatan detail desain pengembangan baru, perbaikan
dan up-grading.
Pedoman ini mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi,
peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah hujan), data
kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin) dan data
primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi dan pemetaan,
penyelidikan geoteknik, survey hidrometri), analisis hidrologi, desain hidraulik, analisis
konstruksi, gambar desain, perhitungan volume pekerjaan untuk menghitung rencana
anggaran biaya.
2. ACUAN NORMATIF
Undang-undang (UU) :
- UU No. 7 Tahun 2004 : Undang-Undang tentang Sumber Daya Air
Keputusan Menteri (KEPMEN) :
- KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004 : Tata Cara Pembuatan Dokumen
Pelelangan (Dokumen Tender)
- KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001 : Jenis Rencana usaha dan/atau Kegiatan
wajib dilengkapi dengan Analisa
Menegenai Dampak Lingkungan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai
- SNI 03-2401-1991 : Tata Perencanaan umum Bendung
- SNI 03-2415-1991 : Metode Perhitungan Debit Banjir
- SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat
Ukur Arus Tipe Baling-Baling
- SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan
Pelampung Permukaan
- SNI 03-2822-1992 : Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai/Saluran
dengan Analisis Grafis
- SNI 03-2830-1992 : Metode Perhitungan Tinggi Muka Air dengan Cara Pias
berdasarkan Rumus Manning
- SNI 03-3444-1994 : Tata Cara Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Tampang Ganda
dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus Manning
- SNI 03-3961-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri
dengan Pengendapan
- SNI 03-3962-1995 : Metode Pengujian Distribusi Butir Sedimen Layang Secara
Gravimetri dengan Ayakan
Pedoman Teknis :
- Pd. T-01-2003-A : Tata Cara Desain Hidraulik Bangunan Pengambil pada Bendung
Tyrol
- Pd. T-01-2004-A : Perencanaan Hidraulik Bendung dan Pelimpah Bendungan Tipe
Gergaji
- Pd. T-09-2004-A : Perencanaan Bendung Karet Isi Udara
- Pd. T-02-2005-A : Analisis Daya Dukung Tanah Fondasi Dangkal Bangunan Air
Rancangan Pedoman Teknis :
- Pd T-xx-200x-A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
- Pd T-xx-200x-A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
- Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk
- Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Perencanaan Bendung Bronjong
- Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Hidraulik Bendung Tetap
- Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Bendung Gerak
3.1.2. Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar dengan
masalah yang terjadi selama banjir tidak besar. Bendung gerak dapat digunakan
untuk mengatur muka air di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai
dengan kebutuhan irigasi.
3.1.3. Bendung tipe gergaji adalah bendung tetap dengan tata letak mercu pelimpah
menyerupai gigi gergaji guna diperoleh lebar efektif pelimpah yang lebih panjang
3.1.4. Bendung saringan bawah (tyroll) adalah bendung dengan pengambilan pada dasar
sungai, dilengkapi dengan beberapa tipe saringan, contoh : bendung tyroller
3.1.5. Lebar efektif bendung adalah panjang mercu bendung bruto dikurangi dengan lebar
pilar dan pintu pembilas
3.1.6. Mercu adalah bagian atas dari pelimpah atau tanggul.
3.1.7. Ogee adalah salah satu tipe mercu bendung yang permukaannya mengikuti
persamaan tertentu, hasil percobaan USCE.
3.1.8. Pangkal bendung adalah kepala bendung, abutment.
3.2. Bangunan pelengkap adalah bangunan-bangunan yang akan ditambahkan pada
bangunan utama untuk keperluan pengukuran debit dan muka air sungai,
pengoperasian pintu, peralatan komunikasi, jembatan di atas bendung, atau instalasi
air tenaga mikro/mini.
3.2.1. Bangunan pembilas (penguras) adalah bangunan pada tubuh bendung tepat di hilir
pengambilan, guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan
2 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
3 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan
dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan
dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk
mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk
menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa
menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
4.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun tenaga
pendukung dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian pekerjaan baik
dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
4.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan berikut
ini :
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung yang
berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain bendung meliputi :
4 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
5 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
5.2. Survey
Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan detail desain adalah sebagau
berikut :
1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-
200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-
2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Sesuai dengan KP-02, SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama, pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain bendung
meliputi :
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan Situasi Sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala
minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir dari
letak bangunan bendung rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi
sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali
dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup
lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai
agar diperoleh informasi mengenai bentu denah sungai dan juga untuk merencanan
tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik
tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan lengkap dengan
koordinat dan elevasinya.
b) Pengukuran Topografi dan Pemetaan Detail Situasi Bendung
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500 untuk areal
dengan luas ≤ 50 Ha. Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi
bangunan utama secara lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian
dan garis ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
2) Survey Hidromteri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ;
mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir;
geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur
sungai atau saluran yang terbuka lurus.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis;
tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua kali
dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit
dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode
pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran
debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap
bulannya
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang harus
dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan kalibrasi
secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik
6 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
2) Sumur Uji
Sumur uji dilakukan pada lokasi calon sumber bahan material (borrow area) untuk
pembangunan bendung.
3) Pengeboran Tangan (Hand Bor)
Pengeboran tangan dilakukan pada lokasi calon tapak bangunan masing-masing 1 titik
pengeboran.
7 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1) Laboratorium Sedimen
Uji laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang
terbawa oleh aliran sungai. Uji laboratorium sedimen meliputi :
a) Sedimen layang
i. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994,
maka metode pengujian laboratorium sedimen layang digunakan peralatan
Piknometer sesuai dengan SNI 03-4145-1996 dengan tujuan mengetahui kadar
sedimen layang.
ii. Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah
permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka
metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan sesuai
SNI 03-3961-1995 dengan tujuan mengetahui kadar sedimen layang. Sedangkan
untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan
sesuai SNI 03-3962-1995.
b) Sedimen dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2) Penyelidikan geoteknik laboratorium
Penyelidikan geoteknik laboratorium diperlukan untuk mengetahui index dan engineering
properties, dalam pelaksanaannya mengacu pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan
Geoteknik. Adapun uji tersebut meliputi :
a) Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan
batas-batas atterberg.
b) Engineering properties, mencakup : direct shear test, unconfined compression test,
tes konsolidasi dan compaction test.
5.6. Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan detail desain bendung
mengacu pada KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan
Bangunan Utama berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun untuk
tubuh bendung sedangkan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta kontrol keamanan
bangunan utama digunakan debit banjir kala ulang 1000 tahun.
Pendekatan metode perhitungan frekwensi debit banjir yang dipengaruhi oleh debit, curah
hujan, luas DAS serta karakteristik penutup lahan sesuai dengan SNI 03-2415-1991 adalah
sebagai berikut :
1) Jika data debit sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun) ; maka digunakan
metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir, sehingga analisisnya dapat langsung
dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal ;
2) Jika data debit sungai yang tersedia < 20 tahun dan > dari 10 tahun maka digunakan
metode analisis regional ;
3) Jika data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun maka digunakan metode puncak banjir
di atas ambang ;
4) Jika data yang ada berupa parameter hujan dan karakteristik DAS, maka pendekatan
analisisnya menggunakan metode empiris, yang terdiri :
a) Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah
tangkapan yang kecil (< 40 Ha)
8 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
b) Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas <
100 km2
c) Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas > 100
km2
d) Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS
e) Metode Hidrograf Satuan
f) Metode US – Soil Conservation Service
5) Jika selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang Model matematik digunakan
apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data
debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.
5.7. Analisis Laju Transport Sedimen
Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per
satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan
Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
5.8. Perencanaan Bendung
Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu bendung, mercu dan
tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap hilir, bangunan pengambil, bangunan
pembilas, bangunan pengarah arus, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok pangkal
bendung, saringan sampah dan batu bongkah, lantai undik atau dinding tirai, bangunan
penangkap sedimen sesuai dengan SNI 03-2401-1991.
5.9. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan
pembangunan bendung yang merlukan kajian ANDAL harus, jika bendung melayani areal
irigasi seluas ≥ 2000 Ha
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama
yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan
penting
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup
iv. perumusan RKL dan RPL
9 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
10 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
b) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan bulanan
dan triwulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
c) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya atau image filenya.
3) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek.
5.17. Pelaporan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
- Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
- Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
- Jadwal kegiatan Penyedia Jasa
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metodologi
pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan lapangan, dan rencana
kerja berikutnya.
Laporan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal………………
2) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
- Uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
- Daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
- Daftar Rencana kegiatan pada bulan berikutnya
- Mobilisasi dan Demobilisasi personil dan Daftar Hadir personil dan kegiatan masing-
masing pada bulan tersebut
- Realisasi Progress Kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang telah
diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
3) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi bendung.
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-
lambatnya tanggal………………
4) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang kegiatan
hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil Investigasi lanjutan topografi,
11 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
detail desain bendung harus memuat :
12 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah
pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
Satuan
No. Uraian
Pengukuran
13 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Bibliografi
Badan Standardisasi Nasional, 2002, RSNI T-04-2002, Tata Cara Desain Hidarulik Tubuh
Bendung Tetap dengan Peredam Energi Tipe MDO dan MDS, Jakarta
Badan Standardisasi Nasional, 2003, Pd T-01-2003, Tata Cara Desain Hidarulik Bangunan
Pengambil pada Bendung Tyrol, Jakarta
Mawardi, Erman, Drs., Dipl., AIT., Alfabeta CV, 2004, Desain Hidrolik Bendung Tetap untuk
Irigasi Teknis, Bandung.
14 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
LAMPIRAN A
Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan
Pekerjaan Detail Desain Bendung serta Produk yang dihasilkan
MULAI
LAPORAN
PENDAHULUAN
DISKUSI TIDAK
PENDAHULUAN
YA
Survey Hidrometri :
Penyelidikan Geoteknik -Sampling Sedimen
Pengukuran Topografi
Lapangan -Pengukuran tinggi
muka air, kecepatan dan
debit
Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)
Analisis Hidarulika
dan Analisis Sosek
Transport Sedimen
KONSEP DESAIN
BENDUNG
LAPORAN
INTERIM
TIDAK
DISKUSI INTERIM
YA
FINAL DESAIN
BENDUNG
ALBUM GAMBAR
ANALISIS EKONOMI
DESAIN Penysunan Andal
TEKNIK
DRAFT FINAL
Penyusunan
LAPORAN AKHIR
BOQ dan RAB
DISKUSI TIDAK
LAPORAN
AKHIR
YA
SELESAI
15 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
LAMPIRAN B
(Normatif)
Lampiran B.1 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Bendung
1. LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah
pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi
tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran
permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang,
misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada
serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak
didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL
dengan skala minimum 1 : 250.000 atau yang lebih detail.
b) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun
curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik
debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran
sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989.
Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada instansi bmg dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif,
lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat diperoleh
pada instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan
minimum selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan
sungai eksiting misalkan bendung.
c) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000
sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata
Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh
pada Instansi terkait.
d) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan
yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan
BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan
geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
17 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
6.1.2. Survey
Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan detail desain adalah
sebagau berikut :
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada
Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang
bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi
daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang
diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas
data yang sudah ada diragukan lagi. Sesuai dengan KP-02, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan
Utama, pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan
kegiatan detail desain bendung meliputi :
i. Pemetaan situasi sistem sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah
hulu dan ke hilir dari letak bangunan bendung rencana dan melebar 250
m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan
garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis
ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang
sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar
diperoleh informasi mengenai bentu denah sungai dan juga untuk
merencanan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga
harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di
sekitar daerah pemetaan lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
ii. Pengukuran detail situasi bendung
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500
untuk areal dengan luas ≤ 50 Ha. Peta detil harus memperlihatkan
bagian-bagian lokasi bangunan utama secara lengkap. Peta ini harus
dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap
0,25 m.
b) Survey Hidromteri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil;
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai atau saluran yang
terbuka lurus.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan
mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit
dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika
kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode
waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran
tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
18 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
19 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
20 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
23 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
24 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
25 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
3. Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep perencanaan bendung
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout check dam, analisis
dampak lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan Economic
Internal Rate of Return, rencana anggaran biaya.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005
5. Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan bendung 1 : 100 – 1 :
200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 – 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005
6. Dokumen tender
Dokumen Tender terdiri atas:
i. rencana anggaran biaya (RAB)
ii. gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
iii. gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
iv. dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:
- tender drawing
- spesifikasi umum dan spesifikasi teknis
- rencana pelaksanaan fisik dan construction method
- daftar kuantitas dan harga satuan
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005
7. Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Buku ukuran dan laporan pengukuran topografi dan pemetaan harus
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal 15 Agustus 2005
ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik
Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
selambat-lambatnya tanggal 15 Agustus 2005
iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
26 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
27 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Kriteria desain bendung disusun berdasarkan jenis bangunannya, dengan susunan sebagai
berikut :
1) Bendung Cerucuk Sederhana
a) Pertimbangan perencanaan
Pertimbangan perencanaan bendung ini adalah merupakan saran pengalihan air dari
badan sungai yang biasanya digunakan di pedesaan karena mempunyai teknologi
yang sederhana baik konstruksi maupun cara pembuatannya pembuatannya dapat
dikerjakan sendiri oleh masyarakat desa dengan biaya yang relatif murah sesuai Pd
T-xx-200x : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk
b) Persyaratan perencanaan
Berdasarkan Pd T-xx-200x : Tata Cara Perencanaan Bendung Cerucuk persyaratan
yang perlu diperhatikan adalah bendung ini ditempatkan pada ruas sungai yang
relatif lurus dan dasarnya tidak terlalu keras dengan lebar dasar sungai tidak lebih
dari 10 meter.
c) Bagian-bagain dan Dimensi Bendung Cerucuk
Bagian-bagian dan dimensi bendung cerucuk sesuai dengan Pd T-xx-200x : Tata
Cara Perencanaan Bendung Cerucuk sebagai berikut :
(1) Tubuh bendung, adapun dimensinya adalah sebagai berikut :
- panjang tubuh bendung (B) maksimal 10,0 m;
- tinggi bendung (H) maksimal 1,0 m;
- lebar mercu bendung (M) minimal 1,0 m;
- pangkal bendung masuk ke tebing sungai (D) minimal 1,0 m;
- jarak tiang pada baris cerucuk (a) paling panjang 1,0 m;
- jarak antar baris cerucuk (b) paling panjang 0,5 m;
- lebar galian pangkal bendung (L) paling pendek sebesar M + 1,0 m
- material bahan tubuh bendung adalah kayu atau bambu jenis keras
1. Tubuh bendung
2. Sayap bendung
3. Lantai hilir bendung
- panjang sayap bagian hulu yang sejajar tebing sungai dibuat sampai ke tepi
hulu mulut bangunan pengambilan (intake) yang selanjutnya sayap dibuat
miring dengan sudut ± 450
- panjang sayap hilir yang sejajar dengan tebing sungai dibuat paling sedikit
sampai ke ujung lantai hilir, kemudian sayap dibuat miring dengan sudut ± 450
(3) lantai hilir, dimensinya ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
- panjang lantai hilir paling minimal adalah 3,0 m;
- lantai hilir bendung terbuat dari hamparan bahan pengisi yang berupa batu kali
φ 15 - 30 cm anyaman bambu atau karung plastik yang diisi pasir.
29 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
30 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
iv. bangunan pengambil Tyrol hanya sesuai untuk dibangun pada ruas sungai
dengan angkutan sedimen dominan fraksi kasar, dan prosentase muatan fraksi
dengan diameter ≤ 5 mm tidak lebih dari 25 persen dari jumlah angkutan sedimen
total.
v. bangunan pengambil Tyrol harus dilengkapi dengan penangkap pasir, sehingga
harus tersedia lahan, lokasi dan perbedaan tinggi (head) untuk fasilitas bangunan
tersebut;
vi. bangunan pengambil Tyrol jangan dipilih jika diperkirakan menuntut cara-cara
operasi, biaya eksploitasi, dan pemeliharaan yang sulit dan mahal.
c) Persyaratan Kemanan Bangunan
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkap lainnya perlu didesain dengan
memperhatikan keamanan bangunan ditinjau dari segi hidraulik, struktural, operasi
dan pemeliharaan.
(1) Kemanan hidraulik
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus diperhitungkan
aman terhadap :
- bahaya luapan pada bangunan tembok pangkal, tembok sayap udik dan hilir;
- bahaya penggerusan setempat, degradasi dasar sungai dan penggerusan
tebing;
- bahaya erosi buluh akibat aliran di bawah dan di samping bangunan;
- bahaya kavitasi;
- bahaya akibat perubahan perilaku sungai.
(2) Kemanan Struktural
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus memenuhi
persyaratan kekuatan dan kestabilan struktur baik secara satu kesatuan maupun
bagian per bagian dengan rincian meliputi :
- kekuatan terhadap benturan batu dan angkutan benda padat lainnya;
- kestabilan bangunan terhadap guling, geser dan penurunan.
(3) Keamanan Operasi dan Pemeliharaan
i. keamanan operasi : bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkap
seperti pintu pengatur debit, penangkap pasir dan bagian-bagiannya agar
didesain untuk dapat dioperasikan dengan mudah, aman dan efisien;
ii. pemeliharaan : untuk menjaga fungsi dan keamanan bangunan setelah
beroperasi diperlukan pemeliharaan dan pemantauan berkala; hal-hal yang
perlu dipelihara yaitu :
- saringan dari sumbatan batu, sampah dan mengganti batang-batang yang
rusak;
- pembersihan berkala gorong-gorong pengumpul dari endapan sedimen
secara hidraulik;
- pembilasan penangkap pasir secara periodik.
- pemeliharaan dan perbaikan lapisan tahan aus dan rip-rap
d) Desain Hidraulik
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam detail desain bendung adalah
sebagai berikut :
(1) Pra Desain Hidraulik
Kegiatan pra desain meliputi :
31 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
(a) Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data
yang diperlukan yaitu :
i. data topografi berupa :
- peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala 1 : 50.000;
- peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta
detail dengan skala minimum 1 : 5000
ii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara
horisontal maupun vertikal;
iii. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah
sungai, kemiringan dasar sungai;
iv. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan
gradasi angkutan sedimen dasar;
v. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit
banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vi. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi
serta kegempaan di daerah calon lokasi
vii. data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan serta sifat
teknik tanah di sekitar calon lokasi;
viii. data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang tersedia, jenis dan
ketahanan umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta persyaratan
kualitas bahan bangunan;
ix. data lingkungan dan ekologi
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat
masukan data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan
memperkirakan masalah yang akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan
atas beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan
faktor-faktor lain; topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya;
geoteknik; lingkungan; pelaksanaan bangunan; dan mobilitas peralatan;
(d) penentuan debit desain mencakup :
i. debit desain banjir dengan kala ulang 100 tahun digunakan untuk
mendesain bangunan pelimpah dan tembok pangkal;
ii. debit desain sebesar debit alur penuh untuk bangunan peredam energi
iii. debit andalan tertentu sesuai kebutuhan untuk kebutuhan irigasi dan
kebutuhan pembilasan sedimen di gorong-gorong pengumpul serta
penangkap pasir
(2) Penentuan Bentuk dan Dimensi Bangunan
Penentuan bentuk dan dimensi bangunan bendung tyrol sesuai dengan Pd. T-01-
2003-A adalah sebagai berikut :
(a) panjang mercu
i. diperhitungkan terhadap kemampuan melewatkan debit banjir rencana
dengan tinggi jagaan yang cukup;
ii. sama dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur dan
umumnya ditentukan sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata pada ruas
sungai yang stabil;
32 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Gorong-gorong pengumpul
Tubuh Bendung
Lantai udik
Saringan
Penangkap pasir
Denah
35 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Mercu Saringan
N
L
Batu candi
R.
Batu candi
O,
8O
Batu candi
M
Gorong-gorong penyalur
Mercu
Puncak
Penangkap pasir
Mercu
Tembok pangkal
Bagian awal Bagian akhir
Potongan Memanjang
Mercu Saringan
Lantai udik
Gorong-gorong penyalur
Potongan melintang
36 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Bangunan bendung pelimpah mercu bulat dan bangunan pelengkap lainnya perlu
didesain dengan memperhatikan keamanan bangunan ditinjau dari segi hidraulik,
struktural, operasi dan pemeliharaan.
(1) Kemanan hidraulik
Bangunan utama dan bangunan pelengkapnya harus diperhitungkan aman
terhadap :
- bahaya luapan pada bangunan tembok pangkal, tembok sayap udik dan hilir;
- bahaya penggerusan setempat, degradasi dasar sungai dan penggerusan
tebing;
- bahaya erosi buluh akibat aliran di bawah dan di samping bangunan;
- bahaya kavitasi;
- bahaya akibat perubahan perilaku sungai.
(2) Kemanan Struktural
Bangunan utama dan bangunan pelengkapnya harus memenuhi persyaratan
kekuatan dan kestabilan struktur baik secara satu kesatuan maupun bagian per
bagian dengan rincian meliputi :
- kekuatan terhadap benturan batu dan angkutan benda padat lainnya;
- kestabilan bangunan terhadap guling, geser dan penurunan.
(3) Keamanan Operasi dan Pemeliharaan
i. keamanan operasi : bangunan utama dan bangunan pelengkap seperti pintu
pengatur debit, penangkap pasir dan bagian-bagiannya agar didesain untuk
dapat dioperasikan dengan mudah, aman dan efisien;
ii. pemeliharaan : untuk menjaga fungsi dan keamanan bangunan setelah
beroperasi diperlukan pemeliharaan dan pemantauan berkala; hal-hal yang
perlu dipelihara yaitu :
- saringan dari sumbatan batu, sampah dan mengganti batang-batang yang
rusak;
- pembersihan berkala gorong-gorong pengumpul dari endapan sedimen
secara hidraulik;
- pembilasan penangkap pasir secara periodik.
- pemeliharaan dan perbaikan lapisan tahan aus dan rip-rap
d) Desain Hidraulik
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam detail desain bendung adalah
sebagai berikut :
(1) Pra Desain Hidraulik
Kegiatan pra desain meliputi :
(a) Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data
yang diperlukan yaitu :
i. data topografi berupa :
- peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala minimal 1 :
50.000;
- peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta
detail dengan skala minimum 1 : 5000
ii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara
horisontal maupun vertikal;
37 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
iii. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah
sungai, kemiringan dasar sungai;
iv. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan
gradasi angkutan sedimen dasar;
v. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit
banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vi. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi
serta kegempaan di daerah calon lokasi
vii. data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan serta sifat
teknik tanah di sekitar calon lokasi;
viii. data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang tersedia, jenis dan
ketahanan umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta persyaratan
kualitas bahan bangunan;
ix. data lingkungan dan ekologi
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat
masukan data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan
memperkirakan masalah yang akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan
atas beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan
faktor-faktor lain; topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya;
geoteknik; lingkungan; pelaksanaan bangunan; dan mobilitas peralatan;
(d) penentuan debit desain mencakup :
i. debit desain banjir dengan kala ulang 100 tahun digunakan untuk
mendesain bangunan pelimpah dan tembok pangkal;
ii. debit desain sebesar debit alur penuh untuk bangunan peredam energi
iii. debit andalan tertentu sesuai kebutuhan untuk kebutuhan irigasi dan
kebutuhan pembilasan sedimen di gorong-gorong pengumpul serta
penangkap pasir
(2) Penentuan Bentuk dan Dimensi Bangunan
Penentuan bentuk dan dimensi bangunan bendung pelimpah mercu bulat sesuai
dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Hidraulik Bendung adalah sebagai
berikut :
(a) panjang mercu
i. diperhitungkan terhadap kemampuan melewatkan debit banjir rencana
dengan tinggi jagaan yang cukup;
ii. sama dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur dan
umumnya ditentukan sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata pada ruas
sungai yang stabil;
iii. material konstruksi untuk mercu digunakan pasangan dengan lapisan
tanah aus (batu candi)
(b) bentuk dan dimensi mercu;
i. mercu dipilh bulat karena mudah dalam pelaksanaan;
ii. lebih tahan terhadap benturan batu gelundung, bongkah dan sebagainya;
iii. persyaratan minimum radius mercu bendung yaitu 0,7 h < R < h;
iv. kemiringan hilir kaki pelimpah 1 : 1 dengan tujuan menghindari kavitasi
(c) tinggi mercu;
didesain untuk kebutuhan tinggi energi bagi penyadapan, pembilasan dan
kebutuhan pengendalian angkutan sedimen serta menghindarkan terjadinya
timbunan sedimen dan sampah;
38 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
i. tidak lebih dari 4,0 m dan minimum 0,5 H (tinggi muka air di hulu
bendung);
ii. jika lebih maka perlu dilakukan pengaturan peninggian elevasi dasar lantai
hulu bendung.
(d) tinggi muka air di atas mercu;
i. maksimum tinggi muka air 4,0 m;
ii. jika > 4,0 m maka perlu dilakukan pelebaran bendung;
iii. jika pelebaran tidak memungkinkan lagi maka perlu dilakukan uji model.
(e) bangunan pengambilan tunggal
kriteria desain bangunan pengambilan sesuai dengan Pd T-xx-200x-A : Tata
Cara Desain Hidraulik Bendung Tetap, sebagai berikut :
i. perletakan berada pada tikungan luar sungai dengan sudut pengambilan
900 atau menyudut (450–600) terhadap sumbu bangunan pembilas;
ii. lubang pengambilan ditentukan berdasarkan kebutuhan air maksimum
baik untuk pemasokan maupun pembilasan di kantong lumpur;
iii. jika pengambilan menggunakan pintu yang dioperasikan secara manual
maka lebar pintu maksimal 2,5 m
(f) bangunan pengambilan ganda (bendung pelimpah biasa)
kriteria desain bangunan pengambilan sesuai dengan Pd T-xx-200x-A : Tata
Cara Desain Hidraulik Bendung Tetap, sebagai berikut :
i. terjadi jika kondisi daerah irigasi berada di kanan dan kiri bendung; pintu
intake ditempatkan di pilar pembilas;
ii. gorong-gorong penyeberang aliran di tempatkan di dalam tubuh bendung
dengan kecepatan aliran 2,5 m/dt;
iii. pembilas sedimen ditempatkan di pengeluaran gorong-gorong;
iv. trashrack di pasang di mulut bangunan intake dan pembilas yang terbuat
dari pipa besi bulat berjarak 20 cm
(g) lantai bangunan pengambilan
kriteria desain lantai bangunan pengambilan sesuai dengan Pd T-xx-200x-A :
Tata Cara Desain Hidraulik Bendung Tetap, sebagai berikut :
i. ditentukan datar dengan ketinggian sama dan 0,5 m di atas plat
undersluice;
ii. jika bangunan pembilas tanpa undersluice maka tinggi lantai diatas lantai
hulu bendung :
- 0,5 m, jika sungai mengakut lanau;
- 1,0 m, jika sungai mengakut pasir dan kerikil;
- 1,5 m, jika sungai mengakut pasir dan kerikil;
39 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
iii. balok beton pengikat dengan ukuran lebar 0,5 – 0,7 m, tebal 0,2 – 0,4 m
serta pada ketinggian minimal 1,0 m dari atas mercu bendung;
iv. pondasi tiang yang kedalamannya disesuaikan dengan elevasi dasar
sungai dan lantai undersluice
(n) peredam energi :
Lengkapi bangunan dengan peredam energi untuk mencegah penggerusan
setempat dengan memperhatikan :
i. debit desain untuk bangunan peredam energi;
ii. tinggi terjunan;
iii. penggerusan setempat;
iv. degradasi sungai setempat
41 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
iv. kedalaman penanaman sekitar 2,0 m pada bagian hilir ambang dan 1,5 m
pada bagian kaki tembok sayap hilir
43 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Gambar B.9 Potongan melintang dan memanjang tubuh bendung pelimpah bulat
44 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
45 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
46 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
ii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara
horisontal maupun vertikal;
iii. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah
sungai, kemiringan dasar sungai;
iv. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan
gradasi angkutan sedimen dasar;
v. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit
banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vi. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi
serta kegempaan di daerah calon lokasi
vii. data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan serta sifat
teknik tanah di sekitar calon lokasi;
viii. data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang tersedia, jenis dan
ketahanan umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta persyaratan
kualitas bahan bangunan;
ix. data lingkungan dan ekologi
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat
masukan data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan
memperkirakan masalah yang akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan
atas beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan
faktor-faktor lain; topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya;
geoteknik; lingkungan; pelaksanaan bangunan; dan mobilitas peralatan;
(d) penentuan debit desain mencakup :
i. debit desain banjir dengan kala ulang 100 tahun digunakan untuk
mendesain bangunan pelimpah dan tembok pangkal;
ii. debit desain sebesar debit alur penuh untuk bangunan peredam energi
iii. debit andalan tertentu sesuai kebutuhan untuk kebutuhan irigasi dan
kebutuhan pembilasan sedimen di gorong-gorong pengumpul serta
penangkap pasir
(2) Penentuan Bentuk dan Dimensi
(a) bentuk dan tata letak gigi
i. pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas
pelimpahan terbesar. Namun demikian, dinding-dinding pelimpah bagian
ujung hulu dan hilir pada bentuk segitiga sangat dekat. Keadaan ini
mengakibatkan pelimpah bentuk segitiga sangat peka terhadap efek muka
air hilir dan mudah kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran menyilang
yang jatuh dari dinding-dinding pelimpah.
ii. pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi
pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah. keadaan ini menimbulkan
depresi terhadap muka air di atas pelimpah dan mengakibatkan
penurunan kapasitas pelimpah.
iii. bentuk dasar trapesium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik.
(b) pengaruh tinggi muka air hulu
i. pelimpah gergaji memberikan kinerja sangat baik untuk besaran
h
rendah.
p
47 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
h
ii. pada kondisi tinggi, debit dan kecepatan aliran menuju pelimpah
p
menjadi besar sehingga akan terjadi kontraksi aliran. Keadaan ini
mengakibatkan sebagian besar pelimpah bekerja dengan tinggi tekan
aliran yang lebih rendah daripada tinggi tekan aliran di sungai/saluran di
hulu pelimpah.
iii. berkaitan dengan karakteristik ini, disarankan agar tinggi muka air hulu
h
maksimum diambil pada domain ≤ 0,5
p
Ig
(c) besar nilai pelipatan panjang pelimpah,
b
i. secara umum dapat dikatakan bahwa nilai pelipatan kapasitas pelimpahan
Ig
akan naik setara dengan pertambahan nilai . Namun demikian, untuk
b
Ig
nilai > 8 akan diperoleh keadaan pertambahan kapasitas pelimpahan
b
yang tidak sebanding dengan tuntutan biaya yang diperlukan untuk
memperpanjang pelimpah;
Ig
ii. untuk pelimpah dengan = 8, pelipatan kapasitas pelimpahan sangat
b
peka terhadap kenaikan muka air hulu. Pelipatan kapasitas pelimpahan
h
turun dengan tajam untuk harga ≥ 0,2;
p
iii. jika dalam desain bendung gergaji dapat dilakukan pembatasan muka air
h
hulu hingga maksimum = 0,5, disarankan agar nilai pelipatan panjang
p
Ig
pelimpah bendungan tipe gergaji diambil dalam domain, ≤4
b
h
iv. jika tinggi muka air hulu dapat dibatasi hingga ≤ 0,25, maka nilai
p
Ig
pelipatan panjang pelimpah dapat diambil hingga ≤6
b
(d) besar sudut antara dinding sisi dan arah aliran, α
i. kapasitas pelimpah akan naik seiring dengan peningkatan sudut α
ii. untuk mengoptimalkan karakteristik ini, disarankan agar dipilih bentuk gigi
trapesium dengan besar sudut α= 0,75 αmaks, dengan αmaks adalah besar
sudut segi tiga terbesar yang dapat dicapai untuk menghasilkan harga
pelipatan panjang pelimpah tertentu
(e) aerasi dan muka air hilir
i. tanpa aerasi yang baik, kapasitas pelimpah bendung gergaji kana
menurun. aerasi dapat dilaukan dengan memasang pipa pemasik udara di
bagian hilir mercu
ii. penerapan bendung dan pelimpah gergaji pada kondisi aliran tidak
sempurna perlu dihindari
48 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
49 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
50 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
52 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
53 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
54 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
55 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
0,50 Ls ≤ Lpu ≤ Ls
(k) tembok sayap hulu dan hilir
Lengkapi bangunan dengan tembok sayap dengan memperhatikan:
i. bentuk dan dimensi peredam energi;
ii. geometri sungai di hilir dan sekitarnya;
iii. prediksi kedalaman penggerusan setempat dan degradasi dasar sungai
yang akan terjadi;
iv. stabilitas tebing;
v. tinggi muka air hilir pada debit desain ditambah dengan tinggi jagaan;
vi. panjang tembok sayap hulu ditentukan :
- kemiringan tembok diambil 1 : 1
- pertemuan dengan tembok pangkal dibuat menyudut kurang lebih dari
450
- bagi tebing yang tidak jauh dari sisi tembok pangkal bendung, ujung
tembok sayap hulu dilengkungkan masuk ke tebing dengan panjang
total tembok pangkal ditambah sayap hulu sesuai dengan RSNI T-04-
2002:
1,0 Ls ≤ Lsu ≤ 1,5 Ls
- bagi tebing sungai yang jauh dari sisi tembok p[angkal bendung atau
palung sungai di hulu bendung yang relatif jauh lebih lebar dibandingkan
dengan lebar pelimpah bendung maka tembok sayap hulu perlu
diperpenjang dengan tembok pengarah arus yang panjangnya diambil
minimum sesuai dengan RSNI T-04-2002:
2 x Lpu
vii. panjang tembok sayap hilir (Lsi) :
- kemiringan tembok diambil 1 : 1
- panjang tembok dihitung dari ujung hilir lantai peredam energi diambil
sesuai dengan RSNI T-04-2002 :
Ls ≤ Lsi ≤ 1,5 Ls
viii. jika tinggi tembok sayap lebih dari 4,0 m maka perlu dibuat bertangga
dengan :
Lsi = panjang tembok sayap hilir dari ujung hilir lantai peredam energi ke
hilir, meter
Lsu = panjang tembok sayap hulu, meter
Lpu = panjang tembok pangkal hulu bendung dari sumbu mercu bendung
ke hulu, meter
Ls = panjang labtai peredam energi, meter
(l) lantai hulu dan hilir
Dimensi bangunan pelengkap ini dtentukan dengan memperhatikan
permeabilitas tanah, kemungkinan degradasi dasar sungai dan penggerusan
setempat di hilir bangunan, dan kebutuhan pengurangan daya angkat air. Hal
itu dilakukan agar tidak meliebihi kekuatan dan stabilitas bangunan.
(m) Rip – rap
Lengkapi bangunan dengan rip-rap yang berfungsi sebagai pelindung
bangunan terhadap bahaya penggerusan sesuai dengan Pd T-xx-200x-A :
Tata Cara Desain Hidraulik Bendung Tetap, dengan kriteria :
i. ditempatkan di bagian hilir ambang akhir sepanjang tembok sayap hilir;
ii. material rip-rap berupa bongkahan batu dengan kriteria bulat, padat, keras
dengan berat jenis batu 2,4 t/m3;
57 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
iii. material rip-rap berupa blok beton dengan 1,0 x 1,0 x 1,0 m dan 0,5 x 0,5
x 0,5 m;
iv. kedalaman penanaman sekitar 2,0 m pada bagian hilir ambang dan 1,5 m
pada bagian kaki tembok sayap hilir
(n) Perlengkapan lainnya
i. Sumber tenaga listrik cadangan
Pada pintu-pintu air yang sumber tenaga utamanya diperoleh dari jaringan
komersil, maka diperlukan adanyalistrik cadangan.
ii. Gedung pusat operasi pintu
Dalam gedung ini terdapat kantor, ruang pembangkit listrik cadangan,
ruang operasi, ruang operasi, ruang petugas jaga malam dan lain-lain
iii. Alat ukur tinggi muka air
Alat ukur tinggi muka air dipasang di hulu dan hilir bendung. Pada
bangunan penerus, maka alat ukur tinggi muka air dipasang, di dalam
kolam tunggu. Tinggi muka air pada masin-masing lokasi dapat dibaca
langsung dari dalam ruang operasi.
iv. Sarana penerangan
Sarana penerangan yang memadai haruslah dipasang untuk menerangi
daun pintu, jembatan inspeksi, ruang operasi dan semua tempat-tempat
yang diperlukan untuk kelancaran operasi pintu.
v. Tangga inspeksi
Tangga inspeksi harus diadakan pada permukaan perkuatan lerang
tanggul kiri dan tanggul kanan baik di lereng belakang maupun di lereng
depan. Lebar efektif tangga minimum 1 mdan terbuat dari blok-blok beton.
vi. Tangga untuk ruang operqasi pintu
Konstruksi dan lokasi tangga supaya disesuaikan dengan keadaan
sekitarnya, keseimbangan antara pilar pintu dan ruang operasi serta
keamanan terhadap kemungkinan kecelakaan
7) Bendung Karet
a) Pertimbangan Perencanaan
Pertimbangan pemilihan bendung karet berdasarkan Pd T-09-2004-A adalah sebagai
berikut :
- Alternatif penerapan bendung jenis lain yang lebih murah tanpa mengabaikan
efektifitasnya bagi tujuan dibangunnya bendung;
- Bendung karet hanya diterapkan pada kondisi yang apabila digunakan bendung
tetap akan menimbulkan peningkatan ancaman banjir yang sulit diatasi;
- Alternatif bendung karet dipilih apabila bendung gerak jenis lain tidak bisa
menjamin kepastian pembukaan bendung pada saat banjir datang, mengingat
daerah yang harus diamankan terhadap ancaman banjir datang, mengingat daerah
yang harus diamankan terhadap ancaman banjri merupakan kawasan penting.
b) Persyaratan Perencanaan
Persyaratan pemilihan bendung karet berdasarkan Pd T-09-2004-A adalah sebagai
berikut :
i. Kondisi alur sungai, meliputi :
58 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
59 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
d) Desain Hidraulik
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam detail desain bendung adalah
sebagai berikut :
(1) Pra Desain Hidraulik
Kegiatan pra desain meliputi :
(a) Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data
yang diperlukan yaitu :
i. data topografi berupa :
- peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala minimum 1 :
50.000 atau yang lebih detail;
- peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta
detail dengan skala minimum 1 : 5000
ii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara
horisontal maupun vertikal;
iii. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah
sungai, kemiringan dasar sungai;
iv. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan
gradasi angkutan sedimen dasar;
v. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit
banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vi. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi
serta kegempaan di daerah calon lokasi
vii. data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan serta sifat
teknik tanah di sekitar calon lokasi;
viii. data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang tersedia, jenis dan
ketahanan umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta persyaratan
kualitas bahan bangunan;
ix. data lingkungan dan ekologi
(b) peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat
masukan data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan
memperkirakan masalah yang akan timbul;
(c) penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan
atas beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan
faktor-faktor lain; topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya;
geoteknik; lingkungan; pelaksanaan bangunan; dan mobilitas peralatan;
(d) penentuan debit desain mencakup :
i. debit desain banjir dengan kala ulang 100 tahun digunakan untuk
mendesain bangunan pelimpah dan tembok pangkal;
ii. debit desain sebesar debit alur penuh untuk bangunan peredam energi
iii. debit andalan tertentu sesuai kebutuhan untuk kebutuhan irigasi dan
kebutuhan pembilasan sedimen di gorong-gorong pengumpul serta
penangkap pasir
(2) Penentuan Bentuk dan Dimensi
(a) elevasi mercu bendung
Mercu bendung diletakkan pada elevasi yang diperlukan untuk pelayanan
muka air pengambilan, atau didasarkan pada perhitungan bagi penyediaan
volume tampungan air di hulu bendung.
(b) pembendungan
60 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
61 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
62 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
8) Perencanaan stabilitas
a) Fondasi
Fondasi bendung karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fondasi langsung
yang dibangun di atas lapisan tanah yang kuat dan fondasi tidak langsung (dengan
tiang pancang) yang dibangun pada lapisan lunak.
Pada fondasi langsung, fondasi bendung karet yang menahan bangunan atas yang
relatif ringan membutuhkan massa yang lebih besar untuk menjaga stabilitas
terhadap penggulingan dan penggeseran. Untuk penghematan biaya konstruksi,
fondasi dibuat dari sel-sel beton bertulang yang diisi dengan pasangan batu.
63 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
CL ≤
∑ (L /3) + ∑ L
H V
ΔH
dengan :
LH = panjang bagian horisontal permukaan dasar pondasi (m)
LV = panjang bagian vertikal permukaan dasar pondasi (m)
ΔH = beda tinggi muka air hlu dan hilir, diambil = H (m)
CL = koefisien Lane yang tergantung pada jenis tanah dasar pondasi
c) Stabilitas pondasi
(1) Stabilitas terhadap penggulingan
Pemeriksaan stabilitas terhadap penggulingan dihitung dengan persamaan :
S FR =
∑M T
≥1,5
∑M R
dengan :
SFR adalah faktor keamanan terhadap guling
MR adalah momen gaya-gaya penggulingan terhadap ujung hilir pondasi (Nm)
MT adalah momen gaya-gaya penahan terhadap ujung hilir pondasi (Nm)
(2) Stabilitas terhadap penggeseran
Pemeriksaan stabilitas terhadap penggulingan dihitung dengan persamaan :
S FS =
∑F T
∑F R
dengan :
SFS adalah faktor keamanan terhadap geser
FS adalah gaya-gaya penggeser (N)
FT adalah gaya-gaya penahan (N)
(3) Stabilitas terhadap gaya angkat
S FU =
∑F G
≥ 1,2
∑F U
dengan :
SFU adalah faktor keamanan terhadap pengangkatan
FU adalah gaya angkat air (N)
FG adalah gaya berat pondasi dan kekuatan tarik tiang pancang (N)
(4) Stabilitas tanah dasar
Dengan asumsi menggunakan pondasi langsung, pemeriksaan stabilitas dihitung
dengan rumus :
σa
S FB =
σ
dengan :
SFB adalah faktor keamanan daya dukung tanah
64 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
B ∑M
e= −
2 ∑V
dengan :
e adalah eksentrisitas gaya resultan (m)
B adalah lebar dasar pondasi (m)
M adalah momen terhadap gaya-gaya terhadap ujung hilir pondasi (Nm)
V adalah komponen gaya vertikal (N)
66 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
LAMPIRAN – C
1) Tahapan Desain
Tahapan desain hidrolik bendung yaitu seperti berikut :
i. Data awal seperti debit banjir desain sungai, debit penyadapan ke intake, keadaan
hidrolik sungai, tinggi muka air sungai saat banjir, elevasi lahan yang akan diairi telah
diketahui
ii. Perhitungan untuk penentuan elevasi mercu bendung
iii. Penentuan panjang mercu bendung
iv. Penetapan ukuran lebar pembilas dan lebar pilar pembilas
v. Perhitungan penentuan ketinggian elevasi muka air banjir di hulu bendung
vi. Penetapan ukuran mercu bendung dan tubuh bendung
vii. Perhitungan dimensi hidrolik bangunan intake
viii. Penetapan tipe, bentuk, dan ukuran bangunan peredam energi
ix. Perhitungan panjang lantai hulu bendung
x. Penetapan dimensi bangunan tembok pangkal, tembok sayap hulu dan tembok
sayapa hilir
Kriteria desain :
i. Tinggi muka air banjir di hulu bendung harus lebih rendah atau sama dengan 4 meter
ii. Tinggi mercu bendung ke dasar sungai di hilir harus lebih rendah atau sama dengan
10 meter
Desain mercu dan tubuh bendung dengan persyaratan, yaitu :
i. Bentuk mercu bendung tipe bulat, jari-jari pembulatan satu radius
ii. Bidang hilir tubuh bendung di bagian hilir mercu dibuat dengan kemiringan yang
perbandingannya yaitu 1 : 1
2) Data
i. Peta situasi sungai, skala 1 : 2000, dimana :
- Lebar palung sungai antara 50 – 60 m
- Elevasi dasar sungai rata-rata di sekitar rencana bendung + 82,70
ii. Peta daerah irigasi :
- Luas daerah irigasi yang akan diairi 6,229 hektar
- Elevasi lahan yang tertinggi yang akan diairi + 84,80
iii. Debit banjir desain sungai dan elevasi muka air hilir (tail water) pada Q100th = +85,56
m3/dt
iv. Debit desain intake = 7,70 m3/dt
3) Perhitungan Hidrolik Bendung
3.1) Penentuan elevasi mercu bendung
i. Elevasi mercu bendung dilakukan :
- Tinggi sawah yang akan dialiri = +84,80
- Tinggi air di sawah yang diambil = 0,10 m
- Kehilangan tekanan dari sawah ke saluran tersier = 0,10 m
- Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke saluran sekunder = 0,10 m
- Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran induk = 0,10 m
- Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran induk ke sedimen trap = 0,15 m
- Kehilangan tekanan akibat bangunan ukur = 0,40 m
- Kehilangan tekanan akibat sedimen trap ke intake = 0,25 m
- Kehilangan tekanan pada intake = 0,20 m
- Kehilangan tekanan akibat eksploitasi = 0,10 m
Jadi ketinggian elevasi mercu bendung = +86,30
67 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
ii. Perhitungan penetuan elevasi meru bendung dengan memperhatikan faktor tinggi
tekanan yang diperlukan untuk pembilasan sedime. Bednugn ini direncanakan
dilengkapi dengan penangkap sedimen dan bangunan pembilas lurus tipe
undersluice. Penangkap sedimen direncanakan dengan ukuran seperti berikut :
- Panjang penangkap sedimen = 70,0 m
- Panjang saluran pengantar ke penangkap sedimen = 30,0 m
- Kemiringan permukaan sedimen di penangkap sedimen = 0,00016
- Elevasi dasr penagkap sedimen di bagian hilir = +83,78
- Elevasi muka air di penangkap sedimen bagian hilir = +86,18
Cara perhitungan dilakukan seperti berikut :
- Elevasi permukaan air di kantong sedimen bagian hulu
El = 86,18 + (70 x 0,00016)
= +86,19 m
- Elevasi permukaan air di huu saluran pengantar/tepat di hilir intake
El = 86,18 + (70 + 30) x 0,00016
= +86,20 m
- Kehilangan tekanan pada intake diambil = 0,20
- Elevasi muka air di hulu intake :
El = 86,20 + 0,20
El = 86,40 m
- Kehilangan tekanan akibat eksploitasi diambil = 0,10
Jadi ketinggian elevasi mercu bendung +86,40 + 0,10 = +86,50
Kesimpulan :
- Ketinggian elevasi mercu bendung berdasarkan elevasi sawah yang akan diairi
+86,30
- Ketinggian elevasi mercu bendung berdasarkan kebutuhan tinggi tekanan yang
diperlukan untuk pembilasan + 86,50
- Jadi ketinggian mercu bendung ditetapkan pada elevasi + 86,50
3.2) Penentuan panjang mercu bendung
Panjang mercu bednung ditentukan 1,2 kali lebar sungai rat-rata. Lebar sungai
direncana lokasi bendung bervariasi antara 50 m sampai dengan 55 m/ lebar sungai
rata-rata diambil 52 m. Panujang mercu bendung yaitu 1,2 x 52 m = 62,4 m. Panjang
mercu ditetapkan 62,0 m.
3.3) Penentuan lebar lubang dan pilar pembilas
Lebar bangunan pembilas diambil 1/10 kali lebar sungai rata-rata yaitu 1/10 x 52,0 =
5,0 m. Pembilas dibuat 2 buah masing-masing 2,50 m. Lebar pilar pembilas ditetapkan
2 buah dengan lebar masing-masing pilar 1,50 m
3.4) Perhitungan panjang mercu bendung efektif
Panjang mercu efektif dihitung dengan menggunakan rumus :
Be = Bb – 2(n Kp + ka) He
Be = 62 – 2(2x0,01 + 0,1) He
Be = 62 – 0,24 He
3.5) Perhitungan tinggi muka air banjir di hulu bendung
Elevasi muka air banjir di hulu bendung dapat diketahui dengan menghitung tinggi
energi dengan menggunakan persamaan seperti berikut :
Qd = C x Be x He3/2
Koefisien debit pelimpah, C, nilainya dihitung dengan menggunakan persamaan :
C = 3,97 (He/Hd)0,12 dimana He = Ha
Dari persamaan diatas diperoleh nilai C = 2,19
Dari persamaan diatas tinggi energi dapat dihitung, yaitu :
Qd = C x Be x He3/2
dimana :
Qd = 700 m3/s
Be = 62 – 0,24 He
C = 2,19
68 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
69 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Q = 700 m3/dt
C = 1,70 (diperkirakan)
L = bentang sungai rata-rata di hilir = 70,0 m
2
⎛ Q ⎞ 3
Y = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ CxL⎠
2
⎛ 700 ⎞ 3
Y = ⎜⎜ ⎟⎟ = 3,26
⎝ 1,7 x 70 ⎠
Parameter energi
q
E=
g x z3
Panjang lantai dan kedalaman lantai peredam energi :
L/D2 = 1,26; L/D2 diperoleh dari grafik MDO
L = 1,26 x 7 = 8,28 ∼ 8,00 m
Kedalaman lantai peredam energi :
D/D2 = 1,28; D/D2 diperoleh dari grafik MDO
D = 1,28 x 3,26 = 4,173 ∼ 4,20 m
Tinggi ambang akhir :
a = 0,3 x 3,26
a = 0,97 ∼ 1,00 m
lebar ambang akhir :
b = 2a
b = 2 x 1,0
b = 2,0 m
5) Perhitungan Bangunan Hidrolik Bangunan Intake
5.1) Bentuk Intake
Intake didesain dengan bentuk biasa dengan lubang pengaliran terbuka dilengkapi
dengan dinding banjir. Arah intake terhadap sumbu sungai dibuat tegak lurus. Lantai
intake tanpa kemiringan dengan elevasi lantai sama tinggi dengan elevasi plat
undersluice.
5.2) Dimensi Lubang Intake
Dimensi lubang intake dihitung dengan persamaan :
Q =μ x b x a x 2 x g x z
dimana :
Qi = debit intake = 7,70 m3/dt
μ = koefisien debit = 0,85
b = lebar pintu (m)
a = tinggi bukaan pintu (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
Perbandingan antara lebar bukaan dan tinggi bukaan ditetapkan 2 : 1.
Perhitungan :
Q =μ x b x a x 2x g x z
7,70 = 0,85 x b x 1,20 x 2 x 9,81 x 0,2
b = 7,7/2,02 = 3,81
b diambil 4,0 m; dibuat 2 bukaan sehingga lebar pintu 2 x 2,00 m
Kesimpulan :
Lebar bukaan pintu intake = 2 x 2,0 m
Tinggi bukaan lubang intake = 1,20 m
71 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Y = bukaan pintu,
H = tinggi energi total di atas ambang di hulu pintu
Q = 0,94 x B x 0,63H x 2 x 9,81 x (H − 0,63H )
Qmax = 1,594 x B x H3/2
Q max
B= 3
1,594 x H 2
7,70
B= 3
= 4,83 m = 4,80 m
1,594 x 1 2
LH = 35,42 m
LP = 28,57 + (35,42/3) m
LP = 40,38 m
Jadi Lb yang dibutuhkan = 28,0 m
LP, hasil perhitungan = 40,38 m
LP = 40,38 > Lb = 28,00 OK
Panjang lantai hulu cukup memadai
7) Penentuan Dimensi Tembok Pangkal dan Tembok Sayap
7.1) Tembok Pangkal
a) Ujung tembok pangkal bendung tegak ke arah hilir ditempatkan di tengah-tengah
panjang lantai peredam energi. Dalam desain ini panjang dari mercu bendung
sampai dengan ujung ambang akhir yaitu 18,0 m. Jadi ujung tembok pangkal
bendung tegak ke arah hilir panjangnya 9,00 m.
b) Panjang pangkal tembok bendung tegak bagian hulu dihitung dari mercu bendung,
diambil sama dengan panjang lantai peredam energi yaitu 10,0 m
c) Elevasi dekzerk tembok pangkal dilukis mercu :
Elevasi mercu bendung +Ha+jagaan = +86,50 m +3,0 m +1,5 m = +91,00
d) Elevasi dekzerk tembok pangkal hilir mercu :
Elevasi dasar sungai + D2 + jagaan = +82,75 m + 3,26 m + 1,5 m = 87,51 m
7.2) Tembok Sayap
a) Panjang tembok sayap hilir
Lsi = 1,5 Ls
Lsi = 1,5 x 10,0
Lsi = 15,0 m
b) Elevasi dekzerk tembok sayap hilir : + 87,51
74 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
75 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
⎛ 1 − sinθ ⎞
P2 = γ w h 2 + 1 γ s h 22 ⎜ ⎟
2 ⎝ 1 + sinθ ⎠
= 1 x 5,75 + 0,5 x 1,6 x 1/3
= 5,55 + 0,27 = 6,02 t/m
Tekanan :
Tekanan air pada P1 = 3,55 x 1000 = 3550 kg/m2
Tekanan air pada P3 = 5,75 x 1000 = 5750 kg/m2
P1 + P3 3550 + 5750 kg
Tekanan air = = = 4650 2
2 2 m
Jumlah tekanan pada pintu :
2,16 x 3,55 x 4,650 = 35,66 ton
Kekuatan tarik = jumlah tekanan pada pintu x koefisien geser + berat sendiri pintu
Berat sendiri kayu = 2,20 x 2,16 x 0,20 x 0,16
= 0,152 ton
76 dari 77
RPT0-Pd T-xx-xxxx
77 dari 77